PENDAHULUAN
Penyakit paru merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan naiknya
angka kematian. Sebagian besar pasien paru sudah dalam kondisi kronis karena
keterlambatan dalam pendeteksiannya.1 Penyebab penyakit paru-paru ada
bermacam-macam antara lain infeksi, tumbuhnya sel tumor yang akan menjadi sel
kanker jika ia tumbuh dengan tidak terkendali, masuknya benda-benda asing
dalam paru (sering terjadi pada anak-anak) dan sebab yang lainnya. Terdapat
banyak jenis penyakit paru, antara lain pneumonia, bronkopneumonia, asbes
tumor, bronkiektasis, emfisema, bronkitis kronik, tuberkulosis, pneumotorak
traumatik, sarkoidosis dan beberapa lainnya yang merupakan detil dari jenis yang
ada.2 Diagnosa penyakit paru di Indonesia dilakukan dengan beberapa cara, antara
lain dengan foto sinar-X sederhana atau yang dikenal dengan foto rontgen, MRI
dan CT-Scan. Pengenalan dengan sinar-X sederhana merupakan teknik yang
paling sering digunakan. Foto dari sinar-X akan memberikan hasil yang berbeda
antara paru-paru yang sehat dan yang tidak sehat sekaligus jenis penyakitnya. 1 Di
Indonesia penyakit paru-paru yang sering didapat adalah penyakit paru
pneumonia, tumor dan tuberculosis, efusi pleura. Keempat penyakit ini memiliki
perbedaan tampilan pada foto sinar-X sederhana. Perbedaan hasil tampilan foto
rontgen thorax paru, dapat dijadikan parameter untuk mendiagnosa jenis penyakit
tersebut.3
BAB II
ISI
A.
Pada pemeriksaan foto toraks terdapat foto dengan posisi khusus, antara lain:1,5
a. Top Lordotik arah sinar AP bersudut 50-60 dari arah bawah, berguna
untuk mengamati TB dengan minimal lesion yang menghasilkan gambaran
seperti sarang-sarang di apeks (puncak) paru yang pada foto PA bagian
apeks paru akan tersembunyi di bawah klavikula dan costae I.
b. Foto posisi berbaring untuk melihat letak dan sifat cairan dalam kavitas,
rongga pleura atau sela pleura interlobaris.
c. Foto posisi oblique berguna untuk melihat kelainan pleura, dinding dada,
iga, selain itu dapat menunjukkan area retrocardial dan sudut posterior
ruang costophrenica.
d. Foto lateral dekubitus dapat menunjukkan adanya cairan dalam pleura.
Efusi pleura yang sedikit atau efusi subpulmonal dapat diketahui dengan
mudah jika miring ke sisi yang terkena dan dapat membedakannya dengan
gambaran diafragma yang terlalu tinggi.
e. Foto ekspirasi maksimal dapat digunakan untuk menunjukkan air atau
fluid trapping pada kasus emfisema obstruktif yang mengenai seluruh
paru, lobus atau segmen, serta untuk melihat pergerakan diafragma pada
kelainan diafragma, misalnya paralisis phrenicus, dll.
Hal-hal yang diamati dari kelainan, tanda atau bayangan yang didapatkan
untuk menentukan diagnosis foto paru adalah:1
a. Kedudukan, lokasi, ukuran, dan batas (tegas kabur, regular ireguler,
berkapsul, licin)
b. Densitas (opaque luscent)
c. Jenis (garis, bercak, awan, cair, massa padat, berlobus)
d. Homogenitas (tersebar difus homogen atau lainnya)
e. Suram, terselubung atau padat
f. Kavitasi dan kalsifikasi
Suatu rontgen torak dewasa akan memperlihatkan gambaran tulang rusuk,
diafragma, jantung, paru, klavikula, scapula, dan jaringan lunak dinding toraks.4
Toraks dibagi dua oleh mediastinum, di bagian tengah. Pada bagian kiri
dan kanan mediastinum terletak paru-paru yang berisi udara sehingga relatif
3
laki-laki,
musculus
pectoralis
mayor
mengakibatkan
Nilai adanya lesi massa dan pergeseran mediastinum oleh trakea dan
bayangan jantung
f. Diafragma
Diafragma kanan biasanya lebih tinggi dari diafragma kiri. Sudut
costophrenicus harus terlihat jelas, lancip dan dalam. Sudut tumpul
mungkin mengindikasikan adanya efusi pleura atau penebalan pleural
lama. Permukaan bagian atas harus tegas, ketegasan yang buruk sering
menunjukkan adanya kelainan paru basal. Pendataran diafragma
menunjukkan adanya hiperinflasi dan penyakit jalan napas obstruksi
kronis.
g. Tulang dan jaringan lunak
Perlu diperhatikan adanya fraktur atau deposit sekunder, penampakan
bayangan payudara, dll.
Beberapa jenis gambaran paru antara lain:
a.
Penampakan normal5
Paru tampak translusen dengan hanya memperlihatkan cabangcabang arteri dan vena pulmonalis. Tidak terdapat bayangan lain.
b.
Gambaran reticular/interstisial5
Gambaran ini dihasilkan oleh penebalan jaringan di sekeliling
alveolus, interstisial paru, divisualisasi sebagai pola percabangan linear
yang halus atau kasar. Berbagai kondisi yang biasa menyebabkan
bayangan seperti ini adalah fibrosis paru dan pneumoconiosis.
c.
Gambaran nodular5
Dibentuk oleh lesi opak sferis diskret kecil berdiameter 1-5 mm.
Penyebabnya termasuk tuberculosis millier, pneumoconiosis, sarkoidosis,
neoplasma, dan sebagainya.
Konsolidasi5
Dibentuk oleh adanya cairan yang menggantikan udara pada
alveolus atau kadang oleh jaringan, menghasilkan suatu area dengan
bayangan homogen yang konfluen. Bronkus dan beberapa jalan napas
kecil yang paten seringkali masih dapat terlihat sebagai lusensi linear,
ketika dikelilingi oleh alveolus yang terisi cairan, tanda ini dikenal sebagai
bronkogram udara (air bronchogram). Air bronchogram tampak jelas pada
hyaline membrane disease, sarkoidosis, edema pulmoner, dan konsolidasi
pneumonia. Biasanya tidak muncul pada kelainan tumor, kecuali pada
karsinoma sel alveoli dan limfoma.
Gambar 5. Gambaran konsolidasi pada lobus atas paru kanan dengan air bronchogram
Sumber: www.meddean.luc.edu
e.
kista atau bullae. Hal-hal yang perlu diperhatikan dari kavitasi adalah
letak, batas, ketebalan dinding, isi, fluid level (jika ada), lesi satelit, dan
penampakan jaringan paru disekitarnya. Kavitasi paling sering disebabkan
oleh tuberculosis, infeksi Staphylococcus, dan karsinoma. Kavitasi
tuberculosis biasanya berada di apeks paru. Abses paru yang berhubungan
dengan aspirasi biasanya berada di sisi kanan. Abses yang disebabkan oleh
amoebiasis hampir selalu berada di kanan bawah.
f.
10
Kerley Lines1
Sistem limfa pada paru-paru terdapat di septum interlobular
jaringan paru. Normalnya tidak akan terlihat, namun jika ada penebalan
sistem limfa dan jaringan disekitarnya, pada radiografi akan muncul
gambaran garis-garis opak yang dinamakn Kerley Lines. Garis Kerley
dapat bersifat transient (sementara) atau persisten (menetap).
Terdapat 4 macam garis Kerley, yaitu:
Kerley C lines : merupakan penampakan seperti sarang/ jala labalaba. Disebabkan oleh bendungan saluran limfe disekitar alveoli
11
B.
non spesifik terbagi atas infeksi bronkus (bronkitis) dan infeksi jaringan paru
(pneumonia). Sedangkan infeksi paru spesifik antara lain abses paru dan
tuberkulosis paru.1
1. Bronkitis
Berdasarkan lamanya peradangan, maka bronkitis dibedakan menjadi
bronkitis akut dan kronis6
a. Bronkitis Akut
12
13
yang
menyertai
menyebabkan
honey
comb
14
15
Gambar 11. Gambaran honey comb appearance pada lapangan paru kanan.
Merupakan tanda bronkiektasis dengan infeksi sekunder.
Sumber: www.meddean.luc.edu
2. Pneumonia
Pneumonia adalah suatu peradangan pada paru yang disebabkan
oleh bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur, dan benda
asing.10 Penyakit ini merupakan penyakit yang serius yang dapat mengenai
semua umur terutama pada bayi/anak, usia lebih dari 65 tahun, dan orang
dengan penyakit pemberat lain. Penyakit ini lebih sering muncul pada
musim dingin, perokok dan pria dibanding wanita. Di Amerika Serikat,
lebih dari 3000 orang menderita Pneumonia setiap tahunnya, dan lebih
kurang 1000 diantaranya harus mendapatkan perawatan yang intensif di
rumah sakit. Pneumonia merupakan penyakit peringkat ke-6 sebagai
penyebab kematian di Amerika Serikat.11
Berdasarkan anatomis, pneumonia dibagi atas:10
a. Pneumonia lobaris
16
17
Gambar 13. Gambaran radiologis toraks dengan pneumonia posisi PA dan lateral
Sumber: Diagnostik Rontgen. G Simon
3. Abses Paru
Abses Paru diartikan sebagai kematian jaringan paru-paru pada
satu lobus atau lebih sehingga terjadi pembentukan rongga yang berisi selsel mati atau cairan akibat infeksi bakteri yang bersifat supuratif disertai
nekrotisasi jaringan didalamnya.12 Pada 89% kasus, penyebabnya adalah
bakteri anaerob. Penyebab non-bakteri juga bisa menyebabkan abses paru,
diantaranya: Parasit (Paragonimus, Entamoeba), Jamur (Aspergillus,
Cryptococcus, Histoplasma, Blastomyces, Coccidioides, Mycobacteria). 13
Dari foto PA dan lateral abses paru biasanya ditemukan satu
kavitas, tetapi dapat juga multi-kavitas berdinding tebal, dapat pula
ditemukan garis yang memisahkan daerah yang berisi udara dan cairan di
dalamnya (air-fluid level).4
Pada hari-hari pertama foto dada hanya menunjukan gambaran
opak satu atau lebih segmen atau berupa gambaran densitas homogen
berupa bulat. Kemudian ditemukan gambaran radiolusen dalam bayangan
infiltrat yang padat. Selanjutnya bila abses tersebut mengalami ruptur
19
Gambar 15.
berdinding tebal pada lobus atas paru kiri bagian anterior disertai batas air fluid level
Sumber: www.meddean.luc.edu
20
4. Tuberkulosis Paru
Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi bakteri menahun pada
paru yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, yaitu bakteri
tahan asam yang ditularkan melalui udara yang ditandai dengan
pembentukan granuloma pada jaringan yang terinfeksi. 14 TB menempati
urutan ketiga sebagai penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Prevalensi
nasional terakhir TB parudiperkirakan 0,24%.12
Pemeriksaan radiologis sangat penting untuk penegakkan diagnosis
tuberkulosis paru.4
TB paru dibagi menjadi :
a. TB paru anak (infeksi primer)
TB
primer
terjadi
karena
infeksi
melalui
inhalasi
oleh
21
22
23
Sarang induratif atau fibrotik : garis atau pita tebal, berbatas tegas,
dan densitas tinggi
Gambar 19. Gambaran fibrotik pada TB paru. Tampak gambaran fibrotik dan
infiltrat minimal di lobus kanan atas pada penyakit TB paru.
Sumber: www.medcyclopaedia.com
24
Gambar 20. Gambaran kavitas pada TB paru. Tampak gambaran kavitas di lobus
atas paru kiri dan infiltrat di lobus kanan atas
Sumber: www.meddean.luc.edu
25
Sumber: www.medcyclopaedia.com
BAB III
KESIMPULAN
Infeksi paru terdiri dari infeksi paru spesifik dan non spesifik. Radang paru
non spesifik terbagi atas radang bronkus dan radang jaringan paru. Pada gambaran
radiologis radang bronkus akan tampak corakan yang ramai di basal paru,
terkadang juga disertai gambaran emfisema berupa hiperlusensi dari parenkim
paru dan bronkiektasis yang khas dengan honeycomb appearance. Sedangkan
pada radang paru akan terlihat gambaran konsolidasi yang memperlihatkan
bayangan homogen berdensitas tinggi pada satu segmen, lobus paru atau pada
sekumpulan segmen lobus yang berdekatan, berbatas tegas. Abses paru yang
merupakan peradangan dan menimbulkan pengumpulan nanah di jaringan paru,
pada foto toraks akan ditemukan satu kavitas atau multi-kavitas berdinding tebal,
selain itu akan terlihat garis yang memisahkan daerah yang berisi udara dan cairan
di dalamnya (air-fluid level). Pada tuberkulosis paru (TB paru), pemeriksaan
radiologis adalah salah satu pemeriksaan yang sangat penting dalam menentukan
26
27