P2.31.30.1.12.038
BAB I
1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Osteoarthritis yang dikenal sebagai penyakit sendi degeneratif atau osteoartrosis
(sekalipun terdapat inflamasi) merupakan kelainan sendi yang paling sering ditemukan dan
kerapkali menimbulkan ketidakmampuan (disabilitas). (Smeltzer , C Suzanne, 2002 hal
1087). Osteoartritis merupakan golongan rematik sebagai penyebab kecacatan yang
menduduki urutan pertama dan akan meningkat dengan meningkatnya usia, penyakit ini
jarang ditemui pada usia di bawah 46 tahun tetapi lebih sering dijumpai pada usia di atas 60
tahun. Faktor umur dan jenis kelamin menunjukkan adanya perbedaan frekuensi (Sunarto,
1994, Solomon, 1997).
Sendi yang biasanya menjadi korban osteoarthritis adalah sendi yang memikul berat
badan, misalnya sendi lutut. Lutut merupakan sendi yang paling banyak menerima tekanan
beban. Sendi lain yang juga bisa terkena osteoarthritis yaitu sendi di tulang belakang, sendi
panggul, pergelangan kaki, dan pangkal ibu jari kaki.
Salah satu cara untuk mendiagnosa gejala OA sejak dini ialah dengan melakukan
pemeriksaan radiografi (rontgen). Maka dari itu sebagai calon radiographer sudah
seyogyanya memahami dengan benar teknik pemeriksaan radiografi pada penderita
osteoarthritis.
2. Tujuan
Mengetahui prinsip-prinsip dasar pemeriksaan radiografi pada penderita osteoarthritis
(OA) di dalam tuajuannya untuk menegakan diagnosa.
BAB II
2
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Persendian
Persendian atau artikulasio adalah suatu hubungan antara dua buah tulang atau lebih
yang dihubungkan melalui pembungkus jaringan ikat pada bagian luar dan pada bagian dalam
terdapat rongga sendi dengan permukaan tulang yang dilapisi oleh tulang rawan. Fungsi dari
sendi secara umum adalah untuk melakukan gerakan pada tubuh
B.
atas (paha) dengan tungkai bawah. Fungsi dari sendi lutut ini adalah untuk mengatur
pergerakan dari kaki. Sendi lutut ini termasuk dalam jenis sendi engsel , yaitu pergerakan dua
condylus femoris diatas condylus tibiae. Gerakan yang dapat dilakukan oleh sendi ini yaitu
gerakan fleksi , ekstensi dan sedikit rotatio. Jika terjadi gerakan yang melebihi kapasitas
sendi maka akan dapat menimbulkan cedera yang antara lain terjadi robekan pada capsul dan
ligamentum di sekitar sendi. Sendi ini terletak pada kaki yaitu antara tungkai atas dan tungkai
bawah. Pada dasarnya sendi lutut terdiri dari dua articulatio condylaris diantara condylus
femoris medialis dan lateralis dan condylus tibiae yang terkait dan sebuah sendi pelana ,
diantara patella dan fascies patellaris femoris. Pada bagian atas sendi lutut terdapat condylus
femoris yang berbentuk bulat, pada bagian bawah terdapat condylus tibiae dan cartilago
semilunaris. Pada bagian bawah terdapat articulatio antara ujung bawah femur dengan
patella.
C.
Anatomi Fisiologi
1. Anatomi Fisiologi Sendi Lutut
Bagian utama dari sendi lutut tulang, ligamen, tendon, kartilago dan kapsul sendi,
yang semuanya terbuat dari kolagen. Kolagen adalah jaringan fibrosa hadir seluruh tubuh
kita. Seperti yang kita usia, kolagen rusak.
Kerangka dewasa ini terutama terbuat dari tulang dan tulang rawan kecil di
tempat. Tulang dan tulang rawan keduanya jaringan ikat, dengan sel khusus yang disebut
kondrosit tertanam dalam matriks seperti gel kolagen dan serat elastin. Tulang rawan hialin
dapat, fibrokartilago dan elastis dan berbeda berdasarkan proporsi dari kolagen dan
3
elastin. Tulang rawan adalah jaringan kaku, tetapi fleksibel yang baik dengan bantalan berat
yang mengapa ditemukan dalam sendi kita. Tulang rawan hampir tidak memiliki pembuluh
darah dan sangat buruk pada memperbaiki sendiri. Tulang penuh dengan pembuluh darah dan
sangat baik pada perbaikan diri. Ini adalah kandungan air yang tinggi yang membuat tulang
rawan yang fleksibel.
2. Tulang di lutut
Tulang memberikan kekuatan, stabilitas dan fleksibilitas dalam lutut. Empat tulang
membentuk lutut (lihat gambar di atas):
o Patela ( Tempurung lutut ) adalah tulang datar segitiga bergerak patela ketika
bergerak kaki.Fungsi itu adalah untuk meringankan gesekan antara tulang dan otot
ketika lutut dibengkokkan atau diluruskan dan untuk melindungi sendi
lutut. Tempurung lutut meluncur sepanjang permukaan depan bawah femur antara dua
tonjolan yang disebut kondilus femoralis. Kondilus ini membentuk alur yang disebut
alur patellofemoral.
o Tibia biasa disebut tulang kering, berjalan dari lutut ke pergelangan kaki. Bagian atas
tibia dibuat dari dua dataran tinggi dan tonjolan buku-seperti disebut tuberkulum
tibialis. Terlampir ke atas tibia pada setiap sisi dataran tinggi tibialis dua berbentuk
4. Tendon
Tendon adalah jaringan elastis yang secara teknis bagian dari otot dan menghubungkan
otot dengan tulang. Banyak tendon berfungsi untuk menstabilkan lutut. Ada dua tendon
utama dalam lutut dan paha depan patela. Tendon paha depan menghubungkan otot-otot paha
depan paha tempurung lutut dan menyediakan kekuatan untuk meluruskan lutut. Hal ini juga
membantu menahan patela di alur patellofemoral di tulang paha. Tendon patela
menghubungkan tempurung lutut ke tulang kering (tibia)-yang berarti itu benar-benar sebuah
ligamen.
5. Tulang Rawan
Ujung-ujung tulang yang menyentuh sendi-lain ditutupi dengan kartilago artikular.
Tulang Ini mendapat namanya "artikular" karena ketika tulang bergerak terhadap satu sama
lain mereka dikatakan Artikular tulang rawan adalah, putih mulus, jaringan ikat fibrosa yang
menutupi ujung tulang dan melindungi tulang sebagai sendi bergerak "artikulatif.". Hal ini
juga memungkinkan tulang untuk bergerak lebih bebas terhadap satu sama lain. Kartilago
artikular dari lutut menutupi ujung tulang paha, bagian atas tibia dan bagian belakang
patela. Di tengah-tengah lutut yang menisci bantal berbentuk cakram yang bertindak sebagai
peredam kejut.
o Meniskus medial-terbuat dari berserat, tulang rawan berbentuk bulan sabit dan melekat
pada tibia
o Meniskus lateralis-terbuat dari berserat, tulang rawan berbentuk bulan sabit dan melekat
pada tibia
o Kartilago artikular pada ujung dari semua tulang di sendi-di sendi lutut itu mencakup
ujung femur dan tibia dan bagian belakang patela.
Kelainan ini ditemukan pada pria dan wanita, tetapi sering ditemukan lebih banyak
pada wanita pascamenopause (osteoartritis primer). Osteoartritis sekunder lebih banyak
ditemukan pada pria.
c. Ras
Lebih sering ditemukan pada orang Asia, khususnya cina, Eropa, dan Amerika
daripada kulit hitam.
d. Faktor Keturunan
Faktor genetik juga berperang timbulnya OA. Bila ibu menderita OA sendi interfalang
distal, anak perempuannya mempunyai kecenderungan terkena OA 2-3 kali lebih sering.
e. Faktor Metabolik/Endokrin
Klien hipertensi, hiperurisemia, dan diabetes lebih rentan terhadap OA. Berat badan
berlebihan akan meningkatkan resiko OA, baik pada pria maupun wanita.
f. Faktor Mekanis
Trauma dan Faktor Predisposisi
Trauma yang hebat terutama fraktur intraartikular atau dislokasi sendi merupaan
predisposisi OA. Cedera sendi, pekerjaan dan olahraga yang menggunakan sendi
berlebihan, dan gangguan kongruensi sendi akan meningkatkan OA.
Trauma /instabilitas.
OA sekunder terutama terjadi akibat fraktur pada daerah sendi, setelah
menisektomi, tungkai bawah yang tidak sama panjang, adanya hipermobilitas,
instabilitas sendi, ketidaksejajaran dan ketidakserasian permukaan sendi.
Faktor Genetik/Perkembangan
Adanya kelainan genetik dan kelainan perkembangan tubuh (displasia epifisial,
displasia asetabular, penyakit Legg-Calve-Perthes, dislokasi sendi panggul
bawaan, tergelincirnya epifisis) dapat menyebabkan OA.
Penyakit Metabolik/Endokrin
OA sekunder dapat pula disebabkan oleh penyakit metabolik/sendi (penyakit
okronosis, akromegali, mukopolisakarida, deposisi kristal, atau setelah inflamasi
pada sendi. (misalnya, OA atau artropati karena inflamasi).
9
c.
Peradangan
Sinovitis sekunder, penurunan pH jaringan, pengumpulan cairan dalam ruang sendi
akan menimbulkan pembengkakan dan peregangan simpai sendi yang semua ini akan
menimbulkan rasa nyeri.
d. Mekanik
Nyeri biasanya akan lebih dirasakan setelah melakukan aktivitas lama dan akan
berkurang pada waktu istirahat. Mungkin ada hubungannya dengan keadaan penyakit
yang telah lanjut dimana rawan sendi telah rusak berat. Nyeri biasanya berlokasi pada
sendi yang terkena tetapi dapat menjalar, misalnya pada osteoartritis coxae nyeri dapat
dirasakan di lutut, bokong sebelah lateril, dan tungkai atas. Nyeri dapat timbul pada
waktu dingin, akan tetapi hal ini belum dapat diketahui penyebabnya.
e. Pembengkakan Sendi
Pembengkakan sendi merupakan reaksi peradangan karena pengumpulan cairan
dalam ruang sendi biasanya teraba panas tanpa adanya pemerahan.
f. Deformitas
Disebabkan oleh distruksi lokal rawan sendi.
g. Gangguan Fungsi
Timbul akibat Ketidakserasian antara tulang pembentuk sendi.
5.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Radiologi
Gambaran rodiografi sendi yang menyokong diagnosis osteoartritis ialah:
10
a)
Penyempitan celah sendi yang seringkali asimetris (lebih berat pada bagian
BAB III
TEKNIK PEMERIKSAAN RADIOGRAFI
a. Persiapan Pasien
b. Persiapan Alat
Persiapan pada alat atau bahan yang akan digunakan pada saat pemeriksaan
radiografi antara lain :
Kaset dan film yang sesuai dengan daerah yang akan diperiksa
Alat fiksasi (mencegah pergerakan objek seperti : sand bag, spoon, dsb)
11
Film : 18 x 24 cm
Posisi Pasien :
Letakan pasien dalam posisi supine dan atur tubuh sehingga tidak ada rotasi panggul.
Posisi Obyek :
Letakan obyek diatas kaset dibawah tabung rontgen dan atur Genu dalam posisi true
AP usahakan obyek rapat dengan kaset.
FFD : 90 100 cm
12
Kriteria Gambar :
Film : 18 x 24 cm
Posisi Pasien :
Letakan dengan pasien dalam posisi prone dengan jari-jari kaki berada pada meja,
atau letakan sandbag dibawah pergelangan kaki untuk menyangga.
Posisi Obyek :
Pusatkan sebuah titik inci dibawah patellar apex ke pusat film, dan atur leg
sehingga femoral epicondyles paralel terhadap ujung meja. Gunakan shield gonads.
13
3. Proyeksi Lateral
Film : 18 x 24 cm
Posisi Pasien :
Perintahkan pasien untuk mengarah pada sisi yang akan diperiksa.
Fleksikan bagian lutut pasien pada ukuran 20-30 derajat dengan tujuan untuk
memaksimalkan rongga persendian lutut.
Posisi Obyek :
Fleksikan lutut yang sesuai ( 20 sampai 30 derajat )
Lokasikan persendian oleh palpasi antara femoral dan condyles tibial pada sisi
medial lutut.
14
Posisi Pasien :
Tempatkan pasien pada posisi tegak dengan arah belakang alat grid vertikal.
Posisi Obyek :
Tempatkan jari kaki (toes) lurus menghadap ke depan, dengan jarak cukup
antara kedua kaki agar keseimbangan terjaga
Minta pasien untuk berdiri tegak dengan lutut (genu) full ekstensidan bobot
tubuh seimbang di antara kedua kaki
15
16
Hari Pemeriksaan
: Rabu
Tanggal Pemeriksaan
: 27 November 2013
Nama Pasien
: Tn. Slamet Setyadi
Umur
: 56 tahun
Klinis
: OA sinistra
Jenis Pemeriksaan
: Genu sinistra AP dan Lateral
Kaset
: 18 x 24 cm ( 2 buah )
Marker
:L
Pesawat
:Faktor Eksposi
kV
: 50
mAs
:6
Persiapan pasien
: Mempersilahkan pasien untuk mengganti pakaian yang
dikenakan dengan baju khusus yang telah dipersiapkan sebelumnya.
17
19
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Osteoarthritis merupakan bentuk radang sendi yang serius, salah satu jenis rematik
atau rasa sakit di tulang. Osteoartritis bermula dari kelainan pada tulang rawan sendi,
seperti kolagen dan proteoglikan. Akibat dari kelainan pada sel-sel tersebut, tulang rawan
akhirnya menipis dan membentuk retakan-retakan pada permukaan sendi. Rongga kecil
akan terbentuk di dalam sumsum dari tulang di bawah tulang rawan tersebut, sehingga
tulang yang bersangkutan menjadi rapuh.
20
DAFTAR PUSTAKA
Frank, Eugene D, Long, Bruce W, Smith, Barbara J, 2007. Merrils Atlas of Radiographic
Positioning and Procedures Edition 11 (Volume One), St. Louis : Mosby Elsevier
http://healthpages.org/health-a-z/osteoarthritis-degenerative-joint-disease/
http://healthpages.org/anatomy-function/knee-joint-structure-function-problems/
http://cafe-radiologi.blogspot.com/search/label/Teknik%20Radiografi%20Konvensional
http://sakitituini.blogspot.com/2012/12/fakta-tentang-arthritis.html
21