PEMBAHASAN
2.1 Kebijakan dan Program Pemerintah dalam Pengembangan, Pengentasan
Kemiskinan dan Transportasi di Perdesaan
Salah satu misi pemerintah adalah membangun daerah perdesaan yang
dapat dicapai melalui pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan
produktivitas dan keanekaragaman usaha perdesaan, ketersediaan sarana dan
fasilitas utnuk mendukung ekonomi perdesaan, membangun dan memperkuat
institusi yang mendukung rantai produksi dan pemasaran, serta mengoptimalkan
sumber daya alam sebagai dasar pertumbuhan ekonomi perdesaan. Transportasi
merupakan elemen penting dan strategi untuk mendukung misi ini, khususnya
dalam menjamin aliran orang dan barang dari suatu tempat ke dimana bahan
mentah terdapat ke pusat produksi dan ke pusat distribusi daerah, regional,
nasional dan internasional. Sebagai akibat dari misi diatas, pemerintah juga
merubah fungsinya dari penyedia menjadi fasilitator, regulator dan koordinator
untuk pemberdayaan masyarakat, emindahkan atau menginternalisasikan
ekseternalitas, dan memfasilitasi integrasi horizontal dan diagonal. Ini akan
menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang baik untuk diterapkan disemua
tingkat pembangunan dan keputusan dibuat berdasarkan kebutuhan nyata dari
masyarakat.
Pembangunan perdesaan juga sudah merupakan kebijakan dan strategi
untuk mengentaskan kemiskinan. Sejak 1993 pemerintah telah membuat
program IDT utnuk mengentaskan kemiskinan pada desa tertinggal dan diikuti
program P3DT di tahun 1995 untuk mendukung dan meningkatkan
implementasi IDT. Program P3DT mempunayi tujuan utama untuk membangun
sarana di desa tertinggal. Dimulai pada tahun 1998 pemerintah melalui
BAPPENAS meluncurkan program PPK yang pada dasranya merubah tingkat
pembangunan dari tingkat desa ke tingkat kecamatan. Program ini
implementasi
empat
fungsi
birokrasi
yaitu
pelayanan,
(ILO) mendefinisikan
transport sebagai pergerakan orang dan barang dengan sarana apapun yang
mungkin, untuk tujuan apapun yang mungkin. World Bank mendefinisikan
transporta sebagai kegiatan menghubungkan orang ke temapt-tempat dan
sumber daya. Dengan definisi demikian jelas bahwa transport dan akses adalah
perdesaan untuk mengentaskan kemiskinan dan adanya intervensi dari nontransport. Isu lain yang berkembang di Nepal tapi tidak di Indonesia adalah isu
tentang kesetaraan gender dan kebutuhan bagi penyandang cacat. Disadari
bahwa sistem transportasi yang dibangun dengan cara konvensional di daerah
perdesaan sering kali gagal memenuhi kebutuhan khusus wanita, penyandang
cacat dan orang yang memiliki hambatan sosial.
2.3 Tujuan Membuat Program Transportasi Perdesaan
Undang-undang desentralisasi (UU 22/99 dan UU 25/99) merupakan
perubahan besar dalam memformulasikan tujuan pembangunan program
transportasi perdesaan. Dalam sistem desentralisasi, pemerintah daerah harus
membuat prioritas pembangunan dan merespon kebutuhan pembangunan
mereka sendiri. Yang masyarakat perdesaan butuhkan adalah inti dari proses
pembangunan. Pentingnya akses utnuk membuka isolasi adalah alasan mengaap
transport merupakan elemen esensial di pembangunan. Jones (1981, yang
dikutip oleh Dongges, 2001, dalam Jinny, 2001) menyataklan bahwa Isolasi
adalah halangan utama pembangunan. Isolasi menyebabkan kemiskinan, karena
pelayanan tidak mencapai yang terisolasi dan membuat mereka tidak terkontak
kegiatan peningkatan pendapatan. Program transportasi harus menjamin akses
orang ke kebutuhan dasar juga kesempatan sosial dan ekonomi yaitu termasuk
meningkatkan keahlian dan produktivitas mereka.
2.4
selama
dapat
meningkatkan
penyebaran
infrastruktur
yang
memungkinkan
pemeliharaan
dan
pembuatan
program
yang
perlu
selama
dapat
meningaktkan
penyebaran
infrastruktur
yang
transportasi
pedesaan
harus
terus
didukung
untuk
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
1. Transportasi perdesaan mempunyai karakteristik yang unik dan berbeda.
2. Sasaran transportasi perdesaan adalah meningkatkan kesejahteraan
masyarakat melalui transportasi yang ramah lingkungan, dapat
dijangkau dan mudah didapat.
3. Keikutsertaan masyarakat, swasta dan pemerintah (sebagai elemen
pemerintahan) selama proses pembangunan transportasi perdesaan, yaitu
perencanaan, konstruksi, monitoring, pemelihraan dan evaluasi adalah
penting untuk menjamin tercapaianya tujuan.
4. Pembangunan desa mempunyai 4 kekuatan pengendali, yaitu: pasar,
insentif, penanaman modal, dan transportasi.
DAFTAR PUSTAKA
Arief, Fathoni. 2003. Geliat Transportasi Udara di tengah Transportasi Darat,
Clapeyron. Vol. 47.
Indrawan, Ardyanto. 2003. Mahalnya Sistem Transportasi Masa Depan, Clapeyron.
Vol. 47.
http://www.indonesia.go-id/index.php/content/view/1331/335
http://www.suaramerdeka.com/harian/0509/03/opro4.htm
http://www.suaramerdeka.com/cybernews/harian/0604/06/nas13.htm