Anda di halaman 1dari 23

TUGAS SISTEM UTILITAS

Make Up Water dan Air Umpan Ketel Pada Suatu Industri serta
Desalinasi Air Laut

Disusun untuk memenuhi tugas Sistem Utilitas


Oleh:
Nama

: Mardanila apriani

Nim

: 03111003006

Kelas

:B

Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik


Universitas Sriwijaya
Indralaya
2014

Unit Utilitas ( make up water)


PT. PERTAMINA (Persero) RU - VI Balongan

Fasilitas utilitas yang ada di kilang berfungsi untuk menunjang operasi


kilang dalam memasok kebutuhan-kebutuhan seperti listrik, steam, cooling water,
gas N2, fuel gas system dan lain sebagainya. Utilitas kilang terdiri dari beberapa
unit, yaitu:
1. Penyediaan Air
1.1. Water Intake Facility
Water Intake Facility berlokasi di desa Salam Darma, Kecamatan
Compreng Kabupaten Subang 65 km dari Refinery EXOR I Balongan. Air sungai
diambil dari buangan Proyek Jatiluhur pada saluran utama sebelah Timur (Timur
Main Canal). Apabila kanal dalam perbaikan, maka air sungai diambil dari sungai
Cipunegara.
1.2. Unit Demineralized Water
Water

treatment

bertujuan

memperlakukan

atau

melunakkan

(menjernihkan) air dari sumber air yang sesuai dengan apa yang diperlukan untuk
sesuatu maksud. Sumber air tersebut dapat diambil dari surface water (air sungai,
laut) dan ground water (mata air, air sumur). Unit demineralisasi bertujuan untuk
memenuhi air yang sesuai dengan persyaratan-persyaratan boiler feed water.
Demin Plant terdiri dari dua train dengan flow rate 230 m3/h/train. Yang
diinstalasi out doors, tanpa atap dan di area yang tidak berbahaya. Pola operasi
nya yaitu sebagai berikut :
a. Demineralization Plant beroperasi secara kontinyu.
b. Masing-masing train akan beroperasi normal dengan dipindah secara
bergantian selama satu train atau saat regenerasi.
c. Air buangan regenerasi yang mengandung asam dan basa serta air
pembilas dari masing-masing resin dibuang melalui bak penetral (untuk
dinetralisasi).
d. Backwash water dari Activated Carbon Filters akan dialirkan ke Clean
Drain.
e. Selama operasi normal, operator akan tinggal di Utility Control Room

dekat dengan lokasi sehingga dapat mengadakan inspeksi ke lokasi secara


periodik.
1.3. Water Raw dan Portable Water
Raw Water ditransfer dari Raw Water Intake Facilities (Salam Darma)
melalui pipa dan ditampung di tangki Raw Water. Raw Water ini digunakan juga
sebagai service water yang pemakainya adalah:
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Make-up untuk Fire Water.


Make-up untuk Cooling Water.
Make-up untuk Demineralized Water.
Make-up untuk Potable Water.
House Station.
Pendingin untuk pompa di offsite.
Service water sebelum masuk ke Potable Water Tank, disteril terlebih

dahulu dengan gas Chlorine yang selanjutnya dipompakan ke pemakai. Air yang
sudah disteril dinamakan DW.
1.4. Unit Sistem Air Pendingin (Cooling Water)
Unit ini berfungsi untuk mensuplai air pendingin ke unit-unit proses,
fasilities utilities, ancilaries dan fasilitas offsite Bagian-bagiannya:
a. Menara pendingin (Cooling Water Tower).
b. Pompa air pendingin (Cooling Water Pump) sebanyak 5 normal, 1 stand by
kapasitas @ 7000 m3/hr pada tekanan 4,5 kg/cm2g.
c. Side Stream Filter dengan kapasitas 220 m3/hr.
d. Side Filter/ Start Up Pompa Cooling Water dengan kapasitas 660 m3/hr.
Langkah Proses:
Menara dirancang untuk mendinginkan air dari temperatur 45,5OC ke
33oC dengan wet bulb temperatur 29,1oC pada tipe counter flow. Menara terdiri
dari 10 cell dan 10 draft fan beserta masing-masing motornya dan dua buah
header supply utama untuk pendistribusian ke onsite dan utility area.
Fasilitas pengolahan air digabung dengan menara pendingin yang dilengkapi
injeksi gas chlorine, inhibitor korosi dan dispersant. Untuk menjaga mutu air,
sebagian air diolah di side stream filter. Pada bagian header supply ke area utility,
dilengkapi dengan on-line conductivity analizer untuk memonitor mutu dari air
pendingin.
2. Penyediaan Uap Boiler

Boiler dirancang untuk memasok kebutuhan steam pada proses yang


terdiri dari steam drum, downcomers, water wall tube, superheater dan bank tube.
Boiler tersebut dirancang khusus selain untuk berfungsi memindahkan panas, juga
dirancang untuk memudahkan pengoperasian dan perawatannya. Peralatanperalatan penunjang pada boiler antara lain: safety valve, dua unit penggerak
steam turbin, economizer, instrumentasi dan local boiler control (LCP), analizer,
water level gauge, dsb.
3. Penyediaan Tenaga Listrik
Kilang minyak PT. PERTAMINA (Persero) RU - VI Balongan didesain
dengan kapasitas pengolahan 125000 BPSD. Untuk memenuhi kebutuhan
tersebut, listriknya disediakan/diperoleh dari PLTU terdiri dari 4 unit Steam
Turbin Generator (STG). Masing-masing turbin memiliki kapasitas 27500
KVA/22000 KW, sehingga total kapasitas terpasang sebesar 4 X 22000 KW =
88000 KW.
Selain dari 4 unit steam turbin generator di atas yang merupakan unit-unit
utama dalam sistem pembangkit tenaga listrik, PT. PERTAMINA (Persero) RU VI Balongan dilengkapi juga dengan pusat listrik tenaga diesel (PLTD) berupa
satu unit Diesel Engine Generator Set dengan kapasitas sebesar 1 X 3600 KW.
4. Penyediaan Udara Tekan
4.1. Unit Nitrogen Plant
Instalasi N2 terdiri dari dua train (train A dan train B). Masing-masing
train dilengkapi dengan satu tanki produksi dan satu unit penguap N2 cair.
4.2. Kompresor
Kebutuhan udara tekan di tiap unit disuplai oleh kompresor yang berada di
masing-masing unit.

Air Umpan Ketel pada Boiler Untuk Produksi Pupuk


PT. PUPUK SRIWIJAYA

PT. Pupuk Sriwijaya dalam hal ini menggunakan ketel uap pipa air sebagai
alat penghasil uap untuk keperluan industrinya.Dalam pabrik Pupuk Sriwijaya,
uap air diperlukan untuk melangsungkan beberapa proses produksinya antara lain
reforming unit, pada proses pembentukan ammonia dan lain-lain. Ketel uap
adalah alat yang dapat menggunakan berbagai jenis bahan bakar tergantung pada
sumber daya yang ada, seperti batu bara, minyak bumi maupun gas alam. Yang
dalam hal ini, bahan bakar yang digunakan oleh PT. Pupuk Sriwidjaja adalah gas
alam. Komposisi yang terbesar yang dikandung oleh gas alam yang digunakan
oleh PT. Pupuk Sriwidjaja adalah Metana (82.45% volume).
1. Macam-macam boiler
Ada banyak sekali macam boiler yang ada saat ini, akan tetapi secara
umum boiler dapat diklasifikasikan seperti yang ada di bawah ini:
a. Fire tube boiler
Pada fire tube boiler, gas panas melewati pipa-pipa dan air umpan boiler
ada didalam shell untuk dirubahmenjadi steam. Fire tube boilers biasanya
digunakan untuk kapasitassteam yang relative kecil dengan tekanan steam rendah
sampai sedang. Sebagai pedoman, fire tube boilers kompetitif untuk kecepatan
steam sampai 12.000 kg/jam dengan tekanan sampai 18 kg/cm2. Fire tube boilers
dapat menggunakan bahan bakar minyak bakar, gas atau bahan bakar padat dalam
operasinya. Untuk alasan ekonomis, sebagian besar fire tube boilers dikonstruksi
sebagai paket boiler (dirakit oleh pabrik) untuk semua bahan bakar.
b. Water tube boiler
Pada water tube boiler, air umpan boiler mengali rmelalui pipa-pipa masuk
kedalam drum.Air yang tersirkulasi dipanaskan oleh gas pembakar membentuk
steam pada daerah uap dalam drum.Boiler ini dipilih jika kebutuhan steam dan
tekanan steam sangat tinggi seperti pada kasus boiler untukpembangkit
tenaga.Water tube boiler yang sangat modern dirancang dengan kapasitas steam

antara 4.500 12.000 kg/jam, dengan tekanan sangat tinggi. Banyak watertube
boilers yang dikonstruksi secara paket jikadigunakan bahan bakar minyak bakar
dan gas.Untuk water tube yang menggunakan bahan bakar padat, tidak umum
dirancang secara paket.
Karakteristik water tube boilers sebagai berikut:
1. Forced, induced dan balanced draft membantu untuk meningkatkan
efisiensi pembakaran
2. Kurang toleran terhadap kualitas air yang dihasilkan dari plant
pengolahan air.
3. Memungkinkan untuk tingkat efisiensi panas yang lebih tinggi.
c. package boiler
Disebut boiler paket sebab sudah tersedia sebagai paket yang lengkap.Pada
saat dikirim ke pabrik, hanya memerlukan pipa steam, pipa air, suplai bahan bakar
dan sambungan listrik untuk dapat beroperasi. Paket boiler biasanya merupakan
tipe shell and tube dengan rancangan fire tube dengan transfer panas baik radiasi
maupun konveksi yang tinggi.
Ciri-ciri dari packaged boilers adalah:
1. Kecilnya

ruang

pembakaran

dan

tingginya

panas

yang

dilepas

menghasilkanpenguapan yang lebih cepat.


2. Banyaknya jumlah pipa yang berdiameter kecil membuatnya memiliki
perpindahan panas konvektif yang baik.
3. Sistim forced atau induced draft menghasilkan efisiensi pembakaran yang
baik.

4. Sejumlah lintasan/pass menghasilkan perpindahan panas keseluruhan yang


lebih baik.
5. Tingkat efisiensi thermisnya yang lebih tinggi dibandingkan dengan boiler
lainnya.
d. Boiler pembakaran dengan Fluidized Bed (FBC)
Pembakaran dengan fluidized bed (FBC) muncul sebagai alternatif yang
memungkinkan dan memiliki kelebihan yang cukup berarti dibanding sistim
pembakaran yang konvensional danmemberikan banyak keuntungan rancangan
boiler yang kompak, fleksibel terhadap bahan bakar, efisiensi pembakaran yang
tinggi dan berkurangnya emisi polutan yang merugikan seperti SOx dan NOx.
Bahan bakar yang dapat dibakar dalam boiler ini adalah batubara, barang
tolakan dari tempat pencucian pakaian, sekam padi, bagas & limbah pertanian
lainnya. Boiler fluidized bed memiliki kisaran kapasitas ya ng luas yaitu antara 0.5
T/jam sampai lebih dari 100 T/jam. Bila udara atau gas yang terdistribusi secara
merata dilewatkan keatas melalui bed partikel padat seperti pasir yang disangga
oleh saringan halus, partikel tidak akan terganggu pada kecepatan yang rendah.
Begitu kecepatan udaranya berangsur-angsur naik, terbentuklah suatu keadaan
dimana partikel tersuspensi dalam aliran udara bed tersebut disebut
terfluidisasikan.Dengan
pembentukan

gelembung,

kenaikan

kecepatan

turbulensiyang

kuat,

udara

selanjutnya,

pencampuran

terjadi

cepat

dan

pembentukan permukaan bed yang rapat.Bed partikel padat menampilkan sifat


cairan mendidih dan terlihat seperti fluida bed gelembung fluida/ bubbling
fluidized bed.
Jika partikel pasir dalam keadaan terfluidisasikan dipanaskan hingga ke
suhu nyala batubara, dan batubara diinjeksikan secara terus menerus ke bed,
batubara akan terbakar dengan cepat dan bed mencapai suhu yang seragam.
Pembakaran dengan fluidized bed (FBC) berlangsung pada suhu sekitar 840OC

hingga 950OC. Karena suhu ini jauh berada dibawah suhu fusi abu, maka
pelelehan abu dan permasalahan yang terkait didalamnya dapat dihindari. Suhu
pembakaran yang lebih rendah tercapai disebabkan tingginya koefisien
perpindahan panas sebagai akibat pencampuran cepat dalam fluidized bed dan
ekstraksi panas yang efektif dari bed melalui perpindahan panas pada pipa dan
dinding bed.
Kecepatan gas dicapai diantara kecepatan fluidisasi minimum dan
kecepatan masuk partikel.Hal ini menjamin operasi bed yang stabil dan
menghindari terbawanya partikel dalam jalur gas.
e. Pressurized Fluidized Bed Combustion (PFBC) Boiler
Pada tipe Pressurized Fluidized bed Combustion (PFBC), sebuah
kompresor memasok udaraForced Draft (FD), dan pembakarnya merupakan
tangki bertekanan. Laju panas yang dilepas dalam bed sebanding dengan tekanan
bed sehingga bed yang dalam digunakan untuk mengekstraksi sejumlah besar
panas.
Hal ini akan meningkatkan efisiensi pembakaran danpeyerapan sulfur
dioksida dalam bed. Steam dihasilkan didalam dua ikatan pipa, satu di beddan
satunya lagi berada diatasnya.Gas panas dari cerobong menggerakan turbin
gaspembangkit tenaga. Sistim PFBC dapat digunakan untuk pembangkitan
kogenerasi (steam dan listrik) atau pembangkit tenaga dengan siklus gabungan/
combined cycle. Operasi combined cycle (turbin gas & turbin uap) meningkatkan
efisiensi konversi keseluruhansebesar 5 hingga 8 persen.
f. Atmospheric Fluidized Bed Combustion (AFBC) Boiler
Kebanyakan boiler yang beroperasi untuk jenis ini adalah Atmospheric
Fluidized Bed Combustion (AFBC) Boiler. Alat ini hanya berupa shell boiler
konvensional biasa yangditambah dengan sebuah fluidized bed combustor. Sistim

seperti telah dipasang digabungkandengan water tube boiler/ boiler pipa air
konvensional.
Batubara dihancurkan menjadi ukuran 1 10 mm tergantung pada
tingkatan batubara dan jenis pengumpan udara ke ruang pembakaran. Udara
atmosfir, yang bertindak sebagai udara fluidisasi dan pembakaran, dimasukkan
dengan tekanan, setelah diberi pemanasan awal oleh gas buang bahan bakar. Pipa
dalam

bed

yang

membawa

air

pada

umumnya

bertindak

sebagaievaporator.Produk gas hasil pembakaran melewati bagian super heater


dari boiler lalu mengalir ke economizer, ke pengumpul debu dan pemanas awal
udara sebelum dibuang keatmosfir.
g. Atmospheric Circulating Fluidized Bed Combustion Boilers (CFBC)
Dalam sistim sirkulasi, parameter bed dijaga untuk membentuk padatan
melayang dari bed.Padatan diangkat pada fase yang relatif terlarut dalam
pengangkat padatan, dan sebuah down-comer dengan sebuah siklon merupakan
aliran sirkulasi padatan.Tidak terdapat pipa pembangkit steam yang terletak dalam
bed.Pembangkitan dan pemanasan berlebih steam berlangsung di bagian
konveksi, dinding air, pada keluaran pengangkat/ riser. Boiler CFBC pada
umumnya lebih ekonomis daripada boiler AFBC, untuk penerapannya di industri
memerlukan lebih dari 75 100 T/jam steam.
Untuk unit yang besar, semakin tinggi karakteristik tungku boiler CFBC
akan memberikan penggunaan ruang yang semakin baik, partikel bahan bakar
lebih besar, waktu tinggal bahan penyerap untuk pembakaran yang efisien dan
penangkapan SO2 yang semakin besar pula, dan semakin mudah penerapan teknik
pembakaran untuk pengendalian NOx daripada pembangkit steamAFBC.
h.

Stoker Fired Boilers

Stokersdiklasifikasikan menurut metode pengumpanan bahan bakar ke


tungku dan oleh jenis grate nya. Klasifikasi utama nya adalah spreader stoker dan
chain-gate atau traveling-gatestoker.
1. Spreader stokers
Spreader stokersmemanfaatkan kombinasi pembakaran suspense dan
pembakaran grate. Batubara diumpankan secara kontinyu ke tungku diatas bed
pembakaran batubara. Batubara yang halus dibakar dalam suspensi; partikel yang
lebih besar akan jatuh ke grate, dimana batubara ini akan dibakar dalam bed
batubara yang tipis dan pembakaran cepat. Metode pembakaran ini memberikan
fleksibilitas yang baik terhadap fluktuasi beban,dikarenakan penyalaan hampir
terjadi secara cepat bila laju pembakaran meningkat.Karenahal ini, spreader
stoker lebih disukai dibanding jenis stoker lainnya dalam berbagai penerapan di
industri.
2. Chain-grate atau traveling-grate stoker
Batubara diumpankan ke ujung grate baja yang bergerak. Ketika grate
bergerak sepanjang tungku, batubaraterbakar sebelum jatuh pada ujungsebagai
abu. Diperlukan tingkatketerampilan tertentu, terutama bilamenyetel grate,
damper udara dan baffles, untuk menjamin pembakaranyang bersih serta
menghasilkanseminimal mungkin jumlah karbonyang tidak terbakar dalam
abu.Hopper

umpan

umpanbatubara

batubara

pada

tungku.

memanjangdi
Sebuah

sepanjang
grate

seluruh

batubara

ujung

digunakan

untukmengendalikan kecepatan batubara yang diumpankan ke tungku dengan


mengendalikan ketebalan bed bahan bakar. Ukuran batubara harus seragam sebab
bongkahan besar tidak akan terbakar sempurna pada waktu mencapai ujung grate.
i. Pulverized Fuel Boiler
Kebanyakan boiler stasiun pembangkit tenaga yang berbahan bakar
batubara menggunakan batubara halus, dan banyak boiler pipa air di industri yang

lebih besar juga menggunakan batubara yang halus. Teknologi ini berkembang
dengan baik dan diseluruh dunia terdapat ribuan unitdan lebih dari 90
persenkapasitas pembakaran batubara merupakan jenis ini.
Untuk batubara jenis bituminous, batubara digiling sampai menjadi bubuk
halus, yang berukuran +300 micrometer (m) kurang dari 2 persen dan yang
berukuran dibawah 75 microns sebesar 70-75 persen. Harus diperhatikan bahwa
bubuk yang terlalu halus akan memboroskan energi penggilingan. Sebaliknya,
bubuk yang terlalu kasar tidak akan terbakar sempurna pada ruang pembakaran
dan menyebabkan kerugian yang lebih besar karena bahan yang tidak terbakar.
Batubara bubuk dihembuskan dengan sebagian udara pembakaran masuk menuju
plant boilermelalui serangkaian nosel burner.Udara sekunder dan tersier dapat
juga ditambahkan.
Pembakaran berlangsung pada suhu dari 1300 1700 C, tergantung pada
kualitas batubara.Waktu tinggal partikel dalam boiler biasanya 2 hingga 5 detik,
dan partikel harus cukup kecil untuk pembakaran yang sempurna.
Sistem ini memiliki banyak keuntungan seperti kemampuan membakar
berbagaikualitas

batubara,

respon

yang

cepatterhadap

perubahan

beban

muatan,penggunaan suhu udara pemanas awal yangtinggi.


2. Proses pembentukan uap
Air merupakan fluida yang sukar untuk merambat panas, sehingga dengan
demikian perpindahan panas didalam air yang ada didalan ketel uap hampir
berlangsung secara konveksi.Bila didalam sebuah tempat terdapat air dingin
didalamnya, yang kemudian dipanasi air akan menjadi panas karena berat jenisnya
menjadi berkurang, yang lalu naik keatas. Pada bagian bawah akan digantikan
oleh air dingin dibagian atas, yang berat jenisnya lebih besar dibandingkan dengan
air panas tersebut. Air yang tidak turut beredar dalam ketel uap dinamai air yang
tidak bersirkulasi, jadi temperatur air ini tidak secepat air yang beredar naiknya.

Ini dapat membahayakan bagi ketel karena air didalam ketel tidak akan merata
panasnya. Pemuaian ketel tidak sama dan karena ini mungkin terjadi tekanantekanan yang besar dalam pelat-pelat ketel ataupun pada sambungansambungannya.
Proses pembentukkan uap diupayakan berada pada tekanan konstankarena
pembentukan uap bergantung pada tekanan. Bila 1 kg air dengan temperatur 200C
dipanaskan dalam sebuah bejana tertutup dengan tekanan konstan (1atm), maka
selama pemanasan tingkat pertama temperatur didih dicapai, uap mulai terbentuk.
Uap ini dinamakan uap basah (saturated liquid), karena masih tercampur antara
uap dengan butir butir air.
Apabila semua uap termasuk butir butirair yang tercampur dalam uap
basah dipanaskan lagi maka akan didapatkan uap jenuh (saturatedvapour) yaitu
keadaan dimana uap tersebut dapat berwujud uap seluruhnya. Jumlah panas yang
dibutuhkan untuk mengubah 1 kg air mendidih menjadi uap jenuh pada tekanan
konstan dinamakan panas laten, bila pemanasan dilanjutkan maka temperatur uap
jenuh itu menjadai naik dan uap itu dinamakan uap panas lanjut (superheated
vapour).
Pada pembentukan uap pada ketel uap, udara dan bahan bakar dimasukkan
kedalam dapur dan terjadi proses pembakaran. Gas gas hasil pembakaran akan
melewati evaporator,superheater, air heater, dan akhirnya dibuang ke atmosfir
melalui cerobong asap. Sedangkan air pengisi, setelah mengalami pemanasan
padadaerator, lalu dimasukkan kedalam evaporator dan selanjutnya uap jenuh
dipanaskan lanjut pada alat yang dinamakan superheater dan akhirnya diperoleh
uap panas lanjut atau superheatedsteam.
Gambar diatas menunjukkan grafik T-s pada pembentukan uap.
3. Sirkulasi Air pada boiler

Peredaran air dalam pipa-pipa pada suatu ketel uap adalah suatu hal yang
sangat penting. Ketel uap harus dirancang sedemikian rupa sehingga dihindari
terbentuknya uap dan keluar dari pipa air yang berasal dari drum uap. Dengan
kata lain, tidak boleh terjadi aliran balik.
Untuk mendapatkan pemanasan yang rata darisemua bagian-bagian ketel,
terutama pada ketel uap pipa air, maka peredaran air yang sempurna harus
dipertahankan agar tidak terjadi gelembung-gelembung udara dan uap pada
dinding pipa serta penghentian pengeluaran uap dari pipa. Terjadinya gelembunggelembung pada dinding pipa serta penghentian pengeluaran uap dapat
menimbulkan korosi serta konsentrasi garam yang dapat merusak dinding pipa.
Sirkulasi air dan uap dalam ketel uap terjadi karena :
1. Perbedaan berat jenis antara air dan uap.
2. Adanya campuran air dan uap.
Adapun jenis sirkulasi air pada ketel uap terdapat dua jenis, yaitu :
1. Sirkulasi Alamiah (natural circulation)
Pada sirkulasi ini, air mengalir dari drum atas melalui pipa-pipa turun
(downcomers) yang terletak pada bagian ketel yang relatif dingin, turun ke bawah
ke drum lumpur (mud drum). Dari sini, air atau uap mengalir kembali ke drum
uap setelah melalui pipa-pipa evaporator atau pipa-pipa naik (riser).
2. Sirkulasi Paksa (forced circulation)
Pada sirkulasi paksa ini, fluida dipompakan melaluievaporator.Hal ini
menyebabkan ketel dapat bekerja dengan tekanan yang sangat tinggi.

Proses Desalinasi Air Laut dengan Metode Osmosis Terbalik


1. Desalinasi
Desalinasi adalah proses pengurangan kadar garam pada air laut, air
payau, atau air limbah. Proses desalinasi biasanya digunakan untuk mengolah air
laut menjadi air bebas mineral yang dapat dikonsumsi oleh manusia (Retno,
2001). Bagian dari air murni terbentuk dalam aliran produk, garam yang terlarut
terkumpul dalam aliran limbah (brine) yang dibuang dari sistem sebagai blow
down. Produk proses desalinasi umumnya merupakan air dengan kandungan
garam terlarut kurang dari 500 mg/l, yang dapat digunakan untuk keperluan
domestik, industri, dan pertanian (Majari Magazine, 2011).
Instalasi desalinasi biasanya menggunakan air laut (langsung dari lautan
diambil jauh dari pantai dan garis pipa, atau dari mata air dekat pantai, atau laut
dalam), air tanah yang payau atau air yang dikembalikan sebagai umpan. Hampir
semua proyek desalinasi dalam skala besar menggunakan air laut sebagai umpan.
Air laut yang digunakan sebanyak 72,9% sebagai umpan instalasi desalinasi. Pipa
pengambilan umpan air untuk instalasi desalinasi harus diletakkan jauh dari
saluran buangan pabrik untuk menghindari agar buangan tidak terambil.

Produk air desalinasi biasanya lebih murni dari air minum standar. Jadi
ketika air hendak digunakan untuk kebutuhan sehari-hari biasanya dicampur
dengan air yang mengandung TDS yang lebih tinggi. Air hasil desalinasi murni
biasanya sangat asam dan menyebabkan korosi pada pipa jadi harus harus
dicampur dengan sumber air lain yang diambil dari luar atau dengan mengatur
pH, kesadahan dan alkaliitas sebelum dialirkan keluar (Retno, 2001).
Dalam pemisahan air asin menjadi air tawar, ada beberapa teknologi
proses desalinasi yang telah banyak dikenal antara lain proses destilasi, teknologi
proses dengan menggunakan membran (osmosis terbalik), proses pertukaran ion,
dan lain-lain.
2. Osmosis Terbalik
Apabila dua buah larutan dengan konsentrasi encer dan konsentrasi pekat
dipisahkan oleh membran semipermeabel, maka larutan dengan konsentrasi yang
encer akan terdifusi melalui membran semi permeabel tersebut masuk ke dalam
larutan yang pekat sampai terjadi kesetimbangan konsentrasi. Fenomena ini
dikenal sebagai proses osmosis.
Osmosis terbalik (RO) adalah suatu metode penyaringan yang dapat
menyaring berbagai molekul besar dan ion-ion dari suatu larutan dengan cara
memberi tekanan pada larutan ketika larutan itu berada di salah satu sisi membran
seleksi (lapisan penyaring). Proses tersebut menjadikan zat terlarut terendap di
lapisan yang dialiri tekanan sehingga zat pelarut murni bisa mengalir ke lapisan
berikutnya. Membran seleksi itu harus bersifat selektif atau bisa memilah yang
artinya bisa dilewati zat pelarutnya (atau bagian lebih kecil dari larutan) tapi tidak
bisa dilewati zat terlarut seperti molekul berukuran besar dan ion-ion.
Osmosis terbalik dilakukan dengan cara memberikan tekanan pada bagian
larutan dengan konsentrasi tinggi menjadi melebihi tekanan pada bagian larutan
dengan konsentrasi rendah. Sehingga larutan akan mengalir dari konsentrasi tinggi
ke konsentrasi rendah. Proses perpindahan larutan terjadi melalui sebuah
membran yang semipermeabel dan tekanan yang diberikan adalah tekanan
hidrostatik (Shun Dar Lin, 2001).
3. Membran Osmosis Terbalik

Membran semipermeabel yang digunakan pada osmosis terbalik disebut


membran osmosis terbalik (membran RO). Membran RO memiliki ukuran pori
<1 nm. Karena ukuran porinya yang sangat kecil, membran RO disebut juga
membran tidak berpori. Membran RO biasanya digunakan untuk pengolahan air,
seperti pengolahan air minum, desalinasi air laut, dan pengolahan limbah cair.
Saat ini membran RO juga banyak digunakan pada proses pengolahan air isi
ulang.
4. Air Laut
Sekitar 97% air di bumi merupakan air laut yang 96,5% komposisinya
adalah air dan 3,5% terdiri dari zat-zat lain yang ada sebagai hasil proses fisik,
kimia, dan biologis. Secara umum material yang terdapat dalam air laut
digolongkan dalam 5 kategori, yaitu: garam-garam terlarut, gas-gas terlarut, unsur
organik terlarut, unsur organik padat, dan unsur anorganik padat. Adapun yang
paling mempengaruhi sifat fisik dan kimia air laut adalah garam-garam terlarut.
Adapun jenis ion yang terkandung di dalam air laut adalah sebagai berikut:
Tabel. 1. Kandungan Jenis Ion dalam Air Laut
Unsur

Konsentrasi (ppm)

Na +

10,561

Mg2+

1,272

Ca2+

400

K+

380

Cl-

18,980

SO42-

2,649

HCO3-

142

Br-

65

Padatan lain

Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi jumlah dan komposisi


padatan terlarut adalah presipitasi, penguapan, pembekuan, dan pencairan salju
dan es, pertukaran kimia dan atmosfer, aktivitas gunung berapi, aktivitas biologi,
aliran sungai, adsorpsi partikel dan peluruhan radioaktif.

5. Metode dan Proses


Proses desalinasi menggunakan sistem RO terdiri dari 4 proses utama, yaitu:
a. Pretreatment
Air umpan pada tahap pretreatment disesuaikan dengan membran dengan
cara memisahkan padatan tersuspensi, menyesuaikan pH, dan menambahkan
inhibitor untuk mengontrol scaling yang dapat disebabkan oleh senyawa tetentu,
seperti kalsium sulfat.
b. Pressurization
Pompa akan meningkatkan tekanan dari umpan yang sudah melalui proses
pretreatment hingga tekanan operasi yang sesuai dengan membran dan salinitas
air umpan.
c. Membrane separation
Membran permeable akan menghalangi aliran garam terlarut, sementara
membran akan memperbolehkan air produk terdesalinasi melewatinya. Efek
permeabilitas membran ini akan menyebabkan terdapatnya dua aliran, yaitu aliran
produk air bersih, dan aliran brine terkonsentrasi. Karena tidak ada membran yang
sempurna pada proses pemisahan ini, sedikit garam dapat mengalir melewati
membran dan tersisa pada air produk. Membran RO memiliki berbagai jenis
konfigurasi, antara lain spiral wound dan hollow fine fiber membranes.
d. Post treatment stabilization.
Air produk hasil pemisahan dengan membran biasanya membutuhkan
penyesuaian pH sebelum dialirkan ke sistem distribusi untuk dapat digunakan
sebagai air minum. Produk mengalir melalui kolom aerasi dimana pH akan
ditingkatkan dari sekitar 5 hingga mendekati 7. (BPPT, 2011).
6. Hasil
Tabel 2. Kualitas Air Hasil Pengolahan Sistem RO
Tabel 3. Kualitas Air Hasil Uji Coba
Tekanan Membran : 300 Psi, Temperatur Air : 20-28 oC
Parameter
Fisik

Satuan
(ppm)

Air Baku I

Air Olahan
I

Air Baku II

Air Olahan
II

Parameter

Satuan
(ppm)

Air Baku I

Air Olahan
I

Air Baku II

Air Olahan
II

Warna

Pt-Co

15

10

Turbidity

SiO2

7,7

Bau

Tdk

Tdk

Tdk

Tdk

Rasa

Asin

Tdk

Asin

Tdk

mm

7500

350

7520

350

7,5

6,3

7,6

5340

138

D.H.L
Kimia
pH
Zat Padat
Zat Organik

KMnO4

3,79

1,58

4,74

1,58

CO2 bebas

CO2

13,2

17,6

30

22

P. Alkalinity

CaCO3

275
0
275
29
74,97
79,55
1,4
Negatif
1250
Negatif
0,25
0
25
2680

25
0
25
0,8
2,856
1,72
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
0
1
116,44

M. Alkalinity
CaCO3
390
60
Karbonat
CaCO3
0
0
Bikarbonat
CaCO3
390
60
Tot Hardness
OD
19,4
0
2+
Calsium
Ca
49,98
0
2+
Magnesium
Mg
53,35
0
2+
Besi
Fe
4,4
Negatif
2+
Mangan
Mn
Negatif
Negatif
2Sulphate
SO4
950
Negatif
Phospate
PO4
Negatif
Negatif
Ammonium
NH4
0,25
Negatif
Nitrite
NH4
0
0
D.O
O2
Silika
SiO2
Chlorida
Cl
2215,2
110,76
Sumber : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
7. Pembahasan

Sistem RO tidak bisa menyaring garam sampai 100 % sehingga air


produksi masih sedikit mengandung garam. Untuk mendapatkan air dengan kadar

garam yang kecil maka diterapkan sistem dengan dua sampai tiga saluran. Jika
ingin membuat air minum yang mengandung kira-kira 300 sampai 600 ppm TDS
cukup menggunakan saluran tunggal. Jika air olahan yang dihasilkan menjadi
semakin banyak maka jumlah air baku akan menjadi lebih besar dan sebagai
akibatnya tekanan yang dibutuhkan akan menjadi semakin besar.
Tekanan buatan (tekanan kerja) tersebut harus lebih besar dari tekanan
osmosis pada air baku. Tekanan kerja yang dibutuhkan jika memakai air laut
adalah antara 55 sampai 70 kg/cm2. Sistem pengolahan air sangat bergantung pada
kualitas air baku yang akan diolah. Kualitas air baku yang buruk akan
membutuhkan sistem pengolahan yang lebih rumit. Apabila kualitas air baku
mempunyai kandungan parameter fisik yang buruk (seperti warna dan kekeruhan),
maka yang membutuhkan pengolahan secara lebih khusus adalah penghilangan
warna, sedangkan proses untuk kekeruhan cukup dengan penjernihan melalui
pengendapan dan penyaringan biasa. Tetapi apabila kualitas air baku mempunyai
kandungan parameter kimia yang buruk, maka pengolahan yang dibutuhkan akan
lebih kompleks lagi.
Untuk daerah pesisir pantai dan kepulauan kecil, air baku utama yang
digunakan pada umumnya adalah air tanah (dangkal atau dalam). Kualitas air
tanah ini sangat bergantung dari curah hujan. Jadi bila pada musim kemarau
panjang, air tawar yang berasal dari air hujan sudah tidak tersedia lagi, sehingga
air tanah tersebut dengan mudah akan terkontaminasi oleh air laut. Ciri adanya
intrusi air laut adalah air yang terasa payau atau mengandung kadar garam klorida
dan TDS yang tinggi.
Air baku yang buruk, seperti adanya kandungan klorida dan TDS yang
tinggi, membutuhkan pengolahan dengan sistem Osmosis terbalik (RO). Sistem
RO menggunakan penyaringan skala mikro, yaitu yang dilakukan melalui suatu
elemen yang disebut membran. Dengan sistem RO ini, klorida dan TDS yang
tinggi dapat diturunkan atau dihilangkan sama sekali. Syarat penting yang harus
diperhatikan adalah kualitas air yang masuk ke dalam elemen membran harus

bebas dari besi, mangan dan zat organik (warna organik). Dengan demikian sistem
RO pada umumnya selalu dilengkapi dengan pretreatment yang memadai untuk
menghilangkan unsur-unsur pengotor, seperti besi, mangan dan zat warna organik.
Air baku yang mengandung Fe dan Mn dialirkan ke suatu filter yang medianya
mengandung MnO2.nH2O. Selama mengalir melalui mediatersebut Fe dan Mn yang
terdapat dalam air baku akan teroksidasi menjadi bentuk Fe (OH) 3 dan Mn2O3
oksigen terlarut dalam air, dengan oksigen sebagai oksidator.
Reaksinya adalah sebagai berikut:
4 Fe2+ + O2 + 10 H2O
Mn2+ + MnO2.nH2O

4 Fe(OH)3 + 8 H+
MnO2.MnO.nH2O + H+

Untuk reaksi penghilangan besi tersebut diatas adalah merupakan reaksi


katalitik dengan MnO2 sebagai katalis, sedangkan untuk reaksi penghilangan Mn
adalah merupakan reaksi antara Mn2+ dengan hidrat mangandioksida. Jika
kandungan mangan dalam air baku besar maka hidrat mangandioksida yang ada
dalam media filter akan habis dan terbentuk senyawa MnO 2.MnO.nH2O sehingga
kemampuan penghilangan Fe dan Mn nya makin lama makin berkurang.
Untuk memperbaharui daya reaksi dari media fiternya dapat dilakukan
dengan memberikan klorin kedalam filter yang telah jenuh tersebut.
Reaksinya adalah sebagai berikut :
MnO2.MnO.nH2O + 2 H2O + Cl2

2 MnO2.nH2O + 2 H+ + 2Cl-

Air baku yamg mengandung besi dan mangan dialirkan melalui suatu filter
bed yang media filternya terdiri dari mangan-zeolite (K2Z.MnO.Mn2O7). Mangan
Zeolit berfungsi sebagai katalis dan pada waktu yang bersamaan besi dan mangan

yang ada dalam air teroksidasi menjadi bentuk ferri-oksida dan mangandioksida
yang tak larut dalam air. Reaksinya adalah sebagai berikut :
K2Z.MnO.Mn2O7 + 4 Fe(HCO3)2

K2Z + 3 MnO2 + 2 Fe2O3 + 8 CO2 + 4 H2O

K2Z.MnO.Mn2O7 + 2 Mn(HCO3)

K2Z + 5 MnO2 + 4 CO2 + 2 H2O

Reaksi penghilangan besi dan mangan dengan mangan zeoite tidak sama
dengan proses pertukaran ion, tetapi merupakan reaksi dari Fe2+ dan Mn2+ dengan
oksida mangan tinggi (higher mangan oxide).
Filtrat yang terjadi mengandung mengandung ferri-oksida dan mangan-dioksida
yang tak larut dalam air dan dapat dipisahkan dengan pengendapan dan
penyaringan. Selama proses berlangsung kemampunan reaksinya makin lama
makin berkurang dan akhirnya menjadi jenuh. Untuk regenerasinya dapat
dilakukan dengan menambahkan larutan Kalium permanganat kedalam zeolite
yang telah jenuh tersebut sehingga akan terbentuk lagi mangan zeolite
(K2Z.MnO.Mn2O7).
Pada pengolahan air minum, membran RO didesain untuk dapat
melewatkan molekul-molekul air dan menahan solid, seperti ion-ion garam.
Membran RO dapat memisahkan dan menyisihkan zat terlarut, zat organik,
pirogen, koloid, virus, dan bakteri dari air baku. Efisiensi penyisihan membran
RO untuk zat terlarut total (TDS) dan bakteri masing-masing adalah 95-99% dan
99%. Sehingga pada akhir proses akan dihasilkan air yang murni. Efisiensi
penyisihan membran RO yang tinggi menyebabkan terjadinya penyisihan mineralmineral alami pada air baku. Mineral-mineral alami ini tidak hanya memberikan
rasa yang enak pada air tetapi juga membantu fungsi vital sistem tubuh. Air
minum akan kurang sehat bagi tubuh apabila kurang mengandung mineralmineral ini.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Unit Utilitas. [online] http://letshare17.blogspot.com/2010/12/babiii-utilitas-pertamina_1266.html. Diakses pada 15 Maret 2014.
Bahriah,evisapinatul. 2012. Desalinasi Air Laut Melalui Metode Osmosis
Terbalik.

[online]

http://evisapinatulbahriah.wordpress.com/2012/06/04/desalinasi-air-lautmelalui-metode-osmosis-terbalik/. Diakses pada 15 Maret 2014.

Hastriawan,edi. Tanpa Tahun. Panas Pembakaran Pada Boiler pada Produksi di


PT. Pupuk Sriwijaya. [online] http://hedihastriawan.wordpress.com/kimiafisika/panas-pembakaran-pada-boiler-pada-produksi-di-pt-pupuksriwijaya/. Diakses pada 15 Maret 2014.

Anda mungkin juga menyukai