Anda di halaman 1dari 2

Diagnosis Bronkiektasis

Manifestasi Klinis
Berikut ini beberapa manifestasi klinis dari bronkiektasis, yaitu:1,2
a. Batuk bersputum mukopurulen, berlangsung selama beberapa bulan hingga tahun (kronik).
b. Sputum disertai darah atau hemoptisis akibat cedera pada saluran napas yang berhubungan dengan
infeksi akut.
c. Sesak napas, nyeri dada pleura, mengi, demam berulang, kelemahan, lemas, dan penurunan berat
badan
d. Pada beberapa kasus, dapat ditemukan batuk tanpa produksi sputum
Apabila terjadi eksaserbasi akut akibat adanya infeksi bakteri akut dapat menyebabkan beberapa gejala lain,
diantaranya yaitu:1
a. Peningkatan produksi sputum
b. Peningkatan kekentalan sputum
c. Demam ringan
d. Gejala-gejala konstitusional (kelemahan dan kelelahan)
e. Semakin sesak, napas pendek, mengi, dan nyeri pleura
Sputum yang diproduksi pada bronkiektasis berjumlah banyak, lebih banyak terproduksi setelah berbaring
terutama pagi hari, dan terdiri dari 3 lapis yaitu lapisan busa, lapisan purulen (kuning/hijau), dan lapisan
mukoid. Bronkiektasis yang produktif digolongkan sebagai wet BE dan dry BE sebagai golongan yang tidak
produktif. Batuk darah lebih sering ditemukan pada pasien dengan dry BE dibandingkan dengan wet BE.2
Berdasarkan jumlah produksi sputum dalam 24 jam, BE dapat digolongkan menjadi tiga kategori dari ringan
ke berat, yaitu:2
BE ringan : < 10 mL/24 jam
BE sedang : 10 150 mL/24 jam
BE berat : > 150 mL/24 jam
Pemeriksaan Fisik
Hasil pemeriksaan fisik pada bronkiektasis kurang spesifik dan terkadang justru menggambarkan keadaan
lain. Berikut ini beberapa penemuan yang dapat ditemukan pada pemeriksaan fisik pada pasien dengan
bronkiektasis:1,2
1. Terdapat rhonki basah kasar pada pasien bronkiektasis dengan infeksi aktif dan eksaserbasi akut.
Predileksi utama pada basal paru.
2. Terdapat wheezing akibat adanya obstruksi saluran napas oleh sekret dan destruksi bronkus yang
dapat menyebabkan jalan napas kolaps.
3. Clubbing finger merupakan tanda yang tidak selalu ditemukan pada pasien dengan bronkiektasis,
lebih sering ditemukan pada kasus dengan derajat sedang-berat.
4. Sianosis juga merupakan penemuan yang jarang ditemukan, mekipun pada beberapa pasien dapat
ditemukan.
Pemeriksaan Penunjang
Terdapat beberapa pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan untuk mendiagnosis bronkiektasis, diantaranya
yaitu:3
1. Foto polos toraks
Gambaran foto polos dari pasien dengan bronkiektasis dapat menunjukkan adanya beberapa kelainan
yaitu peningkatan vaskularisasi bronkial, atelektasis dan beberapa gambaran lingkaran pada paru.
2. CT Resolusi Tinggi (HRCT)
Pemeriksaan ini memiliki sensitivitas yang tinggi (97%) dalam mendiagnosis bronkiektasis. Dengan
HRCT juga dapat diketahui area parenkim dan bronkial yang abnormal seperti penebalan bronkial
dan perlekatan mukosa bronkial.
Referensi:

1. Emmons EE, Mosenifar Z. Bronchiectasis. Medscape reference. 2013 diunduh pada tanggal 24
Maret 2014 dari http://emedicine.medscape.com/article/296961
2. Murrray JF, Nadel JA, Broaddus VC, Mason RJ. Muray and Nadels Textbook of Respiratory
Medicine. 4th ed. Philadelphia: Elsevier Saunders. 2005.
3. Fishman AP, Elias JA, Fishman JA,Grippi MA. Fishmans Pulmonary Diseases and Disorders. 4 th ed.
New York: McGraw-Hill. 2008.

Anda mungkin juga menyukai