Anda di halaman 1dari 18

Struktur dan Mekanisme Sistem Kardiovaskular

I Gede Aditya Baru Christian


Mahasiswa Fakultas Kedokteran Tahun 2010 Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta
NIM: 102010239, Email: bc_aditya@yahoo.com

Pendahuluan
Skenario Problem Based Learning (PBL) yang di bahas kali ini tentang seorang laki-laki
berumur 60 tahun mengeluh dada sebelah kirinya terasa nyeri dan berat sejak 3 hari yang lalu,
nyeri yang dirasakan menjalar sampai ke bahu kirinya. Makalah PBL blok 8 kali ini akan
membahas secara mendetail kasus ini sehingga diharapkan menambah pengetahuan penulis
tentang topik sistem kardiovaskular yang menjadi topik perkuliahan di blok 8 ini. Oleh sebab itu,
makalah ini akan membahas tentang struktur jantung, pemeriksaan Elektrokardiogram (EKG),
fungsi dan mekanisme kerja jantung.
Pembahasan
Jantung berfungsi sebagai pompa yang melakukan tekanan terhadap darah untuk
menimbulkan gradien tekanan yang diperlukan agar darah dapat mengalir ke jaringan. Darah,
seperti cairan lain, mengalir dari daerah bertekanan lebih tinggi ke daerah bertekanan lebih
rendah sesuai penurunan gradien tekanan. Pembuluh darah berfungsi sebagai saluran untuk
mengarahkan dan mendistribusikan darah dari jantung ke semua bagian tubuh dan kemudian
mengembalikannya ke jantung. Dan darah berfungsi sebagai medium transportasi tempat bahanbahan yang akan disalurkan dilarutkan atau diendapkan.
Sirkulasi paru terdiri dari lengkung tertutup pembuluh-pembuluh yang mengangkut darah
antara jantung dan paru, sedangkan sirkulasi sistemik terdiri dari pembuluh-pembuluh yang
mengangkut darah antara jantung dan sistem organ.
Elektrokardiogram (EKG) adalah rekaman keseluruhan penyebaran aktivitas listrik di
jantung.

Jantung
Jantung adalah organ berongga dan memiliki empat ruang yang terletak antara kedua
paru-paru di bagian tengah rongga toraks. Dua pertiga jantung terletak di sebelah kiri garis
midsternal. Jantung dilindungi mediastinum. Jantung berukuran kurang lebih sebesar kepalan
tangan pemiliknya. Bentuknya seperti kerucut tumpul. Ujung atas yang lebar (dasar) mengarah
ke bahu kanan; ujung bawah yang mengerucut (apeks) mengarah ke panggul kiri.1
Jantung terletak di dalam mediastinum media pars inferior, di sebelah ventral ditutupi
oleh sternum dan cartilago costalis III-VI.
Apex kerucut terletak di inferior, anterior dan ke sinistra. Hampir 2/3 bagian jantung
terletak di sebelah sinistra bidang media.
Jantung pada manusia dewasa mempunyai ukuran:
-

Panjang : 12 cm

Lebar : 8-9 cm, dengan diameter anteroposterior 6 cm

Berat jantung laki-laki : 280-350 gram

Berat jantung perempuan : 230-280 gram.2

Jantung adalah bagian system vascular yang berotot dan berkontraksi secara ritmik untuk
memberikan daya gerak bagi sirkulasi darah. Miokardiumnya analog dengan tunika media
pembuluh darah lainnya, tetapi tidak mengandung otot polos melainkan otot jantung lurik.
Jantung mempunyai empat ruang: atrium kanan dan kiri serta ventrikel kanan dan kiri.
Darah yang kembali ke jantung di vena cava superior dan inferior memasuki atrium kanan dan
menuju ke ventrikel kanan. Dari sana, darah dipompakan, melalui arteri pulmonalis, menuju ke
paru-paru untuk diaerasi dan kemudian dikembalikan ke atrium kiri melalui vena pulmonalis.
Kontraksi atrium kiri mendorong darah ke ventrikel kiri, dan dari sana dipompa menuju ke aorta
dan melalui cabang-cabangnya menuju ke seluruh tubuh.
Lubang antara atrium kanan dan ventrikel kanan ditutupi oleh katup tricuspid dan yang
antara atrium kiri dan ventrikel kiri oleh katup mitral. Katup aorta dan semilunar pulmoner
mencegah aliran balik selama relaksasi jantung. Katup mitral dan tricuspid tetap terbuka
sementara jantung terisi di antara denyutan dan selama kontraksi atria, namun bila ventrikel
berkontraksi, kedua katup tertutup oleh tekanan yang timbul di dalam bilik ini. Pada waktu yang
sama, peningkatan tekanan membuka katup aorta dan katup semilunar, memungkinkan keluarnya
darah ke dalam sirkulasi pulmoner dan sistemik.
2

Dinding jantung terdiri atas tiga lapisan, endokard, miokard, dan epikard, yang homolog
dengan tunika intima, tunika media, dan tunika adventisia pembuluh darah.3
Jantung berfungsi sebagai pompa yang melakukan tekanan terhadap darah untuk
menimbulkan gradien tekanan yang diperlukan agar darah dapat mengalir ke jaringan. Darah,
seperti cairan lain, mengalir dari daerah bertekanan lebih tinggi ke daerah bertekanan lebih
rendah sesuai penurunan gradien tekanan.4
Pericardium
Pericardium (peri=sekeliling, cardium=jantung) merupakan kantung serofibrosa,
berbentuk conus, berisi jantung dan pangkal pembuluh darah besar.
Terletak pada mediastinum, di posterior corpus sterni dan cartilage costalis II-IV, di
anterior vertebra thoracalis V-VIII.
Pericardium terdiri dari dua saccus yang berhubungan erat satu sama lain tetapi berbeda
struktur, yaitu:
1

Saccus externa dikenal sebagai pericardium fibrosa, terdiri dari jaringan ikat fibrosa.

Saccus interna dikenal sebagai pericardium serosa, merupakan membrane halus yang
berbatasan dengan saccus fibrosa dan meliputi jantung.
Jantung pada pertumbuhannya mengadakan invaginasi dinding saccus serosa dari atas

dan bawah sehingga praktis menutupi rongga tersebut sehingga hanya merupakan ruang
potensial saja.2
Pericardium Fibrosa
Merupakan kantong berbentuk conus, ke superior menyempit dan melanjut sebagai
lapisan luar pembuluh darah besar dan fascia pretrachealis, ke arah inferior melekat pada
centrum tendineum dan pars muscularis diaphragma sinistra.
Pericardium fibrosa mengadakan perlekatan pada dataran posterior sternum lewat:
1

Lig. Pericardiacosternalis superior: berhubungan dengan ujung superior corpus sternum.

Lig. Pericardiacosternalis inferior: berhubungan dengan ujung superior corpus sterni.


Hubungan ini berfungsi memelihara jantung tetap di posisinya dan mencegah over

distensi. Pericardium fibrosa di anterior dipisahkan oleh paru dan pleura terhadap dinding
anterior thorax. Tetapi ada daerah kecil yang berhubungan langsung, yaitu pada separuh bagian
3

inferior corpus sterni bagian sinistra dan cartilage costa IV-V sinistra. Di posterior pericardium
fibrosa berhubungan dengan bronchus, esophagus, plexus esophagei, aorta descendens, dan
fascia meastinalis bagian posterior paru.
Di sebelah lateral pericardium ini tertutup oleh pleura dan berhubungan dengan fascies
mediastinalis paru dan n. phrenicus.
Di sebelah caudal melekat pada centrum tendineum diaphragm. Pembuluh darah yang
terbungkus oleh pericardium fibrosa adalah: aorta, v. cava superior, a. pulmonalis dextra dan
sinistra, serta keempat vv. Pulmonales.2
Pericardium Serosa
Merupakan kantung tertutup yang berhubungan dengan pericardium fibrosa dan didesak
(invaginasi) jantung sehingga terbentuk pars parietalis dan pars visceralis, hal mana
memudahkan jantung bergerak bebas dalam pericardium fibrosa.
Pars visceralis= epicardium, membungkus jantung dan pembuluh darah besar, dan pada
pembuluh darah ini pars visceralis mengadakan reflexi (pelipatan balik) menjadi pars parietalis
yang bersuperioran dengan pericardium fibrosa.
Bagian pericardium serosa yang menutupi pembuluh darah seolah-olah tersusun dalam
bentuk 2 tabung, yaitu:
1

Aorta dan truncus pulmonalis tersusun dalam satu tabung

V. cava superior et inferior dan keempat vv. Pulmonales tersusun dalam tabung yang lain
yang perlekatannya terhadap pars parietalis membentuk sinus huruf U terbalik yang
terletak di posterior atrium sinistrum dan disebut sebagai sinus obliqus pericardii.
Sedangkan sinus yang terletak di antara aorta, truncus pulmonalis di sebelah anterior dan
atrium di sebelah posterior disebut sinus transversus pericardii.2

Dinding Jantung
Dinding jantung terdiri dari 3 lapis, yaitu:
1. Epicardium, merupakan lapis terluar dinding jantung.
Lapisan dalam epicardium disebut membrane serosa (pericardium viscerale), merupakan
selapis sel squamosa yang bersandar pada lamina propria jaringan ikat halus. Di antara
membrane serosa dengan myocardium terdapat jaringan ikat fibrosaelastis. Jaringan ikat
4

ini bercampur dengan jaringan lemak yang mengisi cela dan sulcus sehingga permukaan
jantung tampak halus. Pembuluh darah besar dan saraf terdapat di dalam lapisan ini.
2. Myocardium, merupakan lapis tengah dinding jantung.
Myocardium tersusun dari beberapa lapis otot jantung.
3. Endocardium, merupakan lapis terdalam dinding jantung.
Endocardium merupakan lapisan sel squamosa endothelial dan melanjut pada endothel
pembuluh darah yang melapisi permukaan dalam rongga jantung.
Walaupun jantung bebas bergerak dan tidak melekat pada organ sekitarnya, untuk
menjaga supaya tetap di tempatnya, hal ini dilakukan oleh pembuluh darah besar dan
pericardium.2
Endokard
Endokard dilapisi endotel sel-sel gepeng polygonal yang menyatu dengan endotel
pembuluh yang memasuki dan keluar dari jantung. Tepat di bawah endotel terdapat lapis tipis
serat kolagen dan elastin dengan sedikit fibroblast. Di luar ini terdapat lapis dengan jaringa ikat
lebih padat yang merupakan bagian terbesar tebal endokard. Lapis ini kaya akan serat elastin dan
mengandung sejumlah otot polos, terutama di daerah septum ventricular. Lapis subendotel dari
jaringan ikat longgar mengikat endokard pada miokard dan menyatu dengan endomisium. Lapis
ini mengandung pembuluh darah kecil, saraf, berkas serat dari system penghantar jantung.
Dalam dinding tipis atrium, jaringan ikat endokard meluas melalui celah-celah sempit di antara
berkas serat otot untuk menyatu dengan yang dari epikard. Sebuah lapis subendokard tidak
terdapat pada muskulus papilaris dan korda tendinea yang terhambat pada tepian bebas katup
mitral dan tricuspid.3
Miokard
Miokard terutama terdiri atas serat otot jantung, yang berfungsi memompa darah melalui
peredaran. Beberapa miosit jantung juga memiliki fungsi sekresi endokrin. Ada yang
dikhususkan untuk mengawali impuls yang mengatur irama kontraksi jantung, dan lainnya
dikhususkan untuk konduksi impuls dari atria ke ventrikel.

Jantung normalnya berdenyut 70 kali per menit. Kecepatan ini sebagian besar ditentukan
oleh sel-sel pemacu (pacemaker) dalam nodus sinoatrial, sebuah daerah kecil sekitar 10 mm
panjang dan 3 sampai 5 mm lebar di daerah perbatasan vena cava superior dengan atrium kanan.
Miosit nodus jauh lebih langsing daripada yang dari atrium umumnya dan dibekali cirri khusus
mengalami depolarisasi spontan pada frekuensi 70 kali per menit, yang berakibat timbulnya
impuls yang menyebar ke miokard atrium sekitarnya dan ke berkas miosit khusus disebut jalur
internodus anterior, media, dan posterior, ke nodus atrioventrikular, yang terletak di bawah
endokard septum interatrial, tepat di atas perlekatan daun septum katup tricuspid.3
Epikard
Epikard terdiri atas lapis dalam yang terdiri atas jaringan ikat fibroelastis dan sebuah
lapis luar dari sel-sel endotel gepeng. Jaringan ikat lapis dalam menyatu dengan endomisium dari
miokard di bawahnya. Pembuluh darah koroner utama yang melintasi jaringan ikat lapis
endokard, dibungkus oleh sedikit banyak jaringan lemak. Epikard juga membentuk lapis visceral
dari perikard, sebuah rongga serosa yang mengelilingi jantung. Sekitar pangkal aorta dan arteri
pulmoner, epikard menyatu dengan lapis parietal perikard, lapis jaringan fibroelastis berlapiskan
mesotel serupa. Lapis visceral dan parietal perikard membatasi ruang sempit, disebut rongga
perikard. Ia mengandung sedikit cairan yang memungkinkan permukaan mesotel licin dari
epikard dan parietal perikard saling bergeser dengan bebas selama kontraksi dan relaksasi
jantung. Jika rongga perikard terinfeksi (perikarditis), maka lapis-lapis ini dapat saling
melengket, menutup celah di antaranya. Dengan demikian mereka menghalangi denyut jantung.3
Apex Cordis
Apex cordis terletak di inferoanterior sinistra cor.
Letak apex cordis dapat dicari di daerah:
-

Di sebelah profundal spatium intercostalis v. sinistra, 8-9 cm dari linea mediana

4 cm di sebelah inferior dan 2 cm di medial papilla mammae sinistra

Apex cordis ini tertutup oleh pleura dan pulmo.2

Basis Cordis
Merupakan dataran yang menghadap kea rah superodextra posterior jantung. Basis cordis
tersusun oleh atrium dextrum, atrium sinistrum, dan bagian proximal pembuluh darah besar.
Basis cordis memiliki batas-batas sebagai berikut:
-

Superior

: bifurcatio a. pulmonalis

Inferior

: sulcus coronaries

Dextra

: sulcus terminalis

Sinistra

: v. obliqua atria sinistra.2

Facies Sternocostalis
Facies ini dibentuk oleh atrium dextrum dengan auriculanya, ventriculus dexter dan
bagian kecil dari ventriculus sinister. Facies ini disilangi secara oblique oleh sulcus coronarius
dan sulcus interventricularis anterior.2
Facies diaphragmatica
Facies ini merupakan dataran yang datar dan berhubungan dengan diaphragm. Facies ini
dibentuk oleh kedua ventricle dengan sebagian besar dibentuk oleh ventriculus sinister. Facies
dipisahkan oleh sulcus coronarius dari basis cordis. Disilangi secara oblique oleh sulcus
interventricularis posterior.2
Margo Dextra
Margo dextra ini lebih panjang dari yang sinistra, berbentuk arcus dari v. cava superior
sampai ke apex cordis. Bagian superior margo dextra terletak sepanjang atrium dextrum, bagian
inferiornya sepanjang ventriculus dexter. Bagian inferior ini umumnya horizontal, berjalan
sepanjang garis perlekatan diaphragma pada dinding anterior dada.
Margo ini tepinya tajam sehingga disebut juga margo acutus. Bagian superior margo
dextra (pars atrial) terletak di bagian posterior cartilage costalis v-1,25 cm di sebelah dextra tepi
sternum.2

Margo Sinistra (Margo Obtusus)


Dibentuk terutama oleh ventriculus sinister dan sebagian kecil atrium sinistrum. Margo
ini berjalan miring ke apex dari tempat berjarak 2,5 cm dari tepi sternum di spatium intercostalis
II sinistra, berbentuk kurva dengan kecembungan ke sinistra.2
Atrium Dextrum
Atrium dextrum ini agak besar dan dindingnya mempunyai tebal kurang lebih 2 mm,
volumenya kurang lebih 57 cc.
1. Atrium propria (sinus venarum cavarum)
Merupakan ruang di antara dua vena cava dan ostium atrioventricularis, di mana
dindingnya menjadi satu dengan dinding v. cava dan permukaan inferiornya halus.
2. Auricula dextra
Berbentuk seperti daun telinga anjing, merupakan kantung di antara v. cava superior dan
ventriculus dexter. Batas antara auricular dengan atrium dari luar ditandai oleh sulcus
terminalis yang berhubungan dengan bangunan rigi di sebelah dalamnya yang disebut
crista terminalis. Permukaan dalam auricula terdiri superior susunan otot seperti mata
sisir disebut mm. pectinati.2
Ventriculus Dexter
Ventriculus dexter ini menempati sebagian besar dari facies ventralis (sternocostalis).
Tebal dinding ventriculus dexter adalah 1/3 tebal dinding ventriculus sinister. Dinding ini tebal di
bagian basis dan semakin tipis ke arah apex. Volume ventriculus dexter= sinistra= 85 ml.2
Atrium Sinistrum
Atrium sinistrum ini ukurannya sedikit lebih kecil dibanding yang dextra, mempunyai
dinding yang lebih tebal kurang lebih 3 mm.
Atrium sinistrum membentuk basis dan facies dorso superior jantung. Di sebelah dorsal
superior antara atrium dextrum dan sinistra tidak jelas. Sedang di sebelah ventral superior ini
dilewati oleh aorta dan truncus pulmonalis.
1. Atrium proprium

Pada atrium ini terdapat muara 4 vv. Pulmonales, pada masing-masing sisi bermuara 2
vena. Muara vv. Pulmonales ini tidak mempunyai katup. Umumnya vv. Pulmonales
bermuara pada 1 lubang. Ostium atrioventricularis sinistra ukurannya lebih kecil
disbanding yang dextra dan dilekati oleh valvula mitralis. Permukaan bagian dalam
atrium proprium adalah halus.
2. Auricula sinistra
Antara auricula sinistra dan atrium sinistrum terdapat daerah penyempitan. Auricula ini
berbentuk panjang, sempit dan lebih melengkung dibanding yang dextra. Permukaan
dalam auricula sinistra juga terdapat rigi muscular yang disebut mm. pectinati.2
Ventriculus Sinister
Ventriculus sinister ikut membentuk sebagian kecil facies sternocostalis dan separuh
facies diaphragmatica. Puncaknya membentuk apex cordis.
Ventriculus sinister ini lebih panjang, lebih conus, dan dindingnya tiga kali lebih tebal
daripada yang dextra. Pada potongan melintang mempunyai rongga yang berbentuk circulair.2
Sceleton Jantung
Skeleton ini merupakan jaringan ikat fibrosa berbentuk cincin melingkari ostium
atrioventricularis dan ostium aorta dan pulmonalis dan masuk ke dalam septum pars
membranosa.
Di antara margo dextra annulus atrioventricularis sinistra, annulus aorticus dan annulus
atrioventricularis dextra, jaringan tebal ini membentuk massa segitiga yang disebut trigonum
fibrosum dextra. Trigonum ini juga membentuk bagian basal dari pars membranacea septi. Pita
fibrous dari trigonum dextra dan annulus atrioventricularis dextra yang menuju sisi posterior
conus arteriosus dan sisi anterior annulus aorticus disebut tendo conus arteriosus.
Trigonum fibrosum sinistra merupakan bangunan segitiga kecil yang terletak di antara
annulus aorticum dan atrioventricularis sinistra.
Trigonum fibrosum sinistra bersama dengan annulus atrioventricularis memisahkan
dinding atrium dari ventricel. Jaringan otot jantung menggunakan jaringan fibrous untuk
perlekatan origo dan insertionya.2

Susunan Otot Jantung


Otot jantung tersusun atas fibra yang berjalan transversal dan longitudinal dan saling
menjalin.
Otot jantung dibedakan menjadi:
-

Fibra dari atrium

Fibra dari ventricel

Atrioventricularis bundle (bundle His).2

Vascularisasi Jantung
Jantung mendapat pendarahan dari a. coronaria cordis yang merupakan cabang dari aorta
ascendens.
1. A. coronaria dextra
Timbul dari sinus aorticus anterior, mula-mula berjalan ke anterior dextra untuk muncul
di antara truncus pulmonalis dan auricular dextra, kemudian berjalan inferior dextra pada
sulcus atrioventricularis menuju pertemuan margo dextra dan inferior cordis, untuk
kemudian berputar ke sinistra sepanjang bagian posterior jantung sampai sulcus
interventricularis posterior, di mana ia beranastomosis dengan a. coronaria sinistra.
2. A. coronaria sinistra
Timbul dari sinus aorticus posterior sinistra, berjalan ke anterior di antara truncus
pulmonalis dan auricular sinistra kemudian membelok ke sinistra menuju sulcus
atrioventricularis anterior sebagai a. interventricularis anterior, kemudian berjalan ke
posterior mengelilingi margo sinistra untuk berjalan bersama sinus coronaries sampai
sejauh sulcus interventricularis posterior sebagai a. interventricularis posterior di mana ia
akan beranastomosis dengan yang dextra.2
Suplai darah ke jantung dibawa oleh arteri koronaria yang berasal dari sinus aorta
anterior dan posterior kiri tepat di atas katup. Arteri koronaria kanan menurun di antara pangkal
atrium kanan dan batang pulmoner, kemudian sepanjang sulkus atrioventrikular untuk mensuplai
atrium dan ventrikel kanan. Arteri koronaria kiri yang lebih besar menurun di antara batang
pulmoner dan pangkal atrium kiri dan melengkung ke kiri dalam sulkus atrioventrikular. Ia

10

mencabangkan dua atau tiga cabang yang berjalan menuju apeks jantung. Dikatakan ada
anastomosis antara cabang-cabang arteri koronaria kiri dan kanan.3
Sinus Coronarius
Kebanyakan vena dari jantung akan bermuara ke dalam sinus coronarius. Sinus ini
merupakan saluran vena dengan panjang 2,25 cm, terletak di bagian posterior sulcus coronarius
dan tertutup oleh stratum muscular atrium sinistrum. Sinus coronarius berakhir di atrium
dextrum, di antara muara v. cava inferior dan ostium atrioventricularis. Pada lubang muaranya
terdapat valvula semiulnaris disebut valvula sinus coronaries Thebesii.
Vena-vena yang bermuara pada sinus coronaries:
-

V. cordis magna= v. coronaria sinistra

V. cordis parva= v. coronaria dextra

V. cordis media

V. ventricularis sinistra posterior

V. obliqua atria sinistra Marshalli.2

Persarafan Jantung
Jantung mendapat persarafan dari r. cardiacus n. vagus dan truncus symphaticus. Kedua
saraf ini bergabung menjadi plexus cardiacus dan cabang-cabangnya, plexus coronaries yang
berjalan bersama a. coronaria. Saraf simpatis merupakan serabut postganglionik dari medulla
spinalis segmen cervical dan thoracal bagian superior.
Saraf parasimpatis (n. vagus) merupakan serabut preganglionik di mana ganglionnya
terletak di jaringan ikat pericardium dari atrium dan di septum interatriorum.2
Jantung dipersarafi secara ekstensif oleh cabang-cabang system saraf otonom. Serabut
simpatis dan parasimpatis ada di dalam nodus sino-atrial dan atrio-ventrikular. Otot atrium juga
dipersarafi oleh kedua jenis serabut ini. otot ventrikel terutama dipersarafi oleh system saraf
simpatis.
Serabut parasimpatis berjalan sepanjang nervus vagus, atau saraf kranialis kesepuluh.
Serabut simpatis turun di dalam medulla spinalis ke tempat setinggi T1-T5, di mana mereka
muncul melalui radiks ventral untuk bersinaps di dalam ganglion simpatis servikal dan torakal.
Serabut post-ganglion berjalan melalui nervus kardiak servikal untuk bersatu dengan serabut
11

parasimpatis untuk membentuk pleksus kardiak, yang terletak di dekat arkus aorta dan bifurkasi
trakea.7
Enzim Kardiovaskular
Enzim terdiri dari dua jenis, yang pertama yaitu enzim fungsional dan enzim
nonfungsional. Enzim fungsional umumnya dibuat dihati, terdapat pada sirkulasi darah, bersifat
kontinu atau dialirkan secara terus menerus, dan kadarnya lebih besar berada pada jaringan,
contoh dari enzim fungsional yaitu, lipoprotein lipase, pseudocholinesterase, proenzim
pembekuan darah dan pemecahan pembekuan darah. Tipe enzim yang kedua yaitu enzim
nonfungsional yaitu enzim yang tidak berfungsi dalam darah, kadarnya lebih rendah didalam
jaringan, dan merupakan indicator yang dapat membantu memeriksa suatu penyakit.
Analisis enzim jantung dalam plasma merupakan bagian dari profil diagnostik yang
meliputi riwayat, gejala, dan elektrokardiogram. Analisis enzim bertujuan untuk mendiagnosis
infark miokardium. Enzim dilepaskan dari sel bila sel mengalami cedera dan membrannya pecah.
Kebanyakan enzim tidak spesifik dalam hubungannya dengan organ tertentu yang rusak.
1. Laktat Dehidrogenase
Laktat dehidrogenasi (LDH) dan isoenzimnya ada lima macam LD ISOEBZIM (Ld1lD5). Masing-masing isoenzim tersebut mempunyai berat molekul sekitar 134.000 kDa.
Mereka mengandung kombinasi subunit H dan M. jantung mengandung lebih banyak
LD1, sedangkan hati dan otot mengandung LD5. Pemeriksaan LD isoenzim dilakukakn
dengan cara elektroforesis. Pada infark miokardium akut kadar LD1 melebihi kadar LD2,
sedangkan pada keadaan normal kadar LD1 lebih rendah dibandingkan LD2.
2. Kreatinin Kinase
Karena enzim yang berbeda dilepaskan ke dalam darah pada periode yang berbeda
setelah infark miokardium, maka sangat penting mengevaluasi kadar enzim yang
dihubungkan dengan waktu awitan (onset) nyeri dada atau gejala lainnya. Kreatinin
kinase (creatinin kinase-CK) dan isoenzimnya (CKMB) adalah enzim yang dianalisis
untuk mendiagnosis infark miokardium akut, dan merupakan enzim pertama yang
meningkat saat terjadi infark miokardium. Gangguan pada jantung selain infark
miokardium akut juga dihubungkan dengan nilai kadar CK dan CKMB total yang
abnormal.
12

3. Troponin T (cTnT)
Protein kontraktil mulai menarik perhatian sebagai karakteristik terjadinya gangguan
pada sistem kardiovaskular yang sangat potensial pada akhir tahun 1970-an, saat
ditemukan isoform unik pada berbagai tipe otot strained (cepat, lambat, dan jantung).
Karakteristik yang spesifik untuk jantung seperti cTnT mempunyai keunggulan
dibandingkan dengan karakteristik yang terdapat di semua otot seperti CK dan mioglobin.
4. C-Reactive Protein
C-Reactive Protein (CRP) merupakan anggota dari protein pentraxin. Istilah CRP
dikenalkan oleh Titlet dan Francis pada tahun 1930, senyawa ini dapat bereaksi dengan
polisakarida C somatic pada Streptoccus pneumonia. Kadarnya akan meningkat 100 kali
dalam 24-28 jam setelah terjadi luka jaringan. Sebelas tahun kemudian, Mac Leod dan
Avery mengenalkan istilah fase akut pada serum penderita infeksi akut, untuk
menunjukan sifat CRP. CRP secara normal berada dalam serum manusia dalam jumlah
yang kecil. Kushner dan Feldman menemukan dalam hepatosit, 23-28 jam setelah sel
dirangsang oleh senyawa inflamasi. CRP disintesis dan disekresi oleh hati sebagai
respons terhadap sitokin, terutama OL-6. Sitokin dihasilkan terutama oleh monosit atau
makrofag, juga oleh leukosit lain atau sel endotel. Peningkatan kadar CRP bisanya nonspesifik tetapi merupakan pertanda resposns fase akut yang sensitive terhadap senyawa
infeksius, stimulus imunolgik, kerusakan jaringan dan inflamasi akut lain. Peningkatan
kada CRP yang menetap terjadi pada inflamasi kronis meliputi penyakit autoimun dan
maglinasi. Inflamasi kronis merupakan komponen yang penting dalam perkembangan
dan progresi arteriosklerosis. Kadar CRP berhubungan juga dengan disfungsi endotel.8
Hantaran Impuls
Kontraksi jantung yang terjadi secara serentak disebabkan oleh hantaran impuls yang
dihasilkan oleh nodus sino-atrial (SA) dan dihantarkan oleh melalui system konduksi. Nodus
sino-atrial terletak pada pertemuan vena kava superior dan atrium kanan. Impuls sino-atrial
menyebar dari titik asalnya secara konsentris. Ketika impuls itu mencapai nodus atrioventrikular (AV), di dalam septum interatrium di dekat tempat masuknya sinus koronarius,
impuls ini diperlambat. Ia kemudian dihantarkan ke jaringan penghantar khusus yang dikenal
sebagai cabang berkas kanan dan kiri, yang menghantarkan impuls ini ke lintasan penghantar
13

khusus di dalam ventrikel, serabut-serabut Purkinje. Impuls ini menyebar dari permukaan
endokardial ke permukaan epikardial jantung.7
Mekanisme Siklus Jantung
Siklus jantung terdiri dari periode sistol (kontraksi dan pengosongan isi) dan diastol
(relaksasi dan pengisian jantung) bergantian. Atrium dan ventrikel mengalami siklus sistol dan
diastol yang terpisah. Kontraksi terjadi akibat penyebaran eksitasi ke seluruh jantung, sedangkan
relaksasi timbul setelah repolarisasi otot jantung.4
Siklus jantung adalah periode dimulainya satu denyutan jantung dan awal dari denyutan
selanjutnya. Siklus jantung terdiri dari periode sistol dan diastol. Sistol adalah periode kontraksi
dari ventrikel, dimana darah akan dikeluarkan dari jantung. Diastol adalah periode relaksasi dari
ventrikel, dimana terjadi pengisian darah.
Diastol dapat dibagi menjadi dua proses yaitu relaksasi isovolumetrik dan ventricular
filling. Pada relaksasi isovolumetrik terjadi ventrikel yang mulai relaksasi, katup semilunar dan
katup atrioventrikularis tertutup dan volume ventrikel tetap tidak berubah. Pada ventricular
filling dimana tekanan dari atrium lebih tinggi dari tekanan di ventrikel, katup mitral dan katup
tricuspid akan terbuka sehingga ventrikel akan terisi 80% dan akan mencapai 100 % jika atrium
berkontraksi.Volume total yang masuk ke dalam diastol disebut End Diastolic Volume .
Sistolik dapat dibagi menjadi dua proses yaitu kontraksi isovolumetrik dan ejeksi
ventrikel. Pada kontraksi isovolumetrik, kontraksi sudah dimulai tetapi katup-katup tetap
tertutup. Tekanan juga telah dihasilkan tetapi tidak dijumpai adanya pemendekan dari otot. Pada
ejeksi ventrikel, tekanan dalam ventrikel lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan pada aorta
dan pulmoner sehingga katup aorta dan katup pulmoner terbuka dan akhirnya darah akan
dipompa ke seluruh tubuh. Pada saat ini terjadi pemendekan dari otot. Sisa darah yang terdapat
di ventrikel disebut End Systolic Volume.
Dua bunyi jantung utama dalam keadaan normal dapat didengar dengan stetoskop selama
siklus jantung. Bunyi jantung pertama bernada rendah, lunak, dan relatif lama-sering dikatakan
terdengar seperti lub. Bunyi jantung kedua memiliki nada yang lebih tinggi, lebih singkat dan
tajam-sering dikatakan dengan terdengar seperti dup. Bunyi jantung pertama berkaitan dengan
penutupan katup AV, sedangkan bunyi katup kedua berkaitan dengan penutupan katup semilunar.
Pembukaan tidak menimbulkan bunyi apapun. Bunyi timbul karena getaran yang terjadi di
14

dinding ventrikel dan arteri-arteri besar ketika katup menutup, bukan oleh derik penutupan katup.
Karena penutupan katup AV terjadi pada awal kontraksi ventrikel ketika tekanan ventrikel
pertama kali melebihi tekanan atrium, bunyi jantung pertama menandakan awitan sistol
ventrikel. Penutupan katup semilunaris terjadi pada awal relaksasi ventrikel ketika tekanan
ventrikel kiri dan kanan turun di bawah tekanan aorta dan arteri pulmonalis. Dengan demikian
bunyi jantung kedua menandakan permulaan diastol ventrikel.5
Elektrokardiogram (EKG)
Arus listrik yang dihasilkan oleh otot jantung selama depolarisasi dan repolarisasi
menyebar ke jaringan di sekitar jantung dan dihantarkan melalui cairan-cairan tubuh. Sebagian
kecil aktivitas listrik ini mencapai permukaan tubuh dan dapat dideteksi menggunakan elektroda
pencatat. Rekaman (catatan) yang dihasilkan adalah elektrokardiogram atau EKG. Sebenarnya
istilah yang digunakan adalah EKG, karena teknik ini dikembangkan oleh seorang ilmuan
berbahasa Jerman, Willian Einthoven, dan kardia adalah kata untuk jantung dalam bahasa
Jerman. Terdapat tiga pokok penting yang perlu diingat ketika mempertimbangkan apa yang
sebenarnya diwakili oleh EKG:
1. EKG adalah suatu rekaman mengenai sebagian aktivitas listrik di cairan-cairan tubuh
yang diinduksi oleh impuls jantung yang mencapai permukaan tubuh, bukan rekaman
langsung aktivitas listrik jantung yang sebenarnya.
2. EKG adalah rekaman kompleks yang menggambarkan penyebaran keseluruhan aktivitas
di jantung selama repolarisasi dan depolarisasi. EKG bukan merupakan catatan mengenai
sebuah potensial aksi di sebuah sel pada suatu saat. Pada setiap saat rekaman mewakili
jumlah aktivitas listrik di semua sel otot jantung, yang sebagian mungkin sedang
mengalami potensial aksi, sementara yang lain mungkin belum diaktifkan.
3. Rekaman mencerminkan perbandingan voltase yang terdeteksi oleh elektroda di dua titik
yang berbeda di tubuh.
Untuk menghasilkan perbandingan standar, rekaman EKG rutin terdiri dari dua belas
system elektroda konvensional, atau lead. Sewaktu sebuah mesin elektrokardiogram
dihubungkan dengan elektroda pencatat di dua titik pada tubuh, susunan spesifik dari tiap-tiap
pasangan koneksi itu disebut lead. Kedua belas lead tersebut masing-masing merekam aktivitas
15

listrik di jantung dari lokasi yang berbedaenam susunan listrik dari ekstremitas dan enam lead
dada di berbagai tempat di sekitar jantung. Kedua belas lead tersebut digunakan secara rutin di
semua rekaman EKG sebagai dasar untuk perbandingan dan untuk mengenali adanya deviasi dari
normal.4
Elektrokardiogram (EKG) adalah rekaman sebagian kecil arus listrik yang dihasilkan
oleh otot jantung selama depolarisasi dan repolarisasi yang mencapai permukaan tubuh dan
dideteksi oleh elektroda pencatat. EKG adalah grafik yang dibentuk oleh elektrokardiograf.
Informasi yang dapat kita dapatkan dari rekaman EKG adalah gangguan ritme jantung seperti
aritmia, gangguan elektrolit, abnormalitas konduksi, hipertrofi atrium dan ventrikel, detek di
penyakit bukan jantung, pengaruh obat-obatan.
Ada 2 sadapan yang terdapat pada EKG yaitu sadapan bipolar dan sadapan unipolar.
Sadapan bipolar adalah 1) yang merupakan sadapan anggota badan; 2) yang merupakan beda
potensial antara elektroda negatif di lengan kanan dan elektroda positif di lengan kiri; 3) yang
merupakan beda potensial antara elektroda negatif lengan kiri dan elektroda positif di tungkai
kiri. Sadapan unipolar adalah sadapan prekordial dan sadapan augmented. Sadapan augmented
adalah AVF yang merupakan beda potensial anata jantung dengan tungkai, AVR yang merupakan
beda potensial antara jantung dengan lengan kanan, dan AVL yang merupakan beda potensial
anata jantung dengan lengan kiri. Sadapan prekordial adalah V1-V6. Sadapan V1 terletak di
ruang interkostal IV di kanan sternum. Sadapan V2 terletak di ruang interkostal IV di kiri
sternum. Sadapan V3 diletakkan diantara sadapan V2 dan V4. Sadapan V4 diletakkan di ruang
interkostalis V sejajar dengan garis midklavikularis kiri. Sadapan V5 diletakkan secara mendatar
dengan V4 di linea axillaris anterior. Sadapan V6 diletakkan secara mendatar dengan V4-V5 di
mid axillaris.
Gelombang P adalah depolarisasi dari atrium kiri dan kanan. Segmen PR merupakan
perlambatan nodus AV. Kompleks QRS adalah depolarisasi ventrikel (repolarisasi atrium).
Segmen ST adalah kontraksi ventrikel dan pengosongan ventrikel. Gelombang T merupakan
repolarisasi ventrikel.Interval TP adalah relaksasi ventrikel dan mengisi diri.
Nilai normal untuk gelobang P adalah 0,08-0,1 s, interval PR adalah 0,12-0,2 s, interval
QT adalah 0,32-0,4 s, dan kompleks QRS adalah 0,06-0,1 s. Ada tiga cara untuk menghitung laju
jantung dari EKG yaitu:
1) jarak R-R:
16

1. kotak sedang= 300 x/menit


2. kotak sedang= 150 x/menit
3. kotak sedang= 100 x/menit
4. kotak sedang = 75 x/menit
5. kotak sedang= 60 x/menit
6. kotak sedang= 50x/menit
2) Hitung jumlah R-R dalam 6 kotak besar= 6 detik jumlah R x 10= heart rate/menit.
3) 1500/ jarak R-R (dalam mm)= heart rate/menit.
Treadmill test adalah pemeriksaan menggunakan EKG pada saat diberikan stress
terhadap fisik. Treadmill test digunakan untuk mengetahui adanya abnormalitas elektris atau
aritmia, gejala angina atau disapnoe, dan perubahan pada EKG seperti depresi segmen ST atau
elevasi segmen ST.
Treadmill test dialakukan dengan pasien dibawa ke laboratorium latihan dimana heart
ratedan tekanan darah dihitung pada saat istirahat. Elektroda diletakkan di dada, lengan dan
pinggul, lalu dihubungkan dengan bagian EKG dari stress machine. 12 lead dari EKG akan
direkam ke dalam kertas EKG. Treadmill test dimulai dengan kecepatan yang lambat. Kecepatan
treadmill test dinaikkan setiap 3 menit dan tekanan darah dari pasien biasanya dihitung pada
menit kedua setiap tingkat.
Dokter memperhatikan heart rate, tekanan darah, perubahan pada EKG, ritme jantung
yang abnormal, penampilan pasien, dan gejala yang timbul. Treadmill test diberhentikan ketika
pasien mencapai target terapi yaitu 85 % dari heart rate maksimal sesuai umur pasien. Treadmill
test dapat diberhentikan jika pasien mengalami nyeri dada, lemas, nafas pendek, dan lain-lain.

Target Heart Rate= 220-umur x 80-90%

Dengan SD= 10-12 x/menit.6

Kesimpulan
Nyeri dada merupakan gejala penyakit jantung yang penting. Serat aferen saraf simpatis
berjalan sejajar dengan arteri kardiaka, maka arteri diperdarahi oleh darah yang abnormal
(terdapat enzim jantung) maka akan terasa nyeri dada yang hebat.
17

Daftar Pustaka
1. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC,
2003 (h)228.
2. Winami W, Kindangen K, Listiawati E. Buku ajar anatomi: sistem kardiovaskular 1.
Jakarta: Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, 2010
(h)14-20, 22, 25-6, 28, 30-2, 34.
3. Bloom, Fawcett DW. Buku ajar histologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2002
(h)358-60.
4. Sherwood L. Fisiologi manusia. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2001 (h)257,
272, 276.
5. Karim, Sjukri, Kabo P. Prinsip-prinsip elektrokardiogram. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Indonesia, 1996 (h)18-20.
6. Majid, Abdul. Fisiologi kardiovaskular. Medan: Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran
USU, 2005 (h)14-5.
7. Swartz MH. Buku ajar diagnostik fisik. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 1995
(h)180-1.
8. Muttaqin A. Gangguan sistem kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika, 2009 (h)33-58.

18

Anda mungkin juga menyukai