Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

I.I

Latar Belakang
Kasus kehilangan gigi pada orang-orang dengan usia yang relatif muda

semakin meningkat.1,2 Oleh karena itu, mahasiswa kedokteran gigi dituntut untuk
membekali diri dengan pengetahuan dan keterampilan mengenai rehabilitasi
kehilangan gigi. Berbagai macam alternatif perawatan dapat dipilih untuk menangani
masalah kehilangan gigi, diantaranya perawatan dengan restorasi gigi tiruan cekat,
gigi tiruan lepasan, maupun implantasi gigi.
Gigi tiruan jembatan merupakan salah satu jenis restorasi cekat yang dapat
menjadi pilihan tepat dalam merehabilitasi kehilangan gigi. Keberhasilan perawatan
dengan gigi tiruan jembatan dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain desain
preparasi gigi penyangga. Desain preparasi gigi penyangga harus mengikuti
pertimbangan mekanis, biologis, dan estetis. Hal ini bertujuan untuk menghasilkan
gigi tiruan jembatan yang optimal.
Bentuk geometri morfologi sirkumferensial hasil preparasi gigi penyangga
merupakan salah satu pertimbangan mekanis yang penting untuk mendapatkan
retensi dan resistensi bagi gigi tiruan jembatan. Gigi penyangga harus dibentuk
sedemikian rupa sehingga menghasilkan bentuk geometri morfologi sirkumferensial
yang serupa dengan morfologi alami gigi asli. Bentuk geometri morfologi
sirkumferensial merupakan garis terluar dari hasil preparasi gigi penyangga pada
perawatan dengan gigi tiruan jembatan. Bentuk geometri ini sangat penting
mengingat sebagian besar retensi da resistensi gigi tiruan jembatan bergantung pada
bentuk geometri hasil preparasi pada gigi penyangga dibanding pada adesi semen
sebab kebanyakan semen tradisional seperti zinc phosphate bersifat non adesif.3

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia

Hasil preparasi gigi penyangga yang buruk secara geometris (misal, hasil
preparasi gigi penyangga yang konus dan kehilangan morfologi alaminya) dapat
mengurangi retensi dan resistensi gigi tiruan jembatan. Ini dapat disebabkan oleh
faktor-faktor klinis yang mempersulit seperti buruknya jarak penglihatan maupun
sempitnya akses seperti pada gigi-gigi posterior.4
Melihat betapa pentingnya peranan preparasi gigi penyangga dalam
menjamin keberhasilan dari sebuah restorasi gigi tiruan jembatan serta sulitnya
menghasilkan bentuk preparasi yang ideal pada gigi posterior, maka pada
kesempatan ini dilakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana bentuk geometri
dapat dihasilkan pada preparasi gigi penyangga posterior untuk restorasi gigi tiruan
jembatan oleh mahasiswa profesi kedokteran gigi Universitas Indonesia untuk
menunjang keberhasilan perawatan dengan gigi tiruan jembatan.
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pemahaman mahasiswa FKG
dalam melakukan preparasi gigi penyangga untuk memperoleh keberhasilan
perawatan dengan gigi tiruan jembatan.

I.2

RUMUSAN MASALAH
Uraian ringkas dalam latar belakang masalah di atas memberikan
dasar bagi peneliti untuk merumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

Bagaimana

frekuensi

dan

distribusi

bentuk

geometri

morfologi

sirkumferensial hasil preparasi gigi penyangga posterior pada perawatan


dengan gigi tiruan jembatan oleh mahasiswa profesi kedokteran gigi
Universitas Indonesia periode Januari 2006 September 2007.

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia

I.3

TUJUAN PENELITIAN

Mengetahui frekuensi dan distribusi bentuk geometri morfologi


sirkumferensial hasil preparasi gigi penyangga pada perawatan dengan
gigi tiruan jembatan oleh mahasiswa profesi kedokteran gigi Universitas
Indonesia periode Januari 2006 September 2007.

I.4

MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang ingin didapatkan dari penelitian ini bagi mahasiswa
fakultas kedokteran gigi adalah untuk menambah pemahaman mengenai
peranan desain preparasi gigi penyangga dalam memperoleh keberhasilan
perawatan dengan restorasi gigi tiruan jembatan. Selain itu penelitian ini juga
diharapkan dapat memberikan manfaat bagi dokter gigi dalam meningkatkan
pengetahuan untuk menunjang keterampilan mengenai rehabilitasi kehilangan
gigi. Manfaat lain yang ingin didapatkan dari penelitian ini adalah menambah
pengalaman penulis dalam melakukan penelitian.

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai