NPM
: 1206322556
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Disebut juga dengan modus control. Karena pada modus ini, pasien menrima volume
dan frekuensi pernapasan sesuai dengan yang telah diatur. Sedangkan pasien tidak dapat
bernafas sendiri.
ACV (Assist Control Ventilation)
Pada modus ini, pasien menerima volume dari mesin dan bantuan nafas, tetapi hanya
sedikit. Pasien diberikan kesempatan untuk bernapas spontan. Total jumlah pernapasan
dan volume semenit ditentukan oleh pasien sendiri.
IMV (Intermitent Mandatory Ventilation)
Pasien menerima volume dan frekuensi pernapasan dari ventilator. Keuntungannya
adalah pasien diberikan kesempatan untuk bernapas sendiri.
Pressure Support
Modus ini memberikan bantuan ventilasi dengan cara memberikan tekanan. Pada saat
pasien inspirasii, mesin memberikan bantuan nafas sesuai tekanan positif yang telah
ditentukan. Modus ini sangat baik untuk digunakan pada proses penyapihan pasien dari
penggunaan ventilator.
SIMV (Syncronize Intermitent Mandatory Ventilation)
Modus ini sama dengan IMV, hanya pada modus ini bantuan pernafasan dari ventilator
disesuaikan kapan terjadi pernapasan sendiri.
CPAP (Continous Positive Airway Pressure)
Pemberian tekanan positif pada jalan nafas untuk membantu ventilasi selama siklus
pernafasan. Pada modus inni frekuensi pernafasan dan volume tidal ditentukan oleh
pasien sendiri.
PEEP (Positive End Expiratory Pressure)
Diguankan untuk mempertahankan tekanan jalan nafas pada akhir ekspirasi sehingga
meningkatkan pertukaran gas di dalam alveoli. Pemakaian PEEP dianjurkan adalah 5-15
cm H2O (Brunner and Suddarth, 2002)
F. Parameter Ventilator
1. FiO2 (Fraksi oksigen inspirasi)
FiO2 diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien. Pemberian FiO2 sebaiknya diberikan
serendah mungkim tetapi pemberian PaO2 yang adekuat. Prinsipnya adalah
mendapatkan PaO2 yang lebih besar dari 60mmHg
2. Volume tidal
Volume tidal adalah jumlah udara yang keluar masuk setiap kali pernafasan. Normalnya
adalah 8-12 cc/kgBB
3. Frekuensi pernapasan
4. Perbandingan inspirasi dan ekspirasi (I:E Ratio)
5. Untuk menentukan perbandingan antara waktu inspirasi dan ekspirasi. Normal I:E
adalah 1:2
6. Batas tekanan (Pressure Limit)
Pengaturan pada parameter ini bertujuan untuk membatasi tekanan yang diberikan dalam
mencapai volume tida;. Pressure limit diberikan 10-15 cm H2O diatas tekanan yang
dikeluarkan oleh pasien
7. Sensitivitas
Diberikan agar pasien merangsang mesin untuk memberikan nafas. Sensitivitas tidak
diberikan jika ventilator dalam modus control. Jika pasien diharapkan untuk merangsang
mesin maka sensitivitas diatur pada -2cmH2O
8. Alarm
Alarm ventilator bekerja atau berbunyi verarti mengindikasikan terjadinya suatu
masalah. Mekanisme kerja alarm pada ventilator antara lain:
a. Oksigen
Alarm akan berbunyi jika FiO2 menyimpang dari settingan awal
Penyebab
Penatalaksanaan
Settingan FiO2 diubah-ubah dan tidak Mengubah settingan FiO2 sesuai dengan
sesuai dengan nilai yang diharapkan
nilai yang diharapkan
Analyzer oksigen error
Mengkalibrasikan analyzer
Gangguan pada sumber oksigen
Mengkoreksi gangguan yang terjadi
b. Pressure
High pressure limit
High pressure limit biasanya disetting 10 cmHg diatas PIP pasien rata-rata.
Alarm akan berbunyi jika tekanan meningkat dimanapun selama masih di
sirkuit ventilator.
Penyebab
Penatalaksanaan
Peningkatan hambatan aliran gas
Luruskan selang nafas ventilator.
Auskultasi suara nafas dan berikan
bronkodilator jika diperlukan
Penurunan compliance paru
Turunkan flow rate/VT/gunakan control
mode
Pasien melawan ventilator (fighting)
Disconnect dari ventilator, lakukan
bagging
Jika respiratory distress tidak ada, maka
masalahnya ada pada ventilator.
Jika ada usaha nafas dari pasien, gunakan
SIMV
Low inspiratory pressure
Biasanya disetting 5-10 cmHg dibawah PIP. Alarm akan berbunyi jika
tekanan di sistem lebih rendah dari settingan
Penyebab
Penatalaksanaan
Gangguan pada pasien dengan
Koreksi kebocoran atau saluran yang
ventilator
lepas
Low O2 pressure
Alarm akan aktif jika tekanan sumber udara tidak adekuat
Penyebab
Penatalaksanaan
Kehilangan sumber udara/kehilangan Cek sambungan dengan sumber udara.
tekanan dalam sumber udara
Jika karena turunnya tekanan ventilator
tidak berfungsi, lakukan ventilasi secara
manual
Low PEEP/CPAP
Parameter alarm PEEP/CPAP biasanya diatur 3-5cmHg dibawah settingan
PEEP/CPAP yang digunakan
Penyebab
Penatalaksanaan
Kerusakan pada sirkuit ventilator
Evaluasi dan koreksi sumber kerusakan
c. Volume
Rendahnya volume tidal ekspirasi atau minute volume venyilation
Penyebab
Penatalaksanaan
Tidak tersambungnya ventilator
Kebocoran bisa bersumber dari mulut
sistem dengan pasien (cth: alat
atau koreksi sirkuit.
terlepas dari pasien)
Tanda dan gejala pada pasien:
Terjadi kebocoran
Hipoksemia dan hiperkabnia
Kebocoran bisa juga karena malposisi
alat pada jalan napas, udara dapat
ditambahkan pada cuff
Jika kebocoran tidak dapat diperbaiki
dalam waktu singkat, maka reset
kembali parameter alarm (VT) untuk
mengkompensasi volume yang hilang
Pasien dalam penggunaan ventilator
Kaji penyebab penurunan compliance
dengan PC mode, pasien dengan
paru atau penurunan resistensi jalan nafas
penurunan compliance, penurunan
Kaji tanda dan gejala kelelahan otot nafas
resistensi atau kelelahan
pada pasien : RR, pola napas irregular,
penggunaan otot-otot aksesoris
pernapasan
Meningkatkan tekanan inpirasi untuk
mendapatkan VT yang cukup,
meningkatkan jumlah nafas bantuan, atau
mengubah mode ventilator menjadi
volume cycled mode
Mencapai tekanan batas atas tekanan
Gangguan disebabkan karena tingginya
tertinggi karena ventilator membuang tekanan inspirasi
sisa VT
Sensor dalam kondisi basah,
Keringkan sensor dan susun kembali
menyebabkan tidak akuratnya
pengukuran volume ekspirasi
Tidak cukupnya aliran gas
Awasi/kaji adanya waktu inpirasi yang
memanjang dengan mengontrol I:E ratio.
Kemudian perbaiki dengan meningkatkan
aliran udra (flow rate)
peningkatan volume
ekspirasi:kecemasan, nyeri, hipoksemia,
asidosis metabolic yang dikarenakan
menurunnya perfusi jaringan, kehilangan
HCO3 melalui abdominal drain
Cari penyebab kecemasan, penyebab
hipoksemia, control nyeri
M,engatur kembali settingan VT dan RR
atau alarm parameter pada ventilator
Keluarkan cairan dari selang ventilator
sesegera mungkin
d. Apnea
Alarm akan diaktifkan atau berbunyi jika tidak ada ekshalasi
Penyebab
Penatalaksanaan
Tidak terdeteksinya usaha nafas
Kaji pernapasan pasien.
spontan dari pasien
Jika pasien tidak bernafas, lepas
ventilator dang anti dengan bantuan nafas
manual (bagging). Jika nadi tidak teraba,
cai bantuan dan lakukan RJP
Lepasnya sambungan sensor ekshalasi Periksa sambungan sensor dan
hubungkan kembali dengan ventilator
e. I:E ratio
Alarm I:E ratio akan berbunyi jika I:E ratio mencapai 1:3 atau dibawah 1:1,5.
Penyebab
Penatalaksanaan
Tidak sesuainya volume tidal, peak
Cek kesiapan VT, peak inspiratory flow
inspiratory flow rate dan respiratory
rate, dan RR control
rate control
Jika VT dan RR settingnya sudah sesuai,
atur peak inspiratory flow rate untuk
mencapai I:E ratio normal
f. Gangguan mesin ventilator
Penyebab
Lepasnya sambungan kabel ke
sumber listrik
Rusaknya tekanan udara dan oksigen
Penatalaksanaan
Cek sambungan listrik
G. Penyapihan (Weaning)
Penyapihan adalah proses untuk melepaskan bantuan ventilasi mekanik yang dilakukan
secara bertahap
Syarat-syarat penyapihan
1. Proses penyakit yang menyebabkan pemasangan ventilator sudah dapat
dikurangi/diatasi
2. Pasien dalam keadaan sadar
3. Hemodinamika stabil dan normal
4. Pada pemberian PEEP tidak lebih dari 5 cm H2O atau pada FiO2 50% dapat
mempertahankan PaO2 60mmHg
5. PaCO2<45mmHg
6. Volume tidal 10-15cc/KgBB
7. Kapasitas vital paru > 10cc/Kg/BB atau 2 kali lebih besar dari volume tidal
8. Volume semenit < 10 L/menit
9. Tekanan maksimum inspirasi <20 H2O
10. Laju pernapasan kurang dari 25 kali/menit
11. Secara psikologis pasien sudah siap
Metode penyapihan
1. Metode T.Piece
Teknik penyapihan dengan menggunakan suatu alat yang bentuknya seperti huruf T.
pemberian oksigen harus lebih tinggi 10% dari oksigen saat penggunaan ventilator.
Pasien dinyatakan siap diekstubasi jika penggunaan T. Piece lebih banyak dari
penggunaan ventilator. Keuntungannya adalah proses penyapihan lebih cepat
2. Metode SIMV
Metode dengan cara mengurangi bantuan ventilasi dengan caa mengurangi frekuensi
pernapasan yang diberikan oleh mesin. Dengan menggunakan metode ini pasien dapat
metih otot-otot pernapasan, lebih aman dan pasien tidak merasakan ketakutan, tetapi
kerugiannya berlangsung lambat
3. Metode PSV
Dengan cara mengurangi jumlah tekanan yang diberikan ventilator
Prosedur Penyapihan
1. Memberitahukan pasien tentang rencana weaning, cara, perasaan tak enak pada awal
weaning. Lakukan support mental pada pasien terutama yang sudah menggunakan
ventilator dalam waktu lama
2. Meminimalkan obat-obat sedasi
3. Melakukan pada pagi hari atau siang hari dimana masih banyak staff ICU dan kondisi
pasien stabil
4. Membersihkan jalan nafas, memposisikan pasien senyaman mungkin
5. Gunakan T piece atau CPAP dengan FiO2 sesuai semuala
6. Melakukan monitoring keluhan subjektif, nadi, RR, irama jantung, kerja nafas, dan
saturasi O2
7. Mengawasi analisa gas darah 30 menit setelah prosedur
8. Melakukan dokumentasi yang meliputi teknik weaning, respon pasien, dan lamanya
weaning
(Brunner and Suddarth, 2002 ; Hudak and Gallo, 1995; Tanjung, 2003)
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
Pengkajian keperawatan meliputi pengkajian riwayat keperawatan, pengkajian fisik, dan
pengkajian diagnostic (Doengoes, 2000)
1. Riwayat keperawatan, meliputi:
a. Persepsi pasien tentang kondisi saat ini
b. Peran dan hambatan peran
c. Pola nutrisi (jumlah, diet khusus saat ini, alergi, perubahan selera makan)
d. Pola istirahat (waktu tidur, jumlah jam tidur, kebiasaan saat tidur)
e. Pola koping (kemampuan koping, kemampuan koping keluarga)
f. Pengambilan keputusan
2. Pemeriksaan fisik
Komponen pengkajian pemeriksaan fisik meliputi:
a. Neurologi: tingkat kesadaran, reflek menelan, reflek kornea
b. Kardiovaskuler: irama jantung, distensi vena jugularis, tekanan darh, bunyi jantung,
pengisian kapiler kurang dari 3 detik, nadi perifer dan edema
c. Respirasi: jalan napas, seperti tipe ukuran dan posisi ETT, pergerakan dada, suara napas,
sputum (jumlah, warna, konsistensi)
d. Parameter pada ventilator: modus yang diberikan, TV, RR, FiO2, PEEP, tekanan puncak
inpirasi, alarm, selang ventilator seperti kebocoran, saturasi O2
e. Gastrointestinal: rongga mulut (adanya isi, perubahan pada lidah menunjukkan adanya
dehidrasi), bising usus (peurunan motilitas usus dapat terjadi akibat tertelannya udara
yang berasal dari sekitar selang endotrakheal)
f. Genitourinaria: urin jumlah, warna, karakteristik, berat jenis, distensi kandung kemih
g. Integumen: warna kulit, suhu, kelembababan, turgor kulit
h. Psikososial: tingkat kecemasan, pola komunikasi, kebutuhan spiritual
3. Pemeriksaan diagnostic: analisa gasa darah, thorax photo
DIAGNOSA KEPERAWATAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Bersihan jalan nafas tidak efektif
b.d. ketidakmampuan untuk
batuk dan terpasangnya alat di
trakea
Data :
berubahnya frekuensi
dan kedalaman
pernafasan
bunyi nafas tidak
normal
sianosis (+)
Tanda-tanda vital
normal
Akral hangat
INTERVENSI KEPERAWATAN
RASIONAL
1.
2.
3.
4.
5.
6.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TV
RR
Takipnea / bradipnea
bila dilepaskan dari
ventilator
PaCO2
Tujuan :
Setelah diberikan intervensi
keperawatan 3x24 jam, pasien
akan memiliki pola nafas yang
efektif
Kriteria Evaluasi :
Tidak ada penggunaan
otot bantu pernapasan
Tidak ada sianosis atau
hipoksia
AGD dalam rentang
normal
Tidak ada takipnea
INTERVENSI KEPERAWATAN
RASIONAL
7.
8.
Meningkatkan ventilasi
9.
1.
2.
3.
4.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
RASIONAL
pertumbuhan bakteri
Terpasang selang
intubasi
Ketidakmampuan
menelan cairan oral
Penurunan saliva
didaerah mucosal
Bersihan oral tidak
Tujuan :
Setelah diberikan intervensi
keperawatan 3x24 jam,
masalah perubahan membrane
mukosa oral tidak menjadi
actual
Kriteria Evaluasi :
Saliva di daerah
mukosa meningkat
Mukosa lembab
Area membran mukosa
5.
6.
7.
8.
9.
1.
2.
3.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
efektif
Terpasang
Endotrakeal/trakheosto
mi
Kelemahan/paralisis
neuromuskular
Ketidakmampuan bicara
Peningkatan
otot/tegangan wajah
Insomnia
Gelisah
Terlalu waspada
Perasaan ketakutan
Fokus pada diri
Menyatakan masalah
INTERVENSI KEPERAWATAN
RASIONAL
4.
1.
2.
3.
Tujuan:
Setelah diberikan intervensi
keperawatan 3x24 jam, pasien
mampu mengontrol ansietas
1.
Kriteria Evaluasi:
Menyatakan kesadaran
dan cara sehat untuk
menerimanya
Menunjukkan
keterampilan
pemecahan masalah
untuk mengatasi situasi
yang ada
Melaporkan ansietas
2.
3.
4.
Tujuan:
Setelah diberikan intervensi
keperawatan 3x24 jam,
kebutuhan komunikasi pasien
dapat terpenuhi
Kriteria Hasil:
Kebutuhan pasien
terpenuhi
Pasien termotivasi
untuk melatih
kemampuan bicara
Mempertahankan kelembaban,
mencegah kekeringan membrane
mukosa
Membantu pasien untuk
berkomunikasi sehingga kebutuhan
pasien terpenuhi
DIAGNOSA KEPERAWATAN
tentang perubahan
kejadian hidup
INTERVENSI KEPERAWATAN
kebutuhan
Tujuan:
Setelah diberikan intervensi
keperawatan 3x24 ja, pasien
tidak mengalami infeksi
Kriteria evaluasi
Tanda-tanda vital
dalam rentang normal
Suhu normal (36,5-37,5
C)
Tidak ada takipnea dan
takikardi
Tidak terjadi
peningkatan sputum
Tujuan:
Setelah diberikan intervensi
keperawatan 3x24 jam, pasien
menunjukkan respon
penyapihan yang adekuat
Kriteria evaluasi:
1.
2.
3.
Batasi pengunjung
4.
5.
1.
2.
RASIONAL
orang terdekat tidak menangani
ansietas atau bila pasien dikenal
menggunakan mesin
Mencegah infeksi
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Data:
Mengatakan
kekhawatiran akan
penyapihan
Ketidaktahuan rencana
setelah penyapihan
Riwayat pemasangan
ventilator yang lama
Nafsu makan menurun
INTERVENSI KEPERAWATAN
RASIONAL
Membantu pasien untuk siap
menghadapi proses penyapihan,
membantu mengatasi takut dan
ketidaktahuan, meningkatkan
kerjasama dan pencapaian yang
diharapkan
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Referensi:
Brunner & Suddarth. (2002). Brunner & Suddarths textbook of medical surgical nursing, 8th ed. (Agung Waluyo et. al., Penerjemah).
Philadelphia: Lippincott
Doengoes, M.E., Moorhouse, M.F., and Geissler, A.C. (2000). Nursing care plans: guidelines for planning and documentating
patientcare. (I Made K. dan Ni Made S., Penerjemah). Philadelphia: F.A. Davis Company.
Hudak, Gallo. (1995). Keperawatan kritis pendekatan holistik, ed. ke-6. Jakarta EGC
Pierce, Lynelle N.B. (1995). Guide to mechanical ventilation and intensive respiratory care, 1st edition. Philadelphia: WB. Saunders
Company)
Tanjung, Dudut. (2003). Asuhan keperawatan klien dengan ventilator mekanik. Style sheet:
http//:www.repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3600/3/keperawatan-dudut.pdf
(diakses tanggal 11 Februari 2013)