PADA PASIEN DM
Nama :
Tn. Udin
Umur :
84 tahun
Pekerjaan :
pensiunan veteran 45
Alamat :
ANAMNESIS
Keluhan utama: Buang air kecil sakit sejak 1 minggu yang lalu
1. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Frekuensi BAK > 7x dalam semalam, gatal seluruh badan, sering BAK pada malam hari, nyeri ulu
hati, lemas dan lesu, BAB kurang lancar, demam tidak ada, mual ada, muntah tidak ada,
Anamnesis system
Cerebrospinal:
Cardiovaskuler:
Respirasi :
Digesti:
mual (+), muntah (-), nafsu makan menurun (+), nyeri ulu hati (+), BAB
kurang lancar
Urogenital :
Musculoskeletal :
Integumen:
sianosis(-), ikterik(-)
Indera
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : compos mentis
Tekanan darah: 100/70 mmhg
Nadi: 73 x/mnt
RR :
20 x/mnt
Suhu : 36 C
BB :
45 kg
TB :
170 cm
Kepala : conjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, tidak ada benjolan di kepala,
Leher : limfonodi leher tidak teraba, pembesaran kelenjar tiroid tidak ada
Abdomen : asites tidak ada, benjolan pada bagian abdomen tidak ada
Kulit : ikterik tidak ada, sianosis tidak ada, eritema tidak ada
Ekstermitas : kaku pada jari tangan kiri (+), tremor (+)
DD : 1. Suspect ISK e.c diabetes mellitus
2. prostatitis
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan pada saat kunjungan dikarenakan laboratorium sedang tutup
THERAPY
Doxyciclin
2x1
Ctm
3x1
PCT
3x1
Antacid
3x1
Kesimpulan
Pasien Tn. udin 84 tahun, datang ke puskesmas dengan nyeri pada saat BAK sejak 1 minggu yang
lalu, frekuensi BAK sering >7 x dalam semalam, terdapat gatal diseluruh badan, terdapat nyeri ulu
hati, dan sering mual, muntah tidak ada, os merasa lemas,sering kesemutan pada jari-jari tangan dan
tremor, pandangan visus berkurang, katarak pada mata kanan, riwayat diabetes mellitus, istri os
juga mengalami diabetes mellitus, os sering berobat ke puskesmas dan sering mengecek kadar gula
darahnya di puskesmas, os rajin mengkonsumsi obat gula sesuai dengan petunjuk dokter
puskesmas, BAB normal.
yang lalu, os mengeluh pusing sejak 3 hari yang lalu dan pegal-pegal diseluruh badan, os
gai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg (Brunner & Suddarth, 2002).
Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung, stoke dan gagal
ginjal. Hipertensi juga didefinisikan sebagai tekanan diastole dan atau sistole yang tidak
normal. Batas yang tepat dari kelainan ini tidak pasti, nilai yang dapat di terima berbeda
sesuai dengan usia dan jenis kelamin. Namun pada umumnya sistole antara 90-95 mmHg
dianggap sebagai batas normal dan apabila tekanan darah sistole maupun diastole lebih dari
batas tersebut itulah yang dinamakan hipertensi.
2. Pengertian kekambuhan hipertensi
Kekambuhan merupakan keadaan klien hipertensi dimana muncul gejala yang sama seperti
sebelumnya dan mengakibatkan klien hipertensi harus di rawat kembali (Andri 2008).
3. Klasifikasi Tekanan Darah menurut JNC 7
klasifikasi
normal
sistolik
<120 mmhg
dan
diastolik
<80 mmhg
Pra hipertensi
120-139 mmhg
atau
80-89 mmhg
Hipertensi grade 1
atau
90-99 mmhg
Hipertensi grade 2
160 mmhg
atau
100 mmhg
4. Macam Hipertensi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan, yaitu:
a. Hipertensi Esensial atau Hipertensi Primer.
Hipertensi primer adalah hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya, atau disebut juga
hipertensi idiopatik. Golongan hipertensi ini terdapat sekitar 95% penderita dan terdapat
faktor-faktor yang mempengaruhinya, diantaranya faktor genetik, lingkungan,
hiperaktifitas, susunan syaraf simpatis, sistem renin angiotensin. Di sisi lain ada juga faktor
faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit hipertensi ini, seperti obesitas,
alkohol merokok.
b. Hipertensi Sekunder atau Hipertensi Renal.
Hipertensi Sekunder adalah hipertensi yang penyebab spesifiknya sudah diketahui, seperti
penggunaan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi vaskuler renal, hiperaldosteronisme primer,
sindrom Chusing, feokromositoma, koarktasio aorta, hipertensi yang
berhubungan dengan kehamilan, dan lain lain. Pada hipertensi ini terdapat sekitar 5%
penderita. (Mansjoer, 2001).
5. Faktor-Faktor yang menyebabkan kekambuhan Penyakit Hipertensi
a. Faktor Yang tidak bisa Diubah
i. Usia
Penambahan usia dapat meningkatkan risiko terjangkitnya penyakit hipertensi. Walaupun
penyakit hipertensi bisa terjadi pada segala usia, tetapi sering menyerang orang dewasa yang
berusia 35 tahun atau lebih. Meningkatnya tekanan darah seiring dengan bertambahnya usia
memang sangat umum. Hal ini disebabkan adanya perubahan alami pada jantung, pembuluh
darah, dan hormon. Namun, jika perubahan ini disertai dengan faktor yang lain bisa memicu
terjadinya penyakit hipertensi (Corwin,2001).
oksigen dan makanan ke jaringan tubuh. Berarti, volume darah yang beredar melalui
pembuluh darah meningkat, sehingga akan memberi tekanan lebih besar ke dinding arteri.
Selain itu, obesitas dapat meningkatkan frekuensi denyut jantung dan kadar insulin
dalam darah (Martuti, 2009).
iv. Rangsangan kopi
Kopi merupakan zat yang mengandung kafein. Kafein adalah zat kimia yang berasal dari
tanaman yang dapat menstimulasi otak Kandungan kafein pada secangkir kopi sekitar 80
125 mg. Satu cangkir kopi yang mengandung 75 200 mg kafein, dimana dalam satu cangkir
tersebut berpotensi meningkatkan tekanan darah 5 10 mmHg. Hasil dari beberapa penelitian
menunjukkan bahwa mengkonsumsi kopi dalam jumlah berlebihan dapat menstimulasi
kelenjar kelenjar adrenal yang dapat meningkatkan tekanan darah
serta detak jantung (Republik Online, 2004).
v. Kurang gerak
Kurang melakukan aktivitas fisik dapat meningkatkan risiko seseorang terserang penyakit
hipertensi. Hal ini berkaitan dengan masalah kegemukan. Orang yang tidak aktif, cenderung
memiliki frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi, sehingga otot jantung
harus bekerja lebih keras pada saat kontraksi (Martuti, 2009).
vi. Stres
Stres tidak menyebabkan hipertensi permanen (menetap). Namun, stres berat dapat
menyebabkan kenaikan tekanan darah menjadi sangat tinggi untuk sementara waktu. Jika
sering mengalami stres, maka akan terjadi kerusakan pembuluh darah,
jantung, dan ginjal seperti hipertensi permanen (Susalit, 2001).
7. Manifestasi klinik
Pemeriksaan laboratorium rutin yang dilakukan sebelum memulai terapi bertujuan
menentukan adanya organ dan faktor resiko lain atau mencari penyebab hipertensi. Biasanya
yang diperiksa seperti urinalisa, darah perifer lengkap, kimia (kalium, natrium, kreatinin, gula
darah puasa, kolesterol total, kolesterol HDL, dan EKG). Sebagai tambahan dapat dilakukan
pemeriksaan lain, seperti klirens kreatinin, protein urin 24 jam, asam urat, kolesterol LDL.
8. Penatalaksanaan Hipertensi
Penanggulangan hipertensi secara garis besar di bagi menjadi dua
jenis penatalaksanaan.
a. Non farmakologis
Terapi non farmakologis terdiri dari menghentikan kebiasaan merokok, menurunkan berat
badan berlebih, konsumsi alkohol, asupan garam dan asupan lemak, latihan fisik serta
konsumsi buah dan sayur.
i. Menurunkan berat badan bila gizi berlebih
Peningkatan berat badan di usia lanjut sangat berpengaruh terhadap tekanan darahnya. Oleh
karena itu, manajemen berat badan sangat penting dalam prevensi dan kontrol hipertensi.
ii. Meningkatkan aktifitas fisik
Orang yang aktifitasnya rendah beresiko hipertensi 30-50% dari pada yang aktif. Oleh karena
itu, aktifitas fisik antara 30-45 menit sebanyak > 3X hari penting sebagai pencegahan primer
dari hipertensi.
iii. Mengurangi asupan natrium
Apabila diet tidak membantu dalam 6 bulan, maka perlu pemberian obat anti hipertensi oleh
dokter.
a) Menurunkan konsumsi kafein dan alkohol
kafein dapat memicu jantung bekerja lebih cepat, sehingga mengalirkan lebih banyak cairan
setiap detiknya. Sementara konsumsi alkohol 2-3 gelas/hari dapat meningkatkan resiko
hipertensi.
b. Farmakologis
Terapi farmakologis yaitu obat anti hipertensi yang dianjurkan oleh JNC VII yaitu diuretika,
terutama jenis thiazide ( thiaz) atau aldosteron antagones, beta blocker, calcium chanel
blocker atau Calcium antagonist, Angotensin Converting Enzyme Inhibitor ( ACEI).
9. Diagnosis Hipertensi
Anamnesis yang dilakukan meliputi tingkat hipertensi dan lama menderitanya, riwayat dan
gejala penyakit-penyakit yang berkaitan seperti penyakit jantung koroner, gagal jantung,
penyakit serebrovaskular, dan lainnya. Apakah terdapat riwayat penyakit dalam keluarga,
gejala-gejala yang berkaitan dengan penyebab hipertensi, perubahan aktivitas/kebiasaan
(seperti merokok), konsumsi makanan, riwayat obat-obatan bebas, hasil dan efek samping
terapi antihipertensi sebelumnya bila ada, dan factor psikososial lingkungan (keluarga,
pekerjaan dan sebagainya
10. Jenis Obat Antihipertensi
Menurut Yulianti (2006) dalam 30 Ramuan Penakluk Hipertensi
menyatakan ada empat jenis obat antihipertensi yakni:
a. Diuretika
Diuretika adalah antihipertensi yang merangsang pengeluaran garam dan air. Dengan
mengonsumsi diuretika akan terjadi pengurangan jumlah carian dalam pembuluh darah dan
menurunkan tekanan pada dinding pembuluh darah.
b. Beta Bloker
Beta bloker dapat mengurangi kecepatan jantung dalam memompa darah dan mengurangi
jumlah darah yang dipompa oleh jantung.
c. ACE-Inhibitor
ACE-inhibitor dapat mencegah penyempitan pada pembuluh darah dan menurunkan tekanan
darah.
d. Ca Bloker
Ca Bloker dapat mengurangi kecepatan jantung dan merelaksasikan pembuluh darah.
Laporan kasus
INFEKSI SALURAN KEMIH
Nama
: Lia fauziah
Nim
: 2008730020
: ikakom