Make Up Water dan Air Umpan Ketel Pada Suatu Industri serta
Desalinasi Air Laut
: Mardanila apriani
Nim
: 03111003006
Kelas
:B
treatment
bertujuan
memperlakukan
atau
melunakkan
(menjernihkan) air dari sumber air yang sesuai dengan apa yang diperlukan untuk
sesuatu maksud. Sumber air tersebut dapat diambil dari surface water (air sungai,
laut) dan ground water (mata air, air sumur). Unit demineralisasi bertujuan untuk
memenuhi air yang sesuai dengan persyaratan-persyaratan boiler feed water.
Demin Plant terdiri dari dua train dengan flow rate 230 m3/h/train. Yang
diinstalasi out doors, tanpa atap dan di area yang tidak berbahaya. Pola operasi
nya yaitu sebagai berikut :
a. Demineralization Plant beroperasi secara kontinyu.
b. Masing-masing train akan beroperasi normal dengan dipindah secara
bergantian selama satu train atau saat regenerasi.
c. Air buangan regenerasi yang mengandung asam dan basa serta air
pembilas dari masing-masing resin dibuang melalui bak penetral (untuk
dinetralisasi).
d. Backwash water dari Activated Carbon Filters akan dialirkan ke Clean
Drain.
e. Selama operasi normal, operator akan tinggal di Utility Control Room
dahulu dengan gas Chlorine yang selanjutnya dipompakan ke pemakai. Air yang
sudah disteril dinamakan DW.
1.4. Unit Sistem Air Pendingin (Cooling Water)
Unit ini berfungsi untuk mensuplai air pendingin ke unit-unit proses,
fasilities utilities, ancilaries dan fasilitas offsite Bagian-bagiannya:
a. Menara pendingin (Cooling Water Tower).
b. Pompa air pendingin (Cooling Water Pump) sebanyak 5 normal, 1 stand by
kapasitas @ 7000 m3/hr pada tekanan 4,5 kg/cm2g.
c. Side Stream Filter dengan kapasitas 220 m3/hr.
d. Side Filter/ Start Up Pompa Cooling Water dengan kapasitas 660 m3/hr.
Langkah Proses:
Menara dirancang untuk mendinginkan air dari temperatur 45,5OC ke
33oC dengan wet bulb temperatur 29,1oC pada tipe counter flow. Menara terdiri
dari 10 cell dan 10 draft fan beserta masing-masing motornya dan dua buah
header supply utama untuk pendistribusian ke onsite dan utility area.
Fasilitas pengolahan air digabung dengan menara pendingin yang dilengkapi
injeksi gas chlorine, inhibitor korosi dan dispersant. Untuk menjaga mutu air,
sebagian air diolah di side stream filter. Pada bagian header supply ke area utility,
dilengkapi dengan on-line conductivity analizer untuk memonitor mutu dari air
pendingin.
2. Penyediaan Uap Boiler
PT. Pupuk Sriwijaya dalam hal ini menggunakan ketel uap pipa air sebagai
alat penghasil uap untuk keperluan industrinya.Dalam pabrik Pupuk Sriwijaya,
uap air diperlukan untuk melangsungkan beberapa proses produksinya antara lain
reforming unit, pada proses pembentukan ammonia dan lain-lain. Ketel uap
adalah alat yang dapat menggunakan berbagai jenis bahan bakar tergantung pada
sumber daya yang ada, seperti batu bara, minyak bumi maupun gas alam. Yang
dalam hal ini, bahan bakar yang digunakan oleh PT. Pupuk Sriwidjaja adalah gas
alam. Komposisi yang terbesar yang dikandung oleh gas alam yang digunakan
oleh PT. Pupuk Sriwidjaja adalah Metana (82.45% volume).
1. Macam-macam boiler
Ada banyak sekali macam boiler yang ada saat ini, akan tetapi secara
umum boiler dapat diklasifikasikan seperti yang ada di bawah ini:
a. Fire tube boiler
Pada fire tube boiler, gas panas melewati pipa-pipa dan air umpan boiler
ada didalam shell untuk dirubahmenjadi steam. Fire tube boilers biasanya
digunakan untuk kapasitassteam yang relative kecil dengan tekanan steam rendah
sampai sedang. Sebagai pedoman, fire tube boilers kompetitif untuk kecepatan
steam sampai 12.000 kg/jam dengan tekanan sampai 18 kg/cm2. Fire tube boilers
dapat menggunakan bahan bakar minyak bakar, gas atau bahan bakar padat dalam
operasinya. Untuk alasan ekonomis, sebagian besar fire tube boilers dikonstruksi
sebagai paket boiler (dirakit oleh pabrik) untuk semua bahan bakar.
b. Water tube boiler
Pada water tube boiler, air umpan boiler mengali rmelalui pipa-pipa masuk
kedalam drum.Air yang tersirkulasi dipanaskan oleh gas pembakar membentuk
steam pada daerah uap dalam drum.Boiler ini dipilih jika kebutuhan steam dan
tekanan steam sangat tinggi seperti pada kasus boiler untukpembangkit
tenaga.Water tube boiler yang sangat modern dirancang dengan kapasitas steam
antara 4.500 12.000 kg/jam, dengan tekanan sangat tinggi. Banyak watertube
boilers yang dikonstruksi secara paket jikadigunakan bahan bakar minyak bakar
dan gas.Untuk water tube yang menggunakan bahan bakar padat, tidak umum
dirancang secara paket.
Karakteristik water tube boilers sebagai berikut:
1. Forced, induced dan balanced draft membantu untuk meningkatkan
efisiensi pembakaran
2. Kurang toleran terhadap kualitas air yang dihasilkan dari plant
pengolahan air.
3. Memungkinkan untuk tingkat efisiensi panas yang lebih tinggi.
c. package boiler
Disebut boiler paket sebab sudah tersedia sebagai paket yang lengkap.Pada
saat dikirim ke pabrik, hanya memerlukan pipa steam, pipa air, suplai bahan bakar
dan sambungan listrik untuk dapat beroperasi. Paket boiler biasanya merupakan
tipe shell and tube dengan rancangan fire tube dengan transfer panas baik radiasi
maupun konveksi yang tinggi.
Ciri-ciri dari packaged boilers adalah:
1. Kecilnya
ruang
pembakaran
dan
tingginya
panas
yang
dilepas
gelembung,
kenaikan
kecepatan
turbulensiyang
kuat,
udara
selanjutnya,
pencampuran
terjadi
cepat
dan
hingga 950OC. Karena suhu ini jauh berada dibawah suhu fusi abu, maka
pelelehan abu dan permasalahan yang terkait didalamnya dapat dihindari. Suhu
pembakaran yang lebih rendah tercapai disebabkan tingginya koefisien
perpindahan panas sebagai akibat pencampuran cepat dalam fluidized bed dan
ekstraksi panas yang efektif dari bed melalui perpindahan panas pada pipa dan
dinding bed.
Kecepatan gas dicapai diantara kecepatan fluidisasi minimum dan
kecepatan masuk partikel.Hal ini menjamin operasi bed yang stabil dan
menghindari terbawanya partikel dalam jalur gas.
e. Pressurized Fluidized Bed Combustion (PFBC) Boiler
Pada tipe Pressurized Fluidized bed Combustion (PFBC), sebuah
kompresor memasok udaraForced Draft (FD), dan pembakarnya merupakan
tangki bertekanan. Laju panas yang dilepas dalam bed sebanding dengan tekanan
bed sehingga bed yang dalam digunakan untuk mengekstraksi sejumlah besar
panas.
Hal ini akan meningkatkan efisiensi pembakaran danpeyerapan sulfur
dioksida dalam bed. Steam dihasilkan didalam dua ikatan pipa, satu di beddan
satunya lagi berada diatasnya.Gas panas dari cerobong menggerakan turbin
gaspembangkit tenaga. Sistim PFBC dapat digunakan untuk pembangkitan
kogenerasi (steam dan listrik) atau pembangkit tenaga dengan siklus gabungan/
combined cycle. Operasi combined cycle (turbin gas & turbin uap) meningkatkan
efisiensi konversi keseluruhansebesar 5 hingga 8 persen.
f. Atmospheric Fluidized Bed Combustion (AFBC) Boiler
Kebanyakan boiler yang beroperasi untuk jenis ini adalah Atmospheric
Fluidized Bed Combustion (AFBC) Boiler. Alat ini hanya berupa shell boiler
konvensional biasa yangditambah dengan sebuah fluidized bed combustor. Sistim
seperti telah dipasang digabungkandengan water tube boiler/ boiler pipa air
konvensional.
Batubara dihancurkan menjadi ukuran 1 10 mm tergantung pada
tingkatan batubara dan jenis pengumpan udara ke ruang pembakaran. Udara
atmosfir, yang bertindak sebagai udara fluidisasi dan pembakaran, dimasukkan
dengan tekanan, setelah diberi pemanasan awal oleh gas buang bahan bakar. Pipa
dalam
bed
yang
membawa
air
pada
umumnya
bertindak
umpan
umpanbatubara
batubara
pada
tungku.
memanjangdi
Sebuah
sepanjang
grate
seluruh
batubara
ujung
digunakan
lebih besar juga menggunakan batubara yang halus. Teknologi ini berkembang
dengan baik dan diseluruh dunia terdapat ribuan unitdan lebih dari 90
persenkapasitas pembakaran batubara merupakan jenis ini.
Untuk batubara jenis bituminous, batubara digiling sampai menjadi bubuk
halus, yang berukuran +300 micrometer (m) kurang dari 2 persen dan yang
berukuran dibawah 75 microns sebesar 70-75 persen. Harus diperhatikan bahwa
bubuk yang terlalu halus akan memboroskan energi penggilingan. Sebaliknya,
bubuk yang terlalu kasar tidak akan terbakar sempurna pada ruang pembakaran
dan menyebabkan kerugian yang lebih besar karena bahan yang tidak terbakar.
Batubara bubuk dihembuskan dengan sebagian udara pembakaran masuk menuju
plant boilermelalui serangkaian nosel burner.Udara sekunder dan tersier dapat
juga ditambahkan.
Pembakaran berlangsung pada suhu dari 1300 1700 C, tergantung pada
kualitas batubara.Waktu tinggal partikel dalam boiler biasanya 2 hingga 5 detik,
dan partikel harus cukup kecil untuk pembakaran yang sempurna.
Sistem ini memiliki banyak keuntungan seperti kemampuan membakar
berbagaikualitas
batubara,
respon
yang
cepatterhadap
perubahan
beban
Ini dapat membahayakan bagi ketel karena air didalam ketel tidak akan merata
panasnya. Pemuaian ketel tidak sama dan karena ini mungkin terjadi tekanantekanan yang besar dalam pelat-pelat ketel ataupun pada sambungansambungannya.
Proses pembentukkan uap diupayakan berada pada tekanan konstankarena
pembentukan uap bergantung pada tekanan. Bila 1 kg air dengan temperatur 200C
dipanaskan dalam sebuah bejana tertutup dengan tekanan konstan (1atm), maka
selama pemanasan tingkat pertama temperatur didih dicapai, uap mulai terbentuk.
Uap ini dinamakan uap basah (saturated liquid), karena masih tercampur antara
uap dengan butir butir air.
Apabila semua uap termasuk butir butirair yang tercampur dalam uap
basah dipanaskan lagi maka akan didapatkan uap jenuh (saturatedvapour) yaitu
keadaan dimana uap tersebut dapat berwujud uap seluruhnya. Jumlah panas yang
dibutuhkan untuk mengubah 1 kg air mendidih menjadi uap jenuh pada tekanan
konstan dinamakan panas laten, bila pemanasan dilanjutkan maka temperatur uap
jenuh itu menjadai naik dan uap itu dinamakan uap panas lanjut (superheated
vapour).
Pada pembentukan uap pada ketel uap, udara dan bahan bakar dimasukkan
kedalam dapur dan terjadi proses pembakaran. Gas gas hasil pembakaran akan
melewati evaporator,superheater, air heater, dan akhirnya dibuang ke atmosfir
melalui cerobong asap. Sedangkan air pengisi, setelah mengalami pemanasan
padadaerator, lalu dimasukkan kedalam evaporator dan selanjutnya uap jenuh
dipanaskan lanjut pada alat yang dinamakan superheater dan akhirnya diperoleh
uap panas lanjut atau superheatedsteam.
Gambar diatas menunjukkan grafik T-s pada pembentukan uap.
3. Sirkulasi Air pada boiler
Peredaran air dalam pipa-pipa pada suatu ketel uap adalah suatu hal yang
sangat penting. Ketel uap harus dirancang sedemikian rupa sehingga dihindari
terbentuknya uap dan keluar dari pipa air yang berasal dari drum uap. Dengan
kata lain, tidak boleh terjadi aliran balik.
Untuk mendapatkan pemanasan yang rata darisemua bagian-bagian ketel,
terutama pada ketel uap pipa air, maka peredaran air yang sempurna harus
dipertahankan agar tidak terjadi gelembung-gelembung udara dan uap pada
dinding pipa serta penghentian pengeluaran uap dari pipa. Terjadinya gelembunggelembung pada dinding pipa serta penghentian pengeluaran uap dapat
menimbulkan korosi serta konsentrasi garam yang dapat merusak dinding pipa.
Sirkulasi air dan uap dalam ketel uap terjadi karena :
1. Perbedaan berat jenis antara air dan uap.
2. Adanya campuran air dan uap.
Adapun jenis sirkulasi air pada ketel uap terdapat dua jenis, yaitu :
1. Sirkulasi Alamiah (natural circulation)
Pada sirkulasi ini, air mengalir dari drum atas melalui pipa-pipa turun
(downcomers) yang terletak pada bagian ketel yang relatif dingin, turun ke bawah
ke drum lumpur (mud drum). Dari sini, air atau uap mengalir kembali ke drum
uap setelah melalui pipa-pipa evaporator atau pipa-pipa naik (riser).
2. Sirkulasi Paksa (forced circulation)
Pada sirkulasi paksa ini, fluida dipompakan melaluievaporator.Hal ini
menyebabkan ketel dapat bekerja dengan tekanan yang sangat tinggi.
Produk air desalinasi biasanya lebih murni dari air minum standar. Jadi
ketika air hendak digunakan untuk kebutuhan sehari-hari biasanya dicampur
dengan air yang mengandung TDS yang lebih tinggi. Air hasil desalinasi murni
biasanya sangat asam dan menyebabkan korosi pada pipa jadi harus harus
dicampur dengan sumber air lain yang diambil dari luar atau dengan mengatur
pH, kesadahan dan alkaliitas sebelum dialirkan keluar (Retno, 2001).
Dalam pemisahan air asin menjadi air tawar, ada beberapa teknologi
proses desalinasi yang telah banyak dikenal antara lain proses destilasi, teknologi
proses dengan menggunakan membran (osmosis terbalik), proses pertukaran ion,
dan lain-lain.
2. Osmosis Terbalik
Apabila dua buah larutan dengan konsentrasi encer dan konsentrasi pekat
dipisahkan oleh membran semipermeabel, maka larutan dengan konsentrasi yang
encer akan terdifusi melalui membran semi permeabel tersebut masuk ke dalam
larutan yang pekat sampai terjadi kesetimbangan konsentrasi. Fenomena ini
dikenal sebagai proses osmosis.
Osmosis terbalik (RO) adalah suatu metode penyaringan yang dapat
menyaring berbagai molekul besar dan ion-ion dari suatu larutan dengan cara
memberi tekanan pada larutan ketika larutan itu berada di salah satu sisi membran
seleksi (lapisan penyaring). Proses tersebut menjadikan zat terlarut terendap di
lapisan yang dialiri tekanan sehingga zat pelarut murni bisa mengalir ke lapisan
berikutnya. Membran seleksi itu harus bersifat selektif atau bisa memilah yang
artinya bisa dilewati zat pelarutnya (atau bagian lebih kecil dari larutan) tapi tidak
bisa dilewati zat terlarut seperti molekul berukuran besar dan ion-ion.
Osmosis terbalik dilakukan dengan cara memberikan tekanan pada bagian
larutan dengan konsentrasi tinggi menjadi melebihi tekanan pada bagian larutan
dengan konsentrasi rendah. Sehingga larutan akan mengalir dari konsentrasi tinggi
ke konsentrasi rendah. Proses perpindahan larutan terjadi melalui sebuah
membran yang semipermeabel dan tekanan yang diberikan adalah tekanan
hidrostatik (Shun Dar Lin, 2001).
3. Membran Osmosis Terbalik
Konsentrasi (ppm)
Na +
10,561
Mg2+
1,272
Ca2+
400
K+
380
Cl-
18,980
SO42-
2,649
HCO3-
142
Br-
65
Padatan lain
Satuan
(ppm)
Air Baku I
Air Olahan
I
Air Baku II
Air Olahan
II
Parameter
Satuan
(ppm)
Air Baku I
Air Olahan
I
Air Baku II
Air Olahan
II
Warna
Pt-Co
15
10
Turbidity
SiO2
7,7
Bau
Tdk
Tdk
Tdk
Tdk
Rasa
Asin
Tdk
Asin
Tdk
mm
7500
350
7520
350
7,5
6,3
7,6
5340
138
D.H.L
Kimia
pH
Zat Padat
Zat Organik
KMnO4
3,79
1,58
4,74
1,58
CO2 bebas
CO2
13,2
17,6
30
22
P. Alkalinity
CaCO3
275
0
275
29
74,97
79,55
1,4
Negatif
1250
Negatif
0,25
0
25
2680
25
0
25
0,8
2,856
1,72
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
0
1
116,44
M. Alkalinity
CaCO3
390
60
Karbonat
CaCO3
0
0
Bikarbonat
CaCO3
390
60
Tot Hardness
OD
19,4
0
2+
Calsium
Ca
49,98
0
2+
Magnesium
Mg
53,35
0
2+
Besi
Fe
4,4
Negatif
2+
Mangan
Mn
Negatif
Negatif
2Sulphate
SO4
950
Negatif
Phospate
PO4
Negatif
Negatif
Ammonium
NH4
0,25
Negatif
Nitrite
NH4
0
0
D.O
O2
Silika
SiO2
Chlorida
Cl
2215,2
110,76
Sumber : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
7. Pembahasan
garam yang kecil maka diterapkan sistem dengan dua sampai tiga saluran. Jika
ingin membuat air minum yang mengandung kira-kira 300 sampai 600 ppm TDS
cukup menggunakan saluran tunggal. Jika air olahan yang dihasilkan menjadi
semakin banyak maka jumlah air baku akan menjadi lebih besar dan sebagai
akibatnya tekanan yang dibutuhkan akan menjadi semakin besar.
Tekanan buatan (tekanan kerja) tersebut harus lebih besar dari tekanan
osmosis pada air baku. Tekanan kerja yang dibutuhkan jika memakai air laut
adalah antara 55 sampai 70 kg/cm2. Sistem pengolahan air sangat bergantung pada
kualitas air baku yang akan diolah. Kualitas air baku yang buruk akan
membutuhkan sistem pengolahan yang lebih rumit. Apabila kualitas air baku
mempunyai kandungan parameter fisik yang buruk (seperti warna dan kekeruhan),
maka yang membutuhkan pengolahan secara lebih khusus adalah penghilangan
warna, sedangkan proses untuk kekeruhan cukup dengan penjernihan melalui
pengendapan dan penyaringan biasa. Tetapi apabila kualitas air baku mempunyai
kandungan parameter kimia yang buruk, maka pengolahan yang dibutuhkan akan
lebih kompleks lagi.
Untuk daerah pesisir pantai dan kepulauan kecil, air baku utama yang
digunakan pada umumnya adalah air tanah (dangkal atau dalam). Kualitas air
tanah ini sangat bergantung dari curah hujan. Jadi bila pada musim kemarau
panjang, air tawar yang berasal dari air hujan sudah tidak tersedia lagi, sehingga
air tanah tersebut dengan mudah akan terkontaminasi oleh air laut. Ciri adanya
intrusi air laut adalah air yang terasa payau atau mengandung kadar garam klorida
dan TDS yang tinggi.
Air baku yang buruk, seperti adanya kandungan klorida dan TDS yang
tinggi, membutuhkan pengolahan dengan sistem Osmosis terbalik (RO). Sistem
RO menggunakan penyaringan skala mikro, yaitu yang dilakukan melalui suatu
elemen yang disebut membran. Dengan sistem RO ini, klorida dan TDS yang
tinggi dapat diturunkan atau dihilangkan sama sekali. Syarat penting yang harus
diperhatikan adalah kualitas air yang masuk ke dalam elemen membran harus
bebas dari besi, mangan dan zat organik (warna organik). Dengan demikian sistem
RO pada umumnya selalu dilengkapi dengan pretreatment yang memadai untuk
menghilangkan unsur-unsur pengotor, seperti besi, mangan dan zat warna organik.
Air baku yang mengandung Fe dan Mn dialirkan ke suatu filter yang medianya
mengandung MnO2.nH2O. Selama mengalir melalui mediatersebut Fe dan Mn yang
terdapat dalam air baku akan teroksidasi menjadi bentuk Fe (OH) 3 dan Mn2O3
oksigen terlarut dalam air, dengan oksigen sebagai oksidator.
Reaksinya adalah sebagai berikut:
4 Fe2+ + O2 + 10 H2O
Mn2+ + MnO2.nH2O
4 Fe(OH)3 + 8 H+
MnO2.MnO.nH2O + H+
2 MnO2.nH2O + 2 H+ + 2Cl-
Air baku yamg mengandung besi dan mangan dialirkan melalui suatu filter
bed yang media filternya terdiri dari mangan-zeolite (K2Z.MnO.Mn2O7). Mangan
Zeolit berfungsi sebagai katalis dan pada waktu yang bersamaan besi dan mangan
yang ada dalam air teroksidasi menjadi bentuk ferri-oksida dan mangandioksida
yang tak larut dalam air. Reaksinya adalah sebagai berikut :
K2Z.MnO.Mn2O7 + 4 Fe(HCO3)2
K2Z.MnO.Mn2O7 + 2 Mn(HCO3)
Reaksi penghilangan besi dan mangan dengan mangan zeoite tidak sama
dengan proses pertukaran ion, tetapi merupakan reaksi dari Fe2+ dan Mn2+ dengan
oksida mangan tinggi (higher mangan oxide).
Filtrat yang terjadi mengandung mengandung ferri-oksida dan mangan-dioksida
yang tak larut dalam air dan dapat dipisahkan dengan pengendapan dan
penyaringan. Selama proses berlangsung kemampunan reaksinya makin lama
makin berkurang dan akhirnya menjadi jenuh. Untuk regenerasinya dapat
dilakukan dengan menambahkan larutan Kalium permanganat kedalam zeolite
yang telah jenuh tersebut sehingga akan terbentuk lagi mangan zeolite
(K2Z.MnO.Mn2O7).
Pada pengolahan air minum, membran RO didesain untuk dapat
melewatkan molekul-molekul air dan menahan solid, seperti ion-ion garam.
Membran RO dapat memisahkan dan menyisihkan zat terlarut, zat organik,
pirogen, koloid, virus, dan bakteri dari air baku. Efisiensi penyisihan membran
RO untuk zat terlarut total (TDS) dan bakteri masing-masing adalah 95-99% dan
99%. Sehingga pada akhir proses akan dihasilkan air yang murni. Efisiensi
penyisihan membran RO yang tinggi menyebabkan terjadinya penyisihan mineralmineral alami pada air baku. Mineral-mineral alami ini tidak hanya memberikan
rasa yang enak pada air tetapi juga membantu fungsi vital sistem tubuh. Air
minum akan kurang sehat bagi tubuh apabila kurang mengandung mineralmineral ini.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Unit Utilitas. [online] http://letshare17.blogspot.com/2010/12/babiii-utilitas-pertamina_1266.html. Diakses pada 15 Maret 2014.
Bahriah,evisapinatul. 2012. Desalinasi Air Laut Melalui Metode Osmosis
Terbalik.
[online]