Anda di halaman 1dari 3

Tahajjud Sebagai Ibadah dan Kesehatan

Dipublikasi pada 02/06/2012 oleh Community Health Center Of Batu Putih

Rate This
Termasuk diantara pintu-pintu peluang mendekatkan diri kepada Allah Swt. adalah sholat malam.
Rosululloh saw. pernah menyampaikan bahwa sholat sunnah di waktu malam itu paling utama
sholat setelah sholat fardlu.
Imam Muslim meriwayatkan sebuah hadits dari sahabat Abu Hurairah ra. Rosululloh saw. bersabda,
Paling utama puasa setelah Ramadan adalah syahrulloh Muharam, dan paling utama sholat
setelah sholat fardlu adalah sholat malam.
Imam Ath-Thobaroni meriwayatkan sebuah hadits dari sahabat Ibnu Masud ra. Nabi saw. pernah
bersabda, Keutamaan sholat malam atas sholat siang seperti keutamaan sedekah samar atas
sedekah terang-terangan.
Sesungguhnya orang yang membiasakan diri sholat malam ada jaminan baginya memasuki surga
tanpa hisab. Nabi saw. berasabda, Manusia kelak pada hari kiamat akan dikumpulkan di suatu
dataran tinggi. Kemudian seorang penyeru memanggil seraya berkata, ayna kanu tatajafa ala
junubihim ani al-madlojii, dimana mereka yang telah menjauhkan lambungnya dari tempat tidur?
Kemudian mereka pun maju ke depan dalam jumlah yang sedikit, dan memasuki surga dengan
tanpa hisab. Sedangkan yang lainnya diperintah untuk segera pergi ke tampat hisab (penghitungan
amal). (HR. Al-Baihaqi)
Qiyam al-lail atau bangun di waktu malam untuk menghidupkannya dengan sholat sunnah
merupakan identitas kemuliaan kaum mumin di dunia dan akhirat. Imam Ath-Thobaroni
meriwayatkan hadits dengan jalur sanad hasan yang ditempuhnya dari Sahl bin Sad ra. ia berkata,
Jibril as. datang kepada Nabi saw. seraya berkata, Wahai Muhammad, hiduplah sesukamu karena
engkau akan mati, berbuatlah apapun sekehendakmu karena engkau akan dibalas dengannya, dan
cintailah siapapun sesukamu karena engkau akan berpisah dengannya. Ketahuilah bahwa
kemuliaan seorang mumin terletak pada bangunnya di waktu malam, dan kekuatan seorang mumin
terletak pada rasa cukupnya dari butuh kepada manusia.
Disamping itu, sholat malam mengandung hikmah tasyri sebagai terapi kesehatan psikis dan pisis.
Nabi saw. bersabda:

Kalian harus bangun malam, karena ia adalah kebiasaan orang-orang saleh, yang mendekatkan
kalian kepada Tuhan, penebus setiap kesalahan, pencegah segala dosa, dan penyingkir penyakit
dari tubuh. (HR. Ath-Thobaroni)
Hadits diatas tersebut menjelaskan kepada kita bahwa sholat malam atau disebut juga dengan
sholat tahajjud ternyata tak hanya membuat seseorang yang melakukannya mendapatkan tempat
terpuji di sisi Alloh (QS. Al-Isra : 79), tapi juga sangat penting bagi kesehatan.
Menurut Dr. Sholeh dalam desertasinya yang berjudul Pengaruh Sholat Tahajjud terhadap
Peningkatan Perubahan Response Ketahanan Tubuh Imonologik: Suatu Pendekatan Psikoneuroimunologi, seseorang yang rajin sholat tahajjud dan melakukannya secara rutin, benar,
khusyu dan ikhlas, niscaya akan terbebas dari infeksi dan kanker. Selama ini, menurut Sholeh
yang meraih gelar doktornya dalam bidang ilmu kedokteran pada Program Pasca Sarjana Iniversitas
Surabaya, tahajjud dinilai hanya merupakan ibadah sholat tambahan atau sholat sunnah. Padahal
jika dilakukan secara kontinu, tepat gerakannya, khusyu dan ikhlas, secara medis sholat itu
menumbuhkan respon ketahanan tubuh (imunologi) khususnya pada imunoglobin M,G,A dan
limfosit-nya yang berupa persepsi dan motivasi positif, serta dapat mengefektifkan kemampuan
individu untuk menanggulangi masalah yang dihadapi (coping).
Selama ini masyarakat meihat masalah ikhlas sebagai persoalan mental psikis. Namun, sebetulnya
masalah ini dapat dibuktikan dengan teknologi kedokteran. Ikhlas yang selama ini dipandang
sebagai misteri, dapat dibuktikan secara kuantitatif melalui sekresi hormon kortisol. Parameternya,
menurut Dr. Sholeh, bisa diukur dengan kondisi tubuh. Pada kondisi normal, jumlah hormon kortisol
pada pagi hari normalnya antara 8-690 nmol/liter. Sedang pada malam hari atau setelah pukul 24:00
normalnya antara 69-345 nmol/liter. Kalau jumlah hormon kortisolnya normal, bisa diindikasikan
orang itu tidak ikhlas karena tertekan, begitu sebaliknya.
Kondisi tubuh seseorang yang rajin bertahajjud secara ikhlas berbeda jauh dengan orang yang tidak
melakukan tahajjud. Mereka yang rajin dan ikhlas bertahajjud memiliki ketahanan tubuh dan
kemampuan individual untuk menanggulangi masalah-masalah yang dihadapi dengan stabil.
Dengan demikian, sholat tahajjud selain bernilai ibadah, juga sekaligus sarat dengan muatan
psikologis yang dapat mempengaruhi kontrol kognisi. Dengan cara memperbaiki persepsi dan
motivasi positif dan coping yang efektif, emosi yang positif dapat menghindarkan seseorang dari
stres. Seseorang yang sedang mengalami stres rentan sekali terhadap penyakit kanker dan infeksi.
Dengan sholat tahajjud yang dilakukan secara rutin dan disertai perasaan ikhlas serta tidak
terpaksa. Seseorang akan memiliki respon imun yang baik, yang kemungkinan besar akan terhindar
dari penyakit infeksi dan kanker. Dan, berdasarkan hitungan teknik medis menunjukkan, sholat
tahajjud yang dilakukan sebagaimana mestinya membuat orang mempunyai ketahanan tubuh yang
baik. Sebuah bukti bahwa keterbatasan otak manusia tidak mampu mengetahui semua rahasia atas
rahmat, nikmat, dan anugerah yang diberikan Alloh Swt kepadanya.

Sebenarnya, tujuan hakiki dari sholat adalah pengakuan hati bahwa Allah Swt. sebagai pencipta
yang Maha Agung dan pernyataan patuh terhadap-Nya serta tunduk atas kebesaran serta
kemuliaan-Nya yang kekal dan abadi. Bagi seseorang yang telah melaksanakan sholat dengan
penuh rasa taqwa dan keimanan kepada penciptanya, hubungannya dengan Alloh Swt. (shilah
billah) akan kuat, istiqomah dalam beribadah kepada-Nya, dan menjaga ketentuan-ketentuan yang
digariskan-Nya. Sholat yang dilaksanakan dengan hati yang penuh taqwa dan mengharap keridloan
Alloh Swt. akan mempunyai pengaruh yang mendalam dalam jiwa dan menopang manusia untuk
berakhlak mulia. Dengan demikian sholat berperan sebagai alat penangkal yang dapat mencegah
seserang dari perbuatan keji dan mungkar. (QS. 29 : 45)
Seorang doktor di Amerika telah memeluk Islam karena beberapa keajaiban yang ditenuinya di
dalam penyelidikannya. Ia amat kagum dengan penemuan tersebut hingga tidak dapat diterima oleh
akal pikiran. Dia adalah seorang doktor neurologi. Setelah memeluk Islam dia amat yakin
pengobatan secara Islam. Dan ketika ditanya bagaimana ia tertarik masuk Islam, maka doktor
tersebut memberitahu bahwa sewaktu kajian saraf yang dilakukan, terdapat beberapa urat saraf di
dalam otak manusia ini yang tidak dimasuki oleh darah. Padahal setiap inci otak manusia
memerlukan darah yang cukup untuk berfungsi secara lebih normal. Setelah melakukan riset yang
memakan waktu, akhirnya dia menemukan bahwa darah tidak akan memasuki urat saraf di dalam
otak tersebut melainkan ketika seseorang bersholat, yaitu ketika sujud. Urat tersebut memerlukan
darah untuk beberapa saat tertentu saja. Ini artinya darah akan memasuki bagian urat tersebut
mengikuti kadar sholat lima waktu yang diwajibkan oleh Islam.

Anda mungkin juga menyukai