PENDAHULUAN
canggung pada keterampilan motorik kasar dan halus tetapi tidak terganggu secara
keseluruhan.
Gangguan koordinasi motorik dapat juga berupa defisit dalam menulis dengan
tangan dan dalam frekuensi menjatuhkan barang. Anak-anak dengan gangguan ini
mungkin secara motorik menyerupai anak-anak dengan usia yang lebih muda.
BAB II
2
ISI
2.1
EPIDEMIOLOGI
Prevalensi gangguan koordinasi motorik tidak diketahui pasti, diperkirakan
sekitar 6 persen dari anak-anak usia sekolah. Rasio antara perempuan dan laki-laki
tidak diketahui, laporan dalam literatur menyebutkan rasio laki-laki berbanding
perempuan yakni 2:1 hingga 4:1.
2.
ETIOLOGI
Penyebab gangguan koordinasi motorik tidak diketahui, hipotesisnya adalah
Hipoksia
Malnutrisi Perinatal
Berat-Badan Lahir Rendah
Kelainan Neuro Kimia
Lesi Lobus Parietalis
3.
DIAGNOSIS
1. Riwayat tentang prilaku awal motorik anak
2. Pengamatan langsung aktifitas motorik (Skrining informal)
D. Jika terdapat retardasi mental, kesulitan motorik adalah melebihi dari apa yang
biasa menyertainya.
By; DSM-IV, Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders,ed 4.
Hak cipta American Psychiatric Association, Washington, 1994.
4.
GAMBARAN KLINIS
Pada masa bayi dan anak-anak awal gangguan mungkin bermanifestasi seperti
DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding adalah gangguan medis yang menghasilkan kesulitan
lain.
Anak-anak
dengan
gangguan
neuromuscular
mungkin
intelektual rata-rata atau diatas rata-rata jauh lebih baik karena mereka mampu belajar
5
TERAPI
Terapi gangguan koordinasi motorik termasuk latihan motorik perceptual,
teknik latihan neurofisiologis untuk disfungsi motorik, dan pendidikan fisik yang
dimodifikasi. Teknik Montessori mungkin berguna bagi banyak anak prasekolah,
karena menekankan perkembangan keterampilan motorik. Masalh perilaku atau
emosional sekunder dan gangguan komunikasi yang terjadi bersamaan harus
ditangani dengan metode terapi yang sesuai. Tidak ada penelitian skala besar yang
telah melaporkan efek terapi, walupun penelitian kecil telah menyatakan bahwa
segala upaya pendekatan pelatihan keterampilan motorik adalah berguna.
Konseling dengan orangtua membantu menurunkan kecemasan dan rasa
bersalah pada orangtua terhadap gangguan anak dan meningkatkan kesadaran mereka,
yang memberikan keyakinan bagi mereka untuk membantu anak.
2.2
Gangguan Autistik
Gangguan Rett
Gangguan Asperger
6
2.2.1
GANGGUAN AUSTISTIK
a.
SEJARAH
Tahun 1867 Henry Maudsley adalah dokter psikiatrik pertama yang
memberikan perhatian serius kepada anak-anak kecil dengan gangguan mental berupa
penyimpangan, keterlambatan, dan distorsi yang jelas pada proses perkembangan.
Pada awalnya semua gangguan tersebut dianggap sebagai psikosis.
Tahun 1943 Leo Kanner dalam tulisan klasiknya Autistic Disturbance of
Affective Contact, menyebutkan istilah autisme anfatil dan memberikan sumbangan
yang menyeluruh untuk sindroma masa anak-anak awal. Kanner mencurigai indroma
tersebut lebih sering terjadi dan menyatakan bahwa sering terjadi pengklasifikasian
antara gangguan autistic dan retardasi mental atau skizofrenik.
b.
EPIDEMIOLOGI
Prevalensi. Gangguan autistic terjadi dengan angka 2 sampai 5 kasus per
10.000 anak (0.02-0.05%) dibawah usia 12 tahun. Jika retardasi mental berat dengan
cirri autistic dimasukkan, angka dapat meningkat sampai setinggi 20 per 10.000.
Jenis Kelamin. Tiga sampai lima kali lebih banyak anak laki-laki menderita
gangguan autistic dibandingkan dengan anak perempuan. Tetapi anak permpuan
cenderung meliki gangguan autistic lebih serius (tingkat lebih parah) dan lebih
mungkin memilki riwayat keluarga gangguan kognitif dibandingkan anak laki-laki.
c.
gangguan autistic pertama kali dianggap berasal dari psikologis atau psikodinamik,
banyak bukti-bukti yang terkumpul mendukung adanya subtrat biologis.
Factor psikodinamika dan keluarga. Kanner menulis bahwa beberapa orangtua
dengan anak-anak autistic memilki intelektual tinggi dan cenderung sedikit
mengekspresikan perhatian yang murni terhadap ank-anaknya. Tetapi temuan tersebut
tidak digunakan lagi, sama halnya dengan teori kekerasan dan penolakan orangtua
yang tidak jelas. Namun, beberapa anak autistic berespon terhadap stressor
psikososial, seperti kelahiran seorang adik atau pindah ke rumah baru.
Kelainan
organik-neurologis-biologis.
Kelainan
tersebut
adalah;
lesi
A. Total enam (atau lebih) hal dari (1), (2), dan (3), dengan sekurangnya dua dari (1),
dan masin-masing satu dari (2) dan (3);
1) Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial, seperti ditunjukkan oleh
sekurang-kurangnya dua dari berikut:
a) Gangguan jelas dalam penggunaan peilaku nonverbal multipel
seperti tatapan mata, ekspresi wajah, postur tubuh dan gerak-gerik
untuk mengatur interaksi sosial
b) Gagal untuk mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang
sesuai menurut tingkat perkembangan
c) Tidak adanya keinginan spontan untuk berbagi kesenangan, minat,
atau pencapaian dengan orang lain (misalnya, tidak memamerkan,
membawa atau menunjukkan benda yang menarik minat)
d) Tidak ada timbal balik sosial atau emosional
2) Gangguan kualitatif dalam komunikasi seperti yang ditunjukkan oleh
sekurang-kurangnya satu dari berikut;
a) Keterlambatan dalam atau sama sekali tidak ada, perkembangan
bahasa ucapan (tidak disertai oleh usaha untuk berkompensasi
melalui cara komunikasi lain seperti gerak-gerik atau mimik)
b) Pada individu dengan bicara yang adekuat, gangguan jelas dalam
kemampuan untuk memulai atau mempertahankan percakapan
dengan orang lain
c) Pemakaian bahasa atau bahasa idiosinkratik secara stereotipik dan
berulang
motorik
stereotipik
dan
berulang
(misalnya,
10
membaik dengan derajat yang jelas jika merasa sakit dan pada beberapa kasus hal
tersebut adalah petunjuk adanya penyakit fisik.
KARAKTERISTIK PERILAKU
GANGGUAN KUALITATIF PADA INTERAKSI SOSIAL
Semua anak autistic gagal menunjukkan keakraban yang lazim terhadap
orangtua mereka dan orang lain. Anak autis tidak bias membedakan orangtunya dan
orang lain, setiap orang dianggap sama. Tidak mau digendong apabila ada orang
dewasa yang mendekat serta tidak pernah ditemukan senyum dibibirnya. Mereka
hamper tidak menunjukkan rasa cemas ketika ditinggal orang tuanya dan berada di
tempat asing baginya. Jika anak autis telah memasuki usia sekolah terlihat kegagalan
dirinya dalam bermain sesame teman sebayanya. Pada masa remaja akhir, orang autis
memiliki keinginan untuk bersahabat, tetapi
mereka tidak mampu. Remaja denagan autistic memiliki perasaan seksual, namun
tidak ada kompetensi dan keterampilan social menghalangi mereka untuk
mengembangkan hubungan seksual. Sangat jarang bagi orang autistic untuk menikah.
GANGGUAN KOMUNIKASI DAN BAHASA
Hal ini adalah salah satu kriteria utama untuk mendiagnosis gangguan autistik.
Anak-anak autistik bukan hanya enggan untuk bicara dan kelainan bicara mereka
bukan karena tidak adanya motivasi. Anak autistik tidak kompeten dalam kompetensi
sosial dan percakapan mereka tidak ditandai oleh timbal balik. Dalam tahun pertama
kehidupan, beberapa anak autis mengeluarkan bunyi-bunyi klik suara, pekikan dan
suku kata tanpa arti. Anak autis verbal leebih banyak menggunakan kata-kata yang
tidak dimengerti olehnya. Pembicaraan mereka mengandung ekolalia atau frasa
stereotipik di luar konteks. Kelainan tersebut sering disertai dengan pembalikan kata
sebutan; Kamu ingin mainan? saat ia bermaksud mengiginkan mainan. Kesulitan
dalam artikulasi juga ditemukan. Beberapa anak yang paling cerdas menunjukkan
minatnya pada angka dan huruf, serta belajar membaca sendiri tanpa pernah mengerti.
PERILAKU STEREOTIPIK
Aktivitas atau permainan anak autis jika ada adalah kaku dan monoton.
Mereka sering memutarkan, membanting dan membariskan benda. Pada tingkatan
yang tinggi, mereka menunjukkan beberapa kelainan gerakan. Stereotipik, manerisme
11
dan seringai adalah yang sering kali terlihat dan dapat menurun pada situasi
terstruktur.
KETIDAKSTABILAN MOOD DAN AFEK
Beberapa anak dengan gangguan autistik menunjukkan perubahan emosional
yang tiba-tiba dengan ledakan tawa atau tangisan tanpa terlihat alasan dan tidak
mengekspresikan pikiran yang sesuai dengan afek.
RESPON TERHADAP STIMULASI SENSORIK
Anak-anak autistik mungkin responsif secara berlebihan atau kurang responsif
pada stimulasi sensorik (misalnya suara dan nyeri). Mereka mungkin secara selektif
mengabaikan ucapan yang diarahkan padanya, sehingga sering diduga tuli. Banyak
yang menagalami peningkatan ambang nyeri dan perubahan respon nyeri. Anak autis
mungkin melukai dirinya sendiri dengan parah dan tidak menangis. Juga banyak anak
autis yang menikmati musik.
GEJALA PERILAKU LAIN
Hiperkinesis adalah masalah perilaku yang sering terjadi pada anak autistik yang
muda. Perilaku melukai diri sendiri adalah berupa membentur kepala, menggigit,
mencakar, dan menarik rambut. Selain itu, insomnia,enurosis dan enkopresis dan
enkopresis juga sering ditemukan.
e.
DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding utama adalah skizofrenia dengan onset masa anak-anak,
12
i.
Usia kronologis
ii.
Usia mental
iii.
Usia bahasa
menurut
i.
ii.
Pola bahasa
iii.
Pola permainan
iv.
Perilaku lain
13
Keterampilan bahasa dan motorik terhambat, dan bisa cepat membaik jika
ditempatkan dilingkungan ssosial yang menyenangkan.
f.
ada sebelumnya, pada usia 12-24 bulan. Sebagai aturan umum, anak-anak
autistikdengan I.Q diatas 70 dan mereka yang menggunakan bahasa komunikatif pada
usia 5-7tahun memiliki prognosis yang terbaik. Pada 2/3 orang dewasa autistic tetap
mengalami kecacatan parah dan hidup dalam ketergantungan penuh atau setengah
tergantung. Baik dengan sanak saudara. Hanya 1-2& yang mencapai status normal
dan ambang. Prognosis membaik jika lingkungan atau rumah adalah suportif dan
mampu memenuhi kebutuhan anak tersebut yang sangat banyak.
g.
TERAPI
Tujuannya adalah menurunkn gejala perilaku dan membantu perkembangan
fungsi yang terlambat, rudimenter atau tidak ada, seperti keterampilan bahasa dan
merawat diri sendir. Disamping itu, orang tua yang sering kecewa memerlukan
bantuan dan konseling.
14
2.2.2
GANGGUAN RETT
Pada tahun 1965 Andreas Rett, seorang dokter Austria, mengenali suatu
sesuai dengan usia, lingkaran kepala normal dan pertumbuhan normal. Pada umur 6
bulan sampai 2 tahun anak-anak mengalami ensefalopati progresif, dengan sejumlah
cirri karakteristik . tanda sering kali berupa hilangnya gerakan tangan yang bertujuan,
yang digantikan oleh gerakan stereotipik, seperti memuntirkan tangan, hilangnya
bicara yang sebelumnya telah didapatkan, retardasi psikomotor, atau ataksia. Gerakan
stereotipik lain pada tangan dapat terjadi, seperti menjilat atau menggigit jari dan
gerakan menepuk atau menjentik. Pertumbuhan lingkaran kepala melambat, yang
15
gaya berjalan
terkoordinasi secara buruk.
atau
gerakan
batang
tubuh
yang
Diagnosis banding
16
c.
Prognosis tidak diketahui sepenuhnya tetapi pasien tersebut yang hidup sampai masa
dewasa tetap pada tingkat kognitif dan social yang sama dengan tingkat pada tahun
pertama kehidupan.
d.
Terapi
Fisioterapi telah bermanfaat bagi disfungsi otot dan terapi antikonvulsan
2.2.3
sebagai pemburukan selama beberapa bulan pada fungsi intelektual , social, dan
bahasa yang terjadi pada anak dengan usia 3 dan 4 tahun dengan fungsi yang
sebelumnya adalah normal.
a.
Etiologi
17
d.
Terapi
Terapinya sama dengan untuk gangguan autistic.
2.2.4
GANGGUAN ASPERGER
Pada tahun 1944 Hans A sperger, seorang dokter Austria, menggambarkan
suatu sindroma yang dinamakan psikopati autistic. Gambaran awalnya adalah orang
dengan intelegensia normal yang menunjukkan gangguan kualitatif dalam interaksi
18
social timbale balik dan keanehan perilaku tanpa keterlambatan dalam perkembangan
bahasa.
a.
Etiologi
Penyebab gangguan asperger tidak diketahui, tetapi penelitian menyatakan
Diagnosis banding
Yaitu gangguan autistic, gangguan perkembangan perfasif yang tidak
ditentukan dan pada pasien yang mendekati masa dewasa, gangguan kepribadian
schizoid. Yang paling jelas adalah criteria tentang keterlambatan dan disfungsi bahasa.
Tidak adanya keterlambatan bahasa adalah persyaratan untuk gangguan asperger,
tetapi gangguan bahasa adlah gangguan inti dari gangguan autistic.
d.
2.2.5
DITENTUKAN
Gangguan tersbut harus didiagnosis, jika seorang anak menunjukkan
gangguan kualitatif dalam perkembangan interaksi social timbale balik dan
19
keterampilan komunikasi verbal dan nonverbal tetapi tidak memenuhi criteria untuk
gangguan perkembangan pervasive lainnya, skizofrenia, atau gangguan kepribadian
skizotipal.
Terapi
Pendekatan
terapi,
sama
dengan
gangguan
autistic.
Sekolah
bisa
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a. Gangguan Autistik
20
a. Gangguan asperger
Gangguan Asperger adalah suatu sindroma yang dinamakan psikopati autistik.
Ganguan Asperger awalnya adalah orang dengan intelegensia normal yang
menunjukkan gangguan kualitatif dalam interaksi sosial dan keanehan perilaku
tanpa keterlambatan dalam perkembangan bahasa.
Indikasi gangguan sosial kualitatif berikut ini : gaya komunikatif nonverbal
yang jelas abnormal, kegagalan mengembangkan hubungan dengan teman
sebaya, tidak adanya timbal balik sosial atau emosional dan kemampuan untuk
mengekspresikan kesenangan atas kebahagian orang lain.
22