HASIL LAB
KASUS
Hb
12, 8 g/dL
Lekosit
10.800/L
5.000-10.000
Trombosit
258.000/L
150.000 400.000
Ht
40%
LED
20 mm/jam
GDS
201 mg/dL
110-199*
Ureum
41 mg/dL
10-50**
Serum kreatinin
0,8 mg/dL
AST
88 U/L
0-35
ALT
43 U/L
4-36
CPK
0,8 U/L
CK-MB
112 U/L
< 10**
Troponin T
2.0 ng/L
< 0,2
Na serum
135 mEq/L
136-145
K serum
3,8 mEq/L
3,5-5,0
SHOCK
Simply stated, shock results from
inadequate perfusion of the bodys
cells with oxygenated blood
HIPOTENSI
SHOCK
SHOCK
Merupakan suatu keadaan preterminal pada banyak penyakit
CAUSES OF SHOCK
Hypovolemic Shock :
1.Blood loss
a. Traumatic Hemorrhage
1. Exsangination (e.g,
Scalp)
2. Hemothorax
3. Hemoperitoneum
4. Fracture (femur &
pelvis)
b. Nontraumatic Hemorrhage
1. GI bleed
2. AAA rupture
3. Ectopic pregnancy
rupture
2.Volume loss
a. Burns
b. Skin integrity loss (TEN)
c. Vomiting
d. Diarhhea
e. Hyperosmolar states (DKA)
f. Third spacing (e.g, ascites)
g. Decreased intake
Cardiogenic Shock :
1.Dysrhythmia
a. Bradycardias and blocks
b. Tachycardias
2.Cardiomyopathy
a. Infarction
b. RV infarction
c. Dilated cardiomyopathy
3.Mechanical
a. Valvular
1. Aortic insufficiency from dissection
2. Papillary muscle rupture from
ischemia
b. Ventricular aneurysm rupture
c. Free wall ventricle rupture
Distributive Shock :
1.Anaphylactic shock
2.Septic shock
3.Neurogenic shock
4.Drug induced vasodilatation
Obstructive Shock :
1.Tension pneumothorax
2.Pericardial disease
a. Pericardial tamponade
b. Constrictive pericarditis
Kompensasi
Badan berkompensasi dng mengaktifkan cabang
simpatis saraf autonom, serta dng mekanisme
metabolik:
1.-adrenergik vasokontriksi
i.
2.Adrenergik-1 jantung
i. SV dinaikkan
ii. HR dinaikkan
3.Aktivitas metabolik
i.
ii.
iii.
iv.
Unfortunately, there
is no one clinical or
biologic test to
determine shock
GENERAL SHOCK
MANAGEMENT
ABCs
Is There a Reversible Condition ?
Obtain History Clues To The
Cause Of Shock
Give a Fluid Challenge
Obtain Appropriate Labs
Obtain Appropriate Imaging
GENERAL SHOCK
MANAGEMENT
Reassess
Vasopressors
Antibiotics?
Maintenance IV fluids
Inotropic support?
Early removal of septic focus (i.e. dead bowel or
large abscess) or other definitive surgery
Blood Transfusions
Good effects
Restores blood volume
Stays in vessels
Increases O2 delivery to
tissues
Bad effects
Transfusion reactions
Febrile & allergic: 1/100
Hemolytic
Fatal: 1/100,000
Non-fatal : 1/6000
Transmission of disease
Hep B: 1/200,000
Hep C: 1/103,000
HIV: 1/450,000
Malaria, Chagas,
Yersinia: < 1/1,000,000
Overall 3/10,000
Decreases immunity to
cancer and infection
Signs Of A Successful
Resuscitation
Improvement in BP
Improved mentation
Decreasing lactate
Resolving metabolic acidosis
Urine output > 1 cc/kg/h
Improved skin perfusion
KOMPLIKASI
SYOK
PENJELASAN
ARDS/ Acute
Lung Injury
Komplikasi GIT
DIC
MODS
SYOK TRAUMATIK
Gabungan dr efek cedera jaringan halus,
fraktur tulang panjang & kehilangan darah
Hipoperfusi OK aktivasi sel inflamasi &
keluarkan faktor2 yg bsirkulasi (sitokin &
molekul2 intraseluler [DAMP])
Th/ : koreksi elemen individu utk m< kaskade
aktivasi proinflamasi & kontrol pendarahan,
adekuat resusitasi cairan u/ koreksi O2 debt
(defisit oksigenasi sel), debridement jaringan
# terlihat, stabilisasi cedera tulang & th/ yg
sesuai u/ cedera jaringan halus
SYOK OBSTRUKTIF
Bentuk syok kardiogenik OK hambatan
mekanik terhadap sirkulasi CO <
ETIOLOGI
SYOK
OBSTRUKTI
F
Cardiac
tamponade
KETERANGAN
Cairan yg cukup yg terakumulasi dlm saccus
perikardium u/ obstruksi aliran darah ke ventrikel OK
trauma tumpul atau trauma tembus; ada efusi
(uremia, gagal jantung, atau efusi malignan)
volume cairan s.d. 2000 mL
Pengisian b< pd sisi dextra jantung Elevasi
tekanan intrakardiak dgn pmbatasam pengisian
ventrikuler dgn diastol CO <
Manfes klinik : hipotensi, JVP >, tekanan nadi
mengecil, bunyi jantung lemah (muffled heart
tone), & pulsus paradoksus (TD turun > 10 mmHg
pd inspirasi)
Echocardiography cairan perikardial; USG :
volume cairan >, kolaps atrial dextra, poor
distensibility of the right right ventricle
Th/: denyut nadi teraba aspirasi jarum; (-) denyut
torakotomi, indwelling catheter efusi pericardial
kronik
Assessment Findings
Mechanism of injury
Signs of poor
perfusion/shock
Sympathetic nervous
system response
Dyspnea and/or chest
discomfort
Treatment Strategies
Early recognition and
transport to a trauma
or critical care hospital
Recognition is often
difficult
Use of patient history
may assist in
recognition
Fluid boluses
Aggressive ventilation
SYOK HIPOVOLEMIK
Penyebab :
Perdarahan
Kombusio
Cedera luas atau majemuk
Inflamasi luas ( co : peritonitis)
Dehidrasi ( suhu tinggi, keringat berlebihan)
Kehilangan cairan usus (ileus, diare, muntah, fistel)
Klasifikasi
Klasifikasi syok
Penemuan klinis
Pengelolaan
Klas I : kehilangan
volume darah
<15%
Hanya takikardia
minimal (<100x/menit)
Tidak perlu
penggantian
volume
Klas II :
kehilangan
volume darah 1530%
Takikardia (100-120x/mt)
Takipneu (20-30x/mt)
Penurunan tekanan nadi
Penurunan produksi urine
(20-30cc/jam)
Penggantian volume
dengan cairan
kristaloid
(3x kehilangan)
Klas III :
kehilangan
volume darah 3040%
Takikardia (>120x/mt)
Takipneu (30-40x/mt)
bingung, penurunan produksi
urine (5-15cc/jam)
Penggantian volume
dengan cairan
kristaloid
dan darah
Klas IV :
kehilangan
volume darah >
40%
Takikardia (>140x/mt)
Takipneu (>35x/mt), pucat
dingin, perubahan mental
bingung & lemah,
bila kehilangan volume >50%,
pasien tidak sadar, tekanan
sistolik = diastolik, produksi
urine minimal atau tidak keluar
Penemuan klinis
Pengelolaan
Dehidrasi ringan :
Kehilangan cairan tubuh
sekitar 5%
Penggantian volume
dengan cairan
kristaloid (NaCl 0,9%
atau RL)
Dehidrasi sedang :
Kehilangan cairan
tubuh sekitar 10%
Dehidrasi berat :
Kehilangan cairan
tubuh >15%
MONITORING
Denyut nadi
Refill kapiler
Status mental
Produksi urine
Tekanan darah
Tekanan vena
sentral
29
Assessment
Findings
Medical
Vomiting, history
suggesting fluid loss
Bleeding from the mouth
or rectum
Bright or dark red
Coffee-ground emesis
Melena
Dysfunctions In
Perfusion
Loss of plasma/fluid
Loss of red blood cells
Inability to deliver
enough oxygen to the
cells
Treatment Strategies
the amount of circulating fluid (replace the blood or fluid)
Minimize the loss of red blood cells in uncontrolled bleeding
CASE
TREATMENT STRATEGY
Traumatic hemorrhage
Hemothorax or hemoperitoneum
Pelvic fracture
Femur fracture
Nontraumatic hemorrhagic
(shock from ectopic pregnancy
or AAA rupture)
FLUID EXCHANGE
A crystalloid infusion (NS or RL solution of 20 cc/kg)
There has been no demonstrated advantage of
albumin or other colloids over crystalloids
Hypertonic (7,5%) saline infusion (with or without
dextran) has shown promise but is still largely of
unproven benefit
Others
Patients with GI bleeding NGT reduce gastric
size and monitor bleeding
Pharmacology :
Proton pump inhibitor, H2 blockade (for gastric
bleeding)
Octreotide infusion (for variceal bleeding)
Endoscopy will likely be necessary for any patient
exhibiting signs of shock and GI bleeding
34
Infeksi
adanya invasi jaringan,cairan,atau rongga tubuh yg sebelumnya
steril oleh mikroorganisme patogen
SIRS
respon tubuh terhadap inflamasi sistemik
+ jika terdapat 2 / lebih dari
-suhu >38 atau <36
-HR >90
-RR >20
-PCO2<32 mmHg
-leukosistosis>12000
-leukopenia <4000
-pasien TIDAK harus terinfeksi u/mengalami SIRS(mis:pankreatitis
akut)
SYOK SEP
Sepsis
keadaan klinis dengan manifestasi SIRS dan disertai dengan INFEKSI
Sepsis berat
sepsis yg disertai disfungsi organ,hipoperfusi atau hipotensi
variabel disfungsi organ
-hipoksemia arteria
-oliguria akut
-kreatinin>2 mg/dL
-koagulopati
-trombositopenia
-hiperbilirubinemia
variabel perfusi jaringan
-hiperlaktatemia
variabel hemodinamik
-hipotensi arterial (SBP<90 mmhg,MAP <70 mmHg atau SBP turun >40 mmHg
Pemeriksaan penunjang
Gas darah
Asam laktat
Elektrolit
Fungsi ginjal
Kadar enzim hati
Radiologi toraks
Biakan darah
Urin
Sputum
DIC jika ada trombositopenia/pendarahan
Hitung trombosit
Hapusan darah
PT,PTT
1. Oksigenasi
Hb daya angkut O2 oleh eritrosit
menurun
Gangguan
ventilasi
Gangguan perfusi
Disfungsi vaskular
Mikrotrombus
Gangguan penggunaan O2
oleh jaringan yg mengalami
iskemia
Mempengaruhi
transport O2
ke jaringan
Hipoksia
Hipoksemia
Oksigenisasi
Disfungsi
miokard
Meningkatkan saturasi
oksigen di darah
Meningkatkan
transport O2
Memperbaiki utilasi
O2 di jaringan
2. Terapi cairan
Peningkatan kapasitas vaskular (pe aliran balik vena)
Dehidrasi (krn asupan menurun, kehilangan cairan melalui
pernapasan / keringat)
Terjadi perdarahan dan kebocoran kapiler
Pemberian cairan:
Hipovolemik
Kristaloid (Nacl 0.9% / RL)
Dimonitor
Koloid (albumin)
kecukupan
mempertahankan tekanan
G3 transport
nya
onkotik plasma
O2 & nutrisi ke
jaringan
Transfusi eritrosit dipertahankan pada batas
>8-10g/dL
Hipotensi &
syok
Penilaian kecukupan pemberian
Kristaloid
pilihan pada
terapi awal,
o.k:
Murah dan
mudah didapat
Tapi, perlu
cairan melalui :
Pe tekanan dapah, pe frekuensi
jantung, kecukupan isi nadi
Perabaan kulit & ekstremitas
Produksi urin
Membaiknya pe kesdaran
Tekanan vena sentral, tekanan arteri
3. Vasopresos dan
inotropik
Vasopresor
Diberi setelah
keadaan hipovolemik
teratasi dgn
pemberian cairan
secara adekuat. Tapi
masih hipotensi
Hipotensi o.k
vasodilatasi atau
disfungsi miokard
Dgn dosis terendah
dgn cara titrasi
http://www.merckmedicus.com/ppdocs/us/common/cecils/b9781416028055501130/ch108-01.htm
Disebabkan oleh
kontraktilitas jtg yg buruk
akibat AMI. Keadaan ini
memp angka kematian
tinggi sekitar 80%. Dapat
terjadi pd pasien AMI, infark
yg amat besar, infark
anterior, dan infark
kombinasi anterior inferior
Metabolic
Drug reaction
CARDIOGENIC SHOCK
MANFES KLINIK
Nyeri dada
Dispnea
Faintness (lemah)
Takikardi
Takipnea
Hipotensi
JVP >
CO (Cardiac Output)
<
Sianosis, skin
mottling; nadi
ireguler, lemah, &
cepat; output urine <
, & edema perifer
end-organ
hypoperfusion
Edema paru :
audible crackles,
wheezes, kongesti
vaskuler abN (Ro)
Pemeriksaan penunjang
EKG
Foto rontgen dada
Ekokardiografi
Pemantauan hemodinamik
Saturasi oksigen
Diagnosis
Bukti ada AMI
Ada syok ug diperlihatkan dng hipotensi,
berkeringat byk, kulit lembab, dan
tanda2 hipoperfusi organ akhir spt
perubahan tgkt kesadaran dan
penurunan keluaran ginjal
Bukti2 curah jantung yg buruk stlh diberi
terapi u/ nyeri, kecemasan, disritmia dan
percobaan ekspansi volume
Penatalaksanaan
Volume pengisian ventrikel kiri harus
dioptimalkan dan pd keadaan tanpa
adanya bendungan pau
Pemberian cairan sekurang2 nya 250
ml dalm 10menit
Oksigenasi adekuat penting, intubasi
atau ventilasi harus segera dilakukan
jika ditemukan abn difusi oksigen
Hipotensi tg berlangsung terus akan
memicu kegagalan otot pernapasan
dan dpt dicegah dng ventilasi mekanis
Terapi
Hilangkan nyeri, ps ditenangkan dan
pengawasan perawatan yg kontinu
Terapi disritmia
Menaikkan preload
a. Elevasi tungkai
b. Pembebanan cairan saline normal 200-500 mlIV
Agen inotropik
a. Dopamin 5-8mg/kg/menit
b. Dobutamin 200 mg dlm 250 mlD5W
Penurunan afterload
a. Vasokontriksi arteri
Syok neurogenik
Syok neurogenik merupakan syok yang disebabkan kegagalan pusat
vasomotor yang ditandai dengan hilangnya tonus pembuluh darah
secara mendadak di seluruh tubuh sehingga terjadi penurunan tekanan
darah secara massif
Etiologi
Trauma medula spinalis dengan quadriplegia atau paraplegia (syok
spinal)
Rangsangan hebat yang kurang menyenangkan seperti rasa nyeri
hebat pada fraktur tulang
Rangsangan pada medula spinalis seperti penggunaan obat anestesi
spinal/lumbal
Trauma kepala (terdapat gangguan pada pusat otonom)
Suhu lingkungan yang panas, terkejut, takut
NEUROGENIC
SHOCK
MANFES
KLINIK
SVR <<
Bradikardi
Warm
extremities
Defisit motorik
& sensorik
cedera spinal
cord
Fraktur
columna
vertebra (Ro)
Syok neurogenik
Tatalaksana
Untuk keseimbangan hemodinamik, sebaiknya ditunjang
dengan resusitasi cairan. Cairan kristaloid seperti NaCl 0,9%
atau Ringer Laktat sebaiknya diberikan per infus secara cepat
250-500 cc bolus dengan pengawasan yang cermat terhadap
tekanan darah, akral, turgor kulit, dan urin output untuk menilai
respon terhadap terapi.
Bila tekanan darah dan perfusi perifer tidak segera pulih,
berikan obat-obat vasoaktif (adrenergik)
Dopamin
Norepinefrin
Epinefrin
Dobutamin
SYOK ANAFILAKSIS
Gangguan perfusi jaringan akibat adanya
reaksi antigen antibodi yang
mengeluarkan histamine dengan akibat
peningkatan permeabilitas membran
kapiler dan terjadi dilatasi arteriola
sehingga venous return menurun
Anaphylactoid Non Imunologic Reaction
MANFES
KLINIK
Ansietas
Susah
napas
Kram GI
Edema
Urtikaria
Sensasi
tbakar atau
gatal pd kulit
SVR <
Oliguria
Penatalaksanaan
Posisi :
Segera penderita dibaringkan pada posisi yang
nyaman /comfortable dengan posisi kaki
ditinggikan (posisi trendelenberg), dengan
ventilasi udara yang baik dan jangan lupa
melonggarkan pakaian.
Airways :
Jaga jalan nafas dan berikan oksigen
nasal/mask 5-10 I/menit, dan jika penderita tak
bernafas disiapkan untuk intubasi.
Intravena access :
Pasang IV line dengan cairan NacL 0,9% /
Dextrose 5% 0,5-1 liter/30 menit
Drug :
Epinefrin / Adrenalin drug of choice pada
syok anafilaksis dan diberikan segera mungkin
jika mencurigai syok anafilaksis (TD sistolik
turin < 90 MmHg).
Namun harus hati-hati dengan penderita yang
dalam sehari-hari memang hipotensi.
Untuk itu perlunya dilakukan pemeriksaan TD
sebelum dilakukan tindakan.
Dosis : 0,3-0,5 ml/cc Adrenalin/Epinefrin 1 :
1000 diberikan IM (untuk anak-anak dosis :
0,01 ml/KgBB/.dose dengan maksimal 0,4
ml/dose).
Pencegahan
Mencegah reaksi ulang
Anamnesa penyakit alergi sebelum terapi diberikan
(obat,makanan,atopik)
Lakukan skin test bila perlu
Encerkan obat bila pemberian dengan SC/ID/IM/IV dan
observasi selama pemberian
Catat obat pada status yang menyebabkan alergi
Hindari obat-obat yang sering menyebabkan syok
anafilaktik.
Desensitisasi alergen spesifik
Edukasi supaya menghindari makanan atau obat yang
menyebabkan alergi
Bersiaga selalu bila melakukan injeksi dengan emergency
kit
Prognosis
Bila penanganan cepat, klinis masih
ringan dapat membaik dan tertolong
Px
Kejadian akut
Trauma
Pendaraha
Riwayat penyakit jantung
bawaan atau peny jantung
rematik
Riwayat diare
Beberapa penyakit di+ demam
KLB DBD
Demam
Bisa makan atau minum
Kesadaran
Kemungkinan
pendarahan
Vena jugularis
Hepatomegali
Petekia
purpura
MANFES KLINIK
Syok OK
pendarahan
Riwayat trauma
Ada sumber pendarahan
DBD
KLB
Riwayat demam tinggi
Purpura
Syok kardiogenik
Syok septik
Riwayat diare
KLB kolera
DENGUE SHOCK
SYNDROME (DSS)
Sindrom penyakit infeksi virus Dengue yg
menunjukkan manifestasi klinis g3 fx sirkulasi
darah dgn nadi cepat, lemah sampai tidak
teraba, jarak sistol & diastol mjauh atau
mdekat disertai ptanda tensi mnurun
sampai 0 dan prabaan ujung tangan & kaki
teraba dingin sekali
Patfis : kebocoran plasma > 30% volume darah
OK permeabilitas kapiler > disertai peran sentral
endotel yg alami cedera akibat sitokin, kemokin
komplemen, mediator inflamasi ataupun infeksi
virus Dengue scara langsung
KRITERIA KLINIS
Demam > mdadak, # sebab,
terus menerus (2-7hari)
Manfes pndarahan : ujin
tourniquet (+), petekiae,
ekimosis, epistaksis,
pendarahan gusi,
hematemesis +/- melena
Hepatomegali
Perembesan plasma : asites,
& efusi pleura s.d. Renjatan
(nadi cepat & lemah,
hipotensi, hipotenasi, kaki &
tangan dingin, kulit lembap,
& pasien tampak gelisah
DIAGNOSIS
DBD
KRITERIA
LAB
Trombositop
enia (<
100.000/L)
Hemokonsen
trasi Ht
20%
TANDA PERINGATAN
ADANYA ANCAMAN
SYOK
1.Demam tanpa
pendarahan spontan,
manfes pendarahan hanya
berupa tourniquet test (+)
2.Gejala demam +
pendarahan spontan
(dibawah kulit +/pendarahan lainnya
3.Kegagalan sirkulasi
(takikardi & lemah,
psempitan tekanan nadi
(<20 mmHg), atau
hipotensi, + akral dingin &
gelisah
1.Nyeri abdomen
hebat & terus
menerus
2.Perubahan demam
ke hipotermia, dgn
keringatan & lelah
3.Muntah2 persisten
4.Gelisah atau letargi
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Isolasi virus
Deteksi RNA virus PCR
TERATASI
# TERATASI
DSS
Kriteria pemulangan ps : Monitoring :
# demam slama 24 jam
tanpa antipiretik
Nafsu makan mbaik
Tampak pbaikan secara
klinis
Ht stabil
3 hari setelah syok
teratasi
Trombosit > 50.000/mL
# distres pnapasan OK
efusi pleura atau asidosis
REFERENSI
Zucker BS, Peitzman AB, Biliar TR. Shock. Dalam : Brunicardi FC,
Andersen DK, Biliar TR, Dunn DL, Hunter JG, Matthews JB, dkk.
Editor. Schwartzs Principles of Surgery. Edisi 9. Amerika Serikat: Mc
Graw Hill, 2010.
Cheek DJ, Martin LL, Morris SE. Shock, Multiple Organ Dysfunction
Syndrome, and Burn in Adult. Dalam : McCance KL, Huether SE,
Brashers VL, Rote NS, editor. Pathophysiology The Biologic Basis for
Disease in Adults and Children. Edisi 6. Kanada: Mosby Elsevier,
2010.
Humphries RL. Head Injuries. Dalam : Stone KC, Humphries RL,
editor. Current Diagnosis & Treatment Emergency Medicine. Edisi 6.
Amerika Serikat: Mc Graw Hill Lange, 2008.
Soegijanto S. Tatalaksana Sindrom Syok Dengue di Era Tahun 2005.
Dalam : Soegijanto S. Demam Berdarah Dengue. Edisi 2. Surabaya:
Airlangga University Press, 2006
Tim Adaptasi Indonesia. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di
Rumah Sakit. Edisi 1. Jakarta: WHO Indonesia, 2009.
Thank
You
PERTANYAAN
LOVINA (7) : SYOK KARDIO #
EKSPANSI VOL..V KANAN BOLEH.. ?
S. SEPTIK : HIPO & HIPERDINAMIK..
TH/SAMA ?