TRAUMA KEPALA
OLEH :
KELOMPOK 4
NH0112279
NH0112280
NH0112281
NH0112282
NH0112285
NH0112286
KATA PENGANTAR
Puji syukur, kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat dan hidayahNya penulis dapat menyelesaikan makalah Asuhan Keperawatan gawat darurat dengan
Trauma Abdomen. Dalam penyusunan makalah ini, penulis tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih kepada selaku dosen sebagai
pembimbing,teman-teman kelas yang selalu memberikan kritik dan sarannya dan semua
pihak yng tidak mungkin kami sebutkan satu per satu.
Kami menyadari, makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak demi
sempurnanya makalah. Semoga makalah ini dapat bermanfaat baik bagi kami maupun bagi
pembaca.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan penulisan
D. Manfaat penulisan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep dasar medis
B. Konsep dasar keperawatan
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Contoh kasus
B. Laporan asuhan keperawatan
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan ilmu dan kiat keperawatan
yang mencakup pelayanan bio-psiko-sosio dan spiritual yang komprehensif serta
ditujukan kepada individu, keluarga serta masyarakat baik yang sakit maupun yang
sehat(A.Potter, 2005).
Keperawatan pada dasarnya adalah human science and human care dan caring
menyangkut upaya memperlakukan klien secara manusiawi dan utuh sebagai manusia
yang berbeda dari manusia lainnya (waston, 1985).Adapun yang di sebut sebagai
penderita gawat darurat adalah penderita yang memerlukan pertolongan segera karena
berada dalam keadaan yang mengancam nyawa, sehingga memerlukan suatu
pertolongan yang cepat, tepat, dan cermat untuk mencegah kematian maupun
trauma akibat kecelakaan lalu lintas jalan akan menjadi peringkat ketiga yang
menyebabkan kecacatan di seluruh dunia dan peringkat kedua di negara berkembang.
Di Indonesia tahun 2011 jumlah kecelakaan lalu lintas sebanyak 108.696 dengan
korban meninggal sebanyak 31.195 jiwa (Fadhilakmal, 2013).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam
makalah ini adalah :
1. Bagaimana konsep dasar medis trauma abdomen?
2. Bagaimana konsep dasar keperawatan trauma abdomen?
3. Bagaimana proses asuhan keperawatan gawat darurat pada klien dengan trauma
abdomen?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui konsep dasar medis dari trauma abdomen
2. Untuk mengetahui konsep dasar keperawatan trauma abdomen
3. Untuk mengetahui bagaimana proses asuhan keperawatan pada klien dengan
trauma abdomen
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat bagi Tim Penulis
Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam membuat karya ilmiah dan
menambah wawasan khususnya tentang trauma abdomen dan ruang lingkupnya.
2. Manfaat bagi pembaca
Menjadi bahan masukan dalam menambah khazanah ilmu pengetahuan terutama
mengenai konsep tentang trauma abdomen dan ruang lingkupnya dalam bidang
kesehatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep dasar medis
1. Definisi
Trauma abdomen didefinisikan sebagai trauma yang melibatkan daerah antara
diafragma atas dan panggul bawah (Guilon, 2011).
Trauma abdomen adalah cedera pada abdomen, dapat berupa trauma tumpul
dan tembus serta trauma yang disengaja atau tidak disengaja (Smeltzer, 2001).
Trauma abdomen didefinisikan sebagai kerusakan terhadap struktur yang
terletak diantara diafragma dan pelvis yang diakibatkan oleh luka tumpul atau
yang menusuk. (Ignativicus & Workman, 2006).
Trauma perut merupakan luka pada isi rongga perut dapat terjadi dengan atau
tanpa tembusnya dinding perut dimana pada penanganan/penatalaksanaan lebih
bersifat kedaruratan dapat pula dilakukan tindakan laparatomi, (FKUI, 1995).
Jadi, trauma abdomen adalah trauma atau cedera pada abdomen yang
menyebabkan perubahan fisiologis yang terletak diantara diafragma dan pelvis
yang diakibatkan oleh luka tumpul atau tusuk.
2. Etiologi
Penyebab trauma abdomen adalah sebagai berikut:
a. Penyebab trauma penetrasi
1) Luka akibat terkena tembakan
2) Luka akibat tikaman benda tajam
3) Luka akibat tusukan
b. Penyebab trauma non-penetrasi
1) Terkena kompresi atau tekanan dari luar tubuh
2) Hancur (tertabrak mobil)
3) Terjepit sabuk pengaman karena terlalu menekan perut
4) Cedera akselerasi/deserasi karena kecelakaan olah raga
Menurut (Hudak & Gallo, 2001) kecelakaan atau trauma yang terjadi pada
abdomen, umumnya banyak diakibatkan oleh trauma tumpul. Pada kecelakaan
kendaraan bermotor, kecepatan, deselerasi yang tidak terkontrol merupakan kekuatan
yang menyebabkan trauma ketika tubuh klien terpukul setir mobil atau benda tumpul
lainnya. Trauma akibat benda tajam umumnya disebabkan oleh luka tembak yang
menyebabkan kerusakan yang besar didalam abdomen. Selain luka tembak, trauma
abdomen dapat juga diakibatkan oleh luka tusuk, akan tetapi luka tusuk sedikit
menyebabkan trauma pada organ internal diabdomen. Trauma pada abdomen
disebabkan oleh 2 kekuatan yang merusak, yaitu:
a. Paksaan /benda tumpul
Merupakan trauma abdomen tanpa penetrasi ke dalam rongga peritoneum. Luka
tumpul pada abdomen bisa disebabkan oleh:
1) Jatuh
2) Kekerasan fisik atau pukulan
3) Kecelakaan kendaraan bermotor
4) Cedera akibat berolahraga
5) Benturan
6) Ledakan
7) Deselarasi
8) Kompresi atau sabuk pengaman
9) Lebih dari 50% disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas.
b. Trauma tembus
Merupakan trauma abdomen dengan penetrasi ke dalam rongga peritoneum. Luka
tembus pada abdomen disebabkan oleh tusukan benda tajam atau luka tembak.
3. Klasifikasi
Trauma pada dinding abdomen terdiri dari:
a. Kontusio dinding abdomen
Disebabkan trauma non-penetrasi. Kontusio dinding abdomen tidak terdapat
cedera intra abdomen, kemungkinan terjadi eksimosis atau penimbunan darah
dalam jaringan lunak dan masa darah dapat menyerupai tumor.
b. Laserasi
Jika terdapat luka pada dinding abdomen yang menembus rongga abdomen
harus di eksplorasi. Atau terjadi karena trauma penetrasi.
Trauma Abdomen adalah terjadinya atau kerusakan pada organ abdomen yang
dapat menyebabkan perubahan fisiologi sehingga terjadi gangguan metabolisme,
kelainan imonologi dan gangguan faal berbagai organ. Trauma abdomen pada isi
abdomen, menurut Suddarth & Brunner (2002) terdiri dari:
4. Epidemiologi
Insiden trauma abdomen meningkat dari tahun ke tahun. Mortalitas biasanya
lebih tinggi pada trauma tumpul abdomen dari pada trauma tusuk. Jejas pada
abdomen dapat disebabkan oleh trauma tumpul atau trauma tajam. Pada trauma
tumpul dengan velositas rendah (misalnya akibat tinju) biasanya menimbulkan
kerusakan satu organ. Sedangkan trauma tumpul velositas tinggi sering
menimbulkan kerusakan organ multipel. Pada intraperitoneal, trauma tumpul
abdomen paling sering menciderai organ limpa (40-55%), hati (35-45%), dan usus
halus (5-10%) (Cho et al, 2012). Sedangkan pada retroperitoneal, organ yang
paling sering cedera adalah ginjal, dan organ yang paling jarang cedera adalah
pankreas dan ureter (Demetriades, 2000). Pada trauma tajam abdomen paling
sering mengenai hati (40%), usus kecil (30%), diafragma (20%), dan usus besar
(15%) (American College of Surgeons Committee on Trauma, 2008).
5.
Patofisiologi
Trauma pada abdomen dibagi menjadi trauma tumpul dan tembus. Trauma
tumpul abdomen disebabkan kompresi dan deselerasi. Kompresi rongga abdomen
oleh benda-benda terfiksasi, seperti sabuk pengaman atau setir kemudi akan
meningatkan tekanan intraluminal dengan cepat, sehingga mungkin menyebabkan
ruptur usus, atau pendarahan organ padat. Gaya deselerasi (perlambatan) akan
menyebabkan tarikan atau regangan antara struktur yang terfiksasi dan yang dapat
bergerak. Deselerasi dapat menyebabkan trauma pada mesenterium, pembuluh
darah besar, atau kapsul organ padat, seperti ligamentum teres pada hati. Organ
padat, seperti limpa dan hati merupakan jenis organ yang tersering mengalami
terluka setelah trauma tumpul abdomen terjadi (Demetriades, 2000).
a. Nyeri
Nyeri dapat terjadi mulai dari nyeri sedang sampai yang berat.
Nyeri dapat timbul di bagian yang luka atau tersebar. Terdapat
nyeri saat ditekan dan nyeri lepas.
b. Darah dan cairan
Adanya penumpukan darah atau cairan dirongga peritonium
yang disebabkan oleh iritasi.
c. Cairan atau udara dibawah diafragma
Nyeri disebelah kiri yang disebabkan oleh perdarahan limpa.
Tanda ini ada saat pasien dalam posisi rekumben.
d. Mual dan muntah
e. Penurunan kesadaran (malaise, letargi, gelisah)
f. Yang disebabkan oleh kehilangan darah dan tanda-tanda awal
shock hemoragi.
7. Pemeriksaan diagnostik
Menurut Musliha, 2010, pemeriksaan diagnostik untuk trauma abdomen, yaitu:
a. Foto thoraks: Untuk melihat adanya trauma pada thorax.
b. Pemeriksaan darah rutin
Pemeriksaan Hb diperlukan untuk base-line data bila terjadi perdarahan terus
menerus. Demikian pula dengan pemeriksaan hematokrit. Pemeriksaan
leukosit yang melebihi 20.000/mm tanpa terdapatnya infeksi menunjukkan
adanya perdarahan cukup banyak kemungkinan ruptura lienalis. Serum
amilase yang meninggi menunjukkan kemungkinan adanya trauma pankreas
atau perforasi usus halus. Kenaikan transaminase menunjukkan kemungkinan
trauma pads hepar.
belakang)
Patah tulang pelvis
Kontra indikasi relatif melakukan DPL sebagai berikut:
Hamil
Pernah operasi abdominal
Operator tidak berpengalaman
Bila hasilnya tidak akan merubah penata-laksanaan
a. Airway
Membuka jalan nafas penggunakan menggunakan teknik head tilt chin lift atau
menengadahkan kepala dan mengangkat dagu, periksa adakah benda asing
yang mengakibatkan tertutupnya jalan nafas. Muntahan, makanan, darah atau
benda asing lainnya.
b. Breathing
Memeriksa pernapasan dengan cara lihat, dengar, rasakan, selanjutnya
pemeriksaan status respirasi klien.
c. Circulation
Jika pernafasan pasien cepat dan tidak adekuat, maka berikan bantuan
pernafasan.
Untuk penangan awal trauma abdomen, dilihat dari trauma non-penetrasi dan trauma
penetrasi, yaitu:
a. Penanganan awal trauma non-penetrasi
Imobilisasi
Bila terjadi luka tusuk, maka tusuan tiak boleh dicabut kecuali oleh tim
medis.
Bila usus atau orga lain keluar maka organ tersebut tidak boleh
dimasukkan, maka organ tersebut dibaluk dengan kai bersih atau kasa
steril.
Imobilisasi pasien
acute,
Hepatitis
acute,
Acute
congestive
hepatomegaly,
yang
pecah,
Torsi
ovarium
tumor,
Hernia
Inguinalis
yang
pecah,
Torsi
ovarium
tumor,
Hernia
Inguinalis
yang
pecah,
Torsi
ovarium
tumor,
Hernia
Inguinalis
Meliputi nama, tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin, usia, alamat,
no.telepon, agama, suku, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, lama
bekerja, golongan darah, tanggal masuk rumah sakit, ruangan dan sumber
info.
2) Penanggung jawab
Meliputi nama, alamat, usia, pendidikan, pekerjaan dan hubungan dengan
klien.
b. Riwayat Kesehatan Saat Ini
Pada riwayat trauma abdomen, kaji keluhan utama yang biasa berupa rasa
nyeri yang hebat dan nyeri tekan pada bagian abdomen.
Untuk nyeri, kaji :
P
: Kaji penyebab nyeri
Q
:Kaji kualitas nyeri yangdirasakan klien
R
: Kaji bagian tulang yang terasa nyeri
S
: Kaji skala nyeri yang dirasakan klien
T
: Kaji kapan keluhan nyeri dirasakan
c. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Kaji proses perkembangan di masa lalu dimana mungkin pasien pernah
mengalami trauma pada abdomen.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Kaji kondisi kesehatan anggota keluarga mungkin ada yang pernah. menderita
trauma abdomen.
e. Pemeriksaan Fisik
Head to toe (Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi). Namun pada Pterigium,
hanya tindakan inspeksi pada mata yang dilakukan.
Inspeksi :Adakah jejas dan luka atau adanya organ luar,adakah distensi
Diagnosa
Nyeri b.d
trauma
/diskontinuitas
jaringan.
lokasi,
kepada
pasien
dan
yang
hindari
dapat
menimbulkan nyeri.
nyeri
Klien melaporkan bahwa nyeri Berikan tehnik relaksasi untuk
mengurangi rasa nyeri dengan
berkurang atau hilang
Menyatakan rasa nyaman
jalam tarik napas panjang dan
setelah nyeri berkurang
dikeluarkan secara perlahan
lahan.
Berikan aktivitas hiburan
Kontrol lingkungan yang dapat
mempengaruhi
nyeri
seperti
Kolaborasikan
2
pemberian
Kekurangan
volume cairan
b.d
Sirkulasi
dinamik
perdarahan yang keluar.
( perdarahan) teratasi.
Kolaborasi dengan tim medis
Perdarahan yang keluar
dalam pelaksanaan pemberian
terhenti
TTV dalam batas normal.
infuse RL, tranfusi bila Hb
kurang dari 8 %.
Hambatan
Kolaborasi
dengan
ahli
fisioterapi.
4
Resiko infeksi
tanda
dan
gejala
Ansietas
trauma
Gunakan
pendekatan
yang
Klien
mengidentifikasi
mengungkapkan
Dorong
keluarga
mampu
menemani anak
dan Dengarkan dengan
untuk
penuh
gejala perhatian
Identifikasi tingkat kecemasan
cemas
Mengidentifikasi,
mengungkapkan
dan
menunjukkan
berkurangnya kecemasan.
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Contoh kasus:
Anak TD, 10 tahun datang dengan keluhan utama nyeri pada perut kanan atas setelah
mengalami kecelakaan saat berjalan tiba-tiba tertabrak motor dari arah samping
kanan. Riwayat pingsan, muntah tidak ada. Klien langsung dibawa ke rumah sakit.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda syok, pada abdomen kanan atas
terdapat jejas, nyeri tekan (+). Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb: 7,5g%,
Ht: 23%. Pada pemeriksaan USG FAST didapatkan koleksi cairan di hepatorenal
B. Laporan asuhan keperawatan
1. IDENTITAS PASIEN
Nama
: An. TD
Umur
: 10 tahun
Jenis Kelamin
:
Pekerjaan
:
Agama
:
Tanggal Masuk RS
: 1 November 2015
Alasan Masuk
: Simetris Asimetris
Irama Nafas
Pola Nafas
Jenis
lain
Suara Nafas
Sesak Nafas
Pernafasan
RR
: x/mnt
Keluhan Lain
:-
2. Masalah Keperawatan
Tidak ada masalah dalam fungsi pernapasan pasien.
3. Intervensi / Implementasi :
4. Evaluasi :
CIRCULATION
1. Keadaan sirkulasi
Nadi
Tekanan Darah
: 70/50 mmHg
Pucat
: Ya Tidak
Sianosis
: Ya Tidak
CRT
Akral
Pendarahan
Turgor
: Elastis Lambat
Diaphoresis
: Ya Tidak
:-
Masalah Keperawatan
PK: Syok
3. Intervensi / Implementasi: 4. Evaluasi
:-
DISABILITY
1. Penilaian fungsi Neurologis
Kesadaran
Koma
GCS
Pupil
EXPOSURE
1. Penilaian Hipothermia/ hiperthermia
Deformitas
: Ya Tidak Lokasi:
Contusio
: Ya Tidak Lokasi:
Abrasi
: Ya Tidak Lokasi:
Penetrasi
: Ya Tidak Lokasi:
Laserasi
: Ya Tidak Lokasi:
Edema
: Ya Tidak Lokasi:
Luka Bakar
Kedalaman
Lain-lain
2. Masalah Keperawatan
Tidak ada masalah pada exposure pasien.
3. Intervensi / Implementasi :
4. Evaluasi: PENGKAJIAN SEKUNDER/SURVEY SEKUNDER
1. FIVE INTERVENSION
Monitoring Jantung
Saturasi O2
Kateter Urine
: Ada Tidak
Pemasangan NGT
Lain-lain
: Ada Tidak
Problem
Qualitas
: nyeri tekan
Regio
Skala
: skala 7 dari 10
Timing
Lain-lain
kanan atas.
Allergi
Medication/ Pengobatan
perut kanan atas setelah mengalami kecelakaan dan tertabrak motor dari arah
samping kanan. Riwayat pingsan, tidak ada muntah.
Masalah Keperawatan
:-
Intervensi / Implementasi
:-
Evaluasi
:-
Leher
Dada
Kardiovaskuler
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Auskultasi
Perkusi
Ekstremitas
Intervensi / Implementasi : -
Evaluasi
:-
: Ada Tidak
Deformitas
: Ada Tidak
Tenderness
: Ada Tidak
Crepitasi
: Ada Tidak
Laserasi
: Ada Tidak
Lain-lain
6. HASIL LABORATORIUM
Hb
: 7.5 g%
Ht
: 23%
Masalah Keperawatan
: PK: Anemia
Intervensi / Implementasi
Evaluasi
: PK: Syok
Intervensi / Implementasi
Evaluasi
8. TERAPI DOKTER
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Trauma abdomen adalah cedera pada abdomen, dapat berupa trauma tumpul dan
tembus serta trauma yang disengaja atau tidak disengaja. Prioritas keperawatan tertuju
pada menghentikan perdarahan, menghilangkan/ mengurangi nyeri, menghilangkan
cemas pasien, mencegah komplikasi dan memberikan informasi tentang penyakit dan
kebutuhan pasien. Trauma abdomen biasanya disebabkan karena luka tembakan yang
menyebabkan kerusakan yang besar didalam rongga abdomen.gejala yang biasa
timbul berupa yeri tekan pada abdomen dan terjadi perdarahan.
B. Saran
Melalui kesimpulan diatas, adapun saran yang diajukkan oleh Tim Penulis adalah :
1. Perawat harus melakukan tindakan asuhan keperawatan dengan baik pada pasien
penderita trauma abdomen sehingga kesembuhan pasien dapat tercapai dengan
baik
2. Perawat maupun calon perawat harus memahami konsep dasar dari trauma
abdomen dan ruang lingkupnya sehingga dalam proses memberikan asuhan
keperawatan pada pasien penderita trauma abdomen dapat terlaksana dengan baik.