Anda di halaman 1dari 61

ASPEK HUKUM PENDIRIAN DAN

PENYELENGGARAAN RUMAH SAKIT

FRESLEY HUTAPEA, SH, MH, MARS

Pada kuliah S2 URINDO

MATERI PEMBAHASAN
- Prinsip dasar pengaturan
- Persyaratan pendirian RS
- Persyaratan operasional RS
- Pembinaan dan pengawasan

PRINSIP DASAR
PERIZINAN
AKREDITASI

MUTU
PELAYANAN
SARANA
YANKES

KLASIFIKASI
SERTIFIKASI
STRATIFIKASI
STANDARD

AKUNTABILITAS
PADA
MASYARAKAT
3

PERIZINA
N
AKREDITA
SI

Kelayakan utk melaksanakan


kegiatan (Standar input)
Proses pelaksanan
pemenuhan standar
pelayanan (Standar input,
proses & output/outcome)

KLASIFIKA Pengelompokan secara


berting- kat berdasarkan
SI
kemampuan yan di RS
(standar input)

SERTIFIKA Kompetensi seseorang atau


kelayakan peralatan
SI
4
Persyaratan
dan
kriteria
STANDAR

FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN


UU NO 36/2009
Kesehatan

Pemerintah dan atau Masyarakat


Fungsi - upaya kes. dasar

Fasilitas Pelayanan
Kesehatan

Alat dan atau tempat


yang digunakan untuk
penyelenggaraan upaya
kesehatan

- upaya kes. rujukan


- upaya kes. Penunjang
Tertentu harus berbadan hkm
- Kepastian usaha
- Kemudahan pengawasan
- Penyelenggaraan usaha
Copyright-Fresley

PENYELENGGARA RUMAH SAKIT

Pemerintah Berbentuk BLU


Swasta Badan Hukum
- Yayasan
- Perseroan Terbatas
- Koperasi
- Perkumpulan
- Badan hukum lainnya

BENTUK-BENTUK BADAN HUKUM


Perkumpulan (pasal 1654-1665 KUH Perdata)
Perseroan Terbatas (UU No.1 / 1995)
Koperasi (UU No.12 / 1967)
Yayasan UU No.16 / 2001 jo UU No.28 Tahun
2004
Badan Hukum Pendidikan (diisyaratkan dalam
pasal 53 UU No.20 / 2003 tentang Sikdiknas

JENIS RUMAH SAKIT


Jenis pelayanan :
RS Umum, memberikan pelayanan kesehatan pada
semua bidang dan jenis penyakit
RS Khusus, memberikan pelayanan utama pada satu
bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan
disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit,
atau kekhususan lainnya

Pengelolaan :
RS Publik, dikelola oleh Pemerintah, pemerintah
daerah, dan Badan Hukum yang bersifat nirlaba
RS Privat, dikelola oleh Badan Hukum dengan tujuan
profit yang berbentuk Perseroan Terbatas atau Persero

PERATURAN YANG MENGATUR KEHIDUPAN RS


I.

- Keputusan Pemerintah BLU

PERATURAN DASAR

- Swasta AD / ART (PT/Yayasan/Badan

hukum lainnya)

II. PERATURAN PERUMAHSAKITAN - Permenkes

- SK Menkes / Mendagri
III. PERATURAN INTERNAL RS / HBL harus dibuat
IV. PERATURAN TEKNIS PELAKSANA

- STANDAR, SOP

(KUHP, KUHPerd, UU Lingkungan, UU


Tenaga
Kerja, UU Perlindungan
Konsumen, Peraturan
Pajak, Perda dll)

V. ATURAN HK UMUM

PERATURAN YANG TERKAIT PERIZINAN RS

1. Ketentuan hak tanah (Badan Pertanahan)


2. Perizinan mendirikan badan usaha (Dep.Kehakiman)
3. Perizinan lokasi, perizinan usaha (Dep.Dalam Negeri)
4. Perizinan Usaha Perusahaan (Dep.Perdagangan)
5. Izin Bangunan (IMB dan IPB Pemda)
6. Ketentuan Kelestarian Lingkungan (Menneg
Lingkungan Hidup)
7. Bea masuk barang dan perpajakan (Dep.Keuangan)
8. Pajak Daerah : Papan Reklame dll (Pemda)
9. Ketentuan Ketenaga-kerjaan (Depnaker)
10.Peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(Depnaker)

10

11. Perlindungan Bahaya Kebakaran (Pemda)


12. Ketentuan Perlindungan Radiasi (Batan, Bapeten)
13. Investasi & Permodalan (BKPM)
14. Penerapan tarif dan kelas (Kadinkes atau
Kemampuan Pasar)
15. Ketenagaan Kesehatan (Depdikbud, Depkes)
16. Penelitian Klinis (Menneg, Ristek, Depkes)
17. Perbekalan Farmasi (Depkes)
18. Pengaturan Keprofesian (IDI, PPNI, ISFI dll)
19. Pengendalian Etika (ERSI, KODEKI dll)
20. Perlindungan Hukum (Dep.Kehakiman)

11

PERIZINAN RUMAH SAKIT


(PERMENKES 147/MENKES/PER/2010

Izin mendirikan
Izin operasional

12

Fungsi pengaturan & pengendalian


pemerintah
Aspek perlindungan hukum
Kompetensi dan kewenangan
Mengurangi pelayanan di bwh standar
Memacu profesionalisme, effisien
Izin mekanisme upaya mutu paling tua
Izin ada batas waktu (dapat dicabut)

13

Kapan IZIN diperlukan?


mendirikan dan mengoperasikan
mengembangkan rumah sakit dengan
membuka cabang baru dalam satu kota atau
luar kota.
merubah jenis rumah sakit dari RSU ke
RSK atau sebaliknya
merubah kepemilikan rumah sakit, dari
satu badan hukum ke badan hukum lain
perubahan nama rumah sakit

JENIS IZIN
izin mendirikan
izin yang diberikan untuk mendirikan rumah sakit
setelah memenuhi persyaratan untuk mendirikan.
masa: 2 th & dapat diperpanjang untuk 1 th.

izin operasional
izin yang diberikan untuk menyelenggarakan
pelayanan kesehatan setelah memenuhi persyaratan
dan standar.
5 th dan dapat diperpanjang kembali

PEMBERIAN IZIN (1)


RS kelas A dan RS PMA/PMDN
Ijin oleh Menteri
rekomendasi dari pejabat yang berwenang di bidang
kesehatan pada Pemda Provinsi
Rekomendasi dari BKPM/BKPMD

RS kelas B
Ijin oleh Pemda Provinsi (Gubernur)
Rekomendasi dari pejabat yang berwenang di bidang
kesehatan pada Pemda Kab/Kota

RS Kelas C dan D
Ijin oleh Pemda Kab/Kota (Bupati/Walikota)
Rekomendasi dari pejabat yang berwenang di bidang
kesehatan pada Pemda Kab/Kota

* UU RUMAH SAKIT

Tenaga kesehatan/tenaga kerja :


praktek tenaga medis, praktek
bidan, izin kerja tenaga kerja asing
Institusi / sarana kes RS, Balai
Pengobatan, Rumah Bersalin,
Apotik, Laboratorium, dll
Penggunaan peralatan : izin
penggunaan radioaktif/radiologi,
izin boiler, izin genset,dll
17

PERSYARATAN PENDIRIAN RS
1. Study Kelayakan dan Master Plan
2. Persyaratan Lokasi
3. Persyaratan Bangunan
4. Persyratan Prasarana
5. Persyaratan Tenaga
6. Persyaratan Peralatan

18

PERSYARATAN PENDIRIAN RS (1)


1. Study Kelayakan dan Master Plan
- analisa kebutuhan pelayanan
- rancangan pengembangan
- analisa keuangan dan kemampuan pembiayaan
- analisa kebutuhan sarana, prasarana, tenaga
dan peralatan
- program fungsi
19

PERSYARATAN PENDIRIAN RS (2)


2. Persyaratan Lokasi
a. Persyaratan kesehatan lingkungan
- upaya pemantauan lingkungan (UPL)
- upaya pengelolaan lingkungan (UKL)
- analisa dampak lingkungan (amdal)
b. Persyaratan Tata Ruang
- RTRW (rencana tata ruang wilayah)
- RDTRKP (rencana detail tata ruang kawasan
perbatasan)
- RTBL (rencana tata bangunan lingkungan)

20

PERSYARATAN PENDIRIAN RS (3)


3. Persyaratan Bangunan
a. Persyaratan administratif
- status hak atas tanah
- status pemilik bangunan
- izin mendirikan bangunan (IBM)
- izin penggunaan bangunan (IPB)
b. Persyaratan Teknis
- tata bangunan (peruntukan, insentitas, arsitek
bangunan)
- keandalan bangunan (keselamatan kes,
kenyamanan
dan persyaratan
kemudahan)
c. Bangunan yang diperlukan (RJ, RI, IGD, KO, Lab, RO,
Farmasi, Gudang, dapur, kmr jenazah, taman, parkir

21

PERSYARATAN PENDIRIAN RS (4)


4. Persyaratan Prasarana Kesehatan
a. memenuhi standar pelayanan di K3
- instalasi air, listrik, gas, uap
- instalasi pengolahan limbah (padat, cair, gas,
radioaktif)
- pencegahan dan penanggulangan kebakaran
- penyejuk udara
- komunikasi informasi
- genset, UPS
b. Sarana terpelihara dan berfungsi
22
c. operasional oleh petugas yang mempunyai komputer

PERSYARATAN PENDIRIAN RS (5)


5. Persyaratan Ketenagaan
a. Jenis tenaga
- tenaga medis
- tenaga keperawatan (perawat dan bidan)
- tenaga kesehatan lain (sesuai
kebutuhan)
- tenaga non kesehatan
b. Tenaga mempunyai surat izin praktik
(SIP/SIK)
c. Sesuai kompetensi dan kewenangan

23

PERSYARATAN PENDIRIAN RS (6)


6. Persyaratan Peralatan
- peralatan medis (keperluan diagnosa,
terapi, rehab dan peneliti medik)
- peralatan non medis (mendukung keperluan
tindakan medis)
- peralatan medis melalui penapisan
teknologi,
pengujian dan kalibrasi(sesuai
kebutuhan)
- operasionalisasi oleh petugas yang
kompetensi
24

1.
2.
3.
4.

Ijin Mendirikan RS* 12.Ijin penggunaan bahan


radioaktif/radiologi
Ijin Operasional RS*
13.Rekomendasi Dinas
Ijin lokasi/SITU
Pemadam Kebakaran
Ijin Mendirikan
14.Ijin Instalasi petir
Bangunan (IMB)
15.Ijin Deepwell (khusus
5. Ijin Penggunaan
DKI)
Bangunan (IPB)
16.SIP dokter & dokter
6. Ijin Pemakaian Lift
gigi yg praktek di RS
7. Ijin Pemakaian Boiler
8. Ijin Pemakaian Diesel 17.Ijin Praktek
perawat/bidan (?)
9. Ijin Instalasi Listrik
18.Ijin memperkerjakan
10.AMDAL/UKL/UPL
tenaga kerja wanita
11.Ijin berdasarkan U.U
malam hari
Gangguan
25
19.Ijin kerja tenaga asing

PERATURAN MENKES
Nomor
340/MENKES/PER/III/2010

Tentang
Klasifikasi Rumah Sakit
26

KLASIFIKASI RS (1)
Dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kesehatan
secara berjenjang dan fungsi rujukan, rumah sakit
umum dan rumah sakit khusus diklasifikasikan
berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanan
Rumah Sakit.
RS UMUM :
RSU kelas A
RSU kelas B
RSU kelas C
RSU kelas D

RS
KHUSUS :
RSK kelas
A
RSK kelas
B
RSK kelas

Klasifikasi RSU
Pasal 5
Klasifikasi Rumah Sakit Umum ditetapkan
berdasarkan:
a. Pelayanan;
b. Sumber Daya Manusia;
c. Peralatan;
d. Sarana dan Prasarana; dan
e. Administrasi dan Manajemen.
28

KLASIFIKASI RS (2)
RSU Kelas A adalah rumah sakit umum yang mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4
spesialis dasar, 5 (lima) spesialis penunjang medik, 12
spesialis lain dan subspesialis.
RSU Kelas B adalah rumah sakit umum yang mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4
spesialis dasar, 4 spesialis penunjang medik, 8 spesialis lain
dan 2 subspesialis dasar
RSU Kelas C adalah rumah sakit umum yang mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4
spesialis dasar dan 4 spesialis penunjang medik
RSU Kelas D adalah rumah sakit umum yang mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 2
spesialis dasar

KLASIFIKASI RS (3)
RSK kelas A adalah Rumah Sakit Khusus yang
mempunyai fasilitas dan kemampuan paling sedikit
pelayanan medik spesialis dan pelayanan medik
subspesialis sesuai kekhususan yang lengkap.
RSK kelas B adalah Rumah Sakit Khusus yang
mempunyai fasilitas dan kemampuan paling sedikit
pelayanan medik spesialis dan pelayanan medik
subspesialis sesuai kekhususan yang terbatas.
RSK kelas C adalah Rumah Sakit Khusus yang
mempunyai fasilitas dan kemampuan paling sedikit
pelayanan medik spesialis dan pelayanan medik
subspesialis sesuai kekhususan yang minimal.

RSU Kelas A
Pasal 6
1. Rumah Sakit Umum Kelas A harus
mempunyai fasilitas dan kemampuan
pelayanan medik paling sedikit 4 (empat)
Pelayanan Medik Spesialis Dasar, 5 (lima)
Pelayanan Spesialis Penunjang Medik, 12
(dua belas) Pelayanan Medik Spesialis Lain
dan 13 (tiga belas) Pelayanan Medik Sub
Spesialis.
31

RSU Kelas A
Pasal 6
2. Kriteria, fasilitas dan kemampuan Rumah
Sakit Umum Kelas A sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi Pelayanan
Medik Umum, Pelayanan Gawat Darurat,
Pelayanan Medik Spesialis Dasar, Pelayanan
Spesialis Penunjang Medik, Pelayanan Medik
Spesialis Lain, Pelayanan Medik Spesialis Gigi
Mulut, Pelayanan Medik Subspesialis,
Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan,
Pelayanan Penunjang Klinik, dan Pelayanan
Penunjang Non Klinik.
32

RSU kelas A
Pasal 6
3. Pelayanan Medik Umum terdiri dari Pelayanan
Medik Dasar, Pelayanan Medik Gigi Mulut dan
Pelayanan Kesehatan Ibu Anak /Keluarga
Berencana.
4. Pelayanan Gawat Darurat harus dapat
memberikan pelayanan gawat darurat 24 (dua
puluh empat) jam dan 7 (tujuh) hari seminggu
dengan kemampuan melakukan pemeriksaan
awal kasus-kasus gawat darurat, melakukan
resusitasi dan stabilisasi sesuai dengan
standar.
33

RSU kelas A
Pasal 6
5. Pelayanan Medik Spesialis Dasar terdiri dari
Pelayanan Penyakit Dalam, Kesehatan Anak,
Bedah, Obstetri dan Ginekologi.
6. Pelayanan Spesialis Penunjang Medik terdiri
dari Pelayanan Anestesiologi, Radiologi,
Rehabilitasi Medik, Patologi Klinik dan
Patologi Anatomi.

34

RSU kelas A
Pasal 6
7. Pelayanan Medik Spesialis Lain sekurangkurangnya terdiri dari Pelayanan Mata, Telinga
Hidung Tenggorokan, Syaraf, Jantung dan
Pembuluh Darah, Kulit dan Kelamin, Kedokteran
Jiwa, Paru, Orthopedi, Urologi, Bedah Syaraf,
Bedah Plastik dan Kedokteran Forensik.
8. Pelayanan Medik Spesialis Gigi Mulut terdiri
dari
Pelayanan
Bedah
Mulut,
Konservasi/Endodonsi, Periodonti, Orthodonti,
Prosthodonti, Pedodonsi dan Penyakit Mulut.
35

RSU kelas A
Pasal 6
9. Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan terdiri
dari pelayanan asuhan keperawatan dan asuhan
kebidanan.
10. Pelayanan Medik Subspesialis terdiri dari
Subspesialis Bedah, Penyakit Dalam, Kesehatan
Anak, Obstetri dan Ginekologi, Mata, Telinga
Hidung Tenggorokan, Syaraf, Jantung dan
Pembuluh Darah, Kulit dan Kelamin, Jiwa, Paru,
Orthopedi dan Gigi Mulut.
36

RSU kelas A
Pasal 6
11. Pelayanan Penunjang Klinik terdiri dari
Perawatan Intensif, Pelayanan Darah, Gizi,
Farmasi, Sterilisasi Instrumen dan Rekam Medik.
12. Pelayanan Penunjang Non Klinik terdiri dari
pelayanan Laundry/Linen, Jasa Boga/Dapur,
Teknik dan Pemeliharaan Fasilitas, Pengelolaan
Limbah, Gudang, Ambulance, Komunikasi,
Pemulasaraan Jenazah, Pemadam Kebakaran,
Pengelolaan Gas Medik dan Penampungan Air
Bersih.
37

RSU kelas B
Pasal 10
1. Rumah Sakit Umum Kelas B harus
mempunyai fasilitas dan kemampuan
pelayanan medik paling sedikit 4 (empat)
Pelayanan Medik Spesialis Dasar, 4 (empat)
Pelayanan Spesialis Penunjang Medik, 8
(delapan) Pelayanan Medik Spesialis
Lainnya dan 2 (dua) Pelayanan Medik
Subspesialis Dasar.
38

RSU kelas B
Pasal 10
2. Kriteria, fasilitas dan kemampuan Rumah Sakit
Umum Kelas B sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi Pelayanan Medik Umum,
Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Medik
Spesialis Dasar, Pelayanan Spesialis Penunjang
Medik, Pelayanan Medik Spesialis Lain,
Pelayanan Medik Spesialis Gigi Mulut, Pelayanan
Medik Subspesialis, Pelayanan Keperawatan dan
Kebidanan, Pelayanan Penunjang Klinik dan
Pelayanan Penunjang Non Klinik.
39

RSU kelas C
Pasal 14
1. Rumah Sakit Umum Kelas C harus
mempunyai fasilitas dan kemampuan
pelayanan medik paling sedikit 4 (empat)
Pelayanan Medik Spesialis Dasar dan 4
(empat) Pelayanan Spesialis Penunjang
Medik.

40

RSU kelas C
Pasal 14
2. Kriteria, fasilitas dan kemampuan Rumah Sakit Umum
Kelas C sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
Pelayanan Medik Umum, Pelayanan Gawat Darurat,
Pelayanan Medik Spesialis Dasar, Pelayanan Spesialis
Penunjang Medik, Pelayanan Medik Spesialis Gigi
Mulut, Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan,
Pelayanan Penunjang Klinik dan Pelayanan Penunjang
Non Klinik.
41

RSU kelas D
Pasal 18
1. Rumah Sakit Umum Kelas D harus mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling
sedikit 2 (dua) Pelayanan Medik Spesialis Dasar.
2. Kriteria, fasilitas dan kemampuan Rumah Sakit Umum
Kelas D sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
Pelayanan Medik Umum, Pelayanan Gawat Darurat,
Pelayanan Medik Spesialis Dasar, Pelayanan
Keperawatan dan Kebidanan, Pelayanan Penunjang
Klinik dan Pelayanan Penunjang Non Klinik.
42

Rumah Sakit
Khusus
Pasal 23
Jenis Rumah Sakit khusus antara lain
Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak, Jantung,
Kanker, Orthopedi, Paru, Jiwa, Kusta, Mata,
Ketergantungan Obat, Stroke, Penyakit
Infeksi, Bersalin, Gigi dan Mulut, Rehabilitasi
Medik, Telinga Hidung Tenggorokan, Bedah,
Ginjal, Kulit dan Kelamin.

43

Rumah Sakit
Khusus
Pasal 26
Klasifikasi dari unsur pelayanan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24
meliputi Pelayanan Medik Umum, Pelayanan
Gawat Darurat sesuai kekhususannya,
Pelayanan Medik Spesialis Dasar sesuai
kekhususan, Pelayanan Spesialis Penunjang
Medik, Pelayanan Medik Spesialis Lain,
Pelayanan Keperawatan, Pelayanan
Penunjang Klinik, Pelayanan Penunjang Non
Klinik.
44

RS Pendidikan
Penyelenggaraan rumah sakit sebagai RS
Pendidikan berkaitan dengan fungsi, tidak
lagi merupakan klasifikasi rumah sakit.
Rumah Sakit dapat ditetapkan menjadi
Rumah Sakit pendidikan setelah memenuhi
persyaratan dan standar rumah sakit
pendidikan

Tahapan Penetapan Kelas RS

1. Pengusulan

Usulan dari pemilik RS dilampiri profil, hasil self


assesment dan rekomendari dari Dinkes Provinsi

2. Visitasi
Tim Visitasi Depkes didampingi Dinkes setempat
melakukan penilaian sesuai dengan assesment yang
telah dikirim

3. Penilaian
Proses penetapan kelas sesuai hasil penilaian

4. Penetapan Kelas oleh Menkes

PENCABUTAN IZIN
habis masa berlakunya;
tidak lagi memenuhi persyaratan dan
standar;
terbukti melakukan pelanggaran terhadap
peraturan perundang-undangan; dan/atau
atas perintah pengadilan dalam rangka
penegakan hukum.

SANKSI
Sanksi Adminstrasi :
Rumah Sakit yang tidak memenuhi persyaratan
rumah sakit tidak diberikan izin mendirikan, dicabut
atau tidak diperpanjang izin operasional (Pasal 17
UURS)

Sanksi Pidana
Rumah Sakit tidak memiliki izin -> pidana penjara
paling lama 2 th & denda paling banyak Rp. 5 milyar

AKREDITASI
1. Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan
Rumah Sakit wajib dilakukan akreditasi
secara berkala menimal 3 (tiga) tahun sekali.
2. Akreditasi Rumah Sakit dilakukan oleh suatu
lembaga independen baik dari dalam maupun
dari luar negeri berdasarkan standar akreditasi
yang berlaku.
3. Lembaga independen ditetapkan oleh
Menteri.
UU 44/2009 UU Rumah Sakit

External Pressure
Ekonomi

Hukum

Politik

Tuntutan Masy.
Pesaing

Rumah Sakit
Internal Pressure

IPTEK

Peraturan-peraturan

Trend Issue Perumah Sakitan


Perubahan Manajemen Tradisional ke
Manajemen Transformational
Era desentralisasi mengharuskan pelaksanaan
Good Governance
RS sebagai industri yang padat modal, padat
karya dan padat teknologi multi profesi
Good Corporate Governance
Konsep opinion based treatment evidencebased treatment Good Clinical Governance

PEMERINTAHAN

BADAN USAHA

PENGELOLAAN
BIROKRATIS

1986

Kebijakan
Jasa medik
(Reward System)

1991

PENGELOLAAN
Entepreneur
& Visionary

1997-98

UU PNBP
Kebijakan
Swadana
(Autonomous
Entity)

1999-2000

2004

Kebijakan
RS Perjan
(Public Enterprise)

AFTA
20 03

RS yang :
Mandiri
Dari & oleh
masyarakat
Bermutu
Terjangkau
Efisien
Mampu
bersaing

BLU per
13 Jun 2005

KEMAJUAN & GLOBALISASI


GLOBALISASI

Franchising,
Strategic-alliances,
global network
KEMAJUAN
TEKNOLOGI &
MANAJEMEN

Kapasitas RS
tidak optimal

Kompetisi
Bisnis

Swasta Relatif
Lb. Siap

Low motivated
workers

Mutu RS
Relatif buruk

Indeks
Kompetitif
RENDAH
Cust. Satisfacion
rendah

PRINSIP DALAM LIBERALISASI KESEHATAN


Kebijaksanaan mengikuti azas dari WTO, AFTA
Kebijaksanaan berazas melindungi kepentingan
masyarakat Indonesia
Kebijakan liberalisasi bidang kesehatan
dilakukan secara bertahap, memperhatikan
tujuan nasional, tingkat kemajuan dan fleksibel
Kebijaksanaan disusun bersama berdasarkan
azas manfaat : alih teknologi, perluasan usaha
dan pertumbuhan ekonomi
Kebijakan sektor kesehatan disusun sesuai
dengan kepentingan nasional, dan kemampuan
domestik

SARANA YANG DIBUKA DALAM RANGKA PMA


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Rumah Sakit
Medical Cek Up
Laboratorium Klinik
Pelayanan Rehabilitasi Mental
Penyewaan Peralatan Medis
Jasa asistensi evakuasi dalam darurat
Jasa Manajemen Rumah Sakit
Jasa Maintenance (Test and Repair)

1. Persyaratan Rumah Sakit


a.
b.
c.
d.
e.

RS dengan pelayanan tersier (minimal 200 TT)


PMA harus berpatungan dengan Perusahaan NAsional
RS dipimpin oleh Direktur (seorang tenaga medis WNT)
Semua tenaga medid WNI
Lokasi pendirian RS harus sesuai analisa kebutuhan pelayanan
kesehatan dan studi kelayakan

f.

Perizinan RS PMA
1. Mengajukan permohonan ke Menkes
2. Penilaian studi kelayakan Depkes
3. Rekomendasi Depkes
4. Mengajukan permohonan ke BKPM, Depkes mengeluarkan Izin
sementara atau persetujuan BPM (Dinkes)
5. Mengajukan izin operasional ke Depkes (cq. Ditjen Yanmed)
6. Depkes mengeluarkan izin operasional
7. Mendapat perpanjangan izin harus sudah mengikuti program
akreditasi

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN TERHADAP


RUMAH SAKIT

PEMBINAAN DAN
PENGAWASAN
(BINWAS)

Tujuan pembinaan dan


pengawasan
Pelaksana pembinaan
dan pengawasan
Substansi pembinaan
dan pengawasan
Mekanisme pembinaan
dan pengawasan

57

Penerapan aturan yang berlaku


Peningkatan mutu pelayanan
Profesionalisme
Akuntabilitas kepada masyarakat
Transparansi pelayanan

58

Pengawasan dilakukan oleh Badan Pengawas


Rumah Sakit, Badan Pengawas Rumah Sakit
Daerah
Binwas dilaksanakan secara berkala dan
berjenjang
Pem. Pusat, Provinsi, Kab/Kota
Melibatkan organisasi profesi dan
perumahsakitan
Kordinasi dengan instansi terkait (Diknas, Naker,
Dagri dll)

59

Aspek perijinan
- Sarana kesehatan
- Tenaga kesehatan
- Peralatan
Pelaksanaan kegiatan pelayanan di
RS
HBL, SOP, Standar Profesi
Pencatatan dan Pelaporan
- RM
- Penggunaan SDM, Alat
60

61

Anda mungkin juga menyukai