Anda di halaman 1dari 18

ASIMILASI BAHASA PADA ANAK

MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Pendidikan Sosial dan Budaya

Dosen pengampu: 1. Dr. Cik Suabuana, M.Pd.


2. Asep Dahliyana, M.Pd.

Disusun oleh: KELOMPOK IV


1.
2.
3.
4.
5.

Lovely Dena Pratiwi Putri


Saskia Anggana
Suci Widiasih
Tantri Wulandari
Vina Sita R.

(1300677)
(1300218)
(1301059)
(1306434)
(1304668)

DEPARTEMEN PSIKOLOGI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2014
DAFTAR ISI
MAKALAH....................................................................................................................................1
BAB I...............................................................................................................................................3

PENDAHULUAN..........................................................................................................................3
A.

Latar Belakang..................................................................................................................3

B.

Identifikasi Masalah..........................................................................................................3

C.

Rumusan Masalah.............................................................................................................3

D.

Pendekatan dan Metode Pemecahan Masalah..................................................................4

E.

Sistematika Penulisan.......................................................................................................4

BAB II.............................................................................................................................................7
KAJIAN TEORI............................................................................................................................7
A.

Kebudayaan.......................................................................................................................7
a.

Definisi Kebudayaan...................................................................................................7

b.

Wujud-wujud kebudayaan.........................................................................................8

c. Karakteristik Kebudayaan.............................................................................................8
d.
B.

Fungsi Kebudayaan.....................................................................................................9
Peradaban........................................................................................................................10

a.

Definisi Peradaban....................................................................................................10

b.

Evolusi dan Tahapan-tahapan Peradaban..............................................................11

c. Wujud Peradaban.........................................................................................................12
d.

Perbedaan antara Kebudayaan dan Peradaban....................................................12

BAB III.........................................................................................................................................14
PEMBAHASAN...........................................................................................................................14
BAB IV..........................................................................................................................................17
PENUTUP....................................................................................................................................17
A.

Kesimpulan.....................................................................................................................17

B.

Saran..............................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................19

KEBUDAYAAN DAN PERADABAN | 2

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia memiliki beragam suku dan bahasa. Seiring dengan kemajuan yang
terjadi di Indonesia banyak sekali terjadinya imigrasi penduduk keluar daerah asalnya
bahkan banyak juga yang hingga keluar pulau. Hal tersebut mengakibatkan pernikahanpernikahan beda budaya terjadi. Pernikahan beda budaya itulah yang sekarang
menjadikan banyak sekali asimilasi di dalam keluarga.
Proses asimilasi ini umumnya terjadi pada keluarga yang memiliki budaya yang
berbeda. Berbagai alasan tentunya dapat menyebabkan asimilasi terjadi pada suatu
keluarga dengan beda budaya. Namun, besar kemungkinan hal tersebut dikarenakan agar
anak-anak dari keluarga beda budaya tersebut dapat lebih mudah berkomunikasi dengan
kedua orang tuanya.
B. Identifikasi Masalah
Atas dasar latar belakang di atas, penulis ingin membahas lebih lanjut mengenai
proses masuknya asimilasi dan dampaknya terhadap anak yang dilahirkan dari keluarga
beda budaya. Contoh kecilnya adalah perubahan bahasa yang dewasa ini banyak yang
lebih menggunakan bahasa Indonesia dibandingkan bahasa daerahnya, ataupun membuat
satu kalimat dengan struktur kata yang berbeda bahasa.

C. Rumusan Masalah
1. Apakah penyebab asimilasi di suatu keluarga?
2. Apakah perubahan yang paling dominan dalam proses asimilasi di keluarga yang
memiliki latar belakang budaya yang berbeda?
3. Mengapa proses asimilasi lebih mudah terjadi di keluarga yang memiliki latar
belakang budaya yang berbeda?
4. Apa dampak yang ditimbulkan dari proses asimilasi terhadap anak yang dilahirkan
dari keluarga yang mempunyai latar belakang budaya yang berbeda?
5. Apa solusi dari pemecahan masalah?

KEBUDAYAAN DAN PERADABAN | 3

D. Pendekatan dan Metode Pemecahan Masalah


Menurut permasalahan yang penulis ajukan, pendekatan yang digunakan adalah
multiaspek, yaitu aspek sosiologis dan aspek psikologis. Metode pemecahan masalah
yang penulis lakukan dalam kasus ini adalah metode kualitatif dengan wawancara dan
metode kuantitatif dengan teori sebagai penguat.

E. Sistematika Penulisan
Maksud dan tujuan sistematika penulisan tugas akhir ini adalah untuk lebih
memudahkan penulis dalam membuat dan menyelesaikan permasalahan yang dianalisa,
sehingga lebih terarah, terfokus dan tidak menyimpang. Sistematika penulisan tugas akhir
ini adalah sebagai berikut:

BAB I

PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang pembuatan makalah ini,
identifikasi masalah tentang kasus yang penulis angkat
dalam makalah ini, rumusan masalah dari kasus yang
akan penulis bahas, pendekatan dan metode pemecahan
masalah yang penulis lakukan dalam menyelesaikan
makalah, juga sistematika penulisan itu sendiri.

BAB II

KAJIAN TEORI
Dalam bab ini penulis membahas tema makalah ini, yaitu
kebudayaan dan peradaban. Pada bahasan kebudayaan,
penulis

membahas

kebudayaan,

definisi

karakteristik

kebudayaan,
kebudayaan,

wujud-wujud
dan

fungsi

kebudayaan. Sedangkan pada bahasan peradaban, penulis


KEBUDAYAAN DAN PERADABAN | 4

membahas defines peradaban, evolusi dan tahapan peradaban,


wujud peradaban, dan perbedaan antara kebudayaan dengan
peradaban.
BAB III

PEMBAHASAN
Di bab ini, penulis menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam
rumusan masalah sesuai dengan kasus yang penulis angkat
dalam makalah ini. Dalam pembahasannya, pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan multiaspek, yaitu aspek
sosiologis dan aspek psikologis. Metode pemecahan masalah
yang penulis lakukan dalam kasus ini adalah metode
kualitatif dengan wawancara dan metode kuantitatif dengan
teori-teori sebagai penguat. Penulis mengangkat kasus
tentang bagaimana pencampuran budaya di pihak orang tua
dapat memengaruhi kebudayaan anak terutama dalam hal
penggunaan bahasa sehari-hari.

BAB IV

PENUTUP
Kesimpulan dan saran yang penulis sajikan merupakan
kesimpulan dari isi makalah ini dan saran untuk memecahkan
masalah atau kasus yang penulis bahas.
DAFTAR PUSTAKA
Berisi daftar sumber yang penulis gunakan sebagai referensi
dalam membuat makalah ini.
LAMPIRAN
Berisi hasil wawancara yang penulis lakukan sebagai metode
kualitatif untuk pemecahan masalah

KEBUDAYAAN DAN PERADABAN | 5

BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kebudayaan
a. Definisi Kebudayaan
Kata kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta buddhayah, yaitu bentuk
jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal. Dengan demikian, kebudayaan dapat
diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan akal (Koentjoroningrat, 2009).
Lalu, culture berasal dari bahasa Latin colere yang berarti mengolah,
mengerjakan, terutama mengolah tanah atau bertani. Maka, berkembanglah arti culture
sebagai segala daya upaya serta tindakan manusia untuk mengolah tanah dan mengubah
alam (Koentjoroningrat, 2009)
Menurut ilmu antropologi, kebudayaan merupakan keseluruhan sistem gagasan,
tindakan dan hasil kerja karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan
milik diri manusia dengan belajar (Koentjoroningrat, 2009).
Menurut E.B. Tylor (Soekanto, 2012: 151), kebudayaan adalah kompleks yang
mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan lain
kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia
sebagai anggota masyarakat.
Berikut kebudayaan menurut Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi (dalam
Soekanto, 2012:150)
Kebudayaan adalah hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Karya
masyarakat menghasilakan teknologi dan kebudayaan atau kebendaan
jasmaniah (material culture) yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai
alam sekitarnya agar kekuatan serta hasilnya dapat diabdikan untuk
keperluan masyarakat.
b. Wujud-wujud kebudayaan
J.J. Honigmann dalam bukunya yang berjudul The World of Man (1959:11-12),
membedakan tiga gejala kebudayaan, yaitu ideas, activities, dan artifacs.
Tiga wujud kebudayaan yaitu:
1. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide, gagasan, nilai, norma,
peraturan, dan sebagainya.
KEBUDAYAAN DAN PERADABAN | 6

2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari
manusia dalam masyarakat.
3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.
c. Karakteristik Kebudayaan
Karakteristik kebudayaan menurut Imran dalam bukunya Dasar-Dasar Sosial Budaya
Pendidikan (1989:11-12):
1. Kebudayaan merupakan

pegalaman

universal

umat

manusia,

tetapi

manifestasi lokal dan regionalnya bersifat unik. Masing-masing kebudayaan


mempunyai institusi kekerabatan, ada persamaan tetapi tidak identik.
Misalnya, institusi pendidikan untuk penyampaian kebudayaan dari suatu
generasi ke generasi berikutnya. Cara dan isi yang disampaikan akan berbeda
karena adanya keragaman lingkungan dan sejarah perkembangan suatu
masyarakat.
2. Kebudayaan bersifat stabil, tetapi juga bersifat dinamis dan memperlihatkan
perubahan yang terus menerus dan tetap. Kontak budaya dan perubahan
lingkungan akan menyebabkan terjadinya perubahan. Misalnya, proses
akulturasi atau pinjam meminjam unsur-unsur kebudayaan. Tuntutan
lingkungan yang berubah dapat mendorong orang untuk menciptakan elemen
baru yang akan memperkaya suatu kebudayaan.
3. Kebudayaan mengisi dan menentukan jalan hidup kita, tetapi kebudayaan
tersebut jarang mengusik alam sadar kita. Kita berpikir, merasa dan berbuat
menurut cara-cara tertentu, tetapi kita tidak mempertanyakan faktor apa yang
menyeabkan kita berbuat demikian. Disini, ada hal-hal yang bersifat
psikologis dan filosofis yang ditanamkan sejak kecil yang menjadi sumber
dari pola perilaku tertentu yang penanamannya tidak disadari.
d. Fungsi Kebudayaan
Menurut Soekanto dalam bukunya Sosiologi Suatu Pengantar (2012:155-157),
kebudayaan merupakan alat untuk memenuhi kebutuhan dasar, yaitu kelangsugan hidup
organis, penyesuaian kepada lingkungan, dan pelestarian dalam arti biologis. Kebutuhankebutuhan masyarakat tersebut sebagian besar dipenuhi oleh kebudayan yang bersumber
pada masyarakat itu sendiri. Dikatakan sebagian besar karena kemampuan manusia
terbatas sehingga kemampuan kebudayaan yang merupakan hasil ciptaannya juga
terbatas didalam memenuhi segala kebutuhan.
KEBUDAYAAN DAN PERADABAN | 7

Kebudayan mengatur agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya


bertindak, berbuat, memnentukan sikapnya, saat mereka berhubungan dengan orang lain.
Hasil dari kebudayaan diantaranya adalah adat istiadat dan hukum. Adat istiadat timbul
dari kebutuhan masyarakat yang berbeda dari satu tempat ke tempat yang lain, juga
berbeda waktunya. Adat istiadat mempunyai akibat hukum bernama hukum adat. Hukum
merupakan peraturan yang sengaja dibuat dan mempunyai sanksi tegas, bertujuan untuk
membawa suatu keserasian dan memperhatikan hal-hal yang bersangkut aut dengan
keadaan lahiriah maupun batiniah seorang manusia. Hukum dibuat oleh negara atau
badan-badan negara yang diberi wewenang.
Kerber dan Smith (dalam Imran, 1989:15-16) mengemukakan adanya fungsi
utama kebudayaan dalam kehidupan manusia yaitu,
1. Pelajut keturunan dan pengasuhan anak, penjamin kelangsungan hidup biologis
dari kelompok sosial.
2. Pengembangan kehidupan ekonomi, menghasilkan dan memakai benda-benda
ekonomi.
3. Transmisi budaya, cara-cara mendidik dan membentuk generasi baru menjadi
orang-orang dewasa yang berbudaya.
4. Keagamaan, menanggulangi hal-hal yang berhubungan dengan kekuatan yang
bersifat gaib.
5. Pengendalian

sosial,

cara-cara

yang

dilembagakan

untuk

melindungi

kesejahteraan individu dan kelompok.


6. Rekreasi, aktivitas yang member kesempatan kepada orang-orang untuk
memuaskan kebutuhannya akan permainan-permainan.

B. Peradaban
a. Definisi Peradaban
Peradaban atau civilization merupakan istilah yang biasa digunakan untuk
menyebut bagian dan unsur dari kebudayaan yang halus, maju, dan indah. Misalnya,
kesenian, ilmu pengetahuan, adat sopan santun pergaulan, kepandaian menulis, organisasi
kenegaraan, dan sebagainya. Peradaban merupakan suatu kebudayaan yang mempunyai
sistem teknologi, ilmu pengetahuan, seni bangunan, seni rupa, dan sistem kenegaraan dari
masyarakat yang maju dan kompleks (Koentjoroningrat, 2009:146).
Dalam buku Karwati (2014:78), beberapa tokoh seperti Huntington, Fairchild, dan
Damono mengemukakan pendapatnya tentang peradaban. Huntington mendefinisikan
peradaban sebagai the highest social grouping of people and the broadest level of
KEBUDAYAAN DAN PERADABAN | 8

cultural identity people have short of that which distinguish hmans from other species.
Damono (2001) menyatakan adab berarti akhlak, atau kesopanan dan kehalusan budi
perkerti. Juga Fairchild (1980) menyatakan peradaban adalah perkembangan
kebudayaan

yang

telah

mencapai

tingkat

tertentu

yang

diperoleh

manusia

pendukungnya.
b. Evolusi dan Tahapan-tahapan Peradaban
Menurut JWM Baker SJ (dalam Sukmana, 2008:59, 137-138):
Mereka tidak sampai menerangkan jalan kebudayaan dengan teori evolusi, tetapi
mencoba membuktikan evolusi dengan data budaya yang ada. Proses evolusi
kebudayaan hanya dipandang dari jauh, yakni dengan mengambil jangka waktu
yang panjang, misalnya beberapa ribu tahun yang lalu, maka akan menampakkan
perubahan-perubahan besar yang seolah menentukan arah (directional) dari
sejarah perkembangan kebudayaan yang bersangkutan. Perubahan perubahan
tersebut direkonstruksi dengan menganalisa sisa-sisa dari benda hasil kebudayaan
manusia pada jaman dahulu yang antara lain digali dari lapisan bumi diberbagai
tempat.
Alfin Tofler dan John Naisbitt mengemukakan tahapan peradaban dan
pengaruhnya (dalam Sukmana, 2008:5). Menurut Alfin Tofler tahapan peradaban dapat
dibagi atas tiga tahapan, yaitu :
1. Gelombang pertama sebagai tahap peradaban pertanian, dimana dimulai
kehidupan baru dari budaya meramu ke bercocok tanam (revolusi agraris).
2. Gelombang kedua sebagai tahap peradaban industri penemuan mesin uap,
energi listrik, mesin untuk mobil dan pesawat terbang (revolusi industri).
3. Gelombang ketiga sebagai tahap peradaban informasi. Penemuan teknologi
informasi dan komunikasi (ICT) dengan komputer atau alat komunikasi
digital.
Menurut John Naisbitt mengemukakan bahwa era informasi menimbulkan gejala
mabuk teknologi, yang ditandai dengan beberapa indikator, yaitu :
1. Masyarakat lebih menyukai penyelesaian masalah secara kilat.
KEBUDAYAAN DAN PERADABAN | 9

2. Masyarakat takut sekaligus memuja teknologi.


3. Masyarakat mengaburkan perbedaan antar yang nyata dan yang semu.
4. Masyarakat menerima kekerasan sebagai sesuatu yang wajar.
5. Masyarakat mencintai teknologi dalam bentuk mainan, dan
6. Masyarakat menjalani kehidupan yang berjarak dan terenggut.
c. Wujud Peradaban
Dalam buku Imran Manan (1989), wujud kebudayaan diantaranya sebagai
berikut:
1. Moral: nilai-nilai dalam masyarakat dalam hubungannya dengan kesusilaan.
2. Norma: aturan, ukuran, atau pedoman yang dipergunakan dalam menentukan
sesuatu benar atau salah, baik atau buruk.
3. Etika: nilai-nilai dan norma moral tentang apa yang baik dan buruk yang menjadi
pegangan dalam mengatur tingah laku manusia. Bisa juga diartikan sebagai etiket,
sopan santun.
4. Estetika: berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam keindahan,
mencakup kesatuan (unity), keselarasan (balance), dan kebalikan (contrast).
d. Perbedaan antara Kebudayaan dan Peradaban

Koentjoroningrat membedakan antara kebudayaan dan peradaban. Kebudayaan


adalah segala daya dan upaya manusia untuk mengubah alam atau keseluruhan gagasan
dan karya manusia yang harus dibiasakan dengan belajar, beserta keseluruhan hasil budi
dan kerjanya itu. Sedangkan peradaban menurutnya dapat disejajarkan dengan istilah
inggris yaitu civilation, yang dipakai untuk bagian-bagian atau unsur kebudayaan yang
halus dan indah. Peradaban sering dipakai untuk menyebut kebudayaan yang mempunyai
sistem teknologi, seni bangunan, seni rupa, dll.

KEBUDAYAAN DAN PERADABAN | 10

BAB III
PEMBAHASAN
Gerak kebudayaan adalah gerak manusia yang hidup didalam masyarakat yang
menjadi wadah kebudayaan. Gerak manusia terjadi sebab dia mengadakan hubunganhubungan dengan manusia lainnya. Maka, terjadilah hubungan antarkelompok manusia
didalam masyarakat (Soekanto, 2012: 167-168).
Proses terjadinya asimilasi dimulai dengan terjadinya akulturasi terlebih dahulu.
akulturasi (acculturation atau culture contact) sendiri merupakan proses sosial yang
timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan
dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing dengan sedemikian rupa, sehingga
unsur-usur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan
sendiri (Koentjaraningrat, 2009: 202).
Sedangkan Istilah asimilasi berasal dari kata Latin, assimilare yang berarti
menjadi sama.1 Kata tersebut dalam bahasa Inggris adalah assimilation (sedangkan
dalam bahasa Indonesia menjadi asimilasi). Dalam bahasa Indonesia, sinonim kata
asimilasi adalah pembauran. Asimilasi merupakan proses sosial yang terjadi pada tingkat
lanjut2. Asimilasi terjadi apabila ada, (1) kelompok-kelompok manusia yang berbeda
kebudayaannya, (2) individu-individu sebagai anggota kelompok itu saling bergaul secara
langsung dan intensif dalam waktu yang relatif lama, (3) kebudayaan-kebudayaan dari
kelompok manusia tersebut masing-masing berubah dan saling menyesuaikan diri. Hal
tersebut terjadi karena tuntutan dari lingkungan yang multikultural. Suatu keluarga untuk
dapat bisa beradaptasi dilingkungan yang multikultural seseorang akan lebih toleransi dan
terbuka dengan budaya lain agar tercipta hubungan sosial yang harmonis. Namun
asimilasi yang lebih sering terjadi pada suatu keluarga yang terdapat pernikahan oleh
pasangan yang mempunyai latar belakang yang berbeda.
Pada awalnya suatu pasangan dari beda budaya akan terjadi proses akulturasi
terlebih dahulu. Proses akulturasi yang berjalan dengan baik dapat menghasilkan
KEBUDAYAAN DAN PERADABAN | 11

integrasi antara unsur-unsur kebudayaan asing dengan unsur-unsur kebudayaan sendiri.


Dengan demikian unsur-unsur kebudayaan asing tidak lagi dirasakan sebagai hal yang
berasal dari luar, unsur yang diterima terlebih dahulu akan diproses dan disesuaikan
sehingga dianggap sebagai unsur-unsur kebudayaan itu sendiri (Soekanto, 2012, hlm.
168-170). Namun, proses ini lambat laun akan terjadi taraf yang lebih lanjut yaitu
asimilasi.
Dari hasil wawancara yang dilakukan hal yang dominan terlihat dari akulturasi
keluarga beda budaya adalah dalam penggunaan bahasa. Dari hasil tersebut orang tua
lebih banyak yang menggunakan bahasa Indonesia namun terkadang bercampur dengan
penggunaan bahasa daeranya. Hal tersebut menjadi hal yang umum di keluarga. Namun,
lambat laun penggunaan bahasa dalam keluarga hanya dengan menggunakan bahasa
Indonesia saja. Hal itu dikarenakan lebih mudah menggunakan bahasa Indonesia
dibandingkan dengan menggunakan multibahasa dalam interaksinya.
Dari paparan sebelumnya, pernikahan dengan pasangan yang berlatar budaya
berbeda mempunyai peran penting dalam terjadinya asimilasi bahasa pada suatu keluarga.
Penyebab dari asimilasi bahasa dalam suatu keluarga dikarenakan dari keterbukaan dari
pasangan dalam menerima kebudayaan yang asing serta menghargai kebudayaan yang
berbeda dari kebudayaan asalnya. Terciptanya toleransi budaya dalam keluarga tersebut
menjadi kunci dari suksesnya proses asimilasi menurut hasil wawancara yang dilakukan.
Sehingga keluarga tersebut saling menyesuaikan diri antar-kebudayaan.
Selain itu, anak menjadi salah satu alasan terpenting terjadinya suatu proses
asimilasi dalam keluarga. Para orang tua tidak ingin anaknya memiliki hambatan dalam
perkembangannya kelak. Mereka juga tidak ingin ketidak konsistensian mereka dalam
menggunakan bahasa dapat membuat anak mereka menjadi bingung dengan bahasabahasa yang digunakan. Kebingungan yang khawatirkan adalah dengan penggunaan
struktur bahasa yang terkadang berbeda dari struktur bahasa yang sejak awal dipelajari
oleh seorang anak yang mengakibatkan gangguan kognisi serta trauma akibat
penggunaan berbagai macam struktur bahasa sehingga orang tua memutuskan hanya
menggunakan satu bahasa saja.

KEBUDAYAAN DAN PERADABAN | 12

Dampak negatif yang ditimbulkan dengan adanya proses asimilasi bahasa pada
suatu keluarga adalah ketidaktahuan seorang anak pada bahasa daerah yang dimiliki oleh
orang tuanya. Karena kurangnya penggunaan bahasa daerah yang dimiliki oleh orang tua
kepada anaknya. Selain itu juga berdampak kepada hubungan keluarga. Pada beberapa
kasus terjadi kerenggangan hubungan seorang anak dengan salah satu keluarga akibat
perbedaan penggunaan bahasa. Hal itu terjadi ketika terdapat salah satu anggota keluarga
yang hanya dapat menggunakan bahasa daerah saja dan kurang mampu menggunakan
bahasa Indonesia dengan baik. Hilangnya identitas kebudayaan seorang anak juga
menjadi dampak negatif pada asimilasi bahasa. Karena bahasa merupakan salah satu
identitas kebudayaan yang sangat terlihat pada diri seseorang. Lebih luasnya, terjadinya
proses asimilasi pada suatu keluarga dapat menyebabkan hilangnya suatu bahasa menjadi
lebih cepat.
Namun, selain dampak negatif tersebut terdapat beberapa dampak positif dari
terjadinya proses asimilasi bahasa. Dampak positif tersebut dapat terjadi ketika dapat
menyikapi dan mengatasi asimilasi bahasa dengan secara bijak yaitu dapat lebih mudah
mempelajari berbagai macam bahasa, adanya kemudahan untuk dapat bersosialisasi
dengan kebudayaan yang berbeda.

KEBUDAYAAN DAN PERADABAN | 13

KEBUDAYAAN DAN PERADABAN | 14

KEBUDAYAAN DAN PERADABAN | 15

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyebab asimilasi pada suatu keluarga karena faktor lingkungan yang
multikultural serta pernikahan beda budaya. Asimilasi pada pernikahan beda budaya
sangat terlihat dari perubahan penggunaan bahasa dari suatu keluarga. Hal itu
dikarenakan toleransi, keterbukaan, rasa saling menghargai masing- masing kebudayaan
dan kemudahan berkomunikasi serta kekhawatiran anak memiliki trauma yang
menghambat perkembangan serta ganguan kognisi membuat proses asimilasi lebih
mudah terjadi pada keluarga yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda. Namun,
asimilasi bahasa pada suatu keluarga menimbulkan dampak yang negatif yaitu
ketidaktahuan seorang anak pada bahasa daerah, ketidakdekatan hubungan seorang anak
dengan salah satu anggota keluarga yang hanya fasih menggunakan bahasa daerah namun
tidak dengan bahasa Indonesia, hilangnya identitas kebudayaan seorang anak, dan
menyebabkan hilangnya suatu bahasa menjadi lebih cepat. Selain itu terdapat pula
dampak positif pada asimilasi yaitu mudah mempelajari berbagai macam bahasa, adanya
kemudahan untuk dapat bersosialisasi dengan kebudayaan yang berbeda.
B. Saran
Dalam mempertahankan suatu peradaban, penting bagi kita untuk tetap menjaga
dan melestarikan budaya agar tidak kehilangan esensinya dan hilang atau punah.
Terutama penanaman pada kalangan anak dan remaja agar mereka mengenal kebudayaan
lebih dalam sebagai genarasi penerus. Contohnya adalah,
1. Menggunakan bahasa yang tepat di setting yang tepat.
2. Mengembangkan rasa ingin tahu terhadap bahasa sendiri dibanding bahasa
lain salah satunya adalah dengan cara membaca buku.
3. Memperdalam pemahaman mengenai pentingnya melestarikan suatu budaya
berbahasa yang benar salah satunya adalah dengan cara sharing dengan
komunitas budaya.
KEBUDAYAAN DAN PERADABAN | 16

4. Mengadakan festival kebudayaan sebagai ajang untuk memperkenalka


kebudayaan.

KEBUDAYAAN DAN PERADABAN | 17

DAFTAR PUSTAKA
Hall, Calvin S & Lindzey G. 1985. Introduction to Theories Of Personality. Canada: John Willey
& Sons, Inc.
Honingmann, J.J. 1959. The world of man. New York.
Karwati, Euis. 2014. Bahan ajar: Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi. Jakarta:
Khazanah Intelektual.
Konetjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi Edisi Revisi 2009. Jakarta: Asdi Mahasatya.
Manan, Imran. 1989. Dasar-dasar Sosial Budaya Pendidikan. Jakarta.
Soekanto, Soejono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo.

KEBUDAYAAN DAN PERADABAN | 18

Anda mungkin juga menyukai