Anda di halaman 1dari 15

Untuk memenuhi prasyarat matakuliah PENDIDIKAN

KEWARGANEGARAAN MG- A

HAK ASASI MANUSIA

Penyusun:

IMAN TAUFIK
(0952347)

FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BANDUNG 2014
KATA PENGANTAR

puji syukur

kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyusun makalah tentang HAK ASASI
MANUSIA. Sesuai dengan hasil yang diperoleh dari pemikiran dan pengolahan sumber
informasi yang penulis dapat. baik dari internet maupun dari sumber refrensi buku-buku.
Yang akhirnya di tulis dengan bentuk sebuah makalah ini. Harapan saya mahasiswa ataupun
siapa saja yang membaca dapat berfikir kritis untuk ke depannya, serta sadar akan pentingnya
hak-hak asasi manusia yang secara kodrat sudah melekat dalam diri kita sejak lahir. Atas
tersusunnya makalah ini, tidak lepas pula dari jasa berbagai pihak yang terkait baik dalam
proses penyusunan makalah ini, maka penulis mengucapkan terima kasih Kepada :
1.

Ibu.selaku dosen mata kuliah kewarganegaraan.

2.

Orang tua yang selalu mendukung dan membimbing kami, baik secara material dan non
material.

3.
4.

Teman teman yang telah membantu dalam menyusun makalah ini.


Dan

semua

pihak

yang

telah

membantu

dalam

menyusun

makalah

ini.

Mudah mudahan semua amal baik ini mendapatkan balasan dari Tuhan Yang Maha
Esa. Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih banyak kesalahan dan
kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan.
Kami selaku penulis mohon maaf yang sebesar besarnya. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha Bandung,
Jawa Barat.

BAB I
PENDAHULUAN

A.

LATAR BELAKANG MASALAH


Hak merupakan sesuatu yang sudah melekat kuat sejak kita lahir, 1Hak merupakan

unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia yang dalam penerapannya berada pada
ruang lingkup hak persamaan dan hak kebebasan yang terkait dengan interaksinya antara
individu atau dengan instansi. Hak juga merupakan sesuatu yang harus diperoleh. Masalah
HAM adalah sesuatu hal yang sering kali dibicarakan dan dibahas terutama dalam era
reformasi ini. HAM lebih dijunjung tinggi dan lebih diperhatikan dalam era reformasi dari
pada era sebelum reformasi. Perlu diingat bahwa dalam hal pemenuhan hak, kita hidup tidak
sendiri dan kita hidup bersosialisasi dengan orang lain. Jangan sampai kita melakukan
pelanggaran HAM terhadap orang lain dalam usaha perolehan atau pemenuhan HAM pada
diri kita sendiri. Dalam hal ini penulis merasa tertarik untuk membuat makalah tentang HAM.
Maka dengan ini penulis mengambil judul Hak Asasi Manusia yang mencakup tentang
keadlian. kita berbicara tenteng keadilan. maka, sudahkah kita mendapatkan sebuah keadilan
baik secara individu sebagai makhluk ciptaan tuhan, atau pun sebagai warga negara indonesia
yang didalamnya semua warga negara mempunyai hak-hak keadilan serta peradilan itu
sendiri. tentunya kita patut menuntut akan hak keadilan tersebut. Bila mana hak yang kita
miliki tidak di hormati, di injak-injak, bahkan dilecehkan. Kita ambil saja contoh yang simpel
tentang pelanggaran hak keadilan. beberapa waktu yang lalu banyak pemberitaan tentang
lemah nya peradilan negara indonesia. Hal ini terbukti seorang nenek yang tua renta di vonis
5 th penjara. hanya persoalan yang sepele, sebab nya sang nenek mengambil daun jagung
tanpa izin. Padahal jika di bandingkan dengan hukuman para koruptor yang sifat
kejahatannya jelas jauh lebih besar dari kasus nenek. Tapi vonis yang di jatuh kan malah
lebih ringan, 2 th masa tahanan. Dimana letak keadilan yang kita koar-koarkan yang jelas
pada sila ke 5 pancasila sudah tertera jelas. Yang mana pancasila adalah daasar negara
indonesia.

B.

TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan makalah HAK ASASI MANUSIA yaitu :
1. Memenuhi tugas yang diberikan pada mata kuliah Pendidikan kewarganegaraan.
2. Sebagai proses pembelajaran,pemahaman,pengembangan diri tentang permasalahan
3.

permasalahan pokok HAM.


Sebagai bentuk perhatian Mahasiswa dan menambah wawasan terhadap Hak Asasi
Manusia.

C.

PEMBATASAN MASALAH
Karena luasnya cakupan akan HAM yang terbagi bermacam-macam sub-divisi.

Penulis membatasi permasalahan hanya seputar dalam HAM KEADILAN.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian HAM
Secara definitif hak merupakan unsur normatif yang berfungsi
sebagai pedoman dalam berperilaku, melindungi kebebasan, kekebalan
serta menjamin adanya peluang bagi manusia dalam menjaga harkat dan
martabatnya, dengan unsur-unsurnya sebagai berikut:1[1]
a. Pemilik hak;
b. Ruang lingkup penerapan hak;
c. Pihak yang bersedia dalam penerapan hak.
Hak adalah sesuatu yang harus diperoleh. Untuk memperolehnya terdapat
dua teori yaitu:2[2]
1. Teori McCloskey, menyatakan bahwa pemberian hak adalah untuk
dilakukan, dimiliki, dinikmati atau sudah dilakukan.
2. Teori Joel Feinbrg, menyatakan bahwa pemberian hak penuh merupakan
kesatuan

dari

pelaksanaan

klaim

hak

yang

yang

absah

disertai

(keuntungan

pelaksanaan

yang

didapat

kewajiban).

Hak

dari
dan

kewajiban adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.


Sedangkan istilah yag dikenal di barat mengenai Hak-hak Asasi Manusia
ialah right of man, yang menggantikan istilah natural right. Kemudian
right of man diganti dengan istilah human right yang dipandang lebih
netral dan universal.

Menurut Teaching Human Right


Hak asasi manusia (HAM) adalah hak-hak yang melekat pada setiap
manusia, yang tanpanya manusia mustahil dapat hidup sebagai manusia.

Menurut John Locke


HAM adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha
Pencipta sebagai sesuatu yang bersifat kodrati. Karena sifatnya yang
demikian, maka tidak ada kekuasaan apapun di dunia yang dapat
mencabut hak asasi setiap manusia. HAM adalah hak dasar setiap

1
2

manusia yang dibawa sejak lahir sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa;
bukan pemberian manusia atau lembaga kekuasaan.

Menurut Prof. Dr. A. Gunawan Setiardja


HAM adalah hak-hak yang melekat pada manusia berdasarkan
kodratnya, jadi hak-hak yang dimiliki manusia sebagai manusia.3[3]

Menurut UU no. 39 tahun 1999


HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan
merupakan anugerahnya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan di
lindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi
kehormatan serta perlindungan harkat martabat manusia.
Dari beberapa pengertian mengenai HAM di atas, dapat kita tarik
kesimpulan bahwa HAM adalah hak-hak yang melekat pada setiap
manusia yang bersifat kodrati sebagai anugerah Tuhan dan hak-hak itu
harus dihormati dan dijunjung tinggi oleh siapa pun. Penghormatan dan
perlindungan terhadap HAM diwujudkan dengan menjaga keselamatan
eksistensi manusia secara utuh melalui keseimbangan antara hak dan
kewajiban, serta keseimbangan antara kepentingan perorangan dengan
kepentingan umum.

Sejarah HAM
Sejarah kelahiran HAM dimulai di Inggris. Bangsa Inggris memiliki tradisi perlawanan
terhadap para raja yang berusaha untuk berkuasa secara mutlak.
a. Pada tahun 1215 kaum bangsawan memaksa Raja John untuk menerbitkan Magna Charta
Libertatum (larangan penghukuman, penahanan, dan perampasan benda dengan sewenangwenang).
b. Pada tahun 1679 terbit Habeas Corpus Act (orang yang ditahan harus dihadapkan pada
c.

hakim dalam waktu tiga hari dan diberitahu atas tuduhan apa Ia ditahan).
Pada tahun 1680 terbit Bill of Rights (Akta Deklarasi Hak dan Kebebasan Kawula dan
Tatacara Suksesi Raja). Akta ini merupakan konstitusi modern pertama di dunia. Dalam akta
tersebut ditegaskan bahwa raja tunduk kepada parrlemen, tidak dapat memungut pajak
ataupun memiliki pasukan pada masa damai tanpa persetujuan parlemen, dan harus mengakui

hak-hak parlemen. UU ini masih diskriminatif karena hanya mengakui hak kaum bangsawan
(itu pun hanya laki-laki).

C.

Jenis HAM
Pandangan mengenai macam HAM sangatlah beragam. Perbedaan ini sangat dipengaruhi
oleh latar belakang atau kondisi negara asal para filsuf dan pakar HAM dan perkembangan
zaman.

No
1

Jenis HAM
Contoh
Hak-hak asasi pribadi (personal Kebebasan menyatakan pendapat.

rights)
Hak-hak asasi ekonomi (property Kebebasan memiliki sesuatu, membeli,

rights)
menjual, serta memanfaatkan.
Hak-hak asasi politik (political Hak ikut serta dalam pemerintahan

rights)
Hak-hak asasi hukum (rights of Hak untuk mendapatkan perlakuan yang

legal equality)
Hak-hak
asasi

sosial

sama dalam hukum dan pemerintahan.


dan Hak memperoleh jaminan pendidikan dan

kebudayaan (social and cultural kesehatan


6

rights)
Hak-hak asasi dalam tata cara Hak mendapatkan perlakuan dan tata cara
peeradilan

dan

perlindungan peradilan,

(procedural rights)

perlindungan,

penangkapan,

dalam

penahanan,

hal

penyitaan,

penggeledahan, atau peradilan.

D. PENGERTIAN HAK KEADILAN


Keadilan berasal dari kata adil yang memiliki arti setara atau seimbang, tidak berat
sebelah atau tidak memihak kepada siapapun. Dibawah ini uraian mengenai manusia dan
keadilan menurut saya dengan beberapa referensi pengalaman saya tentang keadilan.
Keadilan merupakan suatu tindakan tidak memihak kesalah satu pihak saja,
melainkan melihat suatu kebenarannya. Artinya keadilan dapat dikatakan tidak melihat
subjek melainkan objek dari suatu kebenaran yang sedang menjadi perdebatan antara 2 belah

pihak atau lebih. Keadilan itu sesuai dengan proporsinya. Sebagai contoh seorang ayah
memberikan uang saku untuk anaknya yang duduk dibangku SMA berbeda dengan anaknya
yang duduk dibangku SD karena ayah tersebut melihat kebutuhan anaknya. Tidak mungkin
disamakan antara anak yang duduk dibangku SMA dengan anaknya yang masih duduk
dibangku SD.
Makna keadilan bagi kehidupan manusia yaitu dengan adanya keadilan dalam
kehidupan manusia maka akan terjalin suatu kehidupan yang tentram dan damai. Dan setiap
manusia tidak perlu merasa terintimidasi dengan suatu ketidak adilan yang terjadi dalam
kehidupan manusia tersebut.
Dalam setiap aspek kehidupan manusia , sering terjadi suatu hal yang membutuhkan
keadilan namun dalam kenyataannya banyak yang tidak mendapatkan keadilan. Ketika
seseorang merasakan ketidak adilan dalam kehidupannya, maka manusia tersebut akan
mencari suatu keadilan. Sebagai contoh saat seseorang didakwah menjadi seorang pencuri
yang dalam kenyataannya manusia itu tidak mencuri maka manusia tersebut merasakan suatu
ketidak adilan dalam hidupnya, guna memperoleh suatu keadilan. Manusia tersebut akan
menyewa jasa seorang pengacara untuk mendapatkan keadilan.
Keadilan sosial arti keadilan yang sifatnya umum. Sebagai contoh keadilan dalam
mengeluarkan pendapat dalam rapat keluarga yang diadakan oleh ketua RT sekitar. Yaitu
maksudnya setiap kepala keluarga memiliki hak untuk mengeluarkan pendapat. Dengan
kepala keluarga itu diperbolehkan mengeluarkan pendapatnya maka si kepala kelurga itu
mendapatkan keadilan untuk mengeluarkan pendapat. Keadilan sosial ini sifatnya terjadi
antar kehidupan sosial yang terjadi dalam masyarakat.

BERBAGAI MACAM KEADILAN


E. Keadilan Legal atau Keadilan Moral
Plato berpendapat bahwa keadilan clan hukum merupakan substansi rohani umum
dan masyarakat yang membuat dan menjaga kesatuannya. Dalam suatu masyarakat yang adil
setiap orang menjalankan pekerjaan yang menurut sifat dasarnya paling cocok baginya (Tha
man behind the gun). Pendapat Plato itu disebut keadilan moral, sedangkan, Sunoto
menyebutnya keadilan legal.
2. Keadilan Distributif
Aristoles berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal yang
sama diperlakukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama secara tidak sama (justice is

done when equals are treated equally). Sebagai contoh, Ali bekerja 10 tahun dan Budi bekerja
5 tahun. Pada waktu diberikan hadiah harus dibedakan antara Ali dan Budi, yaitu perbedaan
sesuai dengan lamanya bekerja. Andai kata Ali menerima Rp.100.000,- maka Budi harus
menerima. Rp 50.000. Akan tetapi bila besar hadian Ali dan Budi sama, justru hal tersebut
tidak adil.
3. Keadilan Komutatif
Keadilan ini bertujuan memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan
umum. Bagi Aristoteles pengertian keadilan itu merupakan asas pertalian dan ketertiban
dalam masyarakat. Semua tindakan yang bercorak ujung ekstrim menjadikan ketidakadilan
dan

akan

merusak

atau

bahkan

menghancurkan

pertalian

dalam

masyarakat.

KEADILAN DI INDONESIA.
Setiap orang berhak untuk memperoleh keadilan dalam perkara perdata, pidana,
addministrasi melalui proses perdilan yeng bebas, Begitu juga di indonesia yang tidak
terlepas

dari

pancasila

dan

undang-undang

daasar

1945.

UPAYA- UPAYA PENEGAKAN HAM DI INDONESIA.


Penegakan HAM tidak akan berjalan sesuai dengan yang kita inginkan. Jika saja kita
sendiri sebagai manusia yang telah dikodrat atas semua hak tidak ada upaya-upaya untuk
penegakan HAM. Oleah sebab itudiperlukannya upaya-upaya penegakan HAK-HAK, Yang
mana hal ini adalah bentuk perwujudan sikap responisasi terhadap HAM di indinesia. Namun
dalam proses penegakan HAM itu sendiri pasitnya ada hambatan- hambatan yang
menghalang.
Hambatan HAM dalam penegakan hukum.
E) Budaya paternalistik.
Budaya ini masih sebagian besar melekat pada masyarakat indonesia. Contoh:
Penduduk masayarakay pedesean yang patuh dan taat terhadap sosok pemimpin suku/ adat.
Walaupun pernyataan nya tidak sesuai dengan HAM, namun karena diucapkan oleh
pemimpin karismatik, lalu dianggap benar.
b) Kesadaran hukum yang rendah.
Kesadaran hukum yang rendah juga sangat mempengaruhi, hal ini mengakibatkan ke
engganan masyarakat untuk melaporkan pelanggaran-pelanggaran HAM. Di sebabkan karena
mereka tidak ingin mencampuri urusan orang lain.
c) Budaya loyalitas.

Budaya ini menyangkut tentang suatu sikap kesetiaan/ loyalitas yang konotasinya
sangat lah negatif, Yakni kepatuhan yang berlebihan.
d) Kesenjangan antara teori dan praktik hukum.
Walaupun teori hukum yang kita miliki belum sempurna, namun seharusnya sudah bisa
diminimalkan. Tetapi dalam praktik belum tentu terlihataturan-aturan yang baik.
Upaya penegakan / peningkatan perlundungan HAM.
E)

Kebijakan

Menata sistem hukum nasional yang menyeluruh dan terpadu untuk mewujudkan rasa
perpadu, kepastian hukum dan penghormatan HAM.
b)
Strategi
Secara bertahap memperbaharui / membuat produk hukum nasional yang tidak bertentangan
sengan prinsip penghormatan dan perlindungan.
Upaya-upaya
a) Sosialisasi HAM dan hukum.
b) Menyebarluaskan brosur-brosur tentang HAM.
c) Meningkatkan pengawasan terhadap HAM, melalui media-media caetak/elektronik, ormas/
LSM.
d) Melaksanakan peradilan HAMsecara transparan.

E. KASUS HAK ASASI MANUSIA


Pelanggaran HAM (hak asasi manusia) jangan semata-mata dilihat dari dua kutub
antara negara dan rakyat saja. Pelanggaran HAM lebih dahsyat dilakukan oleh perusahaan
swasta kepada rakyat yang berada di lokasi sekitar tempat perusahaan swasta itu beropersi.
Contoh yang paling aktual saat ini adalah kasus pelanggaran HAM oleh perusahaan
pertambangan Lapindo Brantas Inc di Sidoarjo Jawa Timur. Pelanggaran HAM yang telah
berlangsung selama lebih dari enam bulan itu hingga kini tidak ada penyelesaian dan tidak
ada yang dapat menghentikannya, termasuk oleh pemerintah (melalui timnas) dan negara
sendiri yang semestinya bertanggungjawab melindungi dan menyelamatkan rakyat dari
bahaya dan ancaman yang diakibatkan dari kesalahan fatal pihak Lapindo tersebut.
Ribuan warga yang menjadi korban kini terus mengalami proses degradasi
kemanusiaan yang sangat memprihatinkan dan tidak ada jaminan serta kepastian waktu

sampai kapan mereka harus menanggung derita itu. Bagaimana nasib keluarga dan generasi
mereka selanjutnya, di mana keberadaan kampung halaman mereka nantinya, apakah masih
mungkin kehidupan mereka pulih seperti sediakala, masih adakah hak-hak hidup mereka
sebagai manusia normal yang dihargai dan dihormati.
Pelanggaran dan perampasan HAM warga Sidoarjo itu ternyata tidak sepenuhnya
menggoyahkan Lapindo untuk bertanggung jawab penuh atas tuntutan gantsi untung terhadap
kepemilikan tanah, bangunan rumah dan pekarangan warga yang semuanya telah
ditenggelamkan oleh luapan lumpur panas itu.
Ini terbukti bahwa pihak Lapindo masih membebani warga dengan mencari-cari
alasan dengan mensyaratkan warga harus memiliki bukti kepemilikan sertifikat, padahal
kewajiban Lapindo untuk memenuhi tuntutan warga itu baru sebagian kecil saja, dan tidak
seberapa dibandingkan dengan pengorbanan kemanusiaan warga yang tak ternilai harganya.
Pemerintah ternyata tidak bersungguh-sungguh menyikapi kasus pelanggaran HAM
itu dengan tindakan yang konkret, karena hingga saat ini tidak ada upaya mempercepat
penyelesaian terhadap tuntutan ganti rugi warga dan upaya penindakan hukum kepada pihakpihak yang bersalah, baik secara korporasi maupun individual.
Ini menunjukkan bahwa pihak pemerintah dan negara serta Lapindo Brantas Inc
sama-sama melalaikan tanggung jawabnya dan secara sistematis melakukan dan melindungi
pelanggaran HAM warga yang menjadi korban dari perbuatan tak bertanggung jawab
Lapindo Brantas Inc itu.
Terlibatnya pemerintah dan negara pada pelanggaran HAM ini karena sangat jelas ada
indikasi unsur kesengajaan untuk membuat berlarut-larutnya penyelesaian kasus ini, terbukti
hingga kini sudah enam bulan, tapi belum ada tindakan konkret untuk menyelesaikan
persoalan itu.
Lambat bertindak
Sudah menjadi tabiat buruk pemerintah selama ini bahwa berbagai kejadian yang
menimbulkan korban warga masyarakat selalu terlambat untuk diantisipasi. Setelah terjadi
suatu kejadian dan biasanya telah banyak memakan korban, baru belakangan ada tindakan
pemerintah yang dilakukan secara reaktif, dan cenderung asal-asalan.

Kebiasaan menunggu dan akhirnya terlambat bertindak dalam mengantisipasi


terjadinya musibah seperti meledaknya pipa gas Pertamina di lokasi semburan lumpur panas
Lapindo adalah satu bukti bahwa pemerintah tidak cepat tanggap dan selalu mengulur-ulur
waktu sampai musibah lanjutan itu terjadi.
Ini sesungguhnya tidak perlu terjadi jika pemerintah punya rasa tanggung jawab atau
komitmen untuk melindungi rakyat. Sebab, hakikat dibentuknya pemerintahan negara yang
utama dan paling mendasar dalam konstitusi adalah untuk melindungi keselamatan
rakyatnya.
Fungsi pemerintahan yang utama itu telah dilanggar dan kini pemerintah dihadapkan
pada masalah pelanggaran HAM yang melibatkan pihak pemerintah sendiri. Keterlibatan
pemerintah itu semakin kuat dengan posisi pemerintah sebagai pihak yang terlibat dalam
tanggung jawab menyelesaikan kewajiban perusahaan Lapindo, apalagi diarahkan untuk
mengambil alih sepenuhnya tanggung jawab tersebut.
Pelanggaran HAM kasus Lapindo yang hingga kini tidak ada titik terang
penyelesaiannya itu semakin membuat suram penegakan HAM di Indonesia. Jika pemerintah
tidak segera menyelesaikan kasus ini dan secara segera meminta pertanggungjawaban kepada
Lapindo Brantas Inc, maka pemerintah sendiri yang akan menanggung semua beban
pelanggaran HAM ini beserta semua kewajiban yang mestinya harus ditanggung oleh
perusahaan milik keluarga Bakrie tersebut.
Dalam kasus ini pemerintah harus bersikap tegas dan lebih konkret meminta
pertanggungjawaban Lapindo dan pemilik perusahaan itu, seperti segera mengusut
pelanggaran HAM yang selama ini belum ditangani, segera melakukan proses hukum baik
secara pidana maupun perdata terhadap kasus itu, termasuk memproses keterlibatan salah
seorang pemiliknya yang kini berstatus sebagai pejabat tinggi negara pada kabinet
pemerintahan SBY ini, serta melakukan upaya-upaya pemulihan terhadap kehidupan warga
yang telah menjadi korban dari semburan lumpur panas dengan upaya yang menyeluruh dan
berkelanjutan.
Pelajaran berharga

Kasus Lapindo harus dapat dijadikan pelajaran berharga, khususnya bagi pemerintah
sebagai pihak yang bertanggungjawab melindungi rakyatnya dari pelanggaran HAM yang
dilakukan oleh perusahaan itu.
Selain tidak boleh menunda penyelesaian pelanggaran HAM, pemerintah juga tidak
boleh dirugikan secara ekonomi, karena harus menanggung beban kewajiban biaya yang
sangat besar diakibatkan dari kasus itu.
Pemerintah harus benar-benar belajar dari kasus ini untuk tidak terulang kembali di
masa yang akan datang. Kasus ini adalah preseden buruk bagi pemerintah dan merupakan
kenyataan pahit serta mimpi buruk bagi rakyat, warga Sidoarjo yang menjadi korban.
Bagi pemerintah yang bertanggung jawab mengeluarkan perizinan dan kontrak karya
untuk usaha-usaha pertambangan pra kasus Lapindo ini harus benar-benar terseleksi dengan
cermat dan dapat dipertanggungjawabkan bahwa dalam beroperasinya perusahaan itu tidak
melanggar HAM rakyat. Untuk itu, harus ada jaminan dan pengawasan yang efektif dari
pemerintah, agar pelanggaran HAM itu secara potensial dapat diantisipasi sedini mungkin.
Prinsip kehati-hatian pemerintah dan prinsip lebih baik mencegah daripada mengobati
harus benar-benar diterapkan dalam upaya mencegah terjadinya pelanggaran HAM oleh
perusahaan-perusahaan pertambangan, sehingga tidak terjadi lagi kasus-kasus Lapindo
Brantas lainnya di negeri ini.

BAB 3
KESIMPULAN
HAM adalah hak-hak dasar yang melekat pada diri manusia,tanpa hak-hak itu manusia
tidak dapat hidup layak sebagai manusia yang bersifat kodrati dan fundamental sebagai suatu
anugerah Allah yang harus dihormati, dijaga, dan dilindungi.
Keadilan merupakan suatu tindakan tidak memihak kesalah satu pihak saja, melainkan
melihat suatu kebenarannya. Artinya keadilan dapat dikatakan tidak melihat subjek
melainkan objek dari suatu kebenaran yang sedang menjadi perdebatan antara 2 belah pihak
atau lebih. Jadi. Keadilan merupakan bagian dari HAM. dimana hak keadilan tersebut
haruslah kita rasakan sebagai manusia atau warganegara. Dan jika hak-hak yang kita miliki
tidak di hormati dan dilindungi, makaperlu kita menuntut akan hak-hak tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Diktat pendidikan kewarganegaraan.
http://www.unisosdem.org/article_detail.php?aid=7289&coid=3&caid=31&gid=3
http://beritaislam.biz/search/contoh-pelanggaran-ham-untuk-keadilan
http://id.wikipedia.org/wiki/Hak_asasi_manusia
http://id.wikipedia.org/wiki/Keadilan
http://www.pengertianahli.com/2014/01/pengertian-keadilan-apa-itu-keadilan.html
http://deluk12.wordpress.com/makalah-ham/

Anda mungkin juga menyukai