OLEH:
KELOMPOK IV (AKK 1)
MAKASSAR
2017
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
A. Pengertian mutu……........................................................................... 6
B. Sistem pelayanan kesehatan di Indonesia ........................................... 8
C. Pengertian mutu pelayanan kesehatan ................................................. 9
D. Strategi peningkatan mutu pelayanan.................................................. 10
E. Kebijakan dalam menjamin mutu pelayanan kesehatan ..................... 11
F. Solusi masalah pelayanan di Indonesia ............................................... 12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................... 17
B. Saran ................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sistem Informasi
Kesehatan di Indonesia” Adapun makalah ini kami buat untuk menyelesaikan tugas
mata kuliah “Sistem Informasi Kesehatan”.
Kami menyadari bahwa makalah masih jauh dari kata sempurna oleh karena
itu, semua bentuk perbaikan, saran, kritik, masukan dari teman – teman mahasiswa
dan terutama dari dosen sangat kami hargai untuk peningkatan kualitas tulisan kami
di kemudian hari. Besar harapan kami agar makalah ini dapat memberi nilai tambah
yang positif bagi pembaca semua.
Penyusun,
Kelompok IV
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Hanya saja dari isi kedua Kepmenkes mengandung kelemahan dimana keduanya
kesehatan, tidak memanfaatkan state of the art teknologi informasi serta tidak
dengan yang diperkirakan oleh para pengambil keputusan. Hal ini tampak nyata
data/informasi yang akurat dan tepat waktu. Pada saat ini dengan kemajuan
Teknologi Komunikasi Informasi (TIK) yang pesat mewujudkan SIK yang baik
provinsi dan pusat, SIK belum banyak berperan karena belum menghasilkan
dengan cepat terutama dalam hal pemanfaatan TIK di dalam proses kerja. Banyak
Pada saat ini terdapat berbagai sistem informasi yang dibangun oleh
Nasional. Oleh karena itu diperlukan suatu pedoman yang dapat mengatur dan
sehingga data yang disajikan tidak tepat dan tidak tepat waktu. Pembangunan
nasional, karena kesehatan sangat terkait dalam konotasi di pengaruhi dan dapat
masyarakat Indonesia. Sistem Informasi saat ini merupakan sumber daya utama,
yang mempunyai nilai strategis dan mempunyai peranan yang sangat penting
sebagai daya saing serta kompetensi utama sebuah organisasi dalam mencapai era
informasi ini.
ini perlu lebih di manfaatkan dan dikembangkan. Hal ini sangat mendukung
B. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui
2. Untuk mengetahui
3. Untuk mengetahui
C. Rumusan masalah
BAB II
TINJAUAN TEORI
model manajemen dan keputusan, serta sebuah data base (Davis, 1999).
tugas-tugas organisasi.
Parker Follet dalam Amsyah (1997) menyatakan bahwa manajemen adalah “the
art of getting things done through people”. Dengan kata lain, manajer
pengawasan agar tujuan organisasi dapat tercapai secara efisien dan efektif.
B. Pengertian Sistem Informasi Kesehatan
selektif menjaring data dari tingkat paling bawah dan mengolahnya untuk
RI, 2001).
prosedur, perangkat, teknologi, dan sumber daya manusia yang saling berkaitan
dan dikelola secara terpadu untuk mengarahkan tindakan atau keputusan yang
kesehatan merupakan salah satu dari 6 “building block” atau komponen utama
dan kebijakan yang digunakan untuk mengelola siklus informasi secara sistematis
prinsip:
1. Keamanan dan kerahasiaan data – SIK harus dapat menjamin keamanan dan
kerahasiaan data.
5. Kemudahan akses – Data dan informasi yang tersedia oleh SIK harus mudah
dibutuhkan.
organisasi dan dengan manusia pengolahnya. Oleh karena itu, pemahaman utuh
sebagai berikut:
1. Informasi
mereka
3. Konsep sistem
6. Nilai Informasi
menambah nilai suatu organisasi. Informasi dianggap sebagai suatu sumber daya,
seperti hanya dengan tanah, buruh, dan model. Informasi bukan barang bebas,
sebagainya.
5. Data Base atau data yang tersimpan dalam media penyimpanan komputer.
6. Prosedur
7. Petugas Pengoperasian
Pemakaian komputer dalam sebuah sistem informasi merupakan suatu hal
digunakan.
pengembangan sistem informasi secara umum, ada beberapa konsep dasar yang
harus dipahami oleh para pengembang atau pembuat rancang bangun sistem
organisasi adalah :
3. Sistem informasi sebagai suatu sistem harus mengikuti siklus hidup sistem
menjadi sistem yang baru. Oleh karena itu, sistem informasi memiliki umur
layak guna. Panjang pendeknya umur layak guna sistem informasi tersebut
1) Peningkatan kecepatan.
2) Peningkatan kemampuan.
3) Penurunan harga.
desain sistem perangkat keras yang digunakan, dari sistem dengan pola
menjadi dua, satu diletakkan pada komputer induk yang berfungsi sebagai
visual berdasarkan 4GL dari DBMS tersebut atau dengan perangkat lunak
database connectivity).
4. Daya guna sistem informasi sangat ditentukan oleh tingkat integritas sistem
Usaha untuk melakukan integrasi sistem yang ada didalam suatu organisasi
menjadi satu sistem yang utuh merupakan usaha yang berat dengan biaya
antar sistem yang ada dalam sistem informasi itu, merupakan prasyarat yang
Sistem informasi, pada dasarnya terdiri dari minimal 2 aspek yang harus
berjalan secara selaras, yaitu aspek manual dan aspek yang terotomatisasi
akibatkan adanya asumsi bahwa aspek manual lebih mudah diatasi dari pada
sistem informasi tersebut, dimana para pengguna sangat terkait dengan sistem
sistem informasi tersebut. Untuk sistem informasi yang cakupannya luas dan
keadaan yang sekarang dihadapi, keadaan pada waktu sistem informasi siap
dan sistem ke dalam unit-unit struktural yang ada di dalam organisasi tersebut
aset dari suatu organisasi, selain uang, SDM, sarana dan prasarana.
tersebut:
mudah dipahami.
Dalam semua kepustakaan yang membahasa konsep sistem, hanya
dikenal istilah sistem dan subsistem. Hal ini akan menimbulkan kesulitan
Oleh karena itu, dalam penjabaran sering digunakan istilah sebagai berikut:
a. Sistem
b. Subsistem
c. Modul
d. Submodul
e. Aplikasi
Struktur hirarki seperti ini sangat memudahkan dari segi pemahaman maupun
misalnya sebuah modul tidak perlu lagi dijabarkan dalam sub-sub modul,
informasi kesehatan tidak dapat berdiri sendiri, melainkan sebagai bagian dari
menyebutkan bahwa SIK merupakan salah satu dari 6 “building blocks” atau
Teknologi Kesehatan
SIK disebut sebagai salah satu dari 7 komponen yang mendukung suatu
sistem kesehatan, dimana sistem kesehatan tidak bisa berfungsi tanpa satu dari
komponen tersebut. SIK bukan saja berperan dalam memastikan data mengenai
1. Upaya kesehatan
3. Pembiayaan kesehatan
7. Pemberdayaan masyarakat.
Dalam Sistem Kesehatan Nasional, SIK merupakan bagian dari sub sistem
berhasil guna dan berdaya guna. Dengan subsistem manajemen, informasi dan
regulasi kesehatan yang berhasil guna dan berdaya guna dapat mendukung
Pada saat ini di Indonesia terdapat 3 (tiga) model pengelolaan SIK, yaitu
proses pendaftaran sampai dengan pembuatan laporan. Hal ini terjadi oleh
kesehatan itu berada. Pengelolaan secara manual selain tidak efisien juga
pelaporan.
2. Pengelolaan SIK Komputerisasi Offline, pada jenis ini pengelolaan informasi
elektronik biasa, namun masih belum didukung oleh jaringan internet online
informasi dengan berbagai cara yang sesuai dengan yang dibutuhkan, sehingga
data dari satu sistem secara rutin dapat melintas, menuju atau diambil oleh satu
atau lebih sistem yang lain. Hal ini melingkupi sistem secara teknis (sistem yang
bisa berkomunikasi antar satu sama lain) dan konten (data set yang sama). Aliran
informasi antar sistem sangat bermanfaat bila data dalam file suatu sistem
diperlukan juga oleh sistem yang lainnya, atau output suatu sistem menjadi input
bagi sistem lainnya. Bentuk fisik dari SIK Terintegrasi adalah sebuah aplikasi
sistem informasi yang dihubungkan dengan aplikasi lain (aplikasi sistem
sehingga secara interoperable terjadi pertukaran data antar aplikasi. Dengan SIK
Terintegrasi, data entri hanya perlu dilakukan satu kali sehingga data yang sama
akan disimpan secara elektronik dan bisa dikirim dan diolah. SIK Terintegrasi
yang berbasis elektronik adalah strategi pengembangan yang akan diadopsi untuk
Nasional yang menggantikan sistem yang saat ini masih diterapkan di Indonesia.
tetap dapat menampung SIK Manual untuk fasilitas kesehatan yang masih
penyimpanan dan diseminasi informasi bisa lebih efisien dan efektif serta
Sistem informasi rumah sakit tidak dapat lepas kaitannya dengan system
informasi kesehatan karena sistem ini merupakan aplikasi dari system informasi
kesehatan itu sendiri. Untuk itu, perlu kita mengetahui sedikit tentang sistem
informasi rumah sakit yang ada di Indonesia, mulai dari rancang bangun (desain)
1) Departemen Kesehatan,
3) TNI,
4) BUMN.
Sifat rumah sakit ini adalah tidak mencari keuntungan (non profit)
b. Rumah Sakit Swasta, yang dimiliki dan dikelola oleh sebuah yayasan, baik
Bersalin, dsb. Dari Keputusan Menteri Kesehatan No. 983 tahun 1992,
Oleh karena itu, setiap staf pada organisasi matriks harus mampu
prioritas.
sarana/prasaran
kesehatan.
keuangan.
waktu.
informasi dalam jajaran Rumah Sakit dalam suatu sistem yang terpadu.
c. SIRS dapat menunjang proses pengambilan keputusan dalam proses
tingkatan.
dengan biaya investasi yang tidak sedikit harus diimbangi pula dengan
hasil dan manfaat yang berarti (rate of return) dalam waktu yang relatif
singkat.
mungkin.
(user friendly).
kuat terhadap pengembangan SIRS. Atas dasar dari penetapan kriteria dan
rumah sakit.
dukungan akan informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu melalui
untuk rumah sakit tipe A dan B) dan mempunyai kompleksitas yang cukup tinggi.
Oleh karena itu penerapan sistem yang dirancang harus dilakukan dengan
tetap terjaga. Secara garis besar tahapan pengembangan SIRS adalah sebagai
berikut:
akan tenaga dan biaya yang besar tidak hanya dalam pengembangannya,
namun juga dalam pemeliharaan SIRS maupun dalam melakukan migrasi dari
system yang lama pada sistem yang baru. Selama manajemen rumah sakit
belum menganggap bahwa informasi adalah merupakan aset dari rumah
sakit tersebut, maka kebutuhan biaya dan tenaga tersebut diatas dirasakan
sebagai beban yang berat, bukan sebagai konsekuensi dari adanya kebutuhan
akan informasi. Kalau informasi telah menjadi aset rumah sakit, maka beban
selayaknya masuk dalam kalkulasi biaya layanan kesehatan yang dapat diberikan
oleh rumah sakit itu. Perlu disadari sepenuhnya, bahwa penggunaan teknologi
karena perubahan dari sistem yang terotomasi menjadi sistem manual merupakan
Perangkat lunak SIRS siap pakai yang tersedia di pasaran pada saat
perangkat lunak SIRS siap pakai dan perangkat keras yang akan digunakan, maka
rumah sakit tersebut harus sudah memiliki rancang bangun (desain) SIRS yang
dalam teknologi informasi video, suara, dan data nirkabel universal di dalam
Wide Area Network yang efektif, homogen dan efisien sebagai bagian dari
access point lain agar data kesehatan dan kedokteran dapat dimanfaatkan
secara luas dan bertanggung jawab dan dalam rangka memperbaiki pelayanan
pengembangan karir.
kedokteran.
kompetitif.
terstruktur.
4. Dalam pengembangan sistem informasi kesehatan, harus dibangun komitmen
sistem informasi ini maka diharapkan dapat menghasilkan hal-hal sebagai berikut
dalam teknologi informasi video, suara, dan data nirkabel universal di dalam
Wide Area Network yang efektif, homogen dan efisien sebagai bagian dari
access point lain agar data kesehatan dan kedokteran dapat dimanfaatkan
pengembangan karir.
kedokteran.
kompetitif.
adalah untuk dapat mentransformasi data yang tersedia melalui sistem pencatatan
di bidang kesehatan.
tidak dapat dipisahkan dari Sistem Kesehatan di suatu negara. Kemajuan atau
merasakan pelayanan kesehatan yang mudah dan dapat diakses oleh semua
lapisan masyarakat.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
http://www.depkes.go.id/resources/download/general/PPNomor46Tahun2014.pdf.
Diakses 22 Oktober 2014.
http://herusupanji.blogspot.com/2012/10/sistem-informasi-kesehatan.html. Diakses
18 Maret 2018.