KEJANG
KEJANG
Epilepsi Idiopatik
Gambaran electroenchepalografik terutama saat tidur, memperlihatkan
abnormalitas umum pada 90% anak dengan kejang idiopatik.
Epilepsi Organik
Dapat terjadi setelah kerusakan otak diapat pada masa prenatal, natal
dan postnatal, anak sering memperlihatkan cacat motorik dan retardasi
mental.
Epilepsy Tonik-Klonik
Kejang umum, datang spasme otot dengan fase tonik-klonik. Epilepsy
ini dapat terjadi pada malam hari tanpa disadari klien, lidah atau gigi
tergigit, nyeri kepala, darah dibantal atau tempat tidur basah oleh
kemih, dapat terjadi 1-2 hari.
Epilepsy Psikomotorik
Berupa gerakan motorik tetapi rudak berulang dan sering kompleks,
sering didapatkan kepucatan di sekitar mulut, pekikan nyaring atau
usaha minta pertolongang orang lain.
Kejang Portial Vokal.
Kejang ini dimulai pada suatu kelompok yang menyebar ke tempat
lain, misalnya dari ibu jari ke tempat lain, pergelangna tangan, lengan,
wajah, dan kemudian kaku yang sama.
Kejang Mioklonik Infantil
Kejang sebelum usia 2 tahun, dibagi menjadi 2, yaitu:
Jika tingkat perkembangnan tidak pernah normal terjadi pada
usia 4 bulan, terdapat cacat cerebellum congenital atau sebab
organic lainnya.
Jika anak tumbuh normal sampai usia 6 bulan atau lebih,
memiliki kemampuan motorik yang baik namun dengan
kemampuan bahasa dan penyesuain yang bururk dibandingkan
usia kronologinya.
Kejang Mioklonik dan Akinetik
Biasanya melibatkan satu kelompok otot dan dikaitlan dengan
hilangnya tonis postural tubuh secara mendadak.
Kejang Noidural
Mimpi bururk dan tidur berjalan (somnebolisme) paling sering terjadi
pada saat tidur nyenyak yaitu (1-2 jam) setelah ridur.
Kejang Induksi
Dengan terapi obat saja biasanya tidak memuaskan, setelah anak
belajar menarik perhiasan perhatian dengan cara ini, maka sulit untuk
mrngubah kembali.
E. Manifestasi Klinis
Terjadinya bangkitan kejang pada bayi dan anak kebanyakan bersamaan
dengan kenaikan suhu badan yang tinggi dan cepat, yang disebabkan oleh
infeksi diluar SSP: misalnya tonsillitis, otitis media akut, bronchitis,
furunkulosisi,. Serangan kejang biasanya terjadi dalam 24 jam pertama
sewaktu demam, berlangsung singkat dengan singkat bangkitnya bersifat
tonik-klonik, tonik, klonik, vocal, atau kinetic. Umumnya kejang berhenti
sendirir.
Begitu kejang berhenti, anak tidak memberi reaksi apapun untuk sejenak
tetapi setelah beberapa detik atau menit anak akan terbangun dan sadar
kembali tanpa adanya kelainan saraf. Menururt FKUI-RSCM Jakarta pedoman
untuk membuat diagnosis kejang demam sederhana yaitu:
1. Umur anak ketika kejang demam antara 6 bulan 4 tahun.
2. Kejang berlansung hanya sebentar saja, tidak lebih dari 15 menit.
3. Kejang bersifat umum.
4. Kejang timbul dalam 16 jam pertama setelah timbulnya demam.
5. Pemeriksaan EEG yang dibuat sedikitnya 1 minggu sesudah suhu normal
tidak mungkin menimbulkan kelainan.
6. frekuensi kejang bangkitan dalam 1 tahun tidak melebihi 4 kali.
F. Patofisiologi
Hipikalsemia, hipomagnesia
Trombosis, antikonvulsan
Terlepsanya muatan
Listrik pada neuron otak
Timbul rangsangan listrik
Potensial lostri ditentukan oleh membrane sel
Ion Na & K
Fase istirahan ion K
Gangguan konsep
diri
Adanya suatu
rangsang
kejang
aspirasi
Penurunan kesadaran
Hipoksia
otak
cyanosis
G. Prognosis
Resiko yang akan dihadapi seorang anak sesudah menderita kejang demam
terganting factor:
1. Riwayat penyakit kejang tanpa demam dalam keluarga.
2. kelainan dalam perkembangan atau kelainan saraf sebelum anak menderita
kejang demam.
3. kejang yang berlangsung lama atau kejang vocal.
Bila terdapat paling sedikit 2 dari 3 faktor di atas maka
1. dikemudian hari akan mengalami serangan kejang tanpa demam sekitar
13% dibandingkan bila terdapat satu atu tidak sama sekali factor tersebut
di atas, serangan kejang tanpa demam hanya 2 3 % saja.
2. hemiparesis biasanya terjadi pada pasien yang mengalami kejang lama
(berlangsung lebih dari 30 menit) baik bersifat umum atau fokal.
Kelumpuhan dapat terjadi pada kejang fokal yang bersufat flaksit tetapi
setelah 2 minggu timbul spasitas.
H. Penatalaksanaan
1. Memberantas kejang secepat mungkin
Bila penderita kejang dalam keadaan konfusitus, obat pilihan utama adalah
diazepam yang dibertikan secara IV, keberhasilannya dapat menekan
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Hal hal yang perlu dikaji pada anak yang mengalami kejang :
1) Riwayat kesehatan bayi atau anak.
Riwayat kelahiran atau dimasa neonatus, penyakit kronis, neoplasma,
imunosupresi, infeksi telinga dalam atau infeksi ekstra cranial (OMA),
meningitis atau enchepalitis, tu,or otak yang merupakan penyebab
terjadinya kejang sehingga diperlukan anamnese.
2) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisisk yang dilakukan untuk mengetahui apakah ada kelainan
neurologik, peningkatan TTV, yang biasanya terjadi pada anak yang
mengalami kejang. Kejang terutama pada anak golongan umur 6 bulan 4
tahun. Pemeriksaan fisik dopengaruhi oleh usia anak dan organisme
penyebab, perubahan tingkat kesadaran, irritable, kejang tonik klonik,
tonik, klonik, takikardi, perubahan pola nafas, muntah dan hasil pungsi
lumbal yang abnormal.
3) Psikososial atau factor perkembangan
Preconvulsif
Mengidentifikasi faktor resiko preconvulsif untuk penyakit kejang
Monitor cardio pulmonal secara terus menerus
Kaji kadar gula darah
Sediakan dan dekatkan peralatan section
Baringkan klien
Pada saat kejang berikan sudip lidah untuk mencegah agar lidah
tidak tergigit
C. Perencanaan
1. Prioritas keperawatan
Prioritas keperawatan pada klien dengan kejang menurut Dongoes ( 2002 )
1. Mengenali aktivitas kejang
2. Melindungi pasien dari cidera
3. Mempertahankan jalan nafas / fungsi pernafasan
4. Membangkitan harga diri positif
5. Memberi informasi tentang proses penyakit , prognosa, dan
penanganan selama terjadi serangan
D. Evaluasi
Hasil yang diharapkan setelah dilakukan tindakan keperwatan anak dengan
kejang adalah
1. Anak bebas dari cidera fisik
2. Aktifitas kejang dapat dicegah dan dikendalikan
3. Anak memiliki harga diri ndan citra diri yang positif yang meningkatkan
kesejahteraan .
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI.1989.Perawatan Bayi Dan Anak Edisi I.Jakarta : Bakti Husada.
Greenber,C.S.1988.Nursing Care Planning Guides For Children.USA : Willams
and Williams.
Mansjoer,Arief.2000.Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2.Jakarta : Media
Aesculapius.
Suriadi,S.Kep.1987.Asuhan Keperawatan Pada Anak edisi 1.Jakarta : PT. Fajar
Interpratama.
Pedoman diagnosa dan terapi laboratorium/ UPF IKA, 1994 : RSUD Dr. Soetomo
Surabaya ( hal 148-149 kejang demam, 151 153 status konvulsi)
Behrman, E. Richard, 1992. ilmu kesehatan anak . jakarta : EGC
10
11