Suatu kinerja dikatakan efektif bila dapat diselesaikan dalam waktu yang tepat
atau lebih cepat dari perkiraan target penyelesaian sedangkan suatu kinerja dapat
dikatakan efisien apabila terdapat unsur penghematan dalam biaya. Pada bab
sebelumnya kita sudah melihat proses bisnis perusahaan dan juga terdapat standar
kinerja perusahaan yang diukur untuk keberhasilan suatu proyek. Urutan dari
pengerjaan proyek lahan gambut dapat dilihat pada gambar 4.1.
68
69
dari bulan April 2009 hingga Juni 2009 didapati proses land clearing
membutuhkan waktu kurang lebih 1.000 jam dimana setiap jam untuk satu unit
excavator memerlukan bensin sebanyak 22 L dengan insentif Rp 100.000,-/Ha.
Perincian biaya land clearing dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Perincian Biaya Land Clearing
Land clearing
Rincian
Biaya bensin excavator
22.000
Liter x
6.000
Biaya kontrak
1.000
Jam x 150.000
Insentif operator
187,2
Ha x 100.000
Total biaya Land Clearing
/Liter
/Jam
/Ha
Total
Rp 132.000.000
Rp 150.000.000
Rp 18.720.000
Rp 300.720.000
Proses land clearing bisa dikatakan sudah efektif karena dari segi waktu
penyelesaian hanya membutuhkan waktu 3 bulan. Dari segi efisiensi, proses land
clearing belum dapat terlihat secara jelas pengaruhnya terhadap perusahaan karena
meskipun kegiatan land clearing sangat menguntungkan bagi perusahaan tetapi
dalam proses pembuangan sampah masih diperlukan evaluasi lebih lanjut.
2. Buang Sampah
Buang sampah adalah proses pembuangan tunggul dan sampah yang tidak
dibutuhkan pada lahan produksi. Terdapat 2 kali proses buang sampah dalam
keseluruhan proses pengolahan lahan gambut, pertama sesudah proses land
clearing, dan kedua sesudah proses cabut tunggul. Pada proses ini membutuhkan
excavator dan traktor. Perkiraan penggunaan total jam kerja excavator adalah
7.000 jam dimana setiap jam satu unit excavator membutuhkan bensin 22 L dan
perkiraan kinerja traktor adalah 4.500 trip dimana setiap trip-nya membutuhkan
bensin 2,5 L.
70
Buang sampah
Rincian
Biaya bensin excavator
154.000 Liter x
6.000
Biaya bensin traktor
11.250 Liter x
6.000
Biaya kontrak
7.000 Jam x 150.000
Insentif operator
7.000 Jam x
7.000
Insentif traktor
4.500 Trip x
7.500
Total biaya buang sampah
Total
/Liter Rp 924.000.000
/Liter Rp
67.500.000
/Jam Rp 1.050.000.000
/Jam Rp
49.000.000
/Trip Rp
33.750.000
Rp 2.124.250.000
Proses buang sampah kurang efektif dan efisien disebabkan kurangnya peralatan
berupa traktor sedangkan biaya penyediaan traktor cukup besar dan menyulitkan
perusahaan karena kondisi finansial perusahaan yang tidak memadai. Keuntungan
untuk proyek bisa habis hanya untuk pembelian traktor mengingat harga traktor
baru cukup mahal. Perusahaan mencoba mengatasi masalah ini dengan melakukan
perawatan dan pemantauan yang lebih ketat pada traktor. Selain itu, kinerja traktor
dibagi menjadi 2 shift, pagi dan malam. Traktor digunakan untuk membuang
sampah dari lahan sehingga dapat membantu agar proses cabut tunggul berjalan
efektif dan efisien.
3. Cabut Tunggul
Cabut tunggul adalah proses pembersihan lahan dari tunggul yang terdapat dalam
lahan produksi dengan kedalaman 1,5 meter dimana tahap ini membutuhkan waktu
11.664 jam dimana setiap jam untuk satu unit excavator memerlukan bensin
sebanyak 22 L. Insentif untuk tahap cabut tunggul sebesar Rp 900.000,-/Ha.
Perincian biaya cabut tunggul dapat dilihat pada Tabel 4.3.
71
Cabut tunggul
Rincian
Biaya bensin excavator 256.608 Liter x
6.000
Biaya kontrak
11.664
Jam x 150.000
Insentif operator
233,28
Ha x 900.000
Total biaya cabut tunggul
/Liter
/Jam
/Ha
Total
Rp 1.539.648.000
Rp 1.749.600.000
Rp 209.952.000
Rp 3.499.200.000
Proses cabut tunggul sudah cukup efektif karena target penyelesaian untuk cabut
tunggul adalah 5 jalur/bulan sedangkan perusahaan dapat menyelesaikan proses
tersebut lebih dari 8 jalur/bulan. Tetapi dalam hal efisiensi, proses cabut tunggul
masih kurang efisien karena belum adanya pengalaman dari pihak Perusahaan
sehingga dalam pengawasan di lapangan proses cabut tunggul harus menunggu
proses buang sampah terlebih dahulu. Bila proses buang sampah belum selesai
maka operator akan menunda pekerjaan. Selain itu sampah yang menumpuk sering
membuat proses cabut tunggul menjadi lambat. Dengan demikian terjadi
penambahan jam kerja cabut tunggul yang cukup tinggi.
4. Gali Parit Jalur
Gali parit jalur adalah proses penggalian parit sedalam 2 meter pada lahan
produksi dengan menggunakan excavator. Perkiraan waktu pengerjaan gali parit
jalur adalah 40 jam/jalur sedangkan setiap lahan memiliki 25 jalur dan terdapat
4 lahan sehingga total jam kerja yang dibutuhkan 4.000 jam.
Perincian biaya gali parit jalur dapat dilihat pada Tabel 4.4.
72
/Liter
/Jam
/Meter
Total
Rp 528.000.000
Rp 600.000.000
Rp
48.000.000
Rp 1.176.000.000
Proses gali parit jalur sudah cukup efektif karena lama kinerja gali parit sudah
sesuai dengan standar kinerja pada umumnya sedangkan dari segi kualitas perlu
peningkatan keahlian untuk mendapatkan hasil maksimal dan rapi. Dari segi
efisiensi proses gali parit jalur sudah sesuai dengan standar kinerja pada umumnya.
5. Meratakan Jalur
Meratakan jalur adalah proses penyelesaian sebelum lahan diserahkan ke bagian
produksi. Pekerjaan meratakan tanah menggunakan excavator dengan perkiraan
waktu 40 jam/jalur sehingga membutuhkan total jam kerja 4.000 jam.
Perincian biaya meratakan jalur dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Perincian Biaya Meratakan Jalur
Meratakan jalur
Rincian
Biaya bensin excavator
88.000 Liter x
6.000 /Liter
Biaya kontrak
4.000 Jam x 150.000 /Jam
Insentif operator
4.000
Jam x
7.000 /Jam
Total biaya meratakan jalur
Total
Rp 528.000.000
Rp 600.000.000
Rp
28.000.000
Rp 1.156.000.000
Proses meratakan jalur cukup efektif karena kinerja meratakan jalur sudah cukup
baik dan sesuai dengan standar kinerja pada umumnya. Dari segi efisiensi proses
meratakan jalur cukup sesuai dengan standar kinerja pada umumnya, sehingga
proses meratakan jalur tidak memberikan masalah yang berarti bagi perusahaan.
73
6. Memasang Jembatan
Memasang jembatan adalah proses setelah lahan gambut siap untuk diproduksi.
Jembatan dipasang pada pinggiran lahan mendekati stockpile. Lama waktu
membuat jembatan adalah 10 jam setiap lahan. Karena terdapat 4 lahan maka
dibutuhkan 40 jam.
Perincian biaya memasang jembatan dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Perincian Biaya Memasang Jembatan
Memasang jembatan
Rincian
Biaya bensin excavator
880
Liter x
6.000 /Liter
Biaya kontrak
40
Jam x
150.000 /Jam
Insentif operator
40
jam x
7.000 /Jam
Total biaya membuat jembatan
Total
Rp 5.280.000
Rp 6.000.000
Rp
280.000
Rp 11.560.000
Proses memasang jembatan dinilai cukup efektif karena Perusahaan sudah terbiasa
menangani pembuatan jembatan sehingga tidak ada masalah yang cukup berarti
dalam proses ini. Dari segi efisiensi proses memasang jembatan juga memiliki
kinerja yang baik karena operator sudah terbiasa dengan lapangan dan pekerjaan
memasang jembatan, sehingga tidak terdapat masalah yang cukup berarti bagi
Perusahaan untuk menyelesaikan proses membuat jembatan ini.
74
dan
75
Objective
Perusahaan
adalah
Menyelesaikan
proyek
untuk
Current Objective
Menyelesaikan proyek
Mendapatkan keuntungan
maksimal
Menciptakan relasi yang
baik dengan pelanggan
Problem
Komponen keberhasilan proyek?
Keuntungan maksimal dapat
mengurangi kualitas?
Bagaimana cara menciptakan
relasi yang baik?
Rekomendasi
Kualitas dan waktu
Keuntungan optimal
Meningkatkan
kepuasan pelanggan
Untuk mengatasi masalah tersebut maka penulis mulai membuat objektive ideal
yang terbaik untuk Perusahaan yang biasa disebut objectives to be. Idealnya proyek
diselesaikan dengan kualitas dan waktu yang baik, sehingga terdapat 2 komponen
dalam menyelesaikan proyek yaitu kualitas dan waktu. Dalam hal mencapai
keuntungan maksimal perusahaan pada current objective bisa saja mengakibatkan
kualitas yang kurang baik dan tingkat kepuasan pelanggan yang berkurang. Oleh
76
sebab itu maka keuntungan yang baik untuk dicapai adalah keuntungan optimal
dimana didalamnya dapat meningkatkan kepuasan pelanggan.
Tabel 4.8 Pemicu Kualitas dan Waktu serta Hasil
Trigger
Kualitas dan waktu
Result
Keuntungan optimal dan tingkat kepuasan pelanggan meningkat
CurrentObjective
Menyelesaikanproyek
Mendapatkankeuntunganmaksimal
Menciptakanrelasiyangbaikdengan
pelanggan
Objectivetobe
Menyelesaikanproyekdengankualitasyangbaik
Menyelesaikanproyektepatpadawaktunya
Mendapatkankeuntunganoptimal
Meningkatkantingkatkepuasanpelanggan
77
Untuk
memastikan
tercapainya
objectives
to
be,
maka
penulis
78
4.4.1. Strategy to be
Membangun sistem
standarisasi dan
pengendalian
pengawasan mutu
Mengevaluasi kualitas
hasil kerja proyek
sesuai tolok ukur
Gambar 4.3 Strategy To Be dari Menyelesaikan Proyek Sesuai dengan Standar Kualitas yang
Telah Ditentukan
Sumber: Diskusi Manajemen CV. Jawara Kasih Sejati
2. Menyelesaikan proyek dengan waktu lebih cepat 25 hari kerja dari jadwal yang
sudah ditentukan dalam kontrak
a. Membuat kerangka kerja dalam menyelesaikan proyek
b. Melakukan monitoring dalam pengerjaan proyek agar sesuai dengan kerangka
kerja
c. Mengevaluasi hasil kerja proyek sesuai dengan tingkat pencapaian waktu
79
Menyelesaikan proyek dengan waktu lebih cepat 25 hari kerja dari jadwal yang sudah
ditentukan dalam kontrak
Membuat kerangka
kerja dalam
menyelesaikan proyek
Melakukan monitoring
dalam pengerjaan
proyek
Mengevaluasi hasil
kerja proyek sesuai
dengan tingkat
pencapaian waktu
Gambar 4.4 Strategy To Be dari Menyelesaikan Proyek dengan Waktu Lebih Cepat dari 25 Hari
Kerja dari Jadwal yang Sudah Ditentukan dalam Kontrak
Sumber: Diskusi Manajemen CV. Jawara Kasih Sejati
3. Mendapatkan laba bersih atas proyek sebesar Rp 2.000.000.000,a. Mengoptimalkan Net Income melalui peningkatan pendapatan dan penurunan
biaya
b. Mengelola keuangan secara efektif dan efisien
c. Menggunakan peralatan secara efektif dan efisien
d. Menyediakan mesin yang produktif agar proyek selesai tepat waktu
e. Mengevaluasi penggunaan sumber daya agar bekerja dengan efektif dan efisien
f. Mengelola inventory secara efektif dan efisien
Gambar 4.5 Strategy To Be dari Mendapatkan Laba Bersih Atas Proyek Sebesar
Rp 2.000.000.000,Sumber: Diskusi Manajemen CV. Jawara Kasih Sejati
80
Gambar 4.6 Strategy To Be dari Mendapatkan Referensi Kontrak dan Kerjasama yang
Berkelanjutan dengan Pihak Pelanggan
Sumber: Diskusi Manajemen CV. Jawara Kasih Sejati
81
82
Analisis: dengan memilih sumber daya secara efektif dan efisien agar bekerja
sesuai dengan standar kerja saja tidak cukup mendukung pencapaian kondisi
tersebut karena tidak adanya tolok ukur standar dan bila hanya sumber daya yang
bekerja sesuai dengan keahlian yang sudah dipilih bagaimana dengan sumber daya
tertentu yang kurang memiliki keahlian? Bagaimana Perusahaan dapat
meningkatkan kualitas sumber daya bila hanya mengandalkan keahlian dari
sumber daya yang ada tanpa adanya pelatihan? Bukankah dengan mengerti
langkah pengerjaan proyek dengan jelas saja tidak dapat memastikan hasil
pengerjaan proyek maksimal? Oleh karena itu penulis merekomendasikan butuh
sebuah standar kualitas berupa SOP (Standard Operational Procedure). Oleh
karena itu perlu adanya pembuatan SOP yang kemudian diterapkan pada proyek
dan seluruh pegawai proyek wajib mengetahui dan mempelajari SOP tersebut,
setelah dipelajari dan diterapkan maka perlu adanya pengawasan pada pengerjaan
proyek agar mendapatkan hasil maksimal selain itu dilakukan evaluasi hasil
kinerja proyek apakah sudah sesuai dengan SOP dan membandingkan kinerja
apakah sudah sesuai dengan tolok ukur keberhasilan proyek dengan tujuan
pembelajaran serta mengecek bagaimana cara melakukan proyek yang sudah
terstandarisasi tersebut dengan cara yang terbaik dan hasil yang semaksimal
mungkin kemudian didemonstrasikan oleh Operator yang memiliki performa
kinerja kualitas terbaik.
83
sebagai
berikut:
a. Membangun sistem standarisasi dan pengendalian pengawasan mutu
b. Menerapkan langkah-langkah yang sudah terstandarisasi dalam pengerjan
proyek
c. Mengawasi sumber daya agar bekerja dengan efektif dan efisien
d. Mengevaluasi kualitas hasil kerja proyek sesuai dengan tolok ukur yang sudah
ditentukan
Tabel 4.10 Current Strategy dan Strategy To Be Kondisi 1
1
1
Current Strategy
Memilih sumber daya secara
efektif dan efisien agar bekerja
sesuai dengan standar kerja
Strategy To Be
1. Membangun sistem standarisasi dan
pengendalian pengawasan mutu
Action Plan:
a. Membuat SOP untuk setiap
aktivitas kegiatan pengerjaan
proyek
b. Membuat tolok ukur keberhasilan
dalam pengerjaan proyek sesuai
dengan standar kerja
2. Menerapkan langkah-langkah yang
sudah terstandarisasi dalam pengerjan
proyek
Action Plan:
a. Mempelajari langkah-langkah yang
sudah terstandarisasi dalam
pengerjaan proyek
b. Mengerjakan proyek sesuai dengan
SOP
c. Membuat pelatihan karyawan
secara internal dan eksternal
3. Mengawasi sumber daya agar bekerja
dengan efektif dan efisien
Action Plan:
Memantau kinerja karyawan agar
sesuai dengan SOP dan seluruh tolok
ukur keberhasilan yang ada
84
Current Strategy
Strategy To Be
4. Mengevaluasi kualitas hasil kerja
proyek sesuai dengan tolok ukur yang
sudah ditentukan
Action Plan:
a. Membandingkan kualitas hasil
kerja dengan SOP
b. Membandingkan kualitas hasil
kerja dengan tolok ukur
keberhasilan dalam pengerjaan
proyek
c. Melakukan pelatihan melalui
demonstrasi dari karyawan yang
memiliki performa kualitas baik
Kesimpulan: Untuk mencapai kualitas yang baik perlu adanya sistem standarisasi
dan pengendalian pengawasan mutu, caranya adalah dengan membuat SOP dan
tolok ukur keberhasilan SOP yang baik serta untuk memastikan kualitas hasil yang
maksimal diadakan pengawasan dan evaluasi hasil kerja proyek.
2. Kondisi kedua:
Menyelesaikan proyek dengan waktu lebih cepat 30 hari kerja dari jadwal
yang sudah ditentukan dalam kontrak.
Sebenarnya perusahaan sudah memiliki Current Strategy untuk mencapai kondisi
ini yaitu:
Mengawasi sumber daya agar bekerja dengan efektif dan efisien.
Analisis: hal ini merupakan upaya untuk mencapai kinerja proyek selesai dengan
tepat waktu karena lebih cepat apabila sumber daya bekerja sesuai dengan
kemampuan dan keahlian. Tetapi tidak cukup hanya dengan mengawasi sumber
daya dapat mendapatkan hasil maksimal perlu juga dibuat rencana berupa
85
kerangka kerja untuk dijadikan panduan sama halnya pengawasan tetap penting
dalam pengerjaan proyek setelah proyek dikerjakan perlu diadakan evaluasi hasil
kerja proyek sesuai dengan tingkat pencapaian waktu.
Untuk mencapai kondisi kedua tersebut diperlukan strategy to be sebagai berikut:
a. Membuat kerangka kerja dalam menyelesaikan proyek
b. Melakukan monitoring dalam pengerjaan proyek agar sesuai dengan kerangka
kerja
c. Mengevaluasi hasil kerja proyek sesuai dengan tingkat pencapaian waktu
Tabel 4.11 Current Strategy dan Strategy To Be Kondisi 2
2
1
Current Strategy
Mengawasi sumber daya agar
bekerja dengan efektif dan
efisien
Strategy To Be
1. Membuat kerangka kerja dalam
menyelesaikan proyek
Action Plan:
a. Membuat rencana dan langkahlangkah pengerjaan proyek
b. Membuat time frame dan tolok
ukur keberhasilan penyelesaian
proyek
2. Melakukan monitoring dalam
pengerjaan proyek agar sesuai dengan
kerangka kerja
Action Plan:
Mengawasi kinerja karyawan pada
setiap tahapan pengerjaan proyek agar
selesai tepat pada waktunya
86
Current Strategy
Strategy To Be
3. Mengevaluasi hasil kerja proyek
sesuai dengan tingkat pencapaian
waktu
Action Plan:
a. Membandingkan kecepatan hasil
pengerjaan dengan tolok ukur
keberhasilan dalam pengerjaan
proyek
b. Melakukan tindakan perbaikan
yang diperlukan pada kinerja bila
ada hasil yang tidak sesuai dengan
rencana
c. Mengadakan pelatihan melalui
demonstrasi dari karyawan yang
memiliki performa kinerja cepat
Kesimpulan: Untuk mencapai target penyelesaian proyek lebih cepat 30 hari kerja
dari jadwal yang sudah ditentukan dalam kontrak perlu adanya kerangka kerja,
monitoring pengerjaan proyek agar sesuai dengan kerangka tersebut, dan evaluasi
apakah hasil kerja sudah sesuai dengan kerangka yang sudah ditentukan tersebut..
3. Kondisi ketiga:
Mendapatkan laba bersih atas proyek sebesar Rp 2.000.000.000,Sebenarnya perusahaan sudah memiliki Current Strategy untuk mencapai kondisi
ini yaitu:
a. Maksimalisasi Net Income, membangun sistem manajemen strategis dan
meningkatkan efisiensi finansial
b. Membangun sistem manajemen strategis
c. Meningkatkan efisiensi finansial
87
Analisis: maksimalisasi net income dengan mengerjakan proyek secara efektif dan
cepat dan mengurangi pembelian asset. Bila maksimalisasi income adalah strategi
yang digunakan maka mengerjakan proyek secara efektif dan cepat adalah suatu
cara meningkatkan pendapatan dengan meningkatkan kinerja proyek tetapi jangan
sampai action plan yang digunakan untuk mendapatkan income maksimal itu
mengabaikan kualitas dari proyek itu sendiri oleh karena itu kata maksimalisasi
kurang cocok diganti menjadi mengoptimalkan net income. Sedangkan dengan
mengurangi pembelian asset mungkin akan meningkatkan pendapatan karena
pengeluaran berkurang tetapi bila asset dibutuhkan maka action plan ini kurang
relevan oleh karena itu untuk mengoptimalkan pendapatan action plan yang cocok
adalah dengan mengurangi biaya operasional dalam pengerjaan proyek
Membangun sistem manajemen strategis yang berfokus untuk keuangan sangatlah
tidak cocok bisa saja semua hasil lebih difokuskan untuk keuntungan tanpa
mempedulikan kualitas dari hasil pengerjaan proyek tersebut. Sedangkan untuk
pembuatan sistem laporan hasil kinerja setiap hari sangat diperlukan untuk
mengetahui sejauh mana proyek berjalan.
Meningkatkan efisiensi finansial dengan membuat standar laporan finansial
memang dibutuhkan, mengurangi pembelian dan memperbaiki peralatan yang
rusak merupakan strategi penghematan biaya pada proses bisnis yang berhubungan
dengan penyelesaian proyek tepat waktu sehingga lebih baik dipindahkan pada
objektif penyelesaian proyek tepat waktu. Karena bila alat rusak maka dapat
mempengaruhi jam kerja yang akan berdampak pada hasil kinerja proyek.
Melakukan penyediaan untuk barang-barang agar bisa digunakan bila dibutuhkan
88
oleh pihak mekanik maupun pihak operator hal ini memang penting tetapi
seharusnya sudah ada pada list stock gudang yang perlu dipersiapkan sesuai
dengan SOP yang telah dibuat, membuat prioritas memperbaiki peralatan hal ini
memang penting tentu perlu diusahakan secepat mungkin semua peralatan dapat
bekerja dalam hal ini perlu adanya standarisasi SOP pada perbaikan alat berat,
maintenance sesuai check list sudah harus ada pada SOP, mengurangi breakdown
dengan perawatan berkala juga sudah ada pada SOP Stoker.
Untuk mencapai kondisi ketiga tersebut diperlukan strategy to be sebagai berikut:
a. Mengoptimalkan Net Income melalui peningkatan pendapatan & penurunan
biaya
b. Menggunakan peralatan secara efektif dan efisien
c. Menyediakan mesin yang produktif
d. Mengevaluasi penggunaan sumber daya agar bekerja dengan efektif dan efisien
e. Mengelola keuangan secara efektif dan efisiensi
89
3
1
Current Strategy
Maksimalisasi Net Income,
membangun sistem manajemen
strategis dan meningkatkan
efisiensi finansial
Strategy To Be
1. Mengoptimalkan Net Income melalui
peningkatan pendapatan & penurunan
biaya
Action Plan:
a. Meningkatkan pendapatan
perusahaan melalui peningkatan
kinerja proyek
b. Mengurangi biaya operasional
dalam pengerjaan proyek
c. Melakukan efisiensi dalam
pengeluaran uang
1. Menggunakan peralatan secara efektif
dan efisien
Action Plan:
a. Bekerja maksimal ketika alat berat
dihidupkan
b. Tidak bekerja melebihi kapasitas
hourmeter alat berat
2. Menyediakan mesin yang produktif
Action Plan:
a. Mengurangi lama downtime dari
kerusakan dengan melakukan
maintenance secara berkala
b. Memperbaiki kerusakan peralatan
secepatnya
c. Membuat SOP dalam melakukan
maintenance
d. Melakukan maintenance secara
reguler sesuai SOP pada seluruh
peralatan berat yang digunakan
dalam proyek
e. Mengidentifikasi kerusakan dan
melakukan tindakan preventif
sebelum terjadi kerusakan yang
lebih besar pada alat berat di
lapangan
90
Current Strategy
Strategy To Be
3. Mengevaluasi penggunaan sumber
daya agar bekerja dengan efektif dan
efisien
Action Plan:
a. Mengawasi dan mengevaluasi
kinerja dari sumber daya agar
bekerja sesuai dengan kemampuan
dan keahlian
b. Mengevaluasi kinerja maintenance
c. Mengevaluasi kinerja inventory
d. Mengevaluasi kinerja keuangan
4. Mengelola inventory secara efektif
dan efisien
Action Plan:
a. Memenuhi kebutuhan
perlengkapan/peralatan untuk
proyek
b. Membuat sistem untuk pemesanan
ulang berupa stock card
c. Menganalisa kebutuhan peralatan
dari alat berat yang diperlukan
nanti
1. Mengelola keuangan secara efektif
dan efisiensi
Action Plan:
a. Menjaga tingkat pendapatan yang
lebih tinggi dibandingkan dengan
tingkat biaya operasional selama
proyek berjalan setiap bulannya
b. Mengelola kebutuhan keuangan
secara tepat waktu
c. Membuat dan mengusahakan
proyeksi keuangan tidak berbeda
jauh dengan kenyataan
91
92
4
1
CurrentStrategy
Mengoptimalkan kepuasan
pelanggan
StrategyToBe
93
2.
3.
94
4.
5.
6.
7.
95
9.
96
11. Mengevaluasi penggunaan sumber daya agar bekerja dengan efektif dan efisien
Action plan:
a. Mengawasi dan mengevaluasi kinerja dari sumber daya agar bekerja sesuai
dengan kemampuan dan keahlian
b. Mengevaluasi kinerja maintenance
c. Mengevaluasi kinerja inventory
d. Mengevaluasi kinerja keuangan
e. Membuat pelatihan secara internal dan eksternal
12. Mengelola keuangan secara efektif dan efisiensi
Action plan:
a. Menjaga tingkat pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat
biaya operasional selama proyek berjalan setiap bulannya
b. Mengelola kebutuhan keuangan secara tepat waktu
c. Membuat dan mengusahakan proyeksi keuangan tidak berbeda jauh dengan
kenyataan
13. Mengelola inventory secara efektif dan efisien
Action Plan:
a. Memenuhi kebutuhan perlengkapan/peralatan untuk proyek
b. Membuat sistem untuk pemesanan ulang berupa stock card
c. Menganalisa kebutuhan peralatan dari alat berat yang diperlukan nanti
14. Mengoptimalkan kepuasan pelanggan
Action plan:
a. Memberikan kualitas atau hasil pengerjaan yang terbaik untuk pelanggan
97
b. Memastikan penyelesaian proyek sesuai dengan time frame atau lebih cepat
c. Memberikan laporan time frame kepada pelanggan sejauh mana penyelesaian
proyek
15. Menerapkan mekanisme umpan balik berupa kritik dan saran dari pelanggan
Action plan:
Memberikan kuesioner untuk mengevaluasi kinerja perusahaan dari sisi
pelanggan
4.5
Strategy Map
98
Mengoptimalkan
pendapatan
Financial
Mendapatkan referensi,
kerjasama yang
berkelanjutan, dan
kepuasan pelanggan
Customer
Menyelesaikan proyek
sesuai dengan standar
kualitas yang sudah
ditentukan
Menyelesaikan proyek
dengan waktu 30 hari
lebih cepat dari jadwal
yang sudah ditentukan
Internal
Process
Business
Meningkatkan
kemampuan dan keahlian
sumber daya manusia
yang dimiliki perusahaan
Learning &
Growth
99
Mendukung perusahaan
mencapai tingkat
pertumbuhan pendapatan
Financial
Mendapatkan tingkat
kepuasan dan feedback yang
baik dari pelanggan
Customer
Menyelesaikan proyek
dengan waktu 30 hari lebih
cepat dari jadwal yang sudah
ditentukan
Internal
Process
Business
Meningkatkan hasil
kinerja proyek melalui
pembelajaran dan
pelatihan
Learning &
Growth
100
Financial
Menghasilkan pengerjaan
proyek yang berkualitas baik
bagi pelanggan
Customer
Internal
Process
Business
Learning &
Growth
101
Mendukung perusahaan
mencapai tingkat
pertumbuhan pendapatan
Financial
Menyelesaikan proyek
dengan kualitas sesuai
dengan standar yang sudah
ditentukan
Customer
Internal
Process
Business
Mengoptimalkan kemampuan
dan keahlian Operator
Learning &
Growth
102
Mendukung perusahaan
mencapai tingkat
pertumbuhan pendapatan
Financial
Customer
Internal
Process
Business
Learning &
Growth
103
104
Mendukung perusahaan
mencapai tingkat
pertumbuhan pendapatan
Financial
Customer
Membuat sistem
inventory dalam hal stok
gudang dengan stock card
Internal
Process
Business
Mengoptimalkan
penggunaan stok gudang
untuk dapat selalu
memenuhi kebutuhan
proyek
Learning &
Growth
105
Mendukung perusahaan
mencapai tingkat
pertumbuhan pendapatan
Financial
Memenuhi kebutuhan
keuangan proyek untuk
kepentingan perusahaan
Customer
Internal
Process
Business
Mengoptimalkan
kesesuaian proyeksi
keuangan dengan jumlah
kebutuhan dan ketepatan
waktu
Learning &
Growth
106
Detail dari Strategy Map dimana termasuk objektif, strategi, action plan, dan
performance measure sebagai hasil diskusi penulis dengan pihak perusahaan akan
dijelaskan pada Tabel 4.10 sampai Tabel 4.17 berikut.
Tabel 4.14 Strategy Map untuk Direktur
Perspektif
Financial
Customer
Internal
Business
Process
Learning
And
Growth
Objective
Mengoptimalkan
pendapatan
Strategy
Action Plan
Mengoptimalkan
Net Income
melalui
peningkatan
pendapatan &
penurunan biaya
Meningkatkan pendapatan
perusahaan melalui
peningkatan kinerja
proyek
Mengurangi biaya
operasional dalam
pengerjaan proyek
Memberikan kualitas atau
hasil pengerjaan yang
terbaik untuk pelanggan
Mendapatkan
referensi,
kerjasama yang
berkelanjutan, dan
kepuasan
pelanggan
Mengoptimalkan
kepuasan
pelanggan
Menyelesaikan
proyek sesuai
dengan standar
kualitas yang
sudah ditentukan
Membangun
sistem
standarisasi dan
pengendalian
pengawasan
mutu
Membuat
kerangka kerja
dalam
menyelesaikan
proyek
Menyelesaikan
proyek dengan
waktu 30 hari
lebih cepat dari
jadwal yang
sudah ditentukan
Meningkatkan
kemampuan dan
keahlian sumber
daya manusia
yang dimiliki
perusahaan
Mengevaluasi
kualitas hasil
kerja proyek
sesuai tolok ukur
Mengevaluasi
hasil kerja
proyek sesuai
dengan tingkat
pencapaian
waktu
Sumber: Diskusi Manajemen CV. Jawara Kasih Sejati
Memastikan penyelesaian
proyek sesuai dengan time
frame atau lebih cepat
Membuat Standar
Operasional Prosedur
untuk setiap aktivitas
pengerjaan proyek
Performance
Measurement
Net income
ROI
Operating profit
Kuesioner
tingkat
kepuasan
pelanggan
Waktu
menyelesaikan
proyek
Pencapaian
target
standarisasi
Pengerjaan tepat
waktu sesuai
time frame
Membandingkan kualitas
hasil kerja dengan SOP
Evaluasi
kerapian dengan
langkah
pengerjaan
proyek
Evaluasi waktu
penyelesaian
proyek
Membandingkan
kecepatan hasil pengerjaan
dengan tolok ukur
keberhasilan dalam
pengerjaan proyek
107
Objective
Financial
Mendukung
perusahaan
mencapai tingkat
pertumbuhan
pendapatan
Customer
Mendapatkan
tingkat kepuasan
dan feedback yang
baik dari
pelanggan
Internal
Business
Process
Menyelesaikan
proyek sesuai
dengan standar
kualitas yang
sudah ditentukan
Menyelesaikan
proyek dengan
waktu 30 hari
lebih cepat dari
jadwal yang sudah
ditentukan
Strategy
Mengoptimalkan
Net Income
melalui
peningkatan
pendapatan &
penurunan biaya
Mengoptimalkan
kepuasan
pelanggan
Menerapkan
mekanisme
umpan balik
berupa kritik dan
saran dari
pelanggan
Membangun
sistem
standarisasi dan
pengendalian
pengawasan
mutu
Menerapkan
langkah-langkah
yang sudah
terstandarisasi
dalam pengerjan
proyek
Membuat
kerangka kerja
dalam
menyelesaikan
proyek
Action Plan
Mengurangi biaya
operasional dalam
pengerjaan proyek
Membuat Standar
Operasional Prosedur
untuk setiap aktivitas
pengerjaan proyek
Membuat tolok ukur
keberhasilan dalam
pengerjaan proyek sesuai
dengan standar kerja
Mempelajari langkahlangkah standarisasi dalam
pengerjaan proyek
Performance
Measurement
Operating profit
Kuesioner
tingkat
kepuasan
pelanggan
Waktu
menyelesaikan
proyek
Jumlah laporan
rutin untuk
pelanggan
Feed back
kuesioner
pelanggan
Pencapaian
target
standarisasi
Kuesioner
kepuasan
pelanggan dan
kerapian proyek
Karyawan yang
mengetahui
SOP dalam
operasi
Perbandingan
antara target
proyek dan
waktu dengan
mapping
Pengerjaan tepat
waktu sesuai
time frame
108
Perspektif
Learning
And
Growth
Objective
Strategy
Meningkatkan
hasil kinerja
proyek melalui
pembelajaran dan
pelatihan
Mengevaluasi
kualitas hasil
kerja proyek
sesuai tolok ukur
Mengevaluasi
hasil kerja
proyek sesuai
dengan tingkat
pencapaian
waktu
Mengevaluasi
penggunaan
sumber daya
agar bekerja
dengan efektif
dan efisien
Sumber: Diskusi Manajemen CV. Jawara Kasih Sejati
Membandingkan kualitas
hasil kerja dengan tolok
ukur keberhasilan dalam
pengerjaan proyek
Melakukan pelatihan
melalui demonstrasi dari
karyawan yang memiliki
performa kualitas baik
Membandingkan
kecepatan hasil pengerjaan
dengan tolok ukur
keberhasilan dalam
pengerjaan proyek
Mengadakan pelatihan
melalui demonstrasi dari
karyawan yang memiliki
performa kinerja cepat
Performance
Measurement
Evaluasi
kerapian dengan
langkah
pengerjaan
proyek
Evaluasi tingkat
kerapian
pengerjaan
proyek
Jumlah
pelatihan
kualitas yang
diadakan
Evaluasi
kecepatan dan
target
pengerjaan
proyek
Jumlah
pelatihan kinerja
kecepatan yang
diadakan
Mengawasi dan
mengevaluasi kinerja dari
sumber daya agar bekerja
sesuai dengan kemampuan
dan keahlian
Evaluasi
kecepatan dan
kinerja
penyelesaian
proyek
Action Plan
Membandingkan kualitas
hasil kerja dengan SOP
Objective
Financial
Melakukan
efisiensi biaya
opersional
Customer
Menghasilkan
pengerjaan proyek
yang berkualitas
baik bagi
pelanggan
Strategy
Mengoptimalkan
Net Income
melalui
peningkatan
pendapatan &
penurunan biaya
Mengoptimalkan
kepuasan
pelanggan
Action Plan
Mengurangi biaya
operasional dalam
pengerjaan proyek
Performance
Measurement
Operating
expenses
Kuesioner
tingkat
kepuasan
pelanggan
Waktu
menyelesaikan
proyek
109
Perspektif
Internal
Business
Process
Learning
And
Growth
Objective
Strategy
Action Plan
Mengawasi dan
memastikan
kualitas dan waktu
penyelesaian
kinerja proyek
yang baik
Mengawasi
sumber daya
agar bekerja
dengan efektif
dan efisien
Melakukan
monitoring
dalam
pengerjaan
proyek agar
sesuai dengan
kerangka kerja
Mengevaluasi
kualitas hasil
kerja proyek
sesuai tolok ukur
Memantau kinerja
karyawan agar sesuai
dengan SOP dan seluruh
tolok ukur keberhasilan
yang ada
Mengawasi kinerja
karyawan pada setiap
tahapan pengerjaan proyek
agar selesai tepat pada
waktunya
Meningkatkan
hasil kinerja
proyek
Mengevaluasi
hasil kerja
proyek sesuai
dengan tingkat
pencapaian
waktu
Mengevaluasi
penggunaan
sumber daya
agar bekerja
dengan efektif
dan efisien
Membandingkan kualitas
hasil kerja dengan SOP
Membandingkan kualitas
hasil kerja dengan tolok
ukur keberhasilan dalam
pengerjaan proyek
Melakukan pelatihan
melalui demonstrasi dari
karyawan yang memiliki
performa kualitas baik
Membandingkan
kecepatan hasil pengerjaan
dengan tolok ukur
keberhasilan dalam
pengerjaan proyek
Melakukan tindakan
perbaikan yang diperlukan
pada kinerja bila ada hasil
yang tidak sesuai dengan
rencana
Mengadakan pelatihan
melalui demonstrasi dari
karyawan yang memiliki
performa kinerja cepat
Mengikuti pelatihan secara
internal dan eksternal
Mengawasi dan
mengevaluasi kinerja dari
sumber daya agar bekerja
sesuai dengan kemampuan
dan keahlian
Sumber: Diskusi Manajemen CV. Jawara Kasih Sejati
Performance
Measurement
Laporan kualitas
kinerja proyek
Laporan Time
Frame
Evaluasi
kerapian dengan
langkah
pengerjaan
proyek
Evaluasi tingkat
kerapian
pengerjaan
proyek
Jumlah
pelatihan kinerja
kualitas yang
diadakan
Evaluasi
kecepatan dan
target
pengerjaan
proyek
Pengaruh solusi
terhadap time
frame
Jumlah
pelatihan kinerja
kecepatan yang
diadakan
Jumlah
karyawan yang
mengikuti
pelatihan
Evaluasi kinerja
Operator
110
Customer
Internal
Business
Process
Learning
And
Growth
Objective
Mendukung
perusahaan
mencapai tingkat
pertumbuhan
pendapatan
Menyelesaikan
proyek dengan
kualitas sesuai
dengan standar
yang sudah
ditentukan
Mengerjakan
proyek sesuai
dengan standar
operasi
Mengoptimalkan
kemampuan dan
keahlian Operator
Strategy
Action Plan
Menggunakan
peralatan secara
efektif dan
efisien
Mengoptimalkan
kepuasan
pelanggan
Menerapkan
langkah-langkah
yang sudah
terstandarisasi
dalam pengerjan
proyek
Menggunakan
peralatan secara
efektif dan
efisien
Meningkatkan
pengetahuan dan
keahlian sumber
daya
Performance
Measurement
Revenue
Laporan over
hourmeter
Kuesioner
tingkat
kepuasan
pelanggan
Mengerjakan proyek
sesuai dengan SOP
Pelaporan
kinerja sesuai
SOP
Perbandingan
pencapaian
target dengan
hourmeter
Over hourmeter
Menerapkan
Membuat pelatihan secara
langkah-langkah internal dan eksternal
yang sudah
terstandarisasi
dalam pengerjan
proyek
Sumber: Diskusi Manajemen CV. Jawara Kasih Sejati
Jumlah
pelatihan kinerja
yang dibuat
Jumlah
karyawan yang
mengikuti
pelatihan kinerja
Jumlah
pelatihan SOP
111
Objective
Financial
Mendukung
perusahaan
mencapai tingkat
pertumbuhan
pendapatan
Customer
Menyediakan
mesin yang
produktif agar
tercipta efisiensi
kerja
Memperbaiki alat
berat sesuai
dengan standar
yang ditentukan
dengan cepat
Internal
Business
Process
Strategy
Mengoptimalkan
Net Income
melalui
peningkatan
pendapatan &
penurunan biaya
Menyediakan
mesin yang
produktif
Menyediakan
mesin yang
produktif
Action Plan
Mencegah kerugian yang
lebih besar dengan
melakukan maintenance
Mengurangi lama
downtime dari kerusakan
dengan melakukan
maintenance secara
berkala
Membuat SOP dalam
melakukan maintenance
Memperbaiki kerusakan
peralatan secepatnya
Learning
And
Growth
Mempelajari
Mengevaluasi
akibat terjadinya
penggunaan
kerusakan dan cara sumber daya
mengurangi
agar bekerja
kerusakan yang
dengan efektif
sudah terjadi
dan efisien
Sumber: Diskusi Manajemen CV. Jawara Kasih Sejati
Performance
Measurement
Other expense
Lama
penanganan
downtime
Perbandingan
kinerja dan lama
downtime
Karyawan
mengetahui
SOP
maintenance
Karyawan
melakukan
maintenance
sesuai prosedur
Lama
penanganan
downtime
Jumlah
pelatihan yang
diadakan
Evaluasi laporan
jumlah dan lama
downtime
112
Objective
Strategy
Financial
Mendukung
perusahaan
mencapai tingkat
pertumbuhan
pendapatan
Customer
Menyediakan
mesin yang
produktif
Internal
Business
Process
Menciptakan
mekanisme untuk
dapat mengurangi
tingkat kerusakan
alat berat dengan
waktu yang
singkat
Menyediakan
mesin yang
produktif
Mengoptimalkan
kemampuan dan
keahlian Stoker
dalam melakukan
maintenance dan
perbaikan
Mengevaluasi
penggunaan
sumber daya
agar bekerja
dengan efektif
dan efisien
Learning
And
Growth
Mengoptimalkan
Net Income
melalui
peningkatan
pendapatan &
penurunan biaya
Menyediakan
mesin yang
produktif
Action Plan
Mencegah kerugian yang
lebih besar dengan
melakukan maintenance
Mengurangi lama
downtime dari kerusakan
dengan melakukan
maintenance secara
berkala
Melakukan maintenance
secara reguler sesuai SOP
pada seluruh peralatan
berat yang digunakan
dalam proyek
Mengidentifikasi
kerusakan dan melakukan
tindakan preventif sebelum
terjadi kerusakan yang
lebih besar pada alat berat
di lapangan
Mengikuti pelatihan secara
internal dan eksternal
Memantau dan
mengevaluasi proyek yang
sedang berjalan
Performance
Measurement
Other expense
Lama
penanganan
downtime
Laporan check
list maintenance
Pengaruh
tindakan
prefentif yang
dilakukan
Tindakan
preventif yang
dilakukan
Jumlah
karyawan yang
mengikuti
pelatihan
Evaluasi kinerja
jumlah dan lama
penanganan
downtime
113
Objective
Financial
Mendukung
perusahaan
mencapai tingkat
pertumbuhan
pendapatan
Customer
Selalu mencukupi
kebutuhan
perlengkapan atau
peralatan untuk
proyek
Membuat sistem
inventory dalam
hal stok gudang
dengan stock card
Internal
Business
Process
Learning
And
Growth
Mengoptimalkan
penggunaan stok
gudang untuk
dapat selalu
memenuhi
kebutuhan proyek
Strategy
Action Plan
Performance
Measurement
Other expense
Mengoptimalkan
Net Income
melalui
peningkatan
pendapatan &
penurunan biaya
Mengelola
inventory secara
efektif dan
efisien
Mengurangi biaya
operasional dalam
pengerjaan proyek
Memenuhi kebutuhan
perlengkapan/peralatan
untuk proyek
Jumlah kondisi
kebutuhan tidak
terpenuhi
Mengelola
inventory secara
efektif dan
efisien
Jumlah
pelaporan stock
card untuk
sistem inventory
Jumlah
pemesanan tepat
waktu
Pemenuhan
kebutuhan
perlengkapan
Mengelola
inventory secara
efektif dan
efisien
Mengevaluasi
penggunaan
sumber daya
agar bekerja
dengan efektif
dan efisien
Sumber: Diskusi Manajemen CV. Jawara Kasih Sejati
Menganalisa kebutuhan
peralatan dari alat berat
yang diperlukan nanti
Mengevaluasi kinerja
inventory
Evaluasi
pemesanan tepat
waktu
114
Objective
Financial
Mendukung
perusahaan
mencapai tingkat
pertumbuhan
pendapatan
Customer
Memenuhi
kebutuhan
keuangan proyek
untuk kepentingan
perusahaan
Internal
Business
Process
Menjaga likuiditas
keuangan
perusahaan
Learning
And
Growth
Mengoptimalkan
kesesuaian
proyeksi keuangan
dengan jumlah
kebutuhan dan
ketepatan waktu
Strategy
Action Plan
Mengoptimalkan
Net Income
melalui
peningkatan
pendapatan &
penurunan biaya
Mengelola
keuangan secara
efektif dan
efisien
Mengelola
keuangan secara
efektif dan
efisien
Menjaga tingkat
pendapatan yang lebih
tinggi dibandingkan
dengan tingkat biaya
operasional selama proyek
berjalan setiap bulannya
Membuat dan
mengusahakan proyeksi
keuangan tidak berbeda
jauh dengan kenyataan
Mengevaluasi kinerja
keuangan
Mengelola
keuangan secara
efektif dan
efisiensi
Mengevaluasi
penggunaan
sumber daya
agar bekerja
dengan efektif
dan efisien
Sumber: Diskusi Manajemen CV. Jawara Kasih Sejati
Mengelola kebutuhan
keuangan secara tepat
waktu
Performance
Measurement
Budget
achievement
Jumlah
pembayaran
tepat waktu
Pengelolaan
keuangan sesuai
dengan jadwal
Jumlah request
tambahan diluar
proyeksi
Laporan
keuangan
kinerja proyek
Perbedaan
proyeksi dan
kenyataan
Evaluasi
perbedaan
proyeksi dan
kenyataan
Evaluasi
operating profit
115
4.6
ROI
Operating
profit
Net income
Financial
Kuesioner
tingkat
kepuasan
pelanggan
Waktu
menyelesaikan
proyek
Customer
Pencapaian
target
standarisasi
Pengerjaan
tepat waktu
sesuai time
frame
Internal
Business
Process
Evaluasi kerapian
dengan langkah
pengerjaan proyek
Evaluasi
waktu
penyelesaian
proyek
Learning &
Growth
116
Operating profit
Financial
Kuesioner tingkat
kepuasan
pelanggan
Feed back
kuesioner
pelanggan
Jumlah laporan
rutin untuk
pelanggan
Waktu
menyelesaikan
proyek
Karyawan yang
mengetahui SOP
dalam operasi
Perbandingan
antara target
proyek dan waktu
dengan mapping
Pengerjaan tepat
waktu sesuai
time frame
Customer
Pencapaian
target
standarisasi
Kuesioner
kepuasan
pelanggan dan
kerapian proyek
Internal Business
Process
Evaluasi kerapian
dengan langkah
pengerjaan proyek
Jumlah pelatihan
kualitas yang
diadakan
Evaluasi tingkat
kerapian
pengerjaan
proyek
Evaluasi
kecepatan dan
target pengerjaan
proyek
Jumlah pelatihan
kinerja kecepatan
yang diadakan
Evaluasi
kecepatan dan
kinerja
penyelesaian
proyek
117
Total
Expense
Financial
Kuesioner
tingkat
kepuasan
pelanggan
Waktu
menyelesaikan
proyek
Customer
Laporan kualitas
kinerja proyek
Laporan Time
Frame
Internal Business
Process
Evaluasi kerapian
dengan langkah
pengerjaan proyek
Learning &
Growth
Evaluasi tingkat
kerapian
pengerjaan
proyek
Pengaruh
solusi terhadap
time frame
Evaluasi
kecepatan dan
target
pengerjaan
proyek
Jumlah pelatihan
kinerja kualitas
yang diadakan
Jumlah
karyawan yang
mengikuti
pelatihan
Jumlah
pelatihan
kinerja
kecepatan yang
diadakan
Evaluasi kinerja
Operator
118
Laporan over
hourmeter
Revenue
Financial
Kuesioner
tingkat
kepuasan
pelanggan
Customer
Over
hourmeter
Perbandingan
pencapaian target
dengan hourmeter
Pelaporan
kinerja sesuai
SOP
Jumlah karyawan
yang mengikuti
pelatihan kinerja
Jumlah
pelatihan SOP
Internal
Business
Process
Jumlah
pelatihan
kinerja yang
dibuat
Learning &
Growth
119
Other
expense
Financial
Lama
penanganan
downtime
Customer
Laporan check
list maintenance
Tindakan
preventif yang
dilakukan
Jumlah
pelatihan
yang
diadakan
Evaluasi
laporan
jumlah dan
lama
downtime
Pengaruh
tindakan prefentif
yang dilakukan
Internal
Business
Process
Learning &
Growth
120
Other expense
Financial
Lama
penanganan
downtime
Customer
Tindakan preventif
yang dilakukan
Pengaruh tindakan
prefentif yang
dilakukan
Internal Business
Process
Jumlah
karyawan yang
mengikuti
pelatihan
Evaluasi kinerja
jumlah dan lama
penanganan
downtime
121
Other
expense
Financial
Jumlah
kondisi
kebutuhan
tidak
terpenuhi
Customer
Jumlah
pelaporan
stock card
untuk sistem
inventory
Jumlah
pemesanan
tepat waktu
Pemenuhan
kebutuhan
perlengkapan
Evaluasi
pemesanan
tepat waktu
Internal
Business
Process
Learning &
Growth
122
Jumlah
pembayaran
tepat waktu
Budget
achievement
Pengelolaan
keuangan sesuai
dengan jadwal
Jumlah request
tambahan diluar
proyeksi
Laporan
keuangan
kinerja proyek
Perbedaan
proyeksi dan
kenyataan
Evaluasi
operating
profit
Evaluasi
perbedaan
proyeksi dan
kenyataan
Financial
Customer
Internal
Business
Process
Learning &
Growth
123
Perspektif
Financial
Customer
Internal
Business
Process
Learning
And
Growth
Tipe
Weight
Minimum
Minimum
Minimum
20%
15%
15%
Minimum
10%
Maksimum
10%
Minimum
10%
Minimum
8%
Minimum
6%
Minimum
6%
Total
Sumber: Diskusi Manajemen CV. Jawara Kasih Sejati
100%
124
Perspektif
Financial
Customer
Internal
Business
Process
Learning
And
Growth
Tipe
Weight
Minimum
11%
Minimum
10%
Maksimum
10%
Minimum
5%
Minimum
8%
Minimum
7%
Minimum
7%
Minimum
6%
Minimum
5%
Minimum
7%
Minimum
5%
125
Perspektif
Objective
Performance
Measurement
Evaluasi
tingkat
kerapian
pengerjaan
proyek
Jumlah
pelatihan
kualitas yang
diadakan
Evaluasi
kecepatan dan
target
pengerjaan
proyek
Jumlah
pelatihan
kinerja
kecepatan
yang diadakan
Evaluasi
kecepatan dan
kinerja
penyelesaian
proyek
Target
Tipe
Weight
80%
Minimum
5%
1 kali/2 bulan
Minimum
3%
1 kali/2
minggu
Minimum
4%
1 kali/2 bulan
Minimum
3%
1 kali/2
minggu
Minimum
4%
Total
100%
Perspektif
Financial
Customer
Internal
Business
Process
Tipe
Weight
Maksimum
15%
Minimum
12%
Maksimum
12%
Minimum
11%
Minimum
10%
126
Perspektif
Learning
And
Growth
Objective
Meningkatkan
hasil kinerja
proyek
Performance
Measurement
Evaluasi
kerapian
dengan
langkah
pengerjaan
proyek
Evaluasi
tingkat
kerapian
pengerjaan
proyek
Jumlah
pelatihan
kinerja
kualitas yang
diadakan
Evaluasi
kecepatan dan
target
pengerjaan
proyek
Pengaruh
solusi
terhadap time
frame
Jumlah
pelatihan
kinerja
kecepatan
yang diadakan
Jumlah
karyawan
yang
mengikuti
pelatihan
Evaluasi
kinerja
Operator
Target
Tipe
Weight
1 kali/2
minggu
Minimum
5%
80%
Minimum
5%
1 kali/2 bulan
Minimum
4%
1 kali/2
minggu
Minimum
5%
75%
Minimum
8%
1 kali/2 bulan
Minimum
4%
80%
Minimum
4%
1 kali/2
minggu
Minimum
5%
Total
Sumber: Diskusi Manajemen CV. Jawara Kasih Sejati
100%
127
Perspektif
Financial
Customer
Internal
Business
Process
Learning
And
Growth
Tipe
Weight
Minimum
20%
Minimum
10%
Minimum
15%
Minimum
10%
Minimum
20%
Maksimum
15%
Minimum
5%
Minimum
5%
Minimum
5%
Total
Sumber: Diskusi Manajemen CV. Jawara Kasih Sejati
100%
128
Perspektif
Financial
Customer
Internal
Business
Process
Learning
And
Growth
Objective
Mendukung
perusahaan
mencapai tingkat
pertumbuhan
pendapatan
Menyediakan
mesin yang
produktif agar
tercipta efisiensi
kerja
Memperbaiki alat
berat sesuai
dengan standar
yang ditentukan
dengan cepat
Mempelajari
akibat terjadinya
kerusakan dan
cara mengurangi
kerusakan yang
sudah terjadi
Tipe
Weight
Maksimum
20%
Lama
penanganan
downtime
5 hari
Maksimum
12%
Perbandingan
kinerja dan
lama
downtime
Karyawan
mengetahui
SOP
maintenance
Karyawan
melakukan
maintenance
sesuai
prosedur
Lama
penanganan
downtime
Jumlah
pelatihan yang
diadakan
Evaluasi
laporan
jumlah dan
lama
downtime
10%
Maksimum
15%
90%
Minimum
10%
80%
Minimum
10%
5 hari
Maksimum
15%
1 kali/2 bulan
Minimum
9%
1 kali/1 bulan
Minimum
9%
Total
Sumber: Diskusi Manajemen CV. Jawara Kasih Sejati
100%
129
Perspektif
Financial
Customer
Internal
Business
Process
Learning
And
Growth
Objective
Mendukung
perusahaan
mencapai tingkat
pertumbuhan
pendapatan
Menyediakan
mesin yang
produktif
Menciptakan
mekanisme untuk
dapat mengurangi
tingkat kerusakan
alat berat dengan
waktu yang
singkat
Mengoptimalkan
kemampuan dan
keahlian Stoker
dalam melakukan
maintenance dan
perbaikan
Lama
penanganan
downtime
Laporan check
list
maintenance
Pengaruh
tindakan
prefentif yang
dilakukan
Tindakan
preventif yang
dilakukan
Jumlah
karyawan
yang
mengikuti
pelatihan
Evaluasi
kinerja jumlah
dan lama
penanganan
downtime
Tipe
Weight
Maksimum
20%
1 kali/bulan
Maksimum
20%
1 kali/minggu
Minimum
15%
90%
Minimum
15%
90%
Minimum
20%
1 kali/bulan
Minimum
10%
25%
Maksimum
20%
Total
Sumber: Diskusi Manajemen CV. Jawara Kasih Sejati
100%
130
Perspektif
Financial
Customer
Internal
Business
Process
Learning
And
Growth
Tipe
Weight
Maksimum
20%
Maksimum
20%
Minimum
15%
Minimum
15%
Minimum
20%
Minimum
10%
Total
Sumber: Diskusi Manajemen CV. Jawara Kasih Sejati
100%
131
Perspektif
Financial
Customer
Internal
Business
Process
Learning
And
Growth
Tipe
Weight
Maksimum
25%
Minimum
20%
Minimum
15%
Maksimum
10%
Minimum
10%
Maksimum
8%
Minimum
6%
Minimum
6%
Total
100%
132
4.7 Tingkat
Kesiapan
dan
Syarat
Penerapan
Balanced
pertama
dalam
menerapkan
balanced
scorecard
adalah
133
ataupun
harian.
Sehingga
perusahaan
sudah
dapat
134