Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul asuhan keperawatan dengan gangguan sistem
integumen Tinea Kruris
Penulis sadar akan kata pepatah Tiada Gading Yang Tak Retak demikian juga
dengan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, namun sekiranya makalah ini dapat
memberi nilai tambah yang positif bagi pembaca semua.
Selanjutnya segala kritik dan saran yang bersifat membangun akan penulis terima
dengan senang hati.
Makassar, 07 Desember 2014
penulis
Daftar isi
1
Halaman judul............................................................................................................................1
Kata pengantar............................................................................................................................2
Daftar isi.....................................................................................................................................3
BAB I : Pendahuluan
A. Latar belakang................................................................................................................4
B. Tujuan penulisan............................................................................................................4
C. Batasan masalah.............................................................................................................4
BAB II : Pembahasan
a. Konsep dasar medis........................................................................................................5
b. Konsep dasar keperawatan.............................................................................................6
BAB III : penutup
A. Kesimpulan...................................................................................................................12
B. Saran.............................................................................................................................12
Daftar Pustaka..........................................................................................................................13
Lampiran nama anggota kelompok..........................................................................................14
BAB I
2
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dinegara yang beriklim tropis dengan kelembaban udara relatif tinggi, akan
menyebabkan mudah berpeluh, memicu terjadinya penyakit jamur. Pada infeksi kulit
karena jamur selain gatal gejalanya berupa bercak putih bersisik halus atau bintil merah.
Tanda awal kulit terkena infeksi jamur adalah rasa gatal yang hebat saat kulit berkeringat.
Gejala penyakit jamur pada kulit juga bergantung pada bagian kulit yang terkena serta
jenis jamur penyebabnya. Pada dasarnya jamur paling sering menyerang lokasi yang
lembab dan orang yang kurang menjaga kebersihannya Tinea adalah penyakit pada
jaringan yang mengandung zat tanduk, misalnya lapisan teratas pada kulit pada
epidermis, rambut dan kuku yang disebabkan golongan jamur dermatofita (jamur yang
menyerang kulit). Tinea kruris sendiri merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh
jamur pada daerah genitokrural (selangkangan), sekitar anus dan kadang-kadang sampai
perut bagian bawah.
B. Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan agar para mahasiswa/i dapat memahami tentang
konsep dasar medis tinea kruris dan gambaran asuhan keperawatan yang dapat diberikan
kepada klien dengan gangguan sistem integumen
C. Batasan masalah
Pada penulisan makalah ini penulis merumuskan beberapa permasalahan diantaranya
a. Konsep dasar medis
1) Pengertian
2) Etiologi
3) Patofisiologi
4) Tanda dan gejala
5) Komplikasi
6) Pemeriksaan penunjang
7) Penatalaksanaan medis
b. Konsep dasar keperawatan
1) Pengkajian
2) Diagnosa
3) Perencanaan
4) Implementasi
5) Evaluasi
BAB II
PEMBAHASAN
3
Tinea kruris disebabkan oleh infeksi jamur pada lipatan paha. Infeksi ini sering
dialami pria dan disertai rasa gatal yang hebat yang meluas pada bagian dalam
dan daerah bokong. Penyebab tersering tinea kruris termasuklah Trichophyton
rubrum dan Epidermophyton floccosum; kadang dijumpai juga Trichophyton
mentagrophytes and Trichophyton verrucosum. Tinea kruris adalah penyakit
infeksi berjangkit yang dapat ditularkan melalui pakaian atau bahan yang dipakai
yang terkontaminasi, seperti bantal atau oleh autoinokulasi dari reservoir dari
tangan atau kaki (tinea manuum, tinea pedis, tinea unguium). Agen penyebab ini
menghasilkan keratinase enzim yang bersifat toksin, yang membenarkan invasi ke
dalam lapisan sel tanduk pada epidermis. Respon imun badan akan menghalang
invasi lebih dalam. Menyebabkan penderita merasa gatal atau sedikit panas di
tempat tersebut akibat timbulnya peradangan dan iritasi. Faktor risiko infeksi awal
atau kekambuhan adalah memakai pakaian ketat atau basah dan peluh yang
berlebihan di daerah tertentu.
4) Tanda Dan Gejala
Pruritus dengan bercak - bercak berwarna merah dan bersisik yang meluas menjadi plak
sirkuler dengan tepi vesikuler atau bersisik yang menonjol. Kelainan ini dapat bersifat
akut atau menahun, bahkan seumur hidup. Lesi kulit dapat terbatas pada daerah genitalklural, atau meluas ke sekitar anus, daerah gluteus dan perut bagian bawah.
5) Komplikasi
Limfangitis
Selulitis
6) Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan mikroskopis dari kerokan kulit dalam larutan kaliium hidroksida
7) Penatalaksanaan Medis
Prinsip pengobatan pada tinea kruris kurang lebih sama dengan prinsip pengobatan pada
tinea korporis.
a) Obat topikal
Merupakan pilihan utama. Seperti pada pengobatan tinea korporis, obat-obat
klasik, derivat imiidazol dan derivat alilamin dapat digunakan dengan cara
pengobatan dan lama pengobatan yang kurang lebih sama.
b) Obat sistemik
Pengobatan sistemik hanya diberikan atas indikasi tertentu misalnya lesi yang
luas karena penggunaan obat topikal saja sudah cukup efektif. Obat yang dipakai
antara lain griseofulfin, ketokonazol, itrakonazol, serta terbinafin.
1) Pengkajian
a) Pengumpulan Data
Aktifitas / istirahat
Tanda : klien tampak gelisah
Integritas ego
Gejala : klien mengatakan stres terhadap penyakit
Tanda : tampak murung
Hygiene
Gejala : Klien mengatakan kurang dalam merawat kebersihan dirinya
Klien mengatakan lukanya memerah dan bau
Tanda : klien nampak kotor dan bau, lesi nampak berisik
Integritas Kulit
Gejala : klien mengatakan gatal pada luarnya
Tanda : Tampak adanya pustule eritema, lesi nampak kasar
Kenyamanan
Gejala : klien mengatakan malu dengan kondisi badannya
Tanda : nampak sering menutup daerah lukanya
Pengetahuan / pemahaman
Gejala : klien mengatakan kurang mengetahui tentang penyakitnya.
b) Pengelompokkan Data
Data Subyektif
Klien mengatakan gatal pada lukannya
Klien mengatakan malu dengan kondisi badannya
Klien mengatakna lukannya memerah dan bau
Klien mengatakan kurang dalam merawat kebersihan dirinya
Klien mengatakan kurang mengetahui tentang penyakitnya
Data Obyektif
Klien tampak gelisah
Tampak murung
Klien nampak kotor dan bau
Lesi nampak kasar
Lesi nampak bersisisk
Tampak adanya pustule, erytema, lesi
Tampak sering menutup daerah lukannya
c) Analisa Data
No
1
Problem
Gangguan
Integritas
kulit
Etiologi
M. canis & trychophiton
Mentagrohytes
Symptom
DS :
Klien mengatakan
gatal pada lukanya
Infeksi
Lesi
DO :
Tampak adanya
Postila,eritema,lesi
Postula
Eritema
Gangguan integritas kulit
5
Deficit
Perawatan
diri
DS :
Infeksi
Lesi
Postula
Kemelasan untuk membersihkan
Deficit perawatan diri
Klien
mengatakan
lukanya
memerah dan
bau
Klien
mengatakan
kurang dalam
merawat
kebersihan
dirinya
DO :
-
Gangguan
citra diri
Ansietas
Klien
nampak
kotor
DS :
Klien mengatakan
malu dengan kondisi
badannya
DO :
- Lesi tampak kasar
- Lesi nampak bersisik
- Tampak sering
menutup daerah
lukanya
DS :
Klien mengatakan
kurang mengetahui
tentang penyakitnya
DO :
- Nampak
gelisah
- Nampak
murung
d) Prioritas Masalah
Gangguan integritas kulit
Devicit perawatan diri
Gangguan citra tubuh
Ansietas
2) Diagnosa Keperawatan
Gangguan integritas kulit berhubungan dengan adanya lesi ditandai dengan :
DS : Klien mengatakan gatal pada lukanya
DO : Tampak adanya pustule, erytema dan lesi
Deficit perawatan diri berhubungan dengan adanya pustule ditandai dengan :
DS :
- Klien mengatakan lukanya memerah dan bau
- Klien mengatakan kurang dalam merawat kebersihan dirinya
DO : klien nampak kotor dan bau
6
Tujuan
Tupan :
Setelah diberikan
tindakan
keperawatan
gangguan integritas
kulit teratasi
Tupen :
Setelah
diberikan
tindakan
keperawatan 3 hari
gangguan integritas
kulit
berangsurangsur
berkurang
dengan kriteria:
- Klien
mengatakan
gatal sudah
berkurang
pada lukanya
- Lesi
berkurang
Intervensi
1. Observasi
klien
2. Kompres air
hangat
3. Hindari
makanan yang
mengandung
tinggi protein
4. kolaborasi
dengan tim
medis dalam
pemberian
antibiotik
Rasional
1. Untuk
menentukan
rencana tindakan
selanjutnya
2. Untuk
mengurangi
adanya rasa gatal
yang berlebihan
3. Untuk
mengurangi alergi
pada kulit
4. Untuk mencegah
pertumbuhan
jamur dan
meningkatkan
kesehatan
Ansietas berhubungan
dengan kurang
pengetahuan
berhubungan dengan :
DS :
Klien mengatakan
kurang mengetahui
tentang penyakitnya
DO :
- Nampak
gelisah
- Nampak
Tupan :
Setelah diberikan
tindakan
keperawatan,
perawatan terpenuhi.
Tupen :
Setelah diberikan
tindakan
keperawatan 3 hari
perawatan diri klien
berangsur-angsur
baik dengan kriteria :
- Klien tidak
lagi kotor
- Klien tidak
lagi bau
1. Observasi
kondisi kulit
2. Dorong
perawatan diri
3. Ajarkan klien
mandi
4. Berikan
pakian yang
bersih pada
klien
1. Untuk
menentukan
rencana tindakan
2. Dapat
meningkatkan
semangat klien
dalam
membersihkan
diri
3. Untuk mencegah
adanya infeksi
jamur
4. Untuk mencegah
infeksi silang.
Tupen :
Setelah diberikan
tindakan
keperawatan klien
dapat menerima
situasi dirinya :
Tupen :
Setelah diberikan
tindakan
keperawatan 3 hari
klien mulai
menerima
keadaannya dengan
kriteria:
- Klien sudah
tidak merasa
malu
- Lesi tidak
lagi kasar
- Lesi tidak
lagi bersisik
Tupan :
Setelah diberikan
tindakan
keperawatan tingkat
kecemasan hilang
Tupen :
Setelah dibarikan
tindakan
keperawatan 3 hari
kecemasan berangsur
angsur kembali
normal dengan
1. Kaji
perubahan
pada klien
2. Berikan
keyakinan
pada diri
individu
3. Dorong
interaksi
dengan
keluarga
1. Untuk mnentukan
rencana tindakan
selanjutnya
2. Meningkatkan
kepercaayaan diri
pasien
3. Dapat
mempertahankan
komunikasi
dengan memberi
dukungan secara
terus-menerus
pada klien
1. Kaji tingkat
pengetahuan
klien
2. Jelaskan
tentang
penyakit
klien
3. Beri
kesempatan
kepada kien
untuk
mendiskusika
1. Untuk
menentukan
rencana tindakan
selanjutnya
2. Untuk menambah
pengetahuan klien
tentang
penyakitnya
3. Memberi
pemahaman yang
lebih tentang
penyakitnya.
8
murung
kriteria :
- Tidak lagi
gelisah
- Tidak lagi
murung
n tentang
penyakitnya
4) Implementasi
No dx
1
Hari/tanggal
Implementasi
Evaluasi
1. Mengobservasi klien
Hasil: nampak adanya lesi pada
daerah lipatan paha
2. Memberi kompres air hangat
Hasil: kompres air hangat
diberikan 2x sehari, pada pagi dan
sore hari
3. Menghindari makanan yang
megandung tinggi protein
Hasil: klien bersedia menjalani
diet tinggi karbohidrat rendah
protein
4. Kolaborasi dengan tim medis
dalam pemberian antibiotik
3.
1.
2.
3.
individu
Hasil:
Mendorong interaksi dengan
keluarga
Hasil:
Mengkaji tingkat pengetahuan
klien
Hasil:
Menjelaskan tentang penyakit
klien
Hasil:
Memberi kesempatan kepada kien
untuk mendiskusikan tentang
penyakitnya
Hasil:
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tinea kruris adalah dermatofitosis pada lipat paha, daerah perineum dan
sekitar anus. Kelainan ini dapat bersifat akut atau menahun bahkan dapat seumur
hidup. Lesi kulit berbatas tegas pada daerah genitor-krural atau meluas ke sekitar
anus, gluteus dan perut bawah. Kelainan kulit yang nampak pada sela paha adalah lesi
berbatas tegas. Peradangan daerah tepi lebih nyata. Penyakit ini dapat diobati secara
topical dan sistemik dengan obat anti jamur. Pencegahan melalui pendidikan dan
penjagaan kebersihan diri.
B. Saran
Jika ditinjau dari segi pencegahan, sesungguhnya penyakit tinea kruris dapat
dicegah dengan berbagai cara diantaranya melalui pendidikan kesehatan, dengan itu
10
maka kita sebagai perawat hendaknya dapat melakukan berbagai penyuluhan tentang
pentingnya menjaga kebersihan diri agar dapat terhindar dari penyakit ini.
Daftar Pustaka
Djuanda, Adhi. 2000. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Cet. 2, ed. 3. Jakarta : FKUI.
Harahap, Marwali. 2000. Ilmu penyakit Kulit, Cet. 1. Jakarta : Hipokrates.
Hartanto, Hurawati.2009. Kamus Saku Mosby. Jakarta. EGC
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, Ed. III. Jil. 2. Jakarta : Media Aesculapius.
Price, Sylvia A. 2006. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses Proses Penyakit II. Ed. 6, Cet. 1 : Jil.
II Jakarta: EGC.
11
NH0112286
Syamsuriah
NH0112281
Riska Amalia
Samsidar Saman
Rahmiawati
Regina Agustini
Resty Vebrianty
Reski Nurfitriahningsih
Rosnani
12
10
Riski Amalia
11
Rika Damayanti
12
Riskawati
13
Sakina
14
Sakinah
15
St. Rahmania
16
Sadriani
17
Ratnawati
18
Riska Ulwiah
19
Sinta Aliboan
20
Sukarni Hanafi
21
Zamcharira Safi
22
Rusman M
TUGAS IT
13
KELOMPOK 9
Wa ode Misrati
Tanti Relawati
Tawaf Ahlul
Tince Yunarwati Anin
Titik Nurba Putri
Syarifuddin
14