Oleh:
Siti Haryati Pertiwi
A1M011023
USULAN PENELITIAN
PENGARUH JENIS BAHAN PEMBUATAN CHIPS DAN BERBAGAI
MACAM BAHAN EDIBLE COATING TERHADAP SIFAT KIMIA DAN
ORGANOLEPTIK CHIPS KENTANG YANG DIHASILKAN
Oleh:
Siti Haryati Pertiwi
A1M011023
ii
USULAN PENELITIAN
Oleh:
Siti Haryati Pertiwi
A1M011023
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Mengetahui:
Pembantu Dekan I,
iii
PRAKATA
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan usulan penelitian yang
berjudul Pengaruh jenis bahan pembuatan chips dan berbagai macam bahan
edible coating terhadap sifat kimia dan organoleptik chips kentang yang
dihasilkan .
Penyelesaian usulan penelitian ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan
serta motivasi dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih yang
setulus-tulusnya kepada:
1.
Dr. Ir. Heru Adi Djatmiko, M.P. selaku Pembantu Dekan I Fakultas Pertanian
Universitas Jenderal Soedirman.
2.
3.
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan di masa yang akan datang.
Purwokerto, Januari 2015
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI....................................................................................................
DAFTAR TABEL.............................................................................................
vi
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................
vii
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
......................................... 1
B. Rumusan Masalah..............................................................................
C. Tujuan Penelitian
......................................... 2
D. Manfaat Penelitian
......................................... 3
......................................... 4
B. Keripik kentang.................................................................................
C. Edible coating
......................................... 8
C. Rancangan Percobaan..........................................................................
10
E. Analisis Data........................................................................................
13
13
G. Jadwal Pelaksanaan..............................................................................
15
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
16
LAMPIRAN.....................................................................................................
19
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
5
6
15
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
vii
20
21
22
24
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kentang (Solanum Tuberosum) merupakan tanaman sejenis umbi-umbian
yang pertama kali dikembangbiakkan masyarakat Andes, Amerika Latin. Kentang
pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh bangsa Belanda dan kerapkali
digunakan sebagai pengganti nasi terutama bagi penderita diabetes karena rendah
kalori. Meskipun kentang bukanlah makanan utama bagi keluarga di Indonesia
namun tanaman kentang menjadi salah satu tanaman penunjang program
diversifikasi pangan untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat terutama sebagai
alternatif sumber karbohidrat selain dari tanaman padi. Hal ini dapat terlihat dari
pergeseran pola konsumsi masyarakat. Dengan berkembangnya restoran fastfood
dan makanan ringan berupa chips, manfaat kentang menjadi beragam tidak hanya
sebagai sayur. Di Indonesia, dua jenis produk olahan yang menunjukkan
kecenderungan semakin populer dalam pola konsumsi masyarakat adalah kentang
goreng
Kentang tediri dari beberapa jenis dan beragam varietas. Salah satunya
adalah kentang vaietas granola. Kentang varietas granola merupakan kentang
yang banyak dibudidayakan di Indonesia serta menjadi salah satu varietas unggul
karena produktivitasnya dapat mencapai 30 ton perhektar. Varietas ini biasanya
berumur relatif pendek, jumlah umbi yang cukup banyak, dan tingkat ketahanan
yang cukup baik terhadap serangan hama dan penyakit (Samadi, 2007). Namun,
kentang varietas Granola bila digunakan untuk industri keripik kentang akan
menghasilkan keripik dengan warna yang kurang menarik (kuning kecoklatan
sampai coklat) dan memiliki tekstur yang tidak renyah. Hal ini dikarenakan
kentang varietas granola memiliki kadar air yang tinggi mencapai 80%. Keripik
kentang yang baik berasal dari umbi kentang yang mempunyai kadar air dan gula
rendah serta kadar pati tinggi (Asandhi dan Kusdibyo, 2004). Tingginya
kandungan air yang terkandung dalam umbi kentang juga menjadi salah satu
penyebab berkurangnya umur simpan. Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk
1.
2.
Menentukan jenis bahan baku yang digunakan untuk membuat chip kentang
agar dapat menghasilkan kualitas sensoris maupun kimia terbaik.
3.
Menentukan kombinasi antara jenis edible coating dan jenis bahan baku
sehingga menghasilkan keripik kentang dengan kualitas terbaik
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
pengolahan keripik kentang dari bahan baku yang berbeda yaitu kentang varietas
granola dan tepung kentang varietas granola serta pengaplikasian berbagai jenis
edible dalam pembuatan keripik kentang.
II.
KERANGKA PEMIKIRAN
A. Kentang
2.00
Lemak (g)
0.10
Karbohidrat (g)
19.10
Kalsium (mg)
11.00
Fosfor (mg)
56.00
Serat (g)
0.30
0.70
Vitamin B1 (mg)
0.09
Vitamin B2 (mg)
0.03
Vitamin C (mg)
16.00
Niasin (mg)
1.40
Energi (kal)
83.00
Sumber: Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI (1996).
Salah satu varietas kentang yang banyak dibudidayakan di Indonesia
adalah Granola. Menurut Sahat et al. (1998), budidaya kentang varietas Granola
diperkirakan 85-90% dari total lahan kentang di Indonesia. Kentang varietas
Granola umumnya digunakan sebagai bahan pelengkap makanan dan masih
sedikit pemanfaatannya dalam industri pangan.
B. Keripik kentang
Keripik kentang adalah potongan tipis kentang yang digoreng deep fried
atau dipanggang sampai garing. Keripik kentang umumnya disajikan sebagai
pembangkit selera (appetizer) atau makanan ringan (snack). Pembuatan keripik
dapat dilakukan dengan dua cara yaitu mengiris bahan utama secara langsung atau
terlebih dahulu membuat adonan yang sering disebut keripik simulasi yang
bertujuan untuk mendapatkan ukuran produk yang seragam bahkan lebih besar
daripada bentuk aslinya. Secara umum pengolahan keripik kentang dilakukan
melalui beberapa tahapan, yaitu pengupasan, pengirisan, perendaman dan
penggorengan. Pengupasan dilakukan untuk menghilangkan kulit umbi dan mata
tunas yang menempel pada umbi. Alat yang digunakan yaitu peeler yang khusus
digunakan untuk mengupas kentang sehingga kulit yang terkelupas seragam.
Kentang yang telah dikupas kemudian direndam dengan menggunakan air yang
berfungsi sebagai pencegah adanya kontak dari udara luar sehingga kentang tidak
berubah warna menjadi kecoklatan. Kentang kemudian diiris dengan ketebalan 2
mm dan dicuci dengan air mengalir dan ditiriskan. Setelah dicuci dan ditiriskan
kentang siap untuk digoreng (Sandra, 2009). Berikut adalah syarat mutu keripik
kentang. Table 2.
No
1.
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
1.5.
1.6.
1.7.
2.
3.
4.
Kriteria Uji
Keadaan
Bau
Rasa
Warna
Tekstur
Keutuhan
Ukuran
Diameter
Air
Abu
Asam lemak bebas
dihitung
5.
6.
Satuan
Persyaratan
% (b/b)
% (b/b)
Cm
% (b/b)
% (b/b)
% (b/b)
Normal
Normal
Kuning sampai coklat merata
Renyah
min. 90
min. 90
min. 2
maks. 3
maks. 3
maks. 1
sebagai
asam laurat
NaCl
% (b/b)
Bahan Tambahan -
maks. 2
Sesuai SNI 01-0222-1995
Makanan
7.
Cemaran logam
7.1. Timbal (Pb)
Mg/Kg
maks. 2,0
7.2. Tembaga (Cu)
Mg/Kg
maks. 30,0
7.3. Raksa (Hg)
Mg/Kg
maks. 0,03
7.4. Seng (Zn)
Mg/Kg
maks. 40,0
7.5. Timah (Sn)
Mg/Kg
maks. 40,0
8.
Arsen (As)
Mg/Kg
maks. 1,0
9.
Cemaran mikroba
9.1. Angka lempeng total Koloni/Kg maks. 1,0 x 104
9.2. E. coli
APM/g
<3
9.3. Kapang
Koloni/g
maks. 50
Sumber: Badan Standarisasi Nasional, (SNI 01-4031-1996).
Keripik kentang merupakan salah satu produk goreng. Makanan yang
diproses dengan penggorengan menjadi lebih gurih, berwarna lebih baik, nilai gizi
meningkat, dan waktu pemasakan lebih cepat. Selain berfungsi sebagai media
penghantar panas, minyak goreng juga akan diserap oleh bahan pangan. Suhu
pula
produk
yang
digoreng
(Auliana,
2001).
Metode
penggorengan yang paling tepat untuk keripik adalah deep fat frying, untuk
menggoreng keripik suhu harus di atas titik didih air. Di bawah 163C sebenarnya
stabilitas minyak goreng dapat dipertahankan, tetapi waktu penggorengan menjadi
lama dan tidak ekonomis. Sebaliknya, jika digunakan suhu di atas 196C
degradasi minyak menjadi lebih cepat dan kualitas minyak goreng menjadi
menurun. Akibatnya, panas yang dihasilkan menjadi berlebihan. Hal ini akan
menyebabkan pemasakan tidak merata dan bahan menjadi cepat gosong. Banyak
sedikitnya minyak yang diserap akan mempengaruhi rasa, tekstur dan
kenampakan dari keripik yang dihasilkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi
banyak sedikitnya minyak yang diserap antara lain kualitas minyak goreng yang
digunakan, suhu dan lama penggorengan, ketebalan bahan dan komposisi bahan.
Kerenyahan merupakan faktor penentu mutu produk-produk keripik.
Komposisi kimia produk terutama kadar air menentukan sifat kerenyahan,
semakin rendah kadar air suatu produk maka produk tersebut akan semakin
renyah (Evawati, 1997). Secara visual, warna memegang peranan penting dan
menentukan penilaian suka atau tidak suka terhadap produk. Warna kecoklatan
pada keripik diakibatkan oleh terjadinya reaksi Maillard selama penggorengan
dimana gula pereduksi bereaksi dengan gugus amina primer dari asam amino.
Selain itu warna keripik pun dipengaruhi oleh suhu dan waktu penggorengan.
Warna yang lebih pucat akan menimbulkan kesan produk belum matang,
sedangkan warna terlalu coklat menimbulkan kesan gosong. Aroma khas hasil
penggorengan terbentuk dari degradasi komponen bahan pangan oleh panas yang
menghasilkan komponen volatile sehingga tercium sebagai aroma yang lezat
(Laily, 2010). Timbulnya aroma pada keripik kentang diduga karena terjadi reaksi
Mailard
pada
proses
pemasakan.
Reaksi
Mailard
dikehendaki
karena
Edible
coating
merupakan
suatu
metode
yang
digunakan
untuk
III.
METODE PENELITIAN
A.
1. Bahan
Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah kentang varietas
granola dan tepung kentang varietas granola. Bahan tambahan lainnya adalah
tepung terigu merk cakra kembar tepung beras merk rosebrand, minyak goreng
merk sania, garam rafina, soda kue, air, aquades, CMC, gom arab, maltodekstrin,
Petoleum Benzene, kertas saring whatman, aluminium foil dan tissue.
2. Alat
Alat-alat yang digunakan antara lain: peeler, slicer, rolling pin, pasta machine
merk pastaglio, plastik klip, wajan, peniris, kompor gas, themometer, cawan
porselin, timbangan digital AND, loyang aluminium, oven pengering Memmert,
nampan platik, baskom plastik, gelas ukur, erlenmeyer, desikator, tanur
Thermolyne, soxhlet, waterbath Selecta, corong, spatula dan stopwatch.
C.
Rancangan Percobaan
P1C2
P1C3
P1C4
P2C1
P2C2
P2C3
P2C4
D. Variabel dan Pengukuran
1. Variabel
Variabel yang diamati meliputi aspek kimiawi yang meliputi kadar air,
kadar abu dan kadar lemak. Aspek sensori meliputi kerenyahan, rasa kentang,
warna, dan tingkat kesukaan.
2. Pengukuran
Pengukuran terhadap variabel dilakukan secara langsung terhadap unitunit percobaan meliputi :
a. Kadar Air (Sudarmadji et al, 1997)
Sample sebanyak 2-3 g dimasukkan dalam cawan yang telah diketahui
beratnya, dan dikeringkan dalam oven pada suhu 105 0 C selama 5-8 jam,
kemudian didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Kemudian dimasukkan
kembali dalam oven selama 3 jam, dinginkan kembali dan ditimbang, begitu
seterusnya sampai diperoleh berat yang konstan.
Kadar air dapat dihitung dengan persamaan :
Kadar air (bb) = B C x 100%
BA
Kadar air (% bk) = kadar air (% bb) x 100%
100% - kadar air (% bb)
Keterangan:
A = berat cawan (g)
B = berat cawan + sampel sebelum dikeringkan (g)
C = berat cawan + sampel setelah dikeringkan (g)
10
x 100%
x 100%
11
3. Uji Sensorik
Analisis terhadap kerenyahan, warna, rasa kentang dan nilai kesukaan
dilakukan dengan metode skoring. Panelis yang digunakan adalah panelis semi
terlatih dengan jumlah 17 orang mahasiswa. Panelis tersebut diminta untuk
memberikan penilaian terhadap produk berdasarkan skala numerik dengan
mengisikan penilaiannya pada tabel kuesioner yang telah disediakan. Panelis
diminta untuk memberikan penilaiannya terhadap sampel yang diuji berdasarkan
skala numerik.
a. Kerenyahan
1: Tidak renyah
2: Agak renyah
3: Renyah
4: Sangat renyah
b. Warna
1: Coklat
2: Kuning kecoklatan
3: Kuning
4: Kuning cerah
c. Rasa kentang
1: Tidak terasa
2: Agak terasa
3: Terasa
4: Sangat terasa
d. Kesukaan
1: Tidak suka
2: Agak suka
3: Suka
4: Sangat suka
12
E. Analisis Data
Data variabel kimia yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis dengan
menggunakan analisis ragam (uji F) dan apabila hasil analisis menunjukkan
pengaruh yang nyata, maka dilanjutkan dengan Duncan Multiple Range Test
(DMRT). Data nonparametrik hasil uji organoleptik dianalisis dengan Uji
Friedman dan apabila menunjukkan pengaruh yang nyata dilanjutkan dengan Uji
Banding Ganda. Penentuan kombinasi perlakuan untuk menghasilkan produk
terbaik dilakukan dengan menggunakan metode indeks efektivitas.
F. Garis Besar Pelaksanaan Penelitian
Pada penelitian ini, akan dilakukan analisis terhadap sifat kimia dan
sensoris chips kentang yang dihasilkan dari dua macam bahan baku yang berbeda
yakni tepung kentang varietas granola dan umbi kentang varietas granola. Kedua
macam bahan baku tersebut akan diaplikasikan pada tiga macam larutan edible
coating yaitu CMC, gom arab dan maltodekstrin. Sehingga nantinya diketahui
perlakuan mana yang memberikan hasil terbaik, dilihat secara sensoris maupun
kimia. Pelaksanaan penelitian dimulai dari melakukan penelitian pendahuluan.
Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mengetahui perlakuan terbaik yang akan
digunakan dalam penelitian lanjutan. Berbagai percobaan dilakukan dalam
penelitian pendahuluan ini. Faktor yang dicoba antara lain :
a. Penentuan formulasi bahan pembuatan chips kentang dari tepung kentang.
Bahan-bahan yang digunakan untuk percobaan yakni tepung kentang
varietas granola, tepung terigu merk cakra kembar, tepung beras merk
rosebrand, meizena merk intisari, STPP, soda kue, garam merk rafina, dan
air. Bahan-bahan tersebut dicobakan dengan beberapa proporsi yang
berbeda untuk kemudian diamati warna, kerenyahan dan rasa yang terbaik.
Dari percobaan yang dilakukan didapatkan proporsi terbaik yaitu:
Tepung kentang : tepung terigu : tepung beras
60% :
20% :
20%
Dari formulasi ini didapatkan warna chips kuning keemasan, enak, tekstur
renyah dan rasa asam dari tepung kentang tidak terasa. Diagram alir proses
pembuatan chips dari tepung kentang dapat dilihat pada lampiran 1.
13
14
Waktu (bulan)
1
2
3
Penelitian pendahuluan
Penyusunan usul penelitian
Pelaksanaan penelitian
Pengolahan data
Penyusunan laporan
15
DAFTAR PUSTAKA
Adiyoga, W., R. Suherman., T. A. Soetiarso., B. Jaya., B. K. Udiarto., R. Rosliani
dan D. Mussadad. 1999. Profil Komoditas Kentang. Balai penelitian
tanaman sayuran. Pusat penelitian dan pengembangan hortikultura.Badan
penelitian dan pengembangan pertanian. Departemen pertanian
Aini, K.H., 2012. Produksi tepung kentang. Skripsi. UPI- Jakarta.
Auliana, R., 2001. Gizi & Pengolahan Pangan. Adicita Karya Nusa, Yogyakarta
Ashandi, A., Z. 2007. Meningkatkan Keuntungan Kentang Melalui Pendekatan
Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT). Sinar Tani Edisi 4 - 10 April 2007.
Badan Standarisasi Nasional Indonesia. 1996. Keripik Kentang. Dewan
Standarisasi Nasional, Jakarta.
Evawati, A. A. 1997. Mempelajari proses pembuatan keripik ubi kayu kajian
lama gelatinisasi serta analisis finansial. Fakultas pertanian. Universitas
brawijaya, Malang.
Krochta, M. J., Baldwin and Carriedo. 1994. Edible Coating and Films to
Improve Food Quality. Technomic Pub. Ca. Inc. Lancaster.
Kusdibyo, dan A. A. Asandhi, 2004. Waktu panen dan penyimpanan pasca panen
untuk mempertahankan mutu umbi kentang olahan. Ilmu Pertanian 11(1):
51-62
Laily. R. 2010. Olahan dari Kentang. Kanisius. Yogyakarta
Muchidin, A. 1984. Teknologi Buah dan Sayur. Alumni, Bandung.
Pantastico, ER. B. 1993. Fisiologi Pasca Panen, Penanganan dan Pemanfaatan
Buah-buahan dan Sayur-sayuran Tropika dan Sub Tropika. UGM-Press,
Yogyakarta. Penerjemah: Kamariyani.
Paramawati, R. 2001. Penentuan Komposisi Atsmosfer Penyimpanan Suhu Salak
Segar Terbungkus Lapis Edibel. Thesis Magister. Program Studi Teknologi
Pasca Panen. Bogor: IPB
Rusiman.
2008.
Potato
Plant
(Tanaman
Kentang).
(On-line).
http://www.rusiman.bpdaspemalijratun.net/index.php?
view=article&catid=4%3Abudidayatanaman&id=17%3Atanamankentang&
option=com_content&Itemid=400 diakses tangal 18 Januari 2015.
16
Sahat, S., Kusmana, dan C. Enrique. 1998. Evaluation of 38 Potato Clones and
Culture in Java, Indonesia 1995-1998, Reasearch Institute for Vegetables,
Lembang. Bandung. 81 hal.
Samadi, B. 2007. Usaha Tani Kentang. Kanisius, Yogyakarta. 90 hal.
Sandra. W. A. 2010. Aplikasi Edible Coating Berbahan Dasar Derivat Selulosa
Terhadap Kualitas Keripik Kentang Dari Tiga Varietas. Skripsi. Fakultas
Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.
Santoso. B., Herpandi, P. A. Pitayati, dan R. Pambayun. 2013. Pemanfaatan
Karagenan Dan Gum Arabic Sebagai Edible Film Berbasis Hidrokoloid.
Jurnal. Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan.
Stephen. 1995. Food Polysaccharides and Their Application. New York: Marcel
Dekker, Inc. Halaman 121.
Sudarmadji, S., B. Haryono, dan Suhardi. 1997. Prosedur Analisa Bahan
Makanan dan Pertanian. Liberty, Yogyakarta. 172 hal.
17
Chips kentang
18
goreng dalam wajan hingga chips terendam dalam minyak dengan suhu
1500C -1600C
Chips kentang
19
20
Tanggal : .
NIM
Tanda Tangan
No. HP
Petunjuk
Kerenyahan
Kode Sampel
Skala
Numerik
Deskripsi
Tidak Renyah
Agak Renyah
Renyah
Sangat
Renyah
132
218
573
21
786
258
296
471
372
2.
Rasa Kentang
Kode Sampel
Skala
Numerik
Deskripsi
Tidak Terasa
Agak Terasa
Terasa
Sangat Terasa
3.
132
573
786
258
296
471
372
296
471
372
296
471
372
Warna
Kode Sampel
Skala
Numerik
Deskripsi
Cokelat
132 218
573
786
258
Kuning
Kecokelatan
4.
218
Kuning
Kuning Cerah
Kesukaan
Kode Sampel
Skala
Numerik
Deskripsi
Tidak Suka
Agak Suka
Suka
Sangat Suka
132
218
573
786
22
258
Tanggal : .
NIM
Tanda Tangan
No. HP
Petunjuk
Dihadapan saudara disajikan produk Potato Chips dari umbi kentang segar
varietas granola yang dilapisi edible coating dari berbagai macam bahan. Saudara
diminta untuk menilai kerenyahan, rasa kentang, warna dan tingkat kesukaan
dengan memberi tanda X pada tabel yang tersedia. Mohon untuk tidak
menghabiskan sampel dan jangan bersuara atau membuat gaduh saat
penilaian produk!
1.
Kerenyahan
Kode Sampel
Skala
Numerik
Deskripsi
Tidak Renyah
Agak Renyah
Renyah
Sangat
Renyah
2.
674
719
543
Rasa Kentang
23
549
826
669
428
576
Kode Sampel
Skala
Numerik
Deskripsi
Tidak Terasa
Agak Terasa
Terasa
Sangat Terasa
674
3.
719
543
549
826
669
428
576
669
428
576
669
428
576
Warna
Kode Sampel
Skala
Numerik
Deskripsi
Cokelat
674
543
549
826
Kuning
Kecokelatan
Kuning
Kuning Cerah
4.
719
Kesukaan
Kode Sampel
Skala
Numerik
Deskripsi
Tidak Suka
Agak Suka
Suka
Sangat Suka
674
719
543
24
549
826
25