Mikrokontroler
Amien Santoso, Eru Puspita ST.M.Kom2, Ressa Akbar ST.CCNA3
1
Abstrak
B.
I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pada era teknologi ini sudah banyak alat yang
diciptakan untuk mempermudah aktifitas atau kinerja pada
manusia. Bahkan pada dunia elektronikapun sudah bukan
sebagai kebutuhan sekunder melainkan sudah menjadi
kebutuhan primer. Dalam hal ini untuk kebutuhan
elektronika juga sangat berpengaruh terhadap sebuah fitur
tambahan pada alat transportasi. Salah satu contoh yakni
argometer. Dimana fungsi pada argometer itu sendiri
adalah sebagai alat untuk menampilkan harga dan waktu
yang ditempuh oleh setiap jasa pengguna angkutan umum.
Argometer juga bisa menjadi sebuah acuan pada pengguna
jasa angkutan umum untuk menghindari kecurangan pada
supir angkot umum, salah satu contohnya pada supir taxi
yang tidak dapat semena - mena membuat tarif atau harga
semaunya. Karena pada setiap perusahaan tarif angkutan
umum telah membuat ketentuan atau standarisasi tarif
angkutan umum.
Perumusan Masalah
D.
Batasan Masalah
1.
2.
3.
Mikrokontroler ATMega 16
A. Gambaran Umum
Sistem dari kenerja alat ini yakni sensor akan
memberikan sebuah data berupa output pulsa yang akan di
kirimkan ke Mikrokontroler ATMega 16 untuk di proses,
namun sebelum di kirim ke mikrokontroler akan melewati
rangkaian schmit trigger atau rangkaian pemicu jika pada saat
sinyal berada di logika 1, maka output schmitt trigger harus 1
juga (tergantung jenis, kalau dgital buffer input dan output
dama, tapi kalau inverter, outputnya kebalikan input). Apabila
sinyal tersebut mendapat gangguan noise sehingga level
menjadi turun, maka selama levelnya masih diatas LTP,
output akan tetap. Kebalikannya jika sinyal berada di logika
rendah, pada saat sinyal mendapat noise dan lebel jadi naik,
maka selama level tidak melebihi UTP,output akan tetap.Jadi
schmitt triger akan menghilangkan pengaruh noise tersebut.
Ketika sebuah alat argometer tersebut di on kan
maka timer / waktu akan menghitung berapa lama durasi yang
akan dicapai. LCD akan menampikan Harga.
C. Rangkaian switching
Rangkaian regulasi tegangan yang baik tidaklah
sederhana dan pada kesempatan kali ini akan dibahas
mengenai power supply dengan rangkaian regulasi switching.
Power supply dengan regulasi switching ini lebih dikenal
sebagai power supply switching. Kelebihan power supply
switching adalah efisiensi daya yang besar sampai sekitar 83%
jika dibandingkan dengan power supply dengan regulasi biasa
yang menggunakan sejenis LM 7805.
. PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan uji coba pada argometer ini
maka memperoleh kesimpulan bahwa :
1.
Argometer ini menggunakan sistem sensor
optocoupler U yang mana akan maberikan output berupa pulsa
yang akan di konversikan dalam bentuk harga
2.
Ada penambahan waktu pada program jika
alat argometer ini di on kan dimana juga berpengaruh untuk
biaya tambahan setiap 1 menit argometer itu di jalankan.
3.
Untuk menentukan jumlah putaran pada
roda harus menghitung duliu luas dari range roda motor. Dan
juga jumlah lubang pada rotary.
B. Saran
Dalam pembuatan argometer ini terdapat banyak
sekali kekurangan yang karena keterbatasan waktu, biaya serta
pikiran, tidak dapat dilakukan. Maka untuk tahap
pengembangan selanjutnya, ada beberapa hal yang penulis
inginkan untuk diperbaiki diantaranya:
1.
Alat ini hanya bisa mengkonversi dalam
bentuk pulsa bukan jarak yang sesungguhnya.
2.
Agometer
ini
juga
belum
bisa
mengidentifikasi arah dari poros roda motor apakah mundur
atau maju.
3.
Sistem dari sensor sangatlah rentan rusak
bila terkena air, karena tidak ada lapisan penutupnya.
4.
ada goncangan.
DAFTAR PUSTAKA
[1] http:// iswanto.blogspot.com. di akses pada
November, 25, 2010, 9:16:10 AM
[2] http:// arwinda_rizkiawan.html di akses pada
Januari, 07, 2011, 11:19:10 AM
[3] . http:// www.wikipedia.com
[4] sensor rotary rncoder. www.google.com
[5] www.google.com