Anda di halaman 1dari 39

SPEKTROMETRI

ULTRAVIOLET/TAMPAK
Disusun Oleh:
LEO SAPUTRA S
NIM. 06121010030
PEND. KIMIA

= ANALISA INSTRUMEN =

Spektroskopi ultra violet merupakan suatu teknik analisis


yang berdasarkan atas pengukuran serapan suatu larutan
yang dilalui radiasi monokromatis ultra violet. Serapan
molekul di daerah ultra violet bergantung kepada struktur
elektronik dari molekul dan penyerapan sejumlah energi
akan menyebabkan elektron pada tingkat dasar tereksitasi
ke orbital yang lebih tinggi. Sinar Ultraviolet tidak dapat
dideteksi oleh mata kita, sehingga senyawa yang dapat
menyerap sinar ini merupakan senyawa yang tidak memiliki
warna, bening dan transparan. Untuk sampel keruh harus
dibuat jernih dengan filtrasi atau centrifugasi. Spektroskopi
ultra violet memberikan informasi ikatan rangkap atau
konyugasi aromatik dalam suatu molekul dan adanya atom
yang memiliki pasangan elektron bebas (Silverstein et
al.,1981).

Spektroskopi

Spektroskopi molekuler adalah ilmu yang


mempelajari interaksi antara gelombang
elektromagnetik dengan materi

Metode spektroskopi digunakan untuk


menentukan, mengkonfirmasi struktur
molekul, dan untuk mengetahui
kemurnian suatu senyawa

Spektroskopi Konvensional

Tipe Spektroskopi

Spektroskopi Ultraviolet (UV) ---- Keadaan energi elektronik


Digunakan untuk ---- molekul konjugasi, gugus karbonil,
gugus nitro
Spektroskopi Infrared (IR) ---- keadaan energi vibrasi
Digunakan untuk ---- gugus fungsional, struktur ikatan
Spektroskopi NMR ---- keadaan spin inti
Digunakan untuk ---- bilangan, tipe dan posisi relatif dari
proton (inti hidrogen dan inti karbon 13)
Spektroskopi Massa ---- Penembakan elektron berenergi tinggi
Digunakan untuk ---- berat molekul, keberadaan nitrogen,
halogen

SPEKTROSKOPI
ANALISIS FISIKOKIMIA YANG MEMBAHAS INTERAKSI
RADIASI ELEKTRO MAGNETIK DENGAN ATOM
ATAU MOLEKUL
SPEKTROFOTOMETER (INSTRUMENT = ALAT)
SPEKTROFOTOMETRI (METODE)
SPEKTROMETRI
Konsep dasar :
KITA DAPAT MELIHAT SUATU BENDA KARENA BENDA
TERSEBUT MEMANTULKAN CAHAYA

Bentuk Interaksi Radiasi dengan


Materi

ABSORPSI

REFLEKSI

EMISI

SCATTERING

Absorpsi

Berkas radiasi elektromagnet bila


dilewatkan pada sampel kimia maka
sebagian akan terabsorpsi
Energi elektromagnet yang ditransfer ke
molekul sampel akan menaikan tingkat
energi (tingkat tereksitasi)
Eksitasi energi dapat berupa eksitasi
elektronik, vibrasi dan rotasi
Molekul akan dieksitasi sesuai dengan
panjang gelombang yang diserapnya
Hampir semua gugus fungsi organik
memiliki bilangan gelombang serapan
khas di daerah yang tertentu

20.000
m

LONG WAVE

MEDIUM WAVE

RADIO WAVE

SHORT WAVE
MICRO WAVE

5 mm

FAR INFRARED
HEAT RAYS

INFRARED RAYS

NEAR INFRARED

0,7 = 700 m = 700


nm

VISIBLE RAYS

400 nm
NEAR
ULTRAVIOLET
FAR ULTRAVIOLET
= VACUM UV

200 nm
500 Ao
0,05 Ao

>

ULTRAVIOLET
S
X RAYS
Y
RAYS
COSMIC RAYS

Spektrofotometri UV-Vis

Radiasi elektromagnetik, yang mana


sinar UV-Vis merupakan salah satunya,
dapat dianggap sebagai energi yang
merambat dalam bentuk gelombang

Spektrofotometri UV-Vis
Dimensi panjang gelombang adalah
panjang [L] yang dapat dinyatakan
dalam unit-unit berikut :
1 angstrom () = 10-8 cm = 10-10 m
1 nanometer (nm) = 10-7 cm = 10-9 m = 1
milimikron (m) = 10
1 mikrometer (m) = 10-6 m = 10-4 cm = 1
mikron ()
merupakan simbol yang umum
digunakan untuk panjang gelombang

Ada hubungan antara energi yang


dimiliki radiasi elektromagnetik,
frekuensi, dan panjang gelombang
E=h.
= c / sehingga
E = h.c /
dimana :
E = energi radiasi cahaya
h = tetapan Planck 6,626 x 10-34 Joule
c = kecepatan cahaya 3 x 1010 cms-1
= panjang gelombang
= frekuensi (Hertz)

Warna sinar tampak dapat


dihubungkan dengan panjang
gelombangnya. Sinar putih
mengandung radiasi pada semua
panjang gelombang di daerah sinar
tampak.
Cara kerja spektrofotometer membaca
sampel adalah dengan absorpsi, jika
salah satu komponen warna putih
dihilangkan (di absorpsi) maka sinar
yang dihasilkan akan nampak sebagai
komplemen warna yang diserap tadi.

Hubungan antara warna dengan panjang


gelombang sinar tampak
Panjang
Gelombang

Warna yang diserap

Warna yang
diamati/warna
komplemanter

400 435 nm

Ungu (lembayung)

Hijau kekuningan

450 480 nm

Biru

Kuning

480 490 nm

Biru kehijauan

Orange

490 500 nm

Hijau kebiruan

Merah

500 560 nm

Hijau

Merah anggur

560 580 nm

Hijau kekuningan

Ungu (lembayung)

580 595 nm

Kuning

Biru

595 610 nm

Oranye

Biru kekuningan

610 750 nm

Merah

Hijau kebiruan

DESAIN DASAR INSTRUMENTASI SPEKTROFOTOMETER


ULTRA VIOLET/TAMPAK

S
R

SK

SR = SUMBER RADIASI
M

= MONOKROMATOR

SK = SAMPEL KOMPARTEMEN
D

= DETEKTOR

= AMPLIFIER/PENGUAT SINYAL

VS = VISUAL DISPLAY

V
D

Hukum Lambert-Beer

Dimana,
A= serapan
Io = Intensitas sinar yang datang
I = Intensitas sinar yang diteruskan
= absorptivitas molar
= panjang atau tebal larutan
c = konsentrasi larutan

Perlu diketahui juga bahwa :


Kuantitas spektroskopi yang diukur
biasanya adalah transmitans (T)
Dan besar T = I/Io, sehingga dapat
dinyatakan bahwa
A = log 1/T

ABSORPSI ENERGI DIREKAM SEBAGAI ABSORBANS


(BUKAN TRANSMITAN SEPERTI PADA SPEKTRA INFRA
MERAH)
ABSORBANS PADA PANJANG GELOMBANG TERTENTU
DIDEFINISIKAN SEBAGAI :
A = log Io/I
ABSORBANS SUATU SENYAWA PADA PANJANG
GELOMBANG TERTENTU BERTAMBAH DENGAN MAKIN
BANYAKNYA MOLEKUL MENGALAMI TRANSISI

Spektrum ultraviolet Mesitil oksida 9,2 x 10-5 M, sel 1,0-cm

1,5

mak = 232

nm

1,2
ABSORBNS

(CH2)2C=CHCCH3

1,0

0,5

200

250

300

PANJANG GELOMBANG

350

400
nm

SPEKTRUM MESITIL OKSIDA MENUNJUKKAN SUATU


HASIL SUSURAN (SCANNING) DARI PANJANG
GELOMBANG 200 SAMPAI DENGAN 400 nm.
DIBAWAH 200 nm ADA ABSORPSI OLEH
KARBONDIOKSIDA YANG ADA DI UDARA, 100 200 nm
TIDAK DI SCAN
DISEKITAR 200 nm JUGA AKAN ADA GANGGUAN
ABSORPSI OLEH METANOL SEANDAINYA METANOL
DIPAKAI SEBAGAI PELARUT
PANJANG GELOMBANG PADA TITIK TERTINGGI DARI
KURVA/SPEKTRUM DISEBUT PANJANG GELOMBANG
TERTINGGI ( mak). UNTUK MESITIL OKSIDA PADA 232
nm
SPEKTROFOTOMETER UV-VISIBLE DIGUNAKAN
TERUTAMA UNTUK ANALISIS KUANTITATIF,
UNTUK KUALITATIF PERLU DIKONFIRMASI

ABSORBANS TERGANTUNG PADA


1. STRUKTUR ELEKTRONIK SENYAWA
2. KONSENTRASI LARUTAN SAMPEL
3. PANJANGNYA SEL TEMPAT SAMPEL ( 1 cm)
KARENANYA ABSORPSI ENERGI DISEBUT PULA

SEBAGAI ABSORPTIVITAS MOLAR ( ) KADANG


KADANG DISEBUT KOEFISIEN EKSTINGSI
MOLAR DAN BUKAN SEBAGAI ABSORBANS
SEBENARNYA.
SERINGKALI SPEKTRA UV DIALUR ULANG UNTUK
MENUNJUKKAN ATAU log
SEBAGAI ORDINAT.

DAN BUKAN A

NILAI log TERUTAMA BERMANFAAT BILA HARGA


SANGAT BESAR

= A/c.l
= ABSORPTIVITAS MOLAR (M-1 cm-1)
A = ABSORBANS
c = konsentrasi sampel dalam M
l = panjang sel, dalam cm
ABSORPTIVITAS MOLAR (BIASANYA DILAPORKAN
PADA mak) MERUPAKAN SUATU NILAI YANG
MENCAKUP KONSENTRASI DAN PANJANG SEL

Contoh perhitungan :
Absorptivitas molar suatu senyawa kompleks X adalah
12.000 M-1cm-1. Minimum absorbansi yang dapat
dideteksi adalah 0,001 jika dukur pada suatu sel
(cuvet) berketebalan 1 cm. Berapakah konsentrasi
minimum komplek X tersebut yang dapat dideteksi ?
Jawab :
0,001 = 12.000 M-1cm-1 x 1 cm x c sehingga
c = 0,001/(12.000 M-1cm-1 x 1 cm)
c = 1,2 x 10-7 M
Sehingga konsentrasi X minimum yang dapat
dideteksi adalah 1,2 x 10-7 M

Hukum Lambert Beer


Hukum Lambert Beer menyatakan
bahwa intensitas yang diteruskan
oleh larutan zat penyerap berbanding
lurus dengan tebal dan konsentrasi
larutan

Hukum Lambert Beer


Dalam Hk. Lambert Beer ada beberapa
batasan, yaitu :
Sinar yang digunakan dianggap
monokromatis
Penyerapan terjadi dalam suatu volume
yang mempunyai penampang luas yang
sama
Senyawa yang menyerap dalam larutan tsb
tidak tergantung terhadap yang lain dalam
lar tsb
Tidak terjadi peristiwa fluoresensi
Indeks bias tidak tergantung pada
konsentrasi larutan

Analisis 2 campuran
bersamaan

Bila diinginkan pengukuran 2 buah


senyawa secara bersama-sama secara
spektrofotometri, maka dapat dilakukan
pada 2 panjang gelombang yang mana
masing-masing komponen tidak saling
menggangu atau gangguan dari komponen
yang lain paling kecil
Dua buah kromofor yang berbeda akan
mempunyai kekuatan absorpsi cahaya
yang berbeda pula pada satu daerah
panjang gelombang

Analisis 2 campuran
bersamaan
Untuk kasus analisis multikomponen dapat
digunakan persamaan :
A senyawa X, Ax = ax bx cx atau Ax = x lx cx
senyawa Y, Ay = ay by cy atau Ay = y ly cy
Karena biasanya tebal civet sama, sehingga l atau
b dapat dianggap tetap
A=c
Absorbans total merupakan jumlah dari absorbans
tiap komponen maka :
A1 = x1 l Cx + y1 l Cy
A2 = x2 l Cx + y2 l Cy

A1 = absorbans terukur pada 1


A2 = absorbans terukur pada 2
x1

= absorptivitas molar X pada 1

x2

= absorptivitas molar X pada 2

y1

= absorptivitas molar Y pada 1

y2

= absorptivitas molar Y pada 2

Cx = konsentrasi molar pada X


Cy = konsentrasi molar pada Y
l

= tebal cuvet

Contoh perhitungan :
Absorbansi obat A dengan konsentrasi 0,0001 M dalam
cuvet 1 cm adalah 0,982 pada 420 nm, dan sebesar 0,216
pada 505 nm. Absorbansi obat B dengan konsentrasi
0,0002 M adalah 0,362 pada 420 nm, dan sebesar 1,262
pada 505 nm. Absorbansi campuran 2 obat adalah 0,820
pada 420 nm, dan sebesar 0,908 pada 505 nm.
Berapakah konsentrasi masing-masing obat A dan obat B ?

Spektrofotometer UV-Vis

Shimadzu UV
2401PC

Komponen Instrumentasi UV-Vis

Sumber Radiasi
Lampu wolfram

Kuvet (Sample Container)


Kuarsa atau silika

Monokromator
Prisma kaca atau kuarsa

Detektor
Fotolistrik

Pencatat

Spektrofotometer UV-Vis

Menurut konfigurasi optiknya,


spektrofotometer UV-Vis dibagi
menjadi
Single Beam
Double Beam
Multi Channel

Single Beam

Double Beam

Double Beam In Time

Multi Channel

Tanpa monokromator
Mendispersikan cahaya dengan panjang gelombang
yang sama
Mahal
Resolusi terbatas

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai