Anda di halaman 1dari 8

Atika Musfirah

0907101010123
Osteoarthritis
Definisi
Osteoartritis (OA) merupakan penyakit sendi yang karakteristik dengan menipisnya rawan
sendi secara progresif, disertai dengan pembentukan tulang baru pada trabekula subkondral dan
terbentuknya rawan sendi dan tulang baru pada tepi sendi (osteofit).
Insidensi
Angka kejadian OA sering dijumpai pada orang dengan usia 45 tahun ke atas dengan angka
kejadian pada wanita lebih banyak daripada pria. Di seluruh dunia, diperkirakan 9,6% pria dan
18% wanita berumur 60 tahun keatas, terkena OA. Insidens OA pada umur kurang dari 20 tahun
sekitar 10% dan meningkat lebih dari 80% pada umur lebih dari 55 tahun. Angka kejadian OA di
Indonesia cukup besar. Karena itulah, OA mempunyai pengaruh yang besar pada bidang sosial
dan ekonomi. Diperkirakan, sekitar satu hingga dua juta penduduk Indonesia mengalami
disabilitas karena OA tersebut. Oleh karena itu, sangat pentinglah bagi kita semua untuk
mengetahui bagaimana gejala,upaya pencegahan serta pengobatan OA sehingga penyakit
degeneratif ini dapat dihindari sedini mungkin.
Patogenesis
1. Tulang rawan sendi
Stage I : Gangguan atau perubahan matriks kartilago. Berhubungan dengan peningkatan
konsentrasi air yang mungkin disebabkan gangguan mekanik, degradasi makromolekul
matriks, atau perubahan metabolisme kondrosit. Awalnya konsentrasi kolagen tipe II tidak
berubah, tapi jaring-jaring kolagen dapat rusak dan konsentrasi aggrecan dan derajat
agregasi proteoglikan menurun.
Stage II : Respon kondrosit terhadap gangguan atau perubahan matriks. Ketika kondrosit
mendeteksi gangguan atau perubahan matriks, kondrosit berespon dengan meningkatkan

sintesis dan degradasi matriks, serta berproliferasi. Respon ini dapat menggantikan jaringan
yang rusak, mempertahankan jaringan, atau meningkatkan volume kartilago. Respon ini
dapat berlangsung selama bertahun-tahun.
Stage III : Penurunan respon kondrosit. Kegagalan respon kondrosit untuk menggantikan
atau mempertahankan jaringan mengakibatkan kerusakan tulang rawan sendidisertai dan
diperparah oleh penurunan respon kondrosit. Penyebab penurunan respon ini belum
diketahui, namun diperkirakan akibat kerusakan mekanis pada jaringan, dengan kerusakan
kondrosit dan downregulasi respon kondrosit terhadap sitokin anabolik.
2. Perubahan Tulang.
Perubahan tulang subchondral yang mengikuti degenerasi tulang rawan sendi meliputi
peningkatan densitas tulang subchondral, pembentukan rongga-rongga yang menyerupai
kista yang mengandung jaringan myxoid, fibrous, atau kartilago. Respon ini muncul paling
sering pada tepi sendi tempat pertemuan tulang dan tulang rawan yang berbentuk bulan
sabit (crescent).Peningkatan densitas tulang merupakan akibat dari pembentukan lapisan
tulang baru pada trabekula biasanya merupakan tanda awal dari penyakit degenerasi sendi
pada tulang subchondral, tapi pada beberapa sendi rongga rongga terbentuk sebelum
peningkatan densitas tulang secara keseluruhan. Pada stadium akhir dari penyakit, tulang
rawan sendi telah rusak seluruhnya, sehingga tulang subchondral yang tebal dan padat kini
berartikulasi dengan permukaan tulang denuded dari sendi lawan. Remodeling tulang
disertai dengan kerusakan tulang sendi rawan mengubah bentuk sendi dan dapat
mengakibatkan shortening dan ketidakstabilan tungkai yang terlibat.
Pada sebagian besar sendi sinovial, pertumbuhan osteofit diikuti dengan perubahan tulang
rawan sendi serta tulang subchondral dan metafiseal. Permukaan yang keras, fibrous, dan
kartilaginis ini biasanya muncul di tepi-tepi sendi. Osteofit marginal biasanya muncul pada
permukaan tulang rawan, tapi dapat muncul juga di sepanjang insersi kapsul sendi (osteofit
kapsuler). Tonjolan tulang intraartikuler yang menonjol dari permukaan sendi yang
mengalami degenerasi disebut osteofit sentral. Sebagian besar osteofit marginal memiliki
pernukaan kartilaginis yang menyerupai tulang rawan sendi yang normal dan dapat tampak

sebagai perluasan dari permukaan sendi. Pada sendi superfisial, osteofit ini dapat diraba,
nyeri jika ditekan, membatasi ruang gerak, dan terasa sakit jika sendi digerakkan. Tiap
sendi memiliki pola karakter yang khas akan pembentukan osteofit di sendi panggul,
osteoarthritis biasanya membentuk cincin di sekitar tepi acetabulum dan tulang rawan
femur. Penonjolan osteofit sepanjang tepi inferior dari permukaan artikuler os humerus
biasanya terjadi pada pasien dengan penyakit degenartif sendi glenohumeral. Osteofit
merupakan respon terhadap proses degerasi tulang rawan sendi dan remodelling tulang
sudkhondral, termasuk pelepasan sitokin anabolik yang menstimulasi proliferasi dan
pembentukan sel tulang dan matrik kartilageneus.
3. Jaringan Periartikuler.
Kerusakan tulang rawan sendi mengakibatkan perubahan sekunder dari synovium, ligamen,
kapsul, serta otot yang menggerakan sendi yang terlibat. Membran sinovial sering
mengalami reaksi inflamasi ringan serta sedang dan dapat berisi fragmen-fragmen dari
tulang rawan sendi.Semakin lama ligamen, kapsul dan otot menjadi contracted. Kurangnya
penggunaan sendi dan penurunan ROM mengakibatkan atropi otot. Perubahan sekunder ini
sering mengakibatkan kekakuan sendi dan kelemahan tungkai.
Gambaran Klinis
Manifestasi klinis osteoarthritis adalah rasa nyeri, kaku, dan gangguan fungsional. Nyeri
pada osteoarthritis disebabkan oeh inflamasi sinova,peregangan kapsula dan ligamentum sendi,
iritasi ujung-ujung saraf dalam periosteum akibat pertumbuhan osteofit, mikrofraktur,
trabekulum, hipertensi intraoseus, bursitis, tendonitis, dan spasme otot. Gangguan fungsional
disebabkan oleh rasa nyeri ketika sendi digerakkan dan keterbatasan gerakan yang terjadi akibat
perubahan struktural dalam sendi. Meskipun osteoarthritis terjadi paling sering pada sendi
penyokong berat badan ( panggul, lutut, servikal, dan tulag belakang), sendi tengah dan ujung
jari juga sering terkena. Mungkin terdapat nodus tulang yang khas, pada inspeksi dan palpasi,
temuan ini biasanya tidak ada nyeri, kecuali ada inflamasi.
Pemeriksaan Penunjang
Gambaran Radiologi :

a. Foto konvensional lutut posisi AP


Pada sebagian besar kasus radiografi pada sendi lutut yang terkena osteoartritis sudah
cukup memberikan gambaran diagnostik. Gambaran radiologi sendi yang menyokong
diagnosis OA adalah:
- Penyempitan celah sendi akibat hilangnya kartilago
- Peningkatan densitas (sclerosis) tulang subkondral.
- Kista tulang
- Osteofit pada pinggir sendi, sentral, marginal atau periostal.
- Perubahan struktur anatomi sendi akibat hilangnya sebagian besar dari tulang rawan.
Kemudian diikuti oleh perubahan yang lambat pada tulang yaitu:
- Meningkatnya gambaran taji (spur).
- Adanya tanda destruksi kartilago.
- Meningkatnya sclerosis pada tepi sendi disertai dengan hilangnya garis normal sendi.
- Kecenderungan untuk mengadakan subluksasi.
- Perubahan bentuk osteofit dari taji menjadi lingkaran atau hilangnya bagian penting dari
tulang.
b. Foto sendi interfalangeal proksimal dan distal
Tampak gambaran Nodus Heberden pada bagian dorsal sendi interfalangeal distal,
sedangkan nodus Bouchard pada bagian proksimal sendi interfalangeal tangan wanita
dengan osteoarthriis primer. Nodus Heberden kadang-kandang tanpa rasa nyeri dan
kekakuan sendi jari-jari tangan. Pada stadium lanjut disertai dengan deviasi jari ke lateral.
c. Foto Vertebra Servikal dan Torakal-Lumbal
Tampak adanya penyempitan ruangan intervertebralis serta adanya osteofit.
Pemeriksaan Laboratorium :
a. Laju endap darah normal
b. Serum kolesterol sedikit meninggi
c. Pemeriksaan faktor reumatoid negatif
Diagnosis
Sindrom klinis osteoartritis muncul akibat degenerasi sendi synovial; berupa kerusakan
keseluruhan yang progresif dari tulang rawan sendi diikuti oleh perbaikan, remodelling, dan

sklerosis dari tulang subchondral, dan pada banyak kasus terjadi kista subchondral dan osteofit
submarginal. Selain perubahan sendi synovial, yang biasanya dapat dibuktikan melalui foto
rontgen, diagnosis sindrom klinis osteoartritis harus disertai adanya nyeri sendi yang kronik.
Banyak pasien dengan osteoartritis juga mengalami keterbatasan gerakan, krepitasi dengan
gerakan, dan efusi sendi. Pada kondisi yang berat dapat terjadi deformitas tulang dan subluksasi.
Sebagian besar pasien dengan osteoartritis datang dengan keluhan nyeri sendi. Pasien
sering menggambarkan nyeri yang dalam, ketidaknyamanan yang sukar dilokalisasikan, yang
telah dirasakan selama bertahun-tahun. Nyeri dapat bertambah dengan perubahan cuaca,
khususnya dalam cuaca dengan suhu yang dingin, dan aktivitas. Nyeri yang berhubungan dengan
aktivitas biasanya terasa segera setelah penggunaan sendi dan nyeri dapat menetap selama
berjam-jam setelah aktivitas. Beberapa pasien pada awalnya memperhatikan adanya gejala
penyakit degeneratif sendi ini setelah trauma ringan sendi atau aktivitas fisik yang berat, pada
pemeriksaan radiologis dapat ditemukan perubahan degenerasi sendi. Pada tahap lanjut, nyeri
menjadi konstan hingga dapat membangunkan pasien dari tidurnya. Selama degenerasi sendi
berlanjut, pasien dapat mengeluhkan nyeri yang tajam yang dipicu dengan gerakan. Pembesaran
sendi karena pembentukan osteofit dan deformitas muncul pada tahap akhir dari penyakit.
Tanda awal osteoartritis meliputi penurunan kecepatan dan ruang gerak aktif sendi.
Keterbatasan gerakan dapat muncul akibat rusaknya kartilaggo artikularis, kontraktur ligamen &
kapsul sendi, kontraktur & spasme otot, osteofit, atau adanya fragmen kartilago, tulang, atau
meniskus intraartikuler. Pada palpasi dapat ditemukan krepitasi, efusi, dan nyeri sendi.
Osteofit dapat menyebabkan tonjolan tulang yang dapat diraba dan dilihat, kerusakan
progresif kartilago artikuler dan tulang subchondral dapat mengakibatkan luksasi sendi dan
deformitas. Atrofi otot dapat terjadi pada kasus osteoartritis yang sudah lama.
Dokter sering mendiagnosis osteoartritis berdasar riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik.
Perubahan perubahan yang nampak pada rontgen foto dapat digunakan penunjang, namun
hubungan antara klinis dan perubahan radiografis bervariasi diantara pasien. Beberapa pasien
dengan rontgen foto yang menunjukkan kerusakan sendi berat mengeluhkan gejala yang ringan,
sedangkan pasien dengan rontgen foto yang menunjukkan kerusakan sendi minimal dapat

mengeluhkan nyeri yang hebat. Perubahan radiografis yang tampak pada osteoartritis adalah
adanya penyempitan spatium kartilago, peningkatan densitas tulang subchondral, dan adanya
osteofit. Meskipun 3 marker radiografis dari degenerasi sendi ini sering muncul bersamaan, pada
beberapa sendi hanya 1 atau 2 dari marker tersebut yang tampak di rontgen standar. Kista
subchondral yang muncul pada osteoartritis memiliki ukuran yang berbeda-beda dan khas
memiliki batas dengan densitas tulang. Benda-benda osteochondral yang lepas, tampak pada
rontgen foto sebagai fragmen-fragmen tulang intra artikuler yang berasal dari pecahan
permukaan sendi. Subluksasi, deformitas, dan malalignment sendi muncul pada tahap lanjut.
Ankylosis tulang jarang terjadi. Pencitraan diagnostik tambahan, termasuk scanning tulang, CT,
dan MRI akan sangat mambantu menilai stadium awal penyakit degeneratif sendi, tapi
pemeriksaan ini jarang diperlukan untuk menegakkan diagnosis.

Diagnosis Banding
Adapun diagnosis banding penyakit ini adalah:
1. Penyakit sendi peradangan seperti gout, artritis bakterial atau reumatoid artritis.
2. Penyakit-penyakit metabolik dan herediter yang dapat menimbulkan gambaran radiografi
osteoarthritis misalnya hiperparatiroidisme.
Penanganan
a. Penanganan Umum
Olah raga yang tepat (termasuk peregangan dan penguatan) akan membantu
mempertahankan kesehatan tulang rawan, meningkatkan daya gerak sendi dan kekuatan
otot-otot di sekitarnya sehingga otot menyerap benturan dengan lebih baik. Diet untuk
menurunkan berat badan pada pasien osteoarthritis yang gemuk harus menjadi program
utama pengobatan osteoarthritis. Penurunan berat badan seringkali dapat mengurangi
timbulnya keluhan dan peradangan.
b. Pemberian Obat-obatan
Obat-obat yang diberikan bertujuan untuk mengurangi rasa sakit dan meningkatkan
mobilitas. Obat peredam nyeri (misalnya acetaminofen) obat yang diperlukan. Sedangkan
asam salisilat harus diperhatikan efeknya terhadap saluran cerna.(1,6,8) Obat anti

inflamasi non-steroid (misalnya aspirin atau ibuprofen) bisa diberikan untuk mengurangi
nyeri dan pembengkakan (sinovitis). Pemberian pengobatan lokal dengan injeksi intraarticular steroid. Untuk topikal terapi dengan topikal NSAID, salisilat cream efektif pada
beberapa penderita ostearthritis.
c. Tindakan Operasi
Operasi perlu dipertimbangkan pada pasien dengan osteoartritis dengan kerusakan sendi
yang nyata, dengan nyeri yang menetap dan kelemahan fungsi. Tindakan yang dapat
dilakukan antara lain osteotomi, untuk mengoreksi ketidaklurusan atau ketidak sesuaian),
debrideman sendi, pembersihan osteofit, artroplasti total, dilakukan bila seluruh bagian
sendi rusak. Prosedur ini sering dilakukan pada kaki dan artrodesis, dilakukan pada orang
muda pada sendi yang tidak stabil. Sekitar 90% penderita osteoarthritis pada tulang
belakang tidak memerlukan tindakan operasi. Tindakan ini diperlukan pada keadaan :
kehilangan kontrol kandung kencing dan fungsi usus, adanya nyeri yang menetap dengan
gejala-gejala iritasi saraf. Maka tindakan yang dilakukan pada tulang belakang adalah
dengan

Laminektomi

apabila

ada

herniasi

diskus

intervertebralis

Arthroscopy secara minimal invasif untuk degenerasi kartilago yang berkembang atau
hilangnya fragmen, berhasil pada beberapa pasien. Operasi Arthroplasty total merupakan
perawatan yang pasti untuk kasus osteoartritis yang berat. Beberapa sendi (terutama sendi
panggul dan lutut) bisa diganti dengan sendi buatan. Tindakan ini biasanya berhasil dan
hampir selalu bisa memperbaiki fungsi dan pergerakan sendi, serta mengurangi nyeri.
Karena itu jika fungsi sendi menjadi terbatas, maka dianjurkan untuk menjalani
penggantian sendi.
Komplikasi
1.

Deep vein thrombosis

2.

Infeksi

3.

Loosening

4.

Problem patella ; rekuren sublukssasi/dislokasi, loosening prostetic component, fraktur,


catching soft tissue.

5.

Tibial tray wear

6.

Peroneal palsy

7.

Fraktur supracondylus femur

Prognosis
Prognosis osteoartritis pada umumnya baik. Untuk kontrol dan mengurangi gejala pada
Osteoarthritis lebih baik. Dengan obat-obat konservatif, sebagian besar pasien dapat teratasi.
Hanya kasus-kasus yang berat yang memerlukan operasi. Pada ekstremitas bawah, penyakit
sendi degeneratif ini relatif prognosis lebih buruk karena sendi ini sering digunakan untuk
berjalan.
DAFTAR PUSTAKA
Barrack L, Booth E, et all. 2006. OKU : Orthopaedic Knowledge Update 3. Hip and Knee
Reconstruction Chapter 16 : Osteoarthritis dan Arthritis Inflamatoric.
Chapman, Michael W et al. 2001. Chapmans Orthopaedic Surgery 3rdedition. Chapter 107:
Osteotomies of The Knee For Osteoarthritis. Lippincott Williams & Wilkins. USA
Fransisca, Frank J et al. 2007. 5-Minutes Orthopaedic Consult 2nd edition. Lippincott Williams &
Wilkins.USA
Isbagio, Harry. 2000. CDK: Struktur Rawan Sendi dan Perubahannya pada Osteoartritis.
Cermin Dunia Kedokteran.

Anda mungkin juga menyukai