PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan
mengoptimalkan peran dan fungsi perawat, terutama peran dan fungsi
mandiri perawat. Hal ini dapat diwujudkan dengan baik melalui
komunikasi yang efektif antar perawat, maupun dengan tim kesehatan
yang lain. Salah satu bentuk komunikasi yang harus ditingkatkan
efektifitasnya adalah saat pergantian shift (timbang terima pasien).
Timbang terima pasien (operan) merupakan tekhnik atau cara untuk
menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan
keadaan pasien. Timbang terima pasien harus dilakukan seefektif
mungkin dengan menjelaskan scera singkat, jelas, dan lengkap tentang
tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan/
belum dan perkembangan pasien saat itu. Informasi yang disampaikan
harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat
berjalan dengan sempurna. Timbang terima dilakukan oleh perawat
primer keperawatan kepada perawat primer (penanggungjawab) dinas
sore atau dinas malam secara tertulis dan lisan.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana gambaran aplikasi dari operan, pre & post konferensi dan
ronde keperawatan untuk mencapai pelayanan keperawatan yang
efektif dan efisien.
1.3 Tujuan Penulisan
Mengetahui gambaran aplikasi dari operan, pre & post konferensi dan
ronde keperawatan untuk mencapai pelayanan keperawatan yang
efektif dan efisien.
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 OVERAN
A. Definisi
Overan merupakan teknik atau cara menyampaikan dan menerima
sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien. Overan pasien harus
dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas dan
lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dan
yang belum dilakukan serta perkembangan pasien saat itu. Informasi yang
disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat
berjalan dengan sempurna. Overan dilakukan oleh perawat primer kepada
perawat primer (penanggung jawab) dinas sore atau dinas malam secara tertulis
dan lisan (Nursalam, 2012).
B. Tujuan
Tujuan umum operan adalah untuk mengkomunikasikan keadaan pasien
dan menyampaikan informasi yang penting. Sedangkan tujuan khususnya adalah
sebagai berikut:
a) Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien (data fokus)
b) Menyampaikan hal yang sudah/belum dilakukan
dalam
asuhan
D. Prosedur overan
Prosedur overan dibagi dalam 3 tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan dan
post overan.
Tahap
Persiapan
Waktu: 5 menit
Tempat:
Kegiatan
1. Overan dilaksanakan setiap pergantian sift/operan.
2. Prinsip overan, terutama pada semua pasien baru masuk dan pasien
yang dilakukan overan khususnya pasien yang memiliki permasalahan
Nurse
station
Pelaksana: PP dan
lanjut.
3. PP menyampaikan laporan pada PP berikutnya. Hal-hal yang perlu
PA
Pelaksanaan
Waktu: 20 menit
Tempat:
Nurse
station&
ruang
perawatan
Pelaksana:
Karu,
PP dan PA
1.
2.
3.
4.
dan
melakukan
validasi
terhadap
hal-hal
yang
telah
Post overan
Waktu: 5 menit
Tempat:
station
Nurse
Pelaksana:
Karu,
PP dan PA
E. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan
a. Overan dilaksanakan tepat pada waktu pergantian sif.
b. Dipimpin oleh kepala ruangan atau penanggung jawab pasien (PP).
c. Diikuti oleh semua perawat yang telah dan yang akan dinas.
d. Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematis dan
menggambarkan kondisi pasien saat ini serta menjaga kerahasiaan
pasien.
e. Overan harus berorientasi pada permasalahan pasien.
f. Pada saat overan di kamar pasien, menggunakan volume suara yang
cukup sehingga pasien disebelahnya tidak mendengar sesuatu yang
rahasia bagi klien. Sesuatu yang dianggap rahasia sebaiknya tidak
dibicarakan secara langsung didekat klien.
g. Sesuatu yang mungkin membuat klien terkejut dan syok sebaiknya
dibicarakan di nurse station.
2.2 PRE CONFERENCE & POST CONFERENCE
A. Definisi
1. Pre-Conference
Pre-Conference adalah komunikasi ketua tim dengan perawat
pelaksana setelah selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift
tersebut dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab. Isi komunikasi
dalam kegiatan ini antara lain membagi tanggung jawab pada masingmasing perawat, mendiskusikan hal-hal yang akan dilakukan, pemberian
reinforcement oleh ketua tim atau perawat primer atau penanggung jawab
shift pada perawat pelaksana. Kegiatan ini dilakukan pada masingmasing tim sebelum memberikan pelayanan kepada pasien (Asmuji,
2012).
2. Post-Conference
Post-Conference adalah komunikasi ketua tim dengan perawat
pelaksana tentang hasil kegiatan sepanjang shift sebelum operan kepada
shift berikutnya. Isi post conference adalah diskusi tentang hasil kegiatan,
kendala yang dialami pada saat memberikan asuhan, tindak lanjut apa
yang harus dioperkan kepada shift berikutnya. Kegiatan ini juga dilakukan
pada masing-masing tim (Asmuji, 2012).
B. Aspek Penilaian Konferensi
Menyiapkan ruangan/tempat
Menyiapkan rekam medik pasien yang menjadi tanggung jawabnya
Menjelaskan tujuan dilakukannya pre conference
Mendiskusikan pengenalan masalah klien
Mendiskusikan rencana tindakan keperawatan hari ini
Mendiskusikan cara dan strategi pelaksanaan tindakan keperawatan
Memotivasi untuk memberikan tanggapan dan penyelesaian masalah
didiskusikan
Memberikan reinforcement positive
Menyimpulkan dan menambah informasi
2. Post-Conference
a. Menyiapkan ruang/tempat
b. Menyiapkan rekam medik pasien yang menjadi tanggungjawabnya
c. Mendiskusikan masalah yang ditemukan dalam memberikan asuhan
keperawatan pasien dan mencari upaya penyelesaian masalahnya
d. Mendiskusikan kesenjangan yang ditemukan antara perencanaan dan
e.
f.
g.
h.
C. Pedoman Konferensi
a. Pedoman Pre-Conference
Waktu Kegiatan
Tempat
Penanggung jawab
Kegiatan
Setelah Operan
Meja masing-masing tim
Ketua tim
1. Karu/ Penanggung jawab shift membuka
acara
2. Katim menanyakan rencana harian masingmasing perawat pelaksana
3. Katim memberikan masukan dan tindak lanjut
terkait dengan asuhan yang diberikan saat itu
4. Katim memberikan reinforcemen
5. Katim menutup acara
b. Pedoman Post-Conference
Waktu Kegiatan
Tempat
Penanggung jawab
Kegiatan
pasien
untuk
membahas
dan
melaksanakan
asuhan
pertumbuhan
Meningkatkan pengetahuan perawat dengan menyajikan dalam
dan
ke
dokter
mengenai,
misalnya
luka,
drainase,
perdarahan, dsb
Untuk memperkenalkan pasien ke petugas dan sebaliknya
Untuk melaksanakan rencana yang dibuat untuk perawatan
pasien
Untuk mengevaluasi hasil pengobatan dan kepuasan pasien
Untuk memastikan bahwa langkah langkah keamanan yang
rencana
asuhan
keperawatan
6. Meningkatkan kemampuan justifikasi
7. Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja
D. Manfaat
1. Masalah pasien dapat teratasi
2. Kebutuhan pasien dapat terpenuhi
3. Terciptanya komunitas keperawatan yang professional
4. Terjalinnya kerjasama antar tim kesehatan
5. Perawat dapat melakukan model asuhan keperawatan dengan tepat
dan benar.
E. Kriteria pasien
1. Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun
sudah dilakukan tindakan keperawatan
2. Pasien dengan kasus baru dan langka
F. Tipe Tipe Ronde Keperawatan
Berbagai macam tipe ronde keperawatan yaitu :
1. Matrons rounds
Seorang perawat berkeliling ke ruangan ruangan, menanyakan
kondisi pasien sesuai jadwal rondenya. Yang dilakukan perawat
ronde ini adalah memeriksa standar pelayanan, kebersihan dan
kerapihan dan menilai penampilan dan kemajuan perawat dalam
memberikan palayanan pada pasien.
2. Nurse managemnet rounds
Ronde ini adalah ronde manajerial yang melihat pada rencana
pengobatan dan implementasi pada sekelompok pasien. Untuk
melihat prioritas tindakan yang telah dilakukan serta melibatkan
pasien dan keluarga pada proses interaksi. Pada ronde ini tidak
terjadi proses pembelajaran antara perawat dengan head nurse.
3. Patient comfort rounds
Ronde di sini berfokus pada kebutuhan utama yang diperlukan
pasien di rumah sakit. Fungsi perawat dalam ronde ini adalah
memenuhi semua kebutuhan pasien. Misalnya ketika ronde dilakukan
malam hari, perawat menyiapkan tempat tidur untuk pasien tidur
4. Teaching rounds
Teaching rounds dilakukan antara teacher nurse dengan perawat
atau siswa perawat, dimana terjadi proses pembelajaran. Teknik
ronde ini biasa dilakukan untuk perawat atau siswa perawat. Dengan
pembelajaran langsung, perawat atau siswa dapat mengaplikasikan
ilmu yang didapat kepada pasien secara lanfsung.
(Close & Castledine, 2005)
G. Langkah Langkah Ronde Keperawatan
Menurut Ramani (2003) tahapan ronde keperawatan adalah
1) Pre rounds: Preparation(persiapan) , planning (perencanaan),
orientation (orientasi).
2) Rounds:
Introduction(Pendahuluan),
Interaction
(Interaksi),
debriefing
(tanya
jawab),
feedback(saran),
reflection(refleksi), preparation(persiapan).
PP
Penetapan
Pasien
Persiapan Pasien:
-Inform consent
-Hasil
pengkajian/Validasi
data
Tahap Pelaksanaan
Di nurse station
Penyajian
Masalah
Validasi data
Tahap Pelaksanaan
PP, Konselor,
KARU
Di kamar pasien
Pasca Ronde
Kesimpulan &
Rekomendasi solusi
masalah
Lanjutan-diskusi
di Nurse statioon
Keterangan:
1. Pra ronde:
a. Menetukan kasus dan topic (masalah yang tidak teratasi dan maslah
b.
c.
d.
e.
f.
yang langka)
Menentukan tim ronde
Mencari sumber atau literature
Membuat proposal
Mempersiapkan pasien: inform consent dan pengkajian
Diskusi tentang diagnosis keperawatan, data yang mendukung, asuhan
penegakkan
diagnosis,
intervensi
selanjutnya
H. Peran masing-masing anggota tim
Peran perawat primer dan perawat pelaksana:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kriteria evaluasi
1. Struktur
- Persyaratan administrative (inform consent, alat, dan lainnya)
- Tim ronde keperawatan hadir ditempat pelaksanaan ronde
keperawatan
- Persiapan dilakukan sebelumnya
2. Proses
- Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir
- Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai
peran yang telah ditentukan
3. Hasil
- Pasien merasa puas dengan hasil pelayanan
- Maslah pasien dapat teratasi
- Perawat dapat:
Menumbuhkan cara berpikir kritis
Meningkatkan cara berpikir yang sistematis
Meningkatkan
kemampuan
menentukan
diagnosis
keperawatan
Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan
yang berorientasi pada masalah pasien
Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan
keperawatan
Meningkatkan kemampuan justifikasi
Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja
BAB 3
PEMBAHASAN
BAB 4
SIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Nursalam. 2012. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Jakarta: Salemba Medika.
Asmuji. 2012. Manajemen Keperawatan: Konsep dan Aplikasi. Jogjakarta: ArRuzz Media.
Armola, R. R., Brandeburg, J., & Tucker, D. (2010). Guide to developingnursing
grand rounds. Critical Care Nurse. Vol 30, No. 5, October 2010.