PENDAHULUAN
I.1.Fisiologi Aqueous Humor
Tekanan intraocular ditentukan oleh:
Bertambahnya usia (lensa lebih tebal, lensa lebih kedepan, pupil miosis),
bila ada cetusan (emosi, sinar kurang, obat-obatan) blok pupil
mendadak
jenis kelamin perempuan
riwayat keluarga glaucoma
etnis (Asia Tenggara, China, dan Inuit)
I.2.3. Patofisiologi
I.2.4. Klasifikasi
Patofisiologi
Iris bomb yang menyebabkan oklusi sudut bilik mata depan oleh iris
perifer menghambat aliran keluar aqueous tekanan intraocular
meningkat dengan cepat nyeri hebat, kemerahan, dan penglihatan
kabur
Blok pupil aqueous terbendung di bilik mata belakang
mendorong iris perifer ke depan sampai menempel pada jaringan
trabekula sudut bilik mata depan mendadak tertutup TIO
meningkat mendadak
Faktor predisposisi
- Penutupan sudut mata hiperopia yang sudah mengalami
penyempitan anatomic bilik mata depan biasanya dieksaserbasi
-
muntah
Peningkatan tekanan intraocular yang mencolok, dapat mencapai
60-80 mmHg, menimbulkan kerusakan iskemik akut pada iris
terhadap cahaya
Visus sangat menurun
Sudut bilik mata depan tertutup
a.
b.
Tonometer Schiotz
Tonometer portable, praktis; tonometer ini mengukur
indentasi kornea yang ditimbulkan oleh beban yang
diketahui sebelumnya.
Teknik:
7
c.
d.
Nonkontak pneumotonometri
10
tengah.
Pemeriksaan lapang pandang sentral
Pemeriksaan ini menggunakan kampimeter dan
perimeter. Lapang pandang normal adalah 900 temporal, 500
superior, 650 inferior dan 500 nasal.
Kampimeter (uji tangent screen) adalah alat pengukur
atau pemetaan lapang pandang terutama daerah sentral atau
para sentral. Caranya adalah pasien duduk 2 meter dari
layar tangent screen Bjerrum (sebuah tabir kain berwarna
hitam) dengan berfiksasi dengan satu mata pada titik
tengahnya objek digeser perlahan-lahan dari tepi ke arah
titik tengah. Dicari batas-batas pada seluruh lapang pandang
11
Diagnosis banding
- Iritis akut
siliar dalam.
Konjungtivitis akut
12
Keratokonjungtivitis akut
Glaucoma neovaskuler
sudut terbuka
Glaucoma sekunder ec. Uveitis anterior
: pupil sinekia
posterior total
Komplikasi
- Apabila terapi ditunda, iris perifer dapat melekat ke anyaman
trabekular (sinekia anterior) oklusi sudut bilik mata depan
-
Terapi
Glaucoma sudut tertutup akut adalah suatu kedaruratan
oftalmologik.
a.
Menurunkan TIO segera
1) Acetazolamide
- Menekan produksi aqueous humor
- Langsung diberi 500 mg peroral dilanjutkan 250 mg/6
-
jam
Apabila sangat mual/muntah berikan 500 mg intravena
tts/mnt
Apabila TIO sudah normal, dosis tidak perlu dihabiskan
13
b.
c.
Memberi suportif
1) Pethidine (demoral) : untuk nyeri
2) Antiemetik
: untuk mual/muntah
3) Kortikosteroid : untuk menekan reaksi peradangan
d.
dicegah.
Paling sering dilakukan dengan laser YAG (neodymium).
Iridektomi perifer secara bedah merupakan terapi
e.
10 tahun
Saat serangan akut pada mata yang sakit, mata jiran ditetesi
Pilocarpin 2%/6 jam sambil disiapkan untuk dilakukan
iridektomi perifer.
14
mata.
Serangan sering terjadi pada malam hari dan sembuh dalam
semalam
Terapi
subakut
Peningkatan TIO, sudut bilik mata depan yang sempit disertai
sinekia anterior perifer dalam berbagai tingkat, serta kelainan
diskus optikus dan lapang pandang.
Terapi
- Iridotomi perifer dengan laser
- Seringkali diperlukan drainase secara bedah untuk mengontrol
-
TIO
Epinefrin dan miotik kuat tidak boleh dipakai, kecuali apabila
sebelumnya sudah dilakukan iridotomi/iridektomi perifer, sebab
obat-obat tersebut akan memperparah penutupan sudut.
15
BAB II
LAPORAN KASUS
II.1. Identitas Pasien
Nama
: Tn. S
Usia
: 55 tahun
Jenis Kelamin
: laki-laki
Agama
: Islam
Alamat
Pekerjaan
: Polisi
II.2. Anamnesis
Keluhan Utama
: mata kiri terasa sakit
Riwayat Penyakit Sekarang
: pasien mengeluh mata kiri sakit
secara mendadak disertai mata merah, pandangan kabur, halo (+), sakit
kepala (+), dan mual muntah (+). Keluhan dirasakan sejak 2 jam yang
lalu.
Riwayat Penyakit Dahulu
Status generalis
Keadaan umum
Kesadaran
Tanda Vital
- TD
- Nadi
- RR
- Suhu
: baik
: compos mentis
: 150/90 mmHg
: 80 x/menit
: 24 x/menit
: 36,5C
Status oftalmologi
Pemeriksaan
Visus
OD
6/12
16
OS
3/60
Tekanan intraocular
Palpebra
3/7.5
Hiperemis (-)
Edema (-)
Ptosis (-)
-
Hiperemi (-)
Injeksi
Konjungtiva (-)
Injeksi siliar (-)
Secret (-)
Bulat (-)
Kejernihan (+)
Mengkilat (+)
Edema (-)
Presipitat (-)
Sikatrik (-)
Jernih kedalaman
dangkal
Hipopion (-)
Hifema (-)
Iris normal
Refleks pupil baik
Jernih (+)
Iris shadow (+)
Konjungtiva
Kornea
Lensa
3/10
Hiperemis (-)
Edema (+)
Ptosis (+)
Spasme (+)
- Hiperemi (+)
- Injeksi
Konjungtiva (+)
- Injeksi siliar (+)
- Secret (-)
- Bulat (-)
- Kejernihan (-)
- Mengkilat (-)
- Edema (+)
- Presipitat (-)
- Sikatrik (-)
- Jernih kedalaman
dangkal
- Hipopion (-)
- Hifema (-)
- Iris masih baik
- Pupil dilatasi
dengan refleks
cahaya menurun
- Jernih (+)
- Iris shadow (+)
Uveitis anterior
: pupil miosis, TIO normal menurun
Keratokonjungtivitis akut
: pupil normal, TIO normal
Glaucoma sudut terbuka primer
: perjalanan penyakit lama, nyeri (-)
Glaucoma fakolitik : lensa hipermatur, bilik mata depan dalam, sudut
Tonometri (Schiotz)
TOD : 3/7,5 = 35,8 mmHg
TOS : 3/10
= 50,6 mmHg
17
2.
Oftalmoskopi
C/D ratio (cawan-diskus) : 0,9
1.
II.8. Prognosis
Menurut David, keterlambatan datang dan waktu yang diperlukan
untuk menghentikan serangan mempunyai pengaruh terhadap hasil akhir,
sedangkan tingginya TIO pada saat serangan tidak dapat memprediksikan
prognosis jangka panjang.
II.9. Komplikasi
1.
2.
3.
II.10. Edukasi
-
18
BAB III
ANALISA KASUS
Analisa kasus berdasarkan SOAP
III.1
S ( Subjektif)
Pasien bernama Tn. S mengeluhkan mata kiri sakit secara mendadak
disertai mata merah, pandangan kabur, halo (+), sakit kepala (+), dan mual
muntah (+). Keluhan dirasakan sejak 2 jam yang lalu.
III.2
O (Objektif)
Berdasarkan pemeriksaan fisik yang dilakukan terhadap Tn.S ditemukan
hasil keadaan umum baik, kesadaran compos mentis tanda vital; tekanan
darah 150/90 mmHg, nadi 80 x/menit, respirasi 24 x/menit, suhu 36,5C.
Status oftalmologi:
OD
OS
III.3
A (Assesment)
Berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan yang ditemukan pada Tn.S,
dapat ditegakkan diagnosis yaitu OS Glaukoma Sudut Tertutup Akut
III.4
1.
2.
P (Planning)
Medika mentosa
Timol (Timolol Maleate) 0,5% ED 2x1 tetes/hari OS
Berguna untuk mengurangi produksi aquous humour sehingga
tekanan intraokular tidak terus meningkat.
Glaukon (Asetazolamid) 500 mg dilanjutkan 250 mg/6 jam
19
4.
5.
1.
Terapi lanjutan
Iridektomi perifer (laser atau bedah)
Walau dengan obat-obat TIO sudah turun dan sudut sudah terbuka,
iridektomi perifer tetap harus dilakukan, untuk mencegah serangan akut
berulang.
20
Daftar pustaka:
1. Ilyas, Sidharta. 2010. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Sagung Seto.
2. Paul Riordan-Eva dan John P.Whitcer. (2009). Vaughan & Asburys General
Ophtalmology 17th Edition. Alih Bahasa: Brahm U. Pendit / Editor Bahasa
Indonesia: Diana Susanto. Jakarta : EGC
3. Buku Standar Pelayanan Medik SMF Ilmu Penyakit Mata
4. Arthur Lim Siew Ming, Ian J. Constable. Color Atlas of Ophthalmology Third
Edition.
5. Gerhard K.Lang, M.D. 2000. A Short Textbook Ophthalmology.
6. www.usu.ac.id
21