Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH DISKUSI TOPIK

BERHENTI MEROKOK

Disusun oleh:
M Wildan Rabbani

NPM 1006684825

Tania Savitri

NPM 1006685102

Kindy Aulia

NPM 1006775344

MODUL PRAKTIK KLINIK PULMONOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITA INDONESIA
MARET 2014

BAHAYA MEROKOK
Asap rokok mengandung berbagai campuran dari bahan kimia seperti karbon monoksida
(CO), hidrogen sianida (HCN), arsen, nitrogen oksida, formaldehida, benzene, nikotin, feol,
poliaromatik hidrokarbon (PAH) dan beberapa nitrosamin. Campuran dari berbagai bahan
kimia ini memiliki begitu banyak efek yang buruk bagi seluruh organ tubuh. Selain itu rokok
juga dapat menyebabkan timbul dan/atau berkembangnya berbagai jenis penyakit. Berikut ini
efek spesifik dari beberapa bahan kimia yang dikandung dalam rokok.1
a. Karsinogen
Asap rokok mengandung 10 dari total 36 jenis bahan kimia yang digolongkan sebagai
karsinogen oleh The International Agency for Research on Cancer (IARC). IARC
membagi klasifikasi bahan kimia menjadi 2 grup, di mana grup 1 adalah bahan kimia
yang telah diketahui dapat menyebabkan kanker dan grup 2 adalah bahan kimia yang
diduga dapat menyebabkan kanker. Berdasarkan klasifikasi tersebut, 10 bahan kimia
dalam asap rokok tergolong ke dalam grup 1.1
b. Tar
Tar merupakan sebutan bagi berbagai pratikel padat yang dihisap seseorang yang
merokok. Partikel padat tersebut juga diketahui sebagai karsinogen yang entunya
dapat menyebabkan kanker. Seperti yang kita tahu, pada bungkus rokok dapat
ditemukan kandungan tar dalam sebungkus rokok dengan berbagai jumlah. Besarnya
kandungan tar dalam rokok hanyalah merupakan gambaran kasar untuk mengukur
potensi toksisitas relatif pada suatu jenis rokok. Meskipun demikian, rokok dengan
kandungan tar yang sedikit tetap memiliki efek yang berbahaya bagi kesehatan.1, 2
c. Arsen
Arsen merupakan bahan kimia yang sangat berbahaya dan dapat mencederai
pembuluh darah dan bahkan jantung. Bahan ini dapat memperburuk efek dari
berbagai bahan kimia dalam rokok terhadap tubuh kita dengan mengganggu
kemampuan tubuh untuk regenerasi.2
d. Benzen
Benzen merupakan bahan kimia yang digunakan untuk memproduksi beberapa jenis
produk kimia, salah satunya yaitu bensin. Benzen dapat menyebabkan kanker atau
bahkan lebih spesifik yaitu leukimia. Asap rokok mengandung benzen dalam jumlah
yang besar, di mana jumlah benzen yang dihisap oleh perokok mencapai hingga 10
kali lipat dibandingkan dengan orang yang tidak merokok aktif maupun pasif.2
e. Kadmium
Kadmium merupakan logam yang digunakan untuk memproduksi batu baterai.
Kadmium dapat menyebabkan timbulnya kanker dan dapat mencederai ginjal serta
pembuluh arteri. Tubuh memiliki beberapa protein yang dapat menghilangkan efek
buruk dari kadmium, namun dengan jumlah yang ada dalam asap rokok melebihi
kapasitas kemampuan protein tersebut. Kadmium juga menyebabkan sel tubuh tidak
dapat regenerasi sehingga memperburuk efek berbagai bahan kimia lain.2
f. Formaldehida

Formaldehida merupakan bahan kimia yang digunakan untuk membunuh bakteri,


mengawetkan mayat, dan memproduksi berbagai bahan kimia lain. Bahan kimia ini
merupakan salah satu substansi dalam asap rokok yang menyebabkan timbulnya
penyakit pada sistem respirasi seseorang. Tempat yang digunakan untuk merokok
memiliki kandungan formaldehida sekitar 3 kali lipat lebih banyak dibandingkan
dengan tempat yang tidak digunakan untuk merokok, sehingga tentu saja zat kimia ini
dapat mempengaruhi orang yang tidak merokok namun berada di tempat/ruangan
orang yang merokok (perokok pasif).2
g. Nikotin
Salah satu kandungan yang paling sering didengar, merupakan suatu substansi yang
meyebabkan adiktif atau ketagihan. Selain itu nikotin juga dapat menyebabkan
penurunan nafsu makan, penurunan suasana perasaan atau depresi minor,
meningkatkan aktivitas pencernaan, merangsang pengeluaran air liur berlebih,
meningkatkan laju jantung dan tekanan darah.3
Berbagai bahan kimia tersebut dapat menyebabkan timbulnya penyakit-penyakit pada
berbagai organ manusia. Berikut ini beberapa efek pada tubuh yang dapat disebabkan oleh
asap rokok.
a. Kematian
Merokok menyebabkan kematian dengan jumlah sekitar 480.000 jiwa setiap tahunnya
di Amerika serikat. Jumlah ini merupakan jumlah yang sangat banyak, mencapai satu
per lima dari jumlah total kematian yang ada setiap tahunnya. Merokok menyebabkan
sekitar 90% kematian akibat kanker pada laki-laki dan perempuan. Selain itu sekitar
80% kematian akibat penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) juga disebabkan
kebiasaan merokok.4
b. Penyakit jantung
Merokok menyebabkan timbulnya penyakit jantung koroner dan stroke yang
merupakan penyebab kematian utama di Amerika serikat. Asap rokok akan
menyebabkan terjadinya cedera pada pembuluh darah dan menyebabkan terjadinya
penyempitan pembuluh darah hingga dapat menyebabkan terbentuknya sumbatan
pada penyakit jantung koroner atau hipertensi akibat tekanan darah yang meningkat.4
c. Penyakit sistem pernapasan
Merokok dapat menyebabkan cedera pada jalan napas dan alveolus dari paru yang
kemudian dapat menyebabkan timbulnya berbagai penyakit seperti PPOK, emfisema,
dan bronkiis kronik. Selain itu kandungan karsinogen yang tinggi juga dapat
menyebabkan kanker pada saluran napas atas atau bahkan paru.4

Gambar 1. Resiko yang ditimbulkan asap rokok

d. Kanker
Asap rokok dapat menyebabkan kanker pada berbagai organ dan bagian tubuh
seperti:4
Kandung kemih
Laring
Darah
Hepar
Serviks
Orofaring
Kolon dan rektum
Pankreas
Esofagus
Trakea, bronkus, dan paru
Ginjal dan ureter


e. Efek lain pada tubuh4
Merokok dapat menyebabkan perempuan sulit mencapai kehamilan atau
menyebabkan terjadinya berbagai kelainan pada kandungannya seperti lahir
prematur, kematian dalam janin, berat badan lahir rendah, kehamilan ektopik,
bibir sumbing, dan berbagai kecacatan pada bayi yang dilahirkan
Merokok juga dapat menyebabkan sperma laki-laki mengalami penurunan
kualitas. Kulitas sperma di sini dapat berupa bentuk yang abnormal, jumlah
yang sedikit, dan tentunya defek pada sperma yang dapat menyebabkan
kecacatan pada anak yang nantinya dilahirkan.
Kesehatan tulang juga dapat dipengaruhi oleh asap rokok. Pada perempuan
yang merokok, kejadian osteoporosis mengalami peningkatan pada usia
menopause.
Selain itu rokok juga dapat menyebabkan katarak, diabetes mellitus tipe 2,
arthritis rheumatoid, dan lain lain.

MANFAAT BERHENTI MEROKOK

Berikut adalah manfaat dari berhenti merokok dari sisi kesehatan.5


Penurunan angka mortalitas akibat penurunan mortalitas pada penyakit jantung
Penurunan risiko sindrom koroner akut
Penurunan kejadian aterosklerosis
Penurunan risiko terjadinya keganasan saluran napas dan non saluran napas
Peningkatan fungsi paru yang terlihat pada 6 bulan-1 tahun setelah berhenti merokok
Perbaikan FEV1 pada 1 tahun setelah berhenti merokok
Penurunan peradangan pada COPD
Perbaikan gejala respirasi nonspesifik
Penurunan insidensi ulkus peptikum
Selain itu, terdapat manfaat lain yang dapat diraih, yaitu citra diri yang lebih
baik dan berhemat.6

Tahapan Berhenti Merokok


Terdapat lima tahapan berhenti merokok, yaitu prekontemplasi, kontemplasi,
persiapan, aksi, dan rumatan.6 Berikut adalah penjelasan mengenai tahapantahapan tersebut dan intervensi perilaku serta terapi medikamentosa yang
dapat dilakukan.
1. Prekontemplasi
Pada tahap ini, dokter perlu mengetahui kesiapan untuk berubah. Dokter
sebaiknya mengajak pasien untuk memikirkan tentang keuntungan dari
berhenti merokok. Beberapa intervensi yang dapat dilakukan pada tahap

2.

3.

4.

5.

prekontemplasi dan seiring pasien berpindah ke tahap berikutnya adalah


sebagai berikut:
Mengedukasi pasien tentang efek merokok
Merekomendasikan perubahan perilaku
Membuat daftar yang berisi tentang cara-cara untuk mencapai perubahan
perilaku
Mendiskusikan reaksi pasien terhadap umpan balik dan rekomendasi dokter
Menindaklanjuti untuk memantau dan mendorong terjadainya perubahan
perilaku
Kontemplasi
Pada tahap ini, pasien telah setuju bahwa merokok merupakan sebuah masalah
dan memutuskan untuk berhenti merokok, Intervensi yang dapat dilakukan
adalah edukasi lebih lanjut mengenai efek dari merokok dan manfaat yang
dapat diraih ketika sudah berhenti merokok, contohnya adalah kesehatan yang
membaik, citra diri yang lebih baik, dan lebih berhemat.
Persiapan
Pada tahap ini, pasien telah setuju bahwa keuntungan dari berhenti merokok
lebih besar dibandingkan kepuasan yang didapat dari merokok Pada tahap ini,
dokter dapat mulai mendiskusikan sistem pengganti nikotin yang beragam,
kemungkinan menggunakan bupropion, dan kebutuhan akan dukungan sosial
serta keluarga. Beberapa hal yang perlu dipersiapkan pasien dan dokter adalah:
Menetapkan tanggal untuk berhenti merokok. Utamanya memilih tanggal yang
memiliki makna khusus, seperti tanggal ulang tahun atau pernikahan.
Mengumpulkan dukungan untuk berhenti merokok
Menyiapkan lingkungan
Merancang rencana-rencana untuk menghindari pemicu
Memilih sistem pengganti nikotin, bila diperlukan
Memulai penggunaan bupropion, bila diperlukan
Aksi
Tahap ini dimulai pada tanggal yang sudah ditentukan. Pada tanggal tersebut,
bupropion dan sistem pengganti nikotin harus sudah dimulai (bila diperlukan)
dan lingkungan pun sudah terbebas dari materi-materi terkait merokok.
Rumatan
Tahap ini berfokus dalam menjaga pasien agat tidak relaps. Hal ini dapat
dicapai dengan mecari dukungan melalui pertemuan grup dan kunjunga atau
kontak dari individu yang berperan dalam memberikan dukungan pada pasien
(keluarga atau teman). Dukungan yang diberikan harus bertujuan untuk
mempertahankan abstinens pasien. Pertemuan sebaiknya dilakukan setiap
minggu pada bulan pertama.
Pasien sebaiknya melaporkan manfaat yang dirasakan pasien dari berhenti
merokok, kesulitan mempertahankan abstinens, dan efek samping yang
dirasakan dari pemakaian bupropion atau sistem penggantian nikotin.

Peran Health Provider dalam Terapi Berhenti Merokok

Nasihat dan dukungan untuk berhenti merokok dari penyedia layanan


kesehatan professional seperti dokter merupakan sebuah aspek kunci dari
pendekatan komprehensif terhadap pengendalian rokok dan tembakau. Dokter
dapat memberikan kontribusi terhadap pengendalian rokok dan tembakau di
dalam sebuah negara dengan cara memberikan kesempatan bagi perokok
untuk bisa berhenti merokok. Dokter dan professional health provider yang
lain berperan penting dalam mengedukasi dan memotivasi para perokok ,
memeriksa status ketergantungan mereka terhadap nikotin, serta menawarkan
saran dan pengobatan untuk berhenti merokok di segala kesempatan. Terutama
pada pasien-pasien yang memiliki permasalahan yang disebabkan atau
diperberat oleh rokok, maka dokter harus mengangkat isu agar pasien berhenti
merokok.7
Secara singkat, intervensi untuk berhenti merokok dapat meliputi berbagai hal
sebagai berikut:7
Nasihat-nasihat untuk berhenti merokok
Assessment dari keinginan perokok untuk berhenti
Penggunaan farmakoterapi serta konseling apabila dibutuhkan
Menyediakan material yang dapat digunakan sendiri oleh pasien untuk membantu
pasien berhenti merokok
Rujuk ke sistem yang lebih intensif dalam menolong pasien untuk berhenti merokok.

Ketergantungan rokok merupakan sebuah kondisi kronik yang biasanya


membutuhkan terapi penghentian yang bertahap, berulang, dan membutuhkan
waktu yang cukup lama. Hanya sedikit perokok yang mampu
mempertahankan tidak lagi merokok pada percobaan pertama mereka untuk
berhenti. Sedangkan sisanya harus mengalami percobaan yang berulang kali
ditambah dengan keadaan relaps sebelum bisa berhenti merokok sama sekali.7
Sangatlah penting untuk mengambil setiap kesempatan dalam
mengidentifikasi semua perokok, mendapatkan status merokok mereka, dan
menawarkan terapi untuk berhenti merokok yang meliputi konseling dengan
tenaga ahli atau rujukan ke sistem yang mempunyai pengelolaan terapi
berhenti rokok yang lebih baik serta pengobatan terapi berhenti rokok
menggunakan farmakoterapi.7
Terdapat dua cara yang bisa digunakan untuk menaikkan jumlah orang yang
dapat berhenti merokok dengan sukses yakni dengan memperbaiki success
rate terapi atau dengan meningkatkan jumlah orang yang mencoba untuk
berhenti merokok. Saat ini, di tengah keterbatasan anggaran dan terbatasnya
pencapaian perbaikan success rate, maka meningkatkan jumlah orang yang
mencoba berhenti merokok merupakan jawaban yang lebih baik dalam
meningkatkan jumlah penduduk yang berhenti merokok. Di sinilah dokter dan
professional health provider lain berperan sebagai kunci dalam melaksanakan
hal tersebut. Dokter harus mampu meyakinkan pasiennya untuk melakukan
terapi berhenti merokok serta memberikan dukungan kepada mereka untuk
tetap berusaha berhenti dari rokok meskipun saat ini hasil yang didapatkan
belum bisa menghentikan pasien dari rokok.7

A. Struktur 5A untuk Berhenti Merokok

Pendekatan 5A (ask, asses, advice, assist, dan arrange follow up) ini
merupakan jenis pendekatan yang diusulkan oleh US Clinical Practice
Guidelines dalam melakukan konseling.1 Struktur 5A ini memungkinkan
dokter untuk menyediakan dukungan yang tepat terhadap masing-masing
tingkatan keinginan perokok untuk berhenti merokok.7 Apabila
memungkinkan, dokter harus menjalin dan mempertahankan hubungan jangka
panjang dengan perokok untuk meningkatkan motivasi dan kepercayaan diri
seorang perokok dalam berhenti merokok. Dalam konsep 5A ini, sangat
penting bagi dokter untuk menanyakan semua pasien apakah mereka merokok

atau tidak, menilai kesiapan dan keinginan mereka untuk berhenti merokok,
memberikan nasihat akan pentingnya berhenti merokok, dan memberikan
bantuan dalam bentuk terapi atau rujukan.7
Ask
Dokter harus bertanya kepada semua pasien apakah mereka merokok atau
tidak dan melakukan pencatatan terhadap status merokok mereka.1 Pertanyaan
mengenai status merokok dan ketergantungan nikotin bisa dilakukan dengan
menggunakan Kuesioner CAGE atau Breif Fagerstorm Test.7

Gambar 2. Struktur 5A yang Digunakan untuk Terapi Berhenti Merokok7

Assess
Ketiga diagnosis ketergantungan nikotin sudah berhasil ditegakkan, langkah
selanjutnya adalah menilai sejauh mana kesiapan serta keinginan pasien untuk
berhenti merokok.1 Tahap kesiapan serta keinginan pasien untuk berhenti
merokok bisa diaplikasikan ke dalam model teori lima tingkat kesiapan untuk
berubah (five stage transtheoretical models for readiness to change) yang
terdiri dari prekontemplasi, kontemplasi, persiapan, aksi, dan pemeliharaan.
Sampai sejauh mana saat ini tingkat kesiapan pasien dalam berhenti merokok. 1
Hal ini sangat penting untuk dilakukan karena akan berhubungan dengan
tindakan apa yang bisa dilakukan oleh dokter untuk membantu pasien berhenti
merokok.
Advice
Pengingatan-pengingatan yang bersifat singkat, padat, jelas, berulang, dan
konsisten agar pasien dapat berhenti yang dilakukan oleh dokter dapat
meningkatkan success rate dari program terapi berhenti merokok ini.1
Assist
Hal ini berkaitan erat dengan hasil yang didapatkan ketika menilai kondisi
kesiapan serta keinginan pasien untuk berhenti merokok yang tertuang dalam
model lima tingkatan tadi.2 Pada tingkat prekontemplasi, pasien masih berpikir
bahwa merokok bukan merupakan sebuah masalah.2 Untuk itu, di sini seorang
dokter harus mampu melakukan intervensi berupa edukasi kepada pasien
mengenai efek rokok, mengekspresikan perhatian kepada pasien, dan mulai
menyarankan untuk berhenti merokok.2 Ketika pasien sedang berada dalam
tingkat kontemplasi (ketika pasien sudah menganggap bahwa merokok
merupakan sebuah masalah), dokter harus mampu mengenali pikiran positif
dan negatif dari pasien mengenai merokok. Pada tingkat persiapan, pasien
sudah mulai memunculkan keinginan untuk berhenti merokok.2 Maka, peran
seorang dokter dalam tingkat ini adalah membantu pasien untuk menentukan
tanggal berhenti merokok, memilih strategi mengenai bagaimana berhenti
merokok, serta mengidentifikasi pemicu pasien untuk merokok dan sumber
daya yang bisa digunakan untuk membantu pasien berhenti merokok. 2 Pada
tingkat aksi, ketika pasien berusaha berhenti merokok, dokter harus
memberikan bantuan terapi dengan memulai nicotine replacement therapy
atau jenis terapi yang lain.2 Pada tingkat paling akhir, terdapat dua kondisi
pasien yang harus kita perhatikan yakni pasien berhasil berhenti merokok dan
memasuki tingkat pemeliharaan atau pasien mengalami relaps dan merokok
kembali.2 Pada tingkat pemeliharaan, dokter berperan dalam terus menerus
mendukung dan memberikan penguatan diri kepada pasien untuk terus
berhenti merokok.2 Sedangkan pada fase relaps, dokter sekali lagi harus
menilai kesiapan dan keinginan pasien untuk berhenti merokok serta
mengulaingi tahapan-tahapan yang ada agar pasien berhenti merokok.2
Arrange Follow Up

Kunjungan untuk follow up sangat disarankan di dalam pemeliharaan pasien


untuk berhenti merokok. Program follow up dibentuk dengan tujuan untuk
mendiskusikan kembali sejauh mana progress yang sudah dijalankan oleh
pasien serta untuk memperkuat dukungan serta motivasi pasien untuk tetap
berhenti merokok.1 Selain itu juga, follow up ini berguna untuk mencegah
kekambuhan (relaps) dengan mewaspadai kondisi-kondisi yang bisa
menyebabkan pasien kembali merokok seperti stress, kondisi emosional yang
negatif, serta penggunaan alkohol. Pada saat follow ini pula, pasien dibantu
oleh dokter membuat mekanisme pertahanan untuk melawan kondisi-kondisi
tersebut dan membantu pasien untuk bertahan berhenti merokok.1
B. Farmakoterapi untuk Berhenti Merokok
Terdapat tiga bentuk pengobatan farmakologi yang bisa dipakai untuk
membantu pasien berhenti merokok yakni Nicotine Replacement Therapy,
Varenicline, dan Bupropion.1,2 Obat-obatan ini telah menunjukkan efek positif
dalam membantu pasien untuk berhenti merokok seperti yang telah dijelaskan
dalam beberapa hasil publikasi meta analisis yang ada. Farmakoterapi ini
direkomendasikan untuk digunakan oleh semua pasien yang ingin berhenti
merokok, kecuali terdapat kontraindikasi dalam pemakaiannya. Meskipun
dapat dipakai sebagai modalitas terapi yang terpisah, farmakoterapi ini
menunjukkan potensi yang optimal ketika digabungkan dengan modalitas
berupa konseling.

Gambar 3. Algoritma Terapi Farmakologi untuk Berhenti Merokok 1

Nicotine Replacement Therapy (NRT)


NRT pada beberapa penelitian yang dilakukan mempunyai efek yang baik
dalam terapi berhenti merokok. Dikatakan bahwa penggunaan NRT mampu
menaikkan success rate terapi berhenti merokok hingga dua kali lipat.2 Saat
ini terdapat empat bentuk NRT yang tersedia yakni bentuk patch, permen
karet, inhaler, dan semprot hidung.2 Data dari beberapa penilitian juga
menunjukkan bahwa penggunaan kombinasi dua NRT dapat berguna untuk

terapi perokok yang berat.2 NRT ini mulai digunakan setelah pasien
menetapkan tanggal untuk berhenti merokok.

Nicotine Patch

Patch nikotin merupakan sebuah transdermal nicotine replacement systems


yang dapat dibeli. Hasil dari Fagerstorm Test yang tadi dijelaskan bisa digunakan
untuk menentukan dosis awal yang tepat bagi pasien. Namun, dosis inisial yang
digunakan kepada pasien bisa ditentukan lebih cepat apabila menggunakan
Abbreviated Fagerstorm Test, di mana apabila skor menunjukkan angka 5-6, maka
dosis patch nikotin yang digunakan adalah 21 mg; apabila skor menunjukkan angka
3-4, maka dosis yang digunakan adalah 14 mg; dan apabila skor berkisar antara 0-2,
maka dosis yang digunakan adalah dosis 7 mg. Efek samping yang bisa muncul dari
patch nikotin ini adalah iritasi yang terjadi pada kulit di bawah patch.2

Nicotine Gum

Permen karet nikotin ini tersedia di pasaran dengan dosis 2 mg dan 4 mg.
Menurut data yang ada, dosis efektif dari permen karet ini adalah 4 mg dengan
pengunaan 10-15 permen karet perhari. Setelah dua minggu penggunaan, dosis bisa
diturunkan menjadi 2 mg. Efek samping yang paling sering muncul adalah gangguan
saluran cerna ketika pasien menelan nikotin dalam jumlah banyak akibat penggunaan
permen karet yang tidak sesuai. Permen karet ini seharusnya dipertahankan di daerah
bukal dan dikunyah setiap menit sebanyak satu kali atau dua kali. Apabila terlalu
banyak terkunyah, maka nikotin akan masuk ke dalam saluran pencernaan bersama air
liur dan menghasilkan dispepsia serta rasa mual.2

1.
2.
3.
4.
5.
6.

7.

Nicotine Inhaler

Jenis inhaler ini bisa dibeli dengan resep dokter. Dosis penggunaan inhaler ini
adalah empat semprot sehari untuk mencapai level nikotin yang adekuat. Efek
samping yang muncul adalah iritasi pada mulut dan tenggorok.2

Nicotine Nasal Spray

Jenis semprot hidung ini digunakan sebanyak empat kali semprot setiap jam
atau maksimal 80 kali semprot dalam sehari. Efek samping yang dapat muncul adalah
iritasi hidung dan tenggorokan, rhinorrhea, dan mual.2

Bupoprion
Bupoprion dan NRT disinyalir mempunyai efek positif yang sama untuk
menaikkan success rate dari terapi berhenti merokok. Bupoprion menginhibisi
ambilan dari norepinephrine, serotonin, dan dopamine. Mekanisme pasti
bagaimana Bupoprion bisa memperkuat kemampuan pasien untuk berhenti
merokok masih belum diketahui.8
Obat-Obatan Lain dalam Terapi Berhenti Merokok
Obat-obatan lain yang bisa digunakan dalam terapi berhenti merokok adalah
Alprazolam atau golongan benzodiazepine lainnya serta Clondine.8

C. Metode Lain yang Bisa Digunakan untuk Terapi Berhenti Merokok


Terdapat beberapa metode yang bisa digunakan untuk terapi berhenti
merokok, yakni:9
Hipnosis
Acupuncture
Terapi Magnetik
Terapi Low-level therapy
Filter
Smoking deterrents, metode menggunakan produk-produk yang bisa mengubah rasa
dari tembakau dan mengombinasikannya dengan diet yang bisa mengurangi keinginan
mengonsumsi nikotin.
Suplementasi dan Herbal

Daftar Pustaka
1. Tobacco control monograph series: Monograph no.7. National Cancer Institute. 1996.
Diunduh pada tanggal 19 Maret 2014 dari
http://cancercontrol.cancer.gov/brp/TCRB/monographs
2. Smoking and cancer: whats in a cigarrette. Cancer Research United Kingdom. 2012.
Diunduh pada tanggal 19 Maret 2014 dari http://www.cancerresearchuk.org/cancerinfo/healthyliving/smokingandtobacco/whatsinacigarette/smoking-and-cancer-whatsin-a-cigarette
3. George TP. Nicotine and tobacco.In: Goldman L, Schafer AI, eds.Cecil

Medicine. 24th ed.Philadelphia,PA: Saunders Elsevier; 2011


4. Health effects of cigarrette smoking. Center for Disease Control and
Prevention. 2014. Diunduh pada tanggal 19 Maret 2014 dari
http://www.cdc.gov/tobacco/data_statistics/fact_sheets/health_effects/effects_ci
g_smoking/
5. Fishman A, Elias J, Fishman J, Grippi M, Senior R, Pack A. Fishmans pulmonary
diseases and disorders. 4th ed. USA: McGraw-Hill; 2008.
6. Mallin R. Smoking cessation: integration of behavioral and drug therapies. Am Fam
Physician. 2002; 65(6):1107-15.
7. Zwar N, Richmond R, Borland R, Peters M, Litt J, Bell J, Caldwell B, Ferretter I.
Supporting smoking cessation: a guide for health professionals. Melbourne: The
Royal Australian College of General Practitioners, 2011.
8. Mallin R. Smoking Cessation: Integration of behavioral and drug therapies. Am Fam
Physician. 2002;65:1107-17.
9. American Cancer Society. Guide to Quitting Smoking [online]. 2014. Diunduh dari
http://www.cancer.org/healthy/stayawayfromtobacco/guidetoquittingsmoking/guideto-quitting-smoking-other-methods-of-quitting

Anda mungkin juga menyukai