SAMA-SAMA DOKTER
PUSKESMAS
Pemicu 2 Blok Etika & Hukum
kedokteran
Fakultas Kedokteran Universitas
Tarumanagara 2011
Tutor : dr. Magdalena.L.J,Sp.Park
ANGGOTA KELOMPOK 4
NAMA
NIM
405070010
Penulis
Handri
405080024
Anggota
Victoria
405080027
Anggota
Mandy
405080040
Anggota
Sabri Hifzi
405080041
Anggota
Cicilia Yunita.P.
405080132
Anggota
405080139
Ketua
Wismaytra Condro
405080163
Anggota
Purbo Prawiro B
405080166
Anggota
405080186
Sekretaris
Mieliani
405080191
Anggota
405080198
Anggota
Skenario
A adalah seorang dokter muda yang baru ditempatkan di puskesmas
kelurahan,di daerah perdalaman Cianjur-Jawa Barat,sekitar 4 bulan yang
lalu. Ia sangat disenangi oleh masyarakat sekitar terutama pasien yang
datang berobat ke puskesmas. Hal ini disebabkan karena ia selalu
berbuat baik,ramah dan rela menolong siapapun. Bila ada pasien gawat
darurat,ia selalu sigap menolong tanpa merugikan pasien tersebut.
Kalaupun tak sanggup menangani,ia akan segera merujuk pasiennya ke
RS kecamatan terdekat. Sebelum merujuk,ia selalu berterus terang ke
pasiennya. Begitu juga dengan setiap tindakan medis yang akan
dilakukannya,ia selalu meminta persetujuan dari pasien.
Di dalam pelayanannya,dr. A tidak pernah membeda-bedakan pasien.
Semua pasien harus tertib menunggu giliran kecuali bila tiba-tiba datang
pasien gawat. Ia selalu sabar mendengarkan keluhan pasiennya dan
menuliskan segalanya dalam rekam medis. Di waktu luangnya,ia sering
berinteraksi dengan masyarakat sekitar. Selain itu,ia selalu mengikuti
perkembangan ilmu kedokteran dan kesehatan dengan membaca
majalah-majalah kedokteran terbaru. Pokoknya dr. A menjalankan
praktik kedokteran yang sesuai dengan etika,standar pelayanan medis
dan peraturan perundang-undangan,berkompeten,bersikap
profesional,serta patuh pada disiplin profesi.
Learning Objective
Mengetahui dan menjelaskan kaidah dasar normal
Kaidah
Kaidah dasar
Moral
LO. 1
Empat kaidah dasar moral bioetika
1.
Beneficence
2.
Nonmaleficence
3.
4.
Berlaku fair
Beneficence
Kewajiban untuk melakukan yang baik
BENEFICENCE
Kriteria
1. Mengutamakan altruism (menolong tanpa pamrih, rela berkorban untuk kepentingan
orang lain)
2. Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia
3. Memandang pasien/keluarga sebagai sesuatu yang tak hanya menguntungkan dokter
4. Mengusahakan agar kebaikan lebih banyak dibandingkan keburukannya
5. Paternalisme bertanggungjawab/berkasih sayang
6. Menjamin kehidupan baik minimal manusia
7. Pembatasan goal based (sesuai tujuan/kebutuhan pasien)
8. Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/preferensi pasien
9. Minimalisasi akibat buruk
10. Kewajiban menolong pasien gawat darurat
11. Menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan
12. Tidak menarik honorarium di luar kewajaran
13. Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan
14. Mengembangkan profesi secara terus menerus
15. Memberikan obat berkhasiat namun murah
16. Menerapkan golden rule principle
Nonmaleficence
Kewajiban untuk tidak melakukan hal-hal yang
NONMALEFICENCE
Kriteria
1. Menolong pasien emergensi :
Dengan gambaran sbb :
- pasien dalam keadaan sangat berbahaya (darurat) /
berisiko
kehilangan sesuatu yang penting (gawat)
- dokter sanggup mencegah bahaya/kehilangan tersebut
- tindakan kedokteran tadi terbukti efektif
- manfaat bagi pasien > kerugian dokter
2. Mengobati pasien yang luka
3. Tidak membunuh pasien ( euthanasia )
4. Tidak menghina/mencaci maki/ memanfaatkan pasien
5. Tidak memandang pasien hanya sebagai objek
6. Mengobati secara proporsional
7. Mencegah pasien dari bahaya
8. Menghindari misrepresentasi dari pasien
9. Tidak membahayakan pasien karena kelalaian
10. Memberikan semangat hidup
11. Melindungi pasien dari serangan
12. Tidak melakukan white collar crime dalam bidang kesehatan
Menghormati Otonomi
Pasien
Otonomi = hak untuk memutuskan sendiri
Otonomy
Kriteria
1. Menghargai hak menentukan nasib sendiri, menghargai martabat pasien
2. Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan (kondisi elektif)
3. Berterus terang
4. Menghargai privasi
5. Menjaga rahasia pasien
6. Menghargai rasionalitas pasien
7. Melaksanakan informed consent
8. Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan sendiri
9. Tidak mengintervensi atau menghalangi otonomi pasien
10. Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalam mengambil keputusan termasuk
keluarga pasien sendiri
11. Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus non emergensi
12. Tidak berbohong ke pasien meskipun demi kebaikan pasien
13. Menjaga hubungan (kontrak)
Justice
Asas keadilan lahir dari hak asasi
Kriteria Justice
1. Memberlakukan sesuatu secara universal
2. Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan
3. Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang sama
4. Menghargai hak sehat pasien
5. Menghargai hak hukum pasien
6. Menghargai hak orang lain
7. Menjaga kelompok yang rentan
8. Tidak melakukan penyalahgunaan
9. Bijak dalam makro alokasi
10. Memberikan kontribusi yang relative sama dengan kebutuhan pasien
11. Meminta partisipasi pasien sesuai kemampuannya
12. Kewajiban mendistribusikan keuntungan dan kerugian (biaya, beban,
sanksi) secara adil
13. Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat dan
kompeten
14. Tidak memberi beban berat secara tidak merata tanpa alasan tepat/sah
15. Menghormati hak populasi yang sama-sama rentan penyakit/gangguan
kesehatan
16. Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA, status social, dsb
LO.3
HUBUNGAN BIOETIKA - KODEKI
Pasal
Isi Kodeki
Bioetik
Semua asas
Beneficence
Nonmaleficence
Justice
Beneficence
Beneficence
Otonomi
Pasal
Isi Kodeki
Bioetik
Beneficence
Nonmaleficence
Pasal
7a
Pasal
7b
Beneficence
Nonmaleficence
Pasal
7c
Otonom
Pasal
Isi Kodeki
Bioetik
Beneficence
Nonmaleficence
Justice
Beneficence
Nonmaleficence
Otonom
Pasal
11
Pasal
Isi Kodeki
Bioetik
Pasal
12
Beneficence
Nonmaleficence
Otonom
Pasal
13
Beneficence
Nonmaleficence
Pasal
14
Pasal
15
Pasal
16
Pasal
17
Definisi
Rekam medis adalah keterangan baik
yang tertulis maupun terekam tentang
identitas
,anamnesa,penentuan
fisik
,
laboratorium, diagnosa segala pelayanan
dan tindakan medik yang diberikan kepada
pasien dan pengobatan baik yang dirawat
inap
,
rawat
jalan
maupun
yang
mendapatkan pelayanan gawat darurat
A.
identitas pasien
pemeriksaan fisik
diagnosis/masalah
tindakan/pengobatan
pelayanan lain yang
telah diberikan
kepada pasien
- identitas pasien
- pemeriksaan
- diagnosis/masalah
- persetujuan tindakan medis (bila ada)
- tindakan/pengobatan
- pelayanan lain yang telah diberikan
kepada pasien
Keuntungan
Ringkas
Bisa menampung dalam
jumlah yang sangat banyak
Tidak memakan banyak
tempat dalam hal
penyimpanan karena disimpan
dalam bentuk data komputer,
Bisa disimpan lama
Kerugian
Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan yang diatur dalam Pasal 2 ayat (2) sampai
Tujuan POMR
Mencatat riwayat kesehatan pasien dan
1. Data Dasar
Keluarga (Data
Base)
2. Data
Masalah
Kesehatan
(Problem List)
(assessment).
3. Rencana
Pada bagian ini dicatat: diagnosis dengan terapi, prosedur lacak dan
Awal (initial
Plan)
4. Catatan
Pada bagian ini dicatat kemajuan yang diperoleh sebagai hasil dari
Kemajuan
(Progress
Note)
Isi POMR
S = Subjective Information (
Kelebihan POMR
Pasien ditangani berdasarkan prioritas
masalah
Data tersusun terklasifikasi berdasarkan
masalah
Memudahkan evaluasi rekam medis
Memudahkan penelitian terhadap
masalah tertentu
Kelemahan POMR
Perlu penyesuaian yang lama jika baru
Pasal 16
1.
2.
Sanksi Hukum
Pasal 79 UU Praktik Kedokteran
Setiap dokter atau dokter gigi yang dengan sengaja
tidak membuat rekam medis dapat dipidana dengan
pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau
denda paling banyak Rp 50.000.000,- (lima puluh
juta rupiah).
Selain tanggung jawab pidana, dokter dan dokter gigi
Kesimpulan
dr. A
dr. Q
Kesimpulan
dr. A
dr. Q
Saran
Dr. Q ditegur oleh kepala Puskesmas atau
Daftar Pustaka
Guwandi J. Hukum dan Dokter. Jakarta :
TERIMA KASIH