Anda di halaman 1dari 16

GANGGUAN KONDUKSI

Dianta Afina
1102010075

Gangguan konduksi :
Obstruksi atau
perlambatan pada
jalur konduksi listrik
normal.

BLOK ATRIOVENTIKULAR
(BLOK AV)

Blok AV derajat
satu

Blok AV derajat
dua

Blok Mobitz tipe


1 (Wenckebach)

Blok Mobitz tipe


2

Blok AV derajat
tiga (blok total /
komplit)

BLOK AV DERAJAT PERTAMA


Ditandai dengan memanjangnya perlambatan konduksi pada
nodus AV atau berkas His

Interval PR memanjang > 0,2 detik (kata kunci!)


Impuls atrium masih mampu melewati nodus AV untuk
mengaktivasi ventrikel, blok av derajat satu bukan benar-benar
blok, hanya perlambatan konduksi.
Masih bisa dijumpai pada jantung normal, tidak perlu diobati.

BLOK AV DERAJAT PERTAMA

BLOK AV DERAJAT DUA TIPE 1


(MOBITZ 1 / WENCKEBACH)
Terjadi blok di nodus AV

Interval PR secara progresif menjadi lebih panjang


sampai ada satu gelombang P yang tidak diikuti satu
komplek QRS. (QRS missing)
Sesudah denyut tsb hilang (kompleks QRS), rangkaian berulang terus
menerus secara teratur.
Kelainan ini biasanya tidak menimbulkan gejala, jika rasio koduksi sangat
rendah bisa menyebabkan bradikardia dan penurunan curah jantung.
Penyebab tersering adalah PJK, infark miokard inferior, penyakit katup aorta.

BLOK AV DERAJAT DUA TIPE 1


(MOBITZ 1 / WENCKEBACH)

BLOK AV DERAJAT DUA TIPE 2


(MOBITZ TIPE II)
Terjadi blok di bawah nodus AV pada berkas His.
Konduksinya berupa fenomena all-or-none. Dua atau lebih denyut normal yang
mempunyai interval PR yang normal, kemudian gelombang P yang tidak diikuti
kompleks QRS (QRS missing).

Adanya denyut yang hilang tanpa pemanjangan progresif


interval PR
Siklus ini kemudian berulang, dengan rasio 3:2, 4:3 dsb
Irama ventrikel ireguler
Terjadi pada infark miokard akut anterior

MOBITZ TIPE II

BLOK AV DERAJAT TIGA


(BLOK AV TOTAL / KOMPLIT)
Tidak ada impuls atrium yang berhasil lewat untuk mengaktivasi ventrikel.
Ventrikel merespons keadaan ini dengan memberikan irama lolos (entricular
escape rhythm) yang tidak adekuat (atrium dan ventrikel mengalami
depolarisasi secara terpisah satu dengan yang lain, saling tidak
berhubungan). Atrium dan ventrikel tetap berkontraksi namun dengan
frekuensi intrinsic nya sendiri, 60-100 x/menit untuk atrium dan 30-45
x/menit ntuk ventrikel.
Gelombang P normal, irama teratur.
Frekuensi ventrikel lebih lambat daripada frekuensi sinus atau atrium.

BLOK AV DERAJAT TIGA

BLOK CABANG BERKAS


(BUNDLE BRANCH BLOCK)

Blok cabang berkas


kanan (RBBB)

Blok cabang berkas


kiri (LBBB)

Blok hantaran
fasikulus

Blok hantaran
fasikulus anterior kiri
(LAFB/LAHB)

Blok hantaran
fasikulus posterior kiri
(LPFB/LPHB)

BLOK CABANG BERKAS KANAN


(RIGHT BUNDLE BRANCH BLOCK)
Konduksi yang melewati berkas kanan diobstruksi. Akibatnya, depolarisasi
ventrikel kanan terlambat terjadi, dan tidak dimulai sampai ventrikel kiri hampir
terdepolarisasi sepenuhnya.
Kompleks QRS melebar melebihi 0,12 detik
RSR di V1 dan V2 (seperti telinga kelinci) yang disertai depresi segmen ST dan
inversi gelombang T
Gelombang S lebar >= 0,04 detik dan tumpul (slurred) di V5, V6, I, dan aVL.
Pola RBBB sering dijumpai pada pasien stenosis mitral, defek septum atrial, IMA.

RBBB

BLOK CABANG BERKAS KIRI


(LEFT BUNDLE BRANCH BLOCK)
Kompleks QRS melebar melebihi 0,12 detik
Gelombang R lebar atau bertakik yang agak melandai pada awalnya di
V5,V6, lead I, dan aVL, disertai segmen ST depresi dan gelombang T inversi.
Tidak dijumpai gelombang Q di V5, V6, dan lead I
Dapat ditemukan deviasi aksis ke kiri.

LBBB

Anda mungkin juga menyukai