Anda di halaman 1dari 117

(Kasus rnasyarakat Kelurahan Gunung Batu, Kecamatan Bogor Barat,

Kota Bogor dan Desa P&, Kecamaian Dramagg Kabupaten Bogor, Jab- Bara~)

PROGRAM STUD1
PE~\'YULUH.~R~
DAY K O ~ ~ ~ PAE SR T
I AI~
FAKULTAS P E R T W Y
LNSTITUT PERTANZAN BOGOR
2006

EFITA S E P D M I . PERILAKU MASYARAKAT D A M


PENGELOLAAN SAMPAH. Kaw masyarakat Kelurahan Gunung Batu,
Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor dan Desa P d r , Kecamatan Drama,Kabupaten Bogor, Jawa Barat @i b a w d bimbigan NINUK PURNANINGSIH).
ANA

Sampah meiupakan konsek6ensi dari ahjvitas manusia Setiap aktivitas


manusia pasti men@asilkan b u a n , ~ atau sampah Jumlah atau volume sampah
sebanding den-

tingkat konsumsi kita tethadap barangtmaterial yang 5 t a

zunakan sehari-hari. Oleh karena itu pegelolaan sampah tidak bisa lepas juga dari
'pengelolaan'

g a p hidup masyadat. Bagaimana pengetahuan, sikap, dan

tindakan masyarakat rnemperlahukan sampah menjadi ha1 yang penting untuk


d i h ji .
Penelitian

ini dilahukan dengan tujuan untuk

...
mempelajari

dan

rneno_andisis perilahu rnasyadat dalam pengelolaan sampah, analisis dilakukan


densan membandingkan petilaku m a s m a t bertrarakteristik perkotaao (urban)

dan m a s p a k a i berkarakterislik pedesaan (rural). Lokasi p r i g diambil sebagai


tempat penelitian ini addah Kelurahan Gunung Batu, Kemmaian Bogor Barat,
Kota Bogor yang beritaraheristik perkotaan dan Desa Petir, Kecamatan Dramaza
Kabupaten Bogor ~ a n berhak<eristik
g
pedesaan. Responden berjumlah 70 orang
dari 70 KK den,-

masingmasing 35 KK dari setiap lokasi penelitian yang

diambil secara acak s e d d a n a . Pen,wpulan

data d i l a k h dengan rnerode

swei dan wtra\vancara t e s t r u k c dalam benruk huesioner.


Pengelolaan sampah addah perlahvan terhadap sampah yang bertujuan
untuk memperkecil rnasalah-masalah )ang beritaitan dengan lin-gan.

yang ti&

Sampah

dikelola dengan baik dapat menyebabkan behagai pen)akit Manusia

dengan perilahmy;l, mempakan komponen yang sangai penting d a l e


pengelolaan sampah. Tidak dapai dipun&iri bahwra sampai saat ini perilaku
manusia dalam menangani sampah belum menunjukkan adanya kesadaran &an
pentinpya mengelola sampah Penelitian ini melihat bagaimana perilaku manusia
yang terdiri dari pengetahuan, sikap, dan tindakan, dalam mengelola sampah pada
rnasjarakat desa Petir dan kelurahan Gunung Batu. Pengelolaan sampah sendiri
dibagi keddam empat tahap, yaitu: (1) tahap pen,ynpulan

sampah, (2) tahap

p i s a h a n sampah, (3) tahap pembakara sampah, dan (4) tahap pemimbsampah (Hadiwiyoto,l983).
T i g k a t pengetahuan dalam pengumpulan sampah pada masyankat
Gunung Batu maupun Petir memiliki kategori tin=.

T i g k a t pengetahuan dalam

pemisahan sampah pada rnasyarakat Gunung Batu sebagan besar tinggi,


sedangkan pada masyarakat Petir sedang. T i g k a t pengetahuan dalam pembakaran
sampah pada masyarakat Gunung Batu maupun Petir tergolong sedang. Ti@
pengetahuan dalam pemimbunan sampah pada m

w Gunung Batu maupun

Petir hampir seluruhnya rnemiliki kategori tinggi.


Sikap terhadap pengumpulan sampah pada masyarakat Gunung Batu

hampir seluruhnya tergolong positif, begitu juga pada masyarakal Petir yang
sebagian besar juga p i t i f . Sikap temadap pemisahan sampah pada masyarakat
Gunung Batu sebagian besar tergolong posihf, berbeda dengan masyarakat Petir
yang tergolong netral dan cenderung negatif. Sikap terhadap pembakaran sampah
pada masyarakat Gunung Batu sebagian besar positif, berbeda dengan maPetu yang sebagian

besar netral. S k a p temadap penimbunan sampah pada

masyarakal Gunung Batu sebagian besar positif, sementara pada masyarakat Petir
cenderung sama antara yang positif, netral, maupun negatif.
Tindakan dalam pengumpu!an sampah pada masyarakat Gunung Eatu
maupun Petir secara m u m tergolong benar. Tidakan dalam panisahan sampah
baik pada masyarakal Gunung Batu maupun Petir mash belum sesuai, b-arena
hampir seluruh masyarakat tida!! pemah melahvkan pemisahan antaia sampah
organik dan anorganik Secara umum tin-

&lam pembakaran sampah di

masingmasing lokasi sudah benar. Pada masyarakat Gunung Batu yang tidak
banyak terdapat lahan koson% masyarakamya cenderung untuk tidab: membakar
sampah karena dapat rnencemari udara di sekitamya Sedangkan pada masyarakat
Petir dengan kondisi banyak lahan kosong m a q a d a t cenderung membakar
sampah sekaligus untuk dipakai menjadi pupuk. Tindakan dalam penimbunan
sampah, secara umum dilakukan dengan benar.
Karakteristik

individu responden yang semestinya dengan tinght

peogetahuan adalah umur, jenis kelamin, t i n w pendidikan, jeais pekejaan,

sentuhan media, n o m a yang berlahw, tingkat kekosmopolitan dan kaersediaan

tempat sampah. Pada tahap pengurnpulan sampah, karakteristik yang berhubungan


dengan tingkat pengetahuan pada rnasyarakat Gunung Batu adalah no-

sedanglcan pada masyarakat P a r udak satu pun yang


.- bemubungan. Pada tahap
pemisahan sampah, tidak ada satu pun karakteriitik )ang bemubungan dengan
lingkaf pengetahuan baik pada masyaraka<Gunung Batu maupun P a . Pada tahap
pembakaran sampah, tidak ada karakteristik yang berhubungan dengan tingkat
pengetahuan pada masyarabt Gunung Baiu, sementara pada mas*

Petir

M - t e n s t i k yang bemubungan adalah norma Pada tahap penimbunan sampah,


karakteristik individu yang berhubungan dengan tin-

pengetahuan pada

masyankat Gunung Batu adalah jenis kelamin, sedanglcan pada masyankat P&,
tidak ada satu pun yang bemubungan.
Tingkat pengetahuan semestinya bemubungan dengan sikap dan tindakan
dalam pengelolaan

sampah.

Pada tahap pen,gmpulan

sampah,

tingkaf

pengetahuan masyarakat Gunung Batu tidak bekubungan dengan sikap tetapi


bemubungan dengan tindakan. Sikap masyarakat Gunung Batu tidak M u b u n g a n
dengan tindakan. Sedan-

pada masyarakat Pair, ada hubungan antara tingkat

pengetahuan dengan sikap dan sikap berhubungan dengan tindakan, ietapi lu~gkat
pengelahurn tidak bemubungan dengan lindakan. Pada tahap pernisahan sampah,
ada hubungan antara tingkat pengetahuan rnasyrakat Gunung Batu d e n p sikap.
&an tetapi tidak ada hubungan antara sikap dengan tindakan be&

juga dengan

tingkat pengetahuan, tidak a& hubungan dengan tindakan. Sementara pada


mas)arakat Petir, tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap
maupun tkdakan, begitu j u g hubungan aniara sikap dengan tindakan. Pada tahap
pembakaran sampah, tidak ada hubungan antara tingkaf pengetahuan d e n p sikap
maupun tindakan, demikian haJnya dengan sikap yang tidak bemubungan dengan
tindakan. Kondisi ini tejadi pada masyarakat Gunung batu maupun P&.

Pada

tahap penimbunan sampah, ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan


sikap masyarakat Gunung Batu, tetapi lingkat pengetahuan tidak ada hubungan
dengan tindakan begitu j u g dengan sikap yang tidak bemubungan dengan
tindakan. Sementara pa& masyardat P&,

tidak ada hubungan a n m tingkat

pengetahuan dengan sikap maupun tindakan, tetapi ada hubungan antara s ~ k a p


dengan tindakan.

Anda mungkin juga menyukai