Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN KASUS SUSPEK ISK (INFEKSI SALURAN KEMIH)

PADA PASIEN DM

Nama :

Tn. Udin

Umur :

84 tahun

Pekerjaan :

pensiunan veteran 45

Alamat :

jl kebantenan I no.27 rw. 05/ rw04

ANAMNESIS
Keluhan utama: Buang air kecil sakit sejak 1 minggu yang lalu
1. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Frekuensi BAK > 7x dalam semalam, gatal seluruh badan, sering BAK pada malam hari, nyeri ulu
hati, lemas dan lesu, BAB kurang lancar, demam tidak ada, mual ada, muntah tidak ada,
Anamnesis system
Cerebrospinal:

demam(-), pusing(-), pingsan (-)

Cardiovaskuler:

berdebar- debar (-), nyeri dada (-)

Respirasi :

batuk (-), pilek (-), sesak nafas (-)

Digesti:

mual (+), muntah (-), nafsu makan menurun (+), nyeri ulu hati (+), BAB
kurang lancar

Urogenital :

BAK sering pada malam hari

Musculoskeletal :

lemas (+), kram dan kesemutan pada jari-jari tangan (+)

Integumen:

sianosis(-), ikterik(-)

Indera

katarak pada mata kanan (+), visus menurun (+)

2. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


Os tidak pernah mengalami sakit seperti ini sebelumnya namun Os menderita penyakit DM sejak
lama, namun os rajin berobat ke puskesmas untuk memeriksakan gula darah nya, dan rajin
mengkonsumsi obat gula sesuai ketentuan dokter, hipertensi disangkal, riwayat penyakit ginjal tidak
ada, riwayat penyakit jantung tidak ada
3. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Di dalam keluarga tidak ada yang sakit seperti ini(ISK), namun Istri os juga mengalami DM, os
tidak mengetahui riwayat kesehatan kedua orang tuanya
4. RIWAYAT KEBIASAAN/ PSIKOSOSIAL
Nafsu makan menurun semenjak sakit, kadang-kadang os sering berjalan kaki untuk melatih otot
kakinya, makanan manis sudah dikurangi, BAB lancar, BAK sering pada malam hari dan terasa
nyeri saat BAK
5. RIWAYAT PENGOBATAN
Os belum minum obat apapun untuk menghilangkan sakitnya, Os sering berobat ke puskesmas
terdekat ,os sering mengkonsumsi obat gula dengan teratur, os tidak mempunyai alergi obat

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : compos mentis
Tekanan darah: 100/70 mmhg
Nadi: 73 x/mnt
RR :

20 x/mnt

Suhu : 36 C
BB :

45 kg

TB :

170 cm

Kepala : conjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, tidak ada benjolan di kepala,
Leher : limfonodi leher tidak teraba, pembesaran kelenjar tiroid tidak ada
Abdomen : asites tidak ada, benjolan pada bagian abdomen tidak ada
Kulit : ikterik tidak ada, sianosis tidak ada, eritema tidak ada
Ekstermitas : kaku pada jari tangan kiri (+), tremor (+)
DD : 1. Suspect ISK e.c diabetes mellitus
2. prostatitis

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan pada saat kunjungan dikarenakan laboratorium sedang tutup

WORKING DIAGNOSIS : Suspect ISK e.c Diabetes Mellitus

THERAPY
Doxyciclin

2x1

Ctm

3x1

PCT

3x1

Antacid

3x1

Kesimpulan
Pasien Tn. udin 84 tahun, datang ke puskesmas dengan nyeri pada saat BAK sejak 1 minggu yang
lalu, frekuensi BAK sering >7 x dalam semalam, terdapat gatal diseluruh badan, terdapat nyeri ulu
hati, dan sering mual, muntah tidak ada, os merasa lemas,sering kesemutan pada jari-jari tangan dan
tremor, pandangan visus berkurang, katarak pada mata kanan, riwayat diabetes mellitus, istri os
juga mengalami diabetes mellitus, os sering berobat ke puskesmas dan sering mengecek kadar gula
darahnya di puskesmas, os rajin mengkonsumsi obat gula sesuai dengan petunjuk dokter
puskesmas, BAB normal.

yang lalu, os mengeluh pusing sejak 3 hari yang lalu dan pegal-pegal diseluruh badan, os
gai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg (Brunner & Suddarth, 2002).
Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung, stoke dan gagal
ginjal. Hipertensi juga didefinisikan sebagai tekanan diastole dan atau sistole yang tidak
normal. Batas yang tepat dari kelainan ini tidak pasti, nilai yang dapat di terima berbeda
sesuai dengan usia dan jenis kelamin. Namun pada umumnya sistole antara 90-95 mmHg
dianggap sebagai batas normal dan apabila tekanan darah sistole maupun diastole lebih dari
batas tersebut itulah yang dinamakan hipertensi.
2. Pengertian kekambuhan hipertensi
Kekambuhan merupakan keadaan klien hipertensi dimana muncul gejala yang sama seperti
sebelumnya dan mengakibatkan klien hipertensi harus di rawat kembali (Andri 2008).
3. Klasifikasi Tekanan Darah menurut JNC 7
klasifikasi
normal

sistolik
<120 mmhg

dan

diastolik
<80 mmhg

Pra hipertensi

120-139 mmhg

atau

80-89 mmhg

Hipertensi grade 1

140- 159 mmhg

atau

90-99 mmhg

Hipertensi grade 2

160 mmhg

atau

100 mmhg

4. Macam Hipertensi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan, yaitu:
a. Hipertensi Esensial atau Hipertensi Primer.

Hipertensi primer adalah hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya, atau disebut juga
hipertensi idiopatik. Golongan hipertensi ini terdapat sekitar 95% penderita dan terdapat
faktor-faktor yang mempengaruhinya, diantaranya faktor genetik, lingkungan,
hiperaktifitas, susunan syaraf simpatis, sistem renin angiotensin. Di sisi lain ada juga faktor
faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit hipertensi ini, seperti obesitas,
alkohol merokok.
b. Hipertensi Sekunder atau Hipertensi Renal.
Hipertensi Sekunder adalah hipertensi yang penyebab spesifiknya sudah diketahui, seperti
penggunaan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi vaskuler renal, hiperaldosteronisme primer,
sindrom Chusing, feokromositoma, koarktasio aorta, hipertensi yang
berhubungan dengan kehamilan, dan lain lain. Pada hipertensi ini terdapat sekitar 5%
penderita. (Mansjoer, 2001).
5. Faktor-Faktor yang menyebabkan kekambuhan Penyakit Hipertensi
a. Faktor Yang tidak bisa Diubah
i. Usia
Penambahan usia dapat meningkatkan risiko terjangkitnya penyakit hipertensi. Walaupun
penyakit hipertensi bisa terjadi pada segala usia, tetapi sering menyerang orang dewasa yang
berusia 35 tahun atau lebih. Meningkatnya tekanan darah seiring dengan bertambahnya usia
memang sangat umum. Hal ini disebabkan adanya perubahan alami pada jantung, pembuluh
darah, dan hormon. Namun, jika perubahan ini disertai dengan faktor yang lain bisa memicu
terjadinya penyakit hipertensi (Corwin,2001).

ii. Jenis kelamin,


Di antara orang dewasa dan setengah baya, ternyata kaum laki-laki lebih banyak yang menderita
hipertensi. Namun hal ini akan terjadi sebaliknya setelah berumur 55 tahun ketika sebagian wanita
mengalami menopause, hipertensi lebih banyak dijumpai pada wanita (Corwin, 2001).

b. Faktor yang bisa Diubah


i. Garam
Garam terdapat dua komponen mineral, natrium dan klorida yang sangat dibutuhkan untuk
menjaga keseimbangan cairan, elektrolit, asam basa, transmisi syaraf, serta kontraksi otot.
Natrium klorida yang tinggi di dalam tubuh akan mengikat komponen komponen cairan
yang harus dicairkan, dan proses ini dapat meningkatkan tekanan darah. Garam adalah zat
tambahan makanan sesudah gula, yang digunakan atau disalahgunakan. Walaupun garam
adalah vital bagi kehidupan, kita hanya membutuhkan 500 mg atau 1/10 sendok teh setiap
hari untuk tetap sehat. Pada saat kita dewasa, kebanyakan di antara kita mengkonsumsi 15
sampai 20 gram garam setiap hari, 30 sampai 40 kali lebih banyak dari apa yang dibutuhkan
tubuh. Jumlah ini kira kira sepuluh kali lebih banyak dari pada yang di olah oleh ginjal.
Apabila anda mengkonsumsi garam lebih banyak dari yang dapat di olah oleh ginjal, maka
kelebihan garam akan ditimbun dan harus dicairkan sebelum tubuh dapat menanganinya. Jadi
tubuh harus menahan berkilogram air, hanya untuk menjaga agar kelebihan garam tetap
cair. Hal ini akan meningkatkan tekanan darah, karena ginjal harus mendorong cairan garam
itu melalui penyaring - penyaring yang Salah satu garam natrium adalah garam dapur. Oleh
karna itu, dianjurkan konsumsi garam dapur tidak lebih dari 1/4 -1/2 sendok teh/ hari
atau dapat menggunakan garam lain diluar natrium.
ii. Rokok
Zat kimia dalam tembakau dapat merusak lapisan dalam dinding arteri, sehingga arteri lebih
rentan terhadap penumpukan plak-plak. Nikotin dalam tembakau dapat membuat jantung
bekerja lebih keras, karena terjadi penyempitan pembuluh darah sementara. Selain itu, nikotin
juga dapat meningkatkan frekuensi denyut jantung dan tekanan darah. Keadaan ini terjadi
karena adanya peningkatan produksi hormon selama kita menggunakan tembakau,
termasuk hormon epinefrin (adrenalin). Sedangkan karbon monooksida dalam asap rokok
akan menggantikan oksigen dalam darah. Akibatnya, tekanan darah akan meningkat, karena
jantung dipaksa bekerja lebih keras untuk memasok oksigen keseluruh organ dan jaringan
tubuh (Martuti, 2009).
iii. Obesitas
Kelebihan berat badan meningkatkan risiko seseorang terserang penyakit hipertensi. Semakin
besar masa tubuh, maka semakin banyak pula darah yang dibutuhkan untuk memasok

oksigen dan makanan ke jaringan tubuh. Berarti, volume darah yang beredar melalui
pembuluh darah meningkat, sehingga akan memberi tekanan lebih besar ke dinding arteri.
Selain itu, obesitas dapat meningkatkan frekuensi denyut jantung dan kadar insulin
dalam darah (Martuti, 2009).
iv. Rangsangan kopi
Kopi merupakan zat yang mengandung kafein. Kafein adalah zat kimia yang berasal dari
tanaman yang dapat menstimulasi otak Kandungan kafein pada secangkir kopi sekitar 80
125 mg. Satu cangkir kopi yang mengandung 75 200 mg kafein, dimana dalam satu cangkir
tersebut berpotensi meningkatkan tekanan darah 5 10 mmHg. Hasil dari beberapa penelitian
menunjukkan bahwa mengkonsumsi kopi dalam jumlah berlebihan dapat menstimulasi
kelenjar kelenjar adrenal yang dapat meningkatkan tekanan darah
serta detak jantung (Republik Online, 2004).
v. Kurang gerak
Kurang melakukan aktivitas fisik dapat meningkatkan risiko seseorang terserang penyakit
hipertensi. Hal ini berkaitan dengan masalah kegemukan. Orang yang tidak aktif, cenderung
memiliki frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi, sehingga otot jantung
harus bekerja lebih keras pada saat kontraksi (Martuti, 2009).
vi. Stres
Stres tidak menyebabkan hipertensi permanen (menetap). Namun, stres berat dapat
menyebabkan kenaikan tekanan darah menjadi sangat tinggi untuk sementara waktu. Jika
sering mengalami stres, maka akan terjadi kerusakan pembuluh darah,
jantung, dan ginjal seperti hipertensi permanen (Susalit, 2001).

vii. Kurang serat


Buah buahan sayuran segar mengandung serat tinggi, yang dapat menurunkan kadar
kolesterol darah. Kolesterol yang tinggi akan membentuk plak dalam arteri, dan
mempersempit arteri yang dapat meningkatkan tekanan darah.setiap gram konsumsi serat
dapat menurunkan kolesterol LDL rata-rata 2,2 mg/dl konsumsi serat juga menghindari
kelebihan gula dan natrium, serta dapat menurunkan berat badan dan mencegah kegemukan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah dalam sehari dianjurkan oleh


Dietary Guiedelines for American untuk mengonsumsi makan mengandung serat 20-35 gram.
Rata-rata penduduk Indonesia konsumsi sebanyak makanannya tergolong rendah, menurut
hasil
penelitian Puslitbang Gizi Bogor berkisar 10-15 gram/hari
( Martuti, 2009).

viii. Akibat kurang tidur


Menurut penelitian orang membutuhkan tidur selama 8 jam dalam satu hari. Dalam tidur
seseorang secara alami tekanan darah akan menurun. Namun akibat kurang jam tidur
6. Gejala Hipertensi
Hipertensi merupakan penyakit yang tidak menunjukkan gejala-gejala tertentu. Kadangkadang orang menganggap sakit kepala, pusing atau hidung berdarah sebagai gejala
meningkatnya tekanan darah. Padahal hanya sedikit orang yang mengalami perdarahan di
hidung atau pusing jika tekanan darahnya meningkat. Sebuah penelitian menemukan, tidak
ada hubungannya antara sakit kepala dan peningkatan tekanan darah, bahkan sebagian besar
orang tidak merasakan gejala apapun. Kita dapat menderita hipertensi selama bertahun-tahun
tanpa menyadarinya. Gejala yang khas tidak akan timbul sampai pada taraf hipertensi yang
sudah akut atau membahayakan nyawa penderita. Selain itu, ada gejala lain yang timbul pada
penderita hipertensi antara lain, keringat berlebihan, kejang otot, sering berkemih, denyut
jantung cepat atau tidak beraturan (Yulianti, 2006).

7. Manifestasi klinik
Pemeriksaan laboratorium rutin yang dilakukan sebelum memulai terapi bertujuan
menentukan adanya organ dan faktor resiko lain atau mencari penyebab hipertensi. Biasanya
yang diperiksa seperti urinalisa, darah perifer lengkap, kimia (kalium, natrium, kreatinin, gula
darah puasa, kolesterol total, kolesterol HDL, dan EKG). Sebagai tambahan dapat dilakukan
pemeriksaan lain, seperti klirens kreatinin, protein urin 24 jam, asam urat, kolesterol LDL.

8. Penatalaksanaan Hipertensi
Penanggulangan hipertensi secara garis besar di bagi menjadi dua
jenis penatalaksanaan.
a. Non farmakologis
Terapi non farmakologis terdiri dari menghentikan kebiasaan merokok, menurunkan berat
badan berlebih, konsumsi alkohol, asupan garam dan asupan lemak, latihan fisik serta
konsumsi buah dan sayur.
i. Menurunkan berat badan bila gizi berlebih
Peningkatan berat badan di usia lanjut sangat berpengaruh terhadap tekanan darahnya. Oleh
karena itu, manajemen berat badan sangat penting dalam prevensi dan kontrol hipertensi.
ii. Meningkatkan aktifitas fisik
Orang yang aktifitasnya rendah beresiko hipertensi 30-50% dari pada yang aktif. Oleh karena
itu, aktifitas fisik antara 30-45 menit sebanyak > 3X hari penting sebagai pencegahan primer
dari hipertensi.
iii. Mengurangi asupan natrium
Apabila diet tidak membantu dalam 6 bulan, maka perlu pemberian obat anti hipertensi oleh
dokter.
a) Menurunkan konsumsi kafein dan alkohol
kafein dapat memicu jantung bekerja lebih cepat, sehingga mengalirkan lebih banyak cairan
setiap detiknya. Sementara konsumsi alkohol 2-3 gelas/hari dapat meningkatkan resiko
hipertensi.
b. Farmakologis
Terapi farmakologis yaitu obat anti hipertensi yang dianjurkan oleh JNC VII yaitu diuretika,
terutama jenis thiazide ( thiaz) atau aldosteron antagones, beta blocker, calcium chanel
blocker atau Calcium antagonist, Angotensin Converting Enzyme Inhibitor ( ACEI).
9. Diagnosis Hipertensi
Anamnesis yang dilakukan meliputi tingkat hipertensi dan lama menderitanya, riwayat dan
gejala penyakit-penyakit yang berkaitan seperti penyakit jantung koroner, gagal jantung,

penyakit serebrovaskular, dan lainnya. Apakah terdapat riwayat penyakit dalam keluarga,
gejala-gejala yang berkaitan dengan penyebab hipertensi, perubahan aktivitas/kebiasaan
(seperti merokok), konsumsi makanan, riwayat obat-obatan bebas, hasil dan efek samping
terapi antihipertensi sebelumnya bila ada, dan factor psikososial lingkungan (keluarga,
pekerjaan dan sebagainya
10. Jenis Obat Antihipertensi
Menurut Yulianti (2006) dalam 30 Ramuan Penakluk Hipertensi
menyatakan ada empat jenis obat antihipertensi yakni:
a. Diuretika
Diuretika adalah antihipertensi yang merangsang pengeluaran garam dan air. Dengan
mengonsumsi diuretika akan terjadi pengurangan jumlah carian dalam pembuluh darah dan
menurunkan tekanan pada dinding pembuluh darah.
b. Beta Bloker
Beta bloker dapat mengurangi kecepatan jantung dalam memompa darah dan mengurangi
jumlah darah yang dipompa oleh jantung.
c. ACE-Inhibitor
ACE-inhibitor dapat mencegah penyempitan pada pembuluh darah dan menurunkan tekanan
darah.
d. Ca Bloker
Ca Bloker dapat mengurangi kecepatan jantung dan merelaksasikan pembuluh darah.

Laporan kasus
INFEKSI SALURAN KEMIH

Nama

: Lia fauziah

Nim

: 2008730020

Pembimbing : dr. Dhini wahyudini


Stase

: ikakom

Universitas muhammadiyah Jakarta


Fakultas kedokteran dan kesehatan

Anda mungkin juga menyukai