Anda di halaman 1dari 12

INFEKSI SALURAN KEMIH

LIA FAUZIAH

DEFINISI
Infeksi saluran kemih adalah suatu
infeksi yang melibatkan ginjal,
ureter, buli-buli, ataupun uretra.
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah
istilah umum yang menunjukkan
keberadaan mikroorganisme (MO)
dalam urin (Sukandar, E., 2004).

Faktor resiko yang berpengaruh terhadap infeksi saluran kemih:

Panjang urethra. Wanita mempunyai urethra yang lebih pendek


dibandingkan pria sehingga lebih mudah
Faktor usia. Orang tua lebih mudah terkena dibanndingkan dengan
usia yang lebih muda.
Wanita hamil lebih mudah terkena oenyakit ini karena penaruh
hormonal ketika kehamilan yang menyebabkan perubahan pada
fungsi ginjal dibandingkan sebelum kehamilan.
Faktor hormonal seperti menopause. Wanita pada masa menopause
lebih rentan terkena karena selaput mukosa yang tergantung pada
esterogen yang dapat berfungsi sebagai pelindung.
Gangguan pada anatomi dan fisiologis urin. Sifat urin yang asam
dapat menjadi antibakteri alami tetapi apabila terjadi gangguan dapat
menyebabkan menurunnya pertahanan terhadap kontaminasi bakteri.
Penderita diabetes, orang yang menderita cedera korda spinalis, atau
menggunakan kateter dapat mengalami peningkatan resiko infeksi

Bakteri infeksi saluran kemih dapat disebabkan oleh bakteri-bakteri di bawah


ini :

A. Kelompok anterobacteriaceae seperti :


1. Escherichia coli
2. Klebsiella pneumoniae
3. Enterobacter aerogenes
4. Proteus
5. Providencia
6. Citrobacter
B. Pseudomonas aeruginosa
C. Acinetobacter
D. Enterokokus faecalis
E. Stafilokokus sarophyticus

Cara Penularan

Bakteri masuk ke saluran kemih


manusia dapat melalui beberapa
cara yaitu :
Penyebaran endogen yaitu kontak langsung
dari tempat infeksi terdekat
Hematogen
Limfogen
Eksogen sebagai akibat pemakaian alat
berupa kateter atau sistoskopi

Gejala gejala dari cystitis sering meliputi:

Gejala yang terlihat, sering timbulnya dorongan untuk berkemih


Rasa terbakar dan perih pada saat berkemih
Seringnya berkemih, namun urinnya dalam jumlah sedikit (oliguria)
Adanya sel darah merah pada urin (hematuria)
Urin berwarna gelap dan keruh, serta adanya bau yang menyengat dari urin
Ketidaknyamanan pada daerah pelvis renalis
Rasa sakit pada daerah di atas pubis
Perasaan tertekan pada perut bagian bawah
Demam
Anak anak yang berusia di bawah lima tahun menunjukkan gejala yang
nyata, seperti lemah, susah makan, muntah, dan adanya rasa sakit pada
saat berkemih.
Pada wanita yang lebih tua juga menunjukkan gejala yang serupa, yaiu
kelelahan, hilangnya kekuatan, demam
Sering berkemih pada malam hari

Pemeriksaan urinalisis meliputi:

Leukosuria (ditemukannya leukosit dalam urin).


Dinyatakan positif jika terdapat 5 atau lebih leukosit (sel
darah putih) per lapangan pandang dalam sedimen urin.
Hematuria (ditemukannya eritrosit dalam urin).
Merupakan petunjuk adanya infeksi saluran kemih jika
ditemukan eritrosit (sel darah merah) 5-10 per lapangan
pandang sedimen urin. Hematuria bisa juga karena
adanya kelainan atau penyakit lain, misalnya batu ginjal
dan penyakit ginjal lainnya.
Pemeriksaan bakteri (bakteriologis)
Pemeriksaan bakteriologis meliputi:

Mikroskopis.
Bahan: urin segar (tanpa diputar, tanpa pewarnaan).

Positif jika ditemukan 1 bakteri per lapangan pandang.


Biakan bakteri.
Untuk memastikan diagnosa infeksi saluran kemih.
Pemeriksaan kimia
Tes ini dimaksudkan sebagai penyaring adanya bakteri dalam urin. Contoh, tes
reduksi griess nitrate, untuk mendeteksi bakteri gram negatif. Batasan: ditemukan
lebih 100.000 bakteri. Tingkat kepekaannya mencapai 90 % dengan spesifisitas 99%.
Tes Dip slide (tes plat-celup)
Untuk menentukan jumlah bakteri per cc urin. Kelemahan cara ini tidak mampu
mengetahui jenis bakteri.
Pemeriksaan penunjang lain
Meliputi: radiologis (rontgen), IVP (pielografi intra vena), USG dan Scanning.
Pemeriksaan penunjang ini dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya batu atau
kelainan lainnya.

Pemeriksaan radiologis dan penunjang lainnya

Foto polos abdomen


Pielografi intravena (PIV)
Sistouretrografi saat berkemih
Ultrasonografi ginjal
Pielografi antegrad dan retrograde
CT-scan
DMSA scanning

therapy
Antibiotika Oral
Sulfonamida
Trimetoprim-sulfametoksazol
Penicillin
Cephaloporin
Tetrasiklin
Quinolon
Nitrofurantoin

Dosis : Cotrimoxazole
digunakan untuk infeksi ringan saluran kemih
bagian bawah. Dosis 160 mg trimethoprim
dan 800 mg sulfamethoxazole setiap 12 jam
selama 10 hari menyembuhkan sebagian
besar pasien. Pemberian dosis tunggal (320
mg
trimethoprim
dan
1600
mg
sulfamethoxazole) selama 3 hari juga efektif
untuk pengobatan infeksi akut saluran kemih
yang ringan, infeksi kronik dan berulang pada
saluran kemih.

Dosis : Ciprofloxacin
Untuk infeksi saluran kemih :
- Ringan sampai sedang : 2 x 250 mg
sehari
- Berat : 2 x 500 mg sehari
- Untuk gonore akut cukup pemberian
dosis tunggal 250 mg sehari

Anda mungkin juga menyukai