Anda di halaman 1dari 16

Pilar-Pilar Hi-Tech dalam Bimbingan dan Konseling

High tech , yaitu teknologi tingkat tinggi untuk menjamin kualitas


penguasaan konten, melalui implementasi oleh konselor :
1. Materi pembelajaran
Seorang konselor menguasai konten dengan berbagai aspeknya yang akan menjadi
isi layanan. Hal yang paling penting adalah daya inprovisasi konselor dalam
membangun konten yang dinamis dan kaya.
2. Metode atau Teknik pembelajaran
Setelah konten dikuasai, konselor membawa konten tersebut ke arena layanan
PKO. Berbagai teknik dapat digunakan, yaitu :

Penyajian, konselor menyajikan pokok konten setelah para peserta

disiapkan sebagaimana mestinya.


Tanya jawab dan diskusi, konseor mendorongpartisipasi aktif dan langsung

peserta didik.
Kegiatan lanjutan, sesuai dengan penekanan aspek tertentu dari konten
dilakukan berbagai kegiatan lanjutan berupa :
a. Diskusi kelompok
b. Penugasan dan latihan terbatas
c. Survey lapangan, studi keputusan
d. Percobaan
e. Latihan tindakan

3. Alat bantu pembelajaran


Untuk memperkuat proses pembelajaran dalam rangka penguasaan konten,
konselor dapat menggunakan berbagai perangkat keras dan perangkat lunak media
pembelajaran . Penggunaan media akan lebih meningkatkan aplikasi High-tech
dalam layanan PKO.

Strategi mengajar menurut Muhibbin Syah (2002), didefinisikan sebagai sejumlah


langkah yang direkayasa sedemikian rupa untuk mencapai tujuan pengajaran
tertentu. Strategi mengajar ini mencakup beberapa tahapan, seperti :

Strategi perumusan sasaran proses belajar mengajar/pelayanan (PBM), yang


berkaitan dengan strategi yang akan digunakan oleh dosen dalam menentukan
pola ajar untuk mencapai sasaran pembelajaran

Strategi perencanaan proses pembelajaran/pembimbinan, berkaitan dengan


langlah-langkah pelaksanaan mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Dalam
tahap ini termasuk perencanaan tentang media ajar yang akan digunakan.

Strategi pelaksanaan proses pembelajaran/pembimbingan, berhubungan dengan


pendekatan sistem pengajaran/pelayanan yang benar-benar sesuai dengan pokok
bahasan materi ajar.

Dalam pelaksanaannya, teknik pemanfaatan media berkontribusi dalam menarik


perhatian mahasiswa/klien dalam pembelajaran, karena pada dasarnya media
mempunyai dua fungsi utama, yaitu media sebagai alat bantu dan media sebagai
sumber belajar bagi mahasiswa (Djamarah, 2002; 137). Selanjutnya Nana Sudjana
(2001) menyatakan bahwa media pembelajaran/pelayanan merupakan salah satu
unsur penting dalam belajar dan pembelajaran yang dapat mempertinggi proses
pembelajaran dan pelayanan, sehingga pada akhirnya diharapkan dapat
mempertinggi hasil belajar/layanan konseling. Lebih jauh menurut Nana Sudjana,
ada beberapa alasan mengapa media pembelajaran dapat mempertinggi hasil
belajar/layanan. Alasan pertama adalah manfaat media pengajaran dalam proses
pengajaran dapat menghasilkan metode mengajar yang lebih bervariasi, bahan
pelajaran/layanan akan lebih jelas, dapat menarik perhatian siswa dan
menimbulkan motivasi belajar. Alasan kedua adalah berkenaan dengan taraf
berfikir/bernalar dan kemampuan manusia dalam menyerap materi yang berbeda
sesuai dengan taraf perkembangan masing-masing individu. Melalui media
pembelajaran/layanan yang tepat hal-hal yang abstrak dapat dikongkretkan dan
hal-hal yang kompleks dapat disederhanakan, sehingga pemahaman mahasiswa
untuk suatu materi dapat ditingkatkan.
Oemar Hamalik (1986), Djamarah (2002) dan Arif, dkk (1986), mengelompokkan
media ini berdasarkan jenisnya ke dalam beberapa jenis :
Media auditif, yaitu media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja,
seperti tape recorder.

Media visual, yaitu media yang hanya mengandalkan indra penglihatan dalam
wujud visual.

Media audiovisual, yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar.

Untuk mendukung pengembangan bidang media pembelajaran/pelayanan,


maka penelitian dan pengembangan di bidang teknologi pembelajaran dan
pelayanan perlu digalakkan, terutama teori dan praktik tentang: (1)
perancangan,

(2) pengembangan, (3) penggunaan, (4) pengelolaan dan (5) pengevaluasi


proses dan sumber daya untuk belajar (Ungsi, 2002), dan pengkomunikasian
data, analisis data kepada mahasiswa/siswa sebagai sasaran layanan
(Prayitno (2006). Keenam tahapan tersebut dilakukan berkelanjutan untuk
dapat melakukan perbaikan terhadap mutu pembelajaran/layanan.

Heinich, Molenda dan Russel (1996) menyatakan bahwa media dalam


aktivitas pembelajaran/pelayanan dapat di definisikan sebagai sesuatu yang
dapat membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang
berlangsung antara dosen dan mahasiswa. Dengan kata lain, media
pembelajaran atau pelayanan berperan sebagai sebagai perantara dalam
kegiatan pembelajaran antara dosen dan mahasiswa

Heinich, dkk (1996), mengemukakan klasifikasi media yang dapat digunakan


dalam kegiatan pembelajaran yaitu: 1). Media yang tidak di proyeksikan, 2).
Media yang diproyeksikan (projected media), 3). Media audio 4). Media
video dan film, 5). Komputer, 6). Multimedia berbasis komputer.
4. Lingkungan pembelajaran (Waktu dan tempat)
Layanan PKO dapat dilaksanakan kapan saja dan dimana saja sesuai
dengan kesepakatan konselor dengan peserta layanan, makin besar paket
konten semakin banyak waktu yang diperlukan.
5. Penilaian hasil pembelajaran
Secara umum penilaian terhadap hasil layanan PKO diorientasikan
yang akan diperolehnya UCA (Understanding pemahaman, Confort
perasaan lega, dan Action rencana kegiatan pasca layanan). Secara khusus,
penialaian layanan PKO ditekankan kepada penguasaan peserta atau klien
atas

aspek-aspek

konten

yang

dipelajari.

Penilaian

hasil

layanan

diselenggarakan dalam tiga tahap :


Penilaian segera (laiseg), penilaian yang diadakan segera menjelang
diakhirinya setiap layanan kegiatan

Penilaian jangka pendek (laijapen), penilaian yang diadakan beberapa


waktu (satu minggu sampai satu bulan) setelah layanan kegiatan.
Penilaian jangka panjang (laijapan), penilaian yang dilakukan setelah
satu bulan atau lebih pasca layanan. Laijapen dan laijapan dapat mencakup
penilaian terhadap konten untuk sejumlah sesi layanan PKO, khususnya
untuk rangkaian konten-konten yang berkelanjutan. Format dan penilaian
dapat tertulis maupun lisan.
Aplikasi Hi-Tech dalam Pembelajaran dan Konseling

Teknologi Hit-tech yang berkembang dewasa ini dapat dimanfaatkan sebagai


media pendukung dalam proses pembelajaran/pelayanan. Di antara teknologi
tersebut menurut Moerad, (2002) antara lain:
Public or Private Database yang dihubungkan dengan telephone kabel dari
stasiun pembelajaran ke peserta program

CD ROM, yang berisi materi dan informasi pembelajaran/pelayanan, sebagai


data bahan ajar/layanan biasa

Hypertext, pemanfaatan teknologi hypertext untuk penyusunan materi


ajar/layanan.

Hypermedia, menghubungkan beberapa media yang berbeda di bawah


pengendalian mahasiswa yang berhubungan dengan hypertext

Interactive Multimedia, aplikasi pembelajaran berbasis multimedia dalam


bentuk CDI (Compect Disk Interactive) dan DVI (Digital Vdeo Interactive),
dalam berbagai format multimedia dengan kapabilitas interaksi dengn
penggunanya.

Intranet dan Internet, pemanfaatan jaringan komputer untuk membuat


jaringan pembelajaran/pelayanan.

Computer Assistance Instructional Model


Computer-assisted instruction (CAI) digambarkan sebagai proses
pengajaran atau perbaikan yang berikan melalui fasilitas komputer. Barbagai
program pendidikan berbasis komputer tersedia dipasaran yang diharapkan
dapat memperbaiki pola pengajaran/pelayanan dengan berbagai pola dan
metoda.

Program komputer interaktif dapat digunakan untuk mengilustrasikan konsep


melalui animasi atraktif, suara dan demonstasi model. Sehingga
memungkinkan mahasiswa untuk maju sesuai dengan kemampuannya,
bekerja secara individual atau menyelesaikan masalah dalam kelompok.
Komputer menyediakan balikan secara cepat, sehingga peserta mengetahui
kebenaran jawaban yang diberikan, serta memperlihatkan jawaban yang
benar dari tiap pertanyaan. Komputer menawarkan suatu aktifitas dengan
tipe berbeda dan mengubah model pengajaran yang terpusat pada dosen (Lee
and Owen, 2004).

Computer-assisted instruction (CAI) meningkatkan pengajaran/pelayanan


bagi mahasiswa yang bermasalah, karena mahasiswa menerima immediate
feedback dan tidak akan melanjutkan latihan yang dengan skill yang keliru.
Komputer dapat menangkap perhatian mahasiswa, karena dengan program
yang interaktif dan melibatkan semangat bersaing mahasiswa untuk
meningkatkan skornya. CAI juga mengubah pola belajar mahasiswa,
sehingga mereka baru akan pindah ke materi selanjutnya jika telah
menguasai sepenuhnya materi sebelumnya.

Komputer dapat digunakan secara individual atau berkelompok, disuatu


kelas cooperative learning environment dimana mahasiswa dapat
mendiskusikan konsep yang telah dipelajarinya. Dosen harus meriview
semua web site yang digunakan, sebelum diberikan kepada mahasiswa,
karena seringkali Web address dan linknya berubahdan menjadi tidak aktif,
yang dapat mengakibatkan mahasiswa tidak fokus lagi atau frustasi.
Mahasiswa dapat mengatur jadwal untuk waktu belajar atau remedial
komputer. Program Komputer juga bisa berupa sebuah learning station di
dalam satu kelompok atau sebuah kelas.

Pengajaran berbantuan komputer (PBK) merupakan suatu usaha yang


dilakukan oleh para ahli sejak beberapa dekade yang lalu, karena dengan
bantuan komputer ini proses pengajaran/pelayanan berjalan lebih interaktif
dan membantu terwujudnya pembelajaran/pelayanan yang mandiri.

Dengan perkembangan teknologi komputer ini, maka metoda dan pendekatan


pendidikan juga berkembang, sehingga proses pengajaran/pelayanan
berbantuan komputer ini maju terus menuju kesempurnaannya, namun secara
garis besarnya, dapat dikatergorikan menjadi dua, yaitu computer-based
training (CBT) dan Web-based training (WBT).

1. Computer-Based Training

CBT merupakan proses pendidikan/konseling berbasiskan komputer, dengan


memanfaatkan media CD-ROM dan disk-based sebagai media pendidikan
(Horton, 2000). Dengan memanfaatkan media ini, sebuah CD ROM bisa
terdiri dari video klip, animasi, grafik, suara, multimedia dan program
aplikasi yang akan digunakan oleh mahasiswa dalam pendidikannya. Dengan
CBT, proses pendidikan melalui classroom tetap dapat terlaksana, sehingga
interaksi dalam proses pendidikan dapat terus berlangsung, yang dibantu
oleh kemandirian mahasiswa dalam memanfaatkna CBT.

Namun demikian khususnya dalam pelayanan konseling penggunaan media


masih memiliki kelemahan karena dengan video klip, animasi, grafik, dan
suara, bagaimana refleksi perasaan dari konselor setelah klien
menyampaikan permasalahannya tidak dapat dirasakan klien secara nyata.

2. Web-Based Learning

Web-based training (WBT) sering juga diidentikkan dengan e-learning,


dalam metoda ini selain menggunakan komputer sebagai sarana pendidikan,
juga memanfaatkan jaringan Internet, sehingga seorang yang akan belajar
bisa

mengakses materi pelajarannya di manapun dan kapanpun, selagi terhubung


dengan jaringan Internet (Rossett, 2002).

Selain kedua istilah tersebut di atas, yang digunakan dalam menggambarkan


proses pembelajaran/layanan, juga terdapat berbagai istilah yang berkaitan
dengan proses pembelajaran ini, sebagai mana yang dikemukakan oleh
Lamhot, 2002, antara lain :

Distance Learning, merupakan seluruh bentuk pembelajaran jarak jauh, yang


dalam konseling dikenal dengan cybernetic counseling baik yang berbasis
korespondensi (Modul terscetak), maupun berbasis teknologi informasi.

E-Learning, merupakan bentuk pembelajaran/pelayanan jarak jauh yang


memanfaatkan teknologi komunikasi dan informasi, misalnya: melaui
cybernetic counseling, internet, video/ audio broadcating, video/ audio
conference, dan CD ROM (synchonous dan Asysncronous)

On-Line learning, merupakan pembelajaran yang memanfaatkan teknologi


internet/ekstranet yang dikenal dengan sebutan web-based learning.

Computer Based Learning, adalah memanfaatkan komputer sebagai terminal


akses ke proses belajar (CBT = Computer Based Training, CD ROM
Learning sebagai salah satu bentuk e-media.

Lebih jauh, Lamhot (2002), menyatakan bahwa secara umum penerapan


pembelajaran berbantuan komputer, baik e-learning, WBT maupun CBT,
dapat memberikan manfaat :

Peningkatan produktivitas, dengan adanya PBK produktivitas dosen maupun


mahasiswa akan meningkat, karena adanya keberlangsungan proses
pembelajaran sekalipun dosen dalam perjalanan.

Menciptakan nilai (value) pada organisasi, dengan adanya inovasi dan


kreativitas sumber daya manusia dalam memanfaatkan PBK akan
memberikan nilai pada organisasi (perguruan tinggi).

Efisiensi; proses pembangunan kompetensi dapat dilakukan dalam waktu


yang relatif singkat dan mencakup jumlah yang lebih besar.

Fleksibel dan interaktif; kegiatan PBK dapat dilakukan dari lokasi mana

saja, selama ada sarana untuk melaksanakan PBK tersebut.

Di samping itu, Anna Maria (2000) menyatakan bahwa jika dikaitkan dengan
organisasi pembelajaran/pelayanan, PBK memberikan beberapa keuntungan
utama:

Penghematan biaya pendidikan/pelatihan, jika dihitung dari akomodasi dan


transportasi yang harus dikeluarkan oleh instruktur dan peserta

Fleksibelitas dalam pembelajaran/pelayanan. Setiap individu memiliki pola


dan kemampuan belajar yang berbeda, sehingga peserta pembelajaran dapat
menyesuaikan dengan individunya.

Self-Paced Learning, di samping memiliki pola dan kemampuan yang


berbeda, setiap individu juga memiliki daya serap yang berbeda terhadap
setiap topik yang diperkenalkan kepada dirinya, sementara dapa class room
learning menuntut keseragaman.

Student-centered learning. Salah satu keunggulan utama yang sangat menarik


adalah dimugkinkannya perubahan paradigma pembelajaran/ pelayanan yang
terpusat pada peserta pembelajaran itu sendiri.

Teknologi Informasi dan Konseling Di Indonesia

e-Education, istilah ini mungkin masih asing bagi bangsa Indonesia. eeducation (Electronic Education) ialah istilah penggunaan IT di bidang
Pendidikan khususnya dalam konseling. Internet membuka sumber informasi
yang tadinya susah diakses. Akses terhadap sumber informasi bukan menjadi
masalah lagi. Perpustakaan merupakan salah satu sumber informasi yang
mahal harganya. (Berapa banyak perpustakaan di Indonesia, dan bagaimana
kualitasnya?) Adanya Internet memungkinkan seseorang mahasiswa di
Indonesia untuk mengakses perpustakaan di Amerika Serikat berupa Digital
Library. Sudah banyak cerita tentang pertolongan Internet dalam penelitian,
tugas akhir. Tukar menukar informasi atau tanya jawab dengan pakar dapat
dilakukan melalui Internet. Tanpa adanya Internet banyak tugas akhir dan
skripsi, tesis, disertasi yang mungkin membutuhkan waktu yang lebih banyak
untuk disele-saikan, terlebih lagi bagi para pelaku copy-paste dari internet.

1. Pemanfaatan Internet Sebagai Media Pembelajaran/Pelayanan

Berkaitan dengan topik system pembelajaran klasikal (class-learning), maka


pemanfaatkan jaringan internet sebagai sumber dan sarana pembelajaran/
layanan, dapat diimplemetasikan sebagai point-point berikut :

Browsing

Resourcing

Searching

Consulting dan Communicating

Browsing
Browsing atau surfing merupakan istilah umum yang digunakan bila hendak
menjelajahi dunia maya atau web. Tampilan web yang sangat artistik
menampilkan teks, gambar-gambar dan malahan animasi yang ditampilkan
sedemikian rupa sehingga selalu membuat betah para pengunjungnya. Untuk
melakukan browsing ini kita menggunakan suatu fasilitas yang bernama
browser, banyak jenis software browser yang tersedia dipasaran, mulai dari
yang gratisan seperti mozila sampai yang komersil seperti Netscape dan
Internet Explorer . Apapun jenis aplikasi internet yang akan kita lakukan
tidak terlepas dari browser, karena browser merupakan media komunikasi
antara user dengan layanan internet.

Sebagai

pengguna windows, maka software browser yang sering

digunakan adalah Internet Explorer dari Microsoft.

Resourcing

Resourcing yang dimaksud di sini adalah menjadikan internet sebagai


sumber pengajaran, dalam arti kata peranan internet sebagai gudangnya
informasi dimanfaatkan untuk mendapatkan informasi dan data yang
berkaitan dengan materi pengajaran yang disampaikan, dalam hal ini
informasi yang berkaitan dengan alamat situs yang akan dikunjungi sebagai
sumber materi ajar telah diketahui terlebih dahulu melalui informasi yang
diberikan pada buku pegangan pengajaran maupun dari informasi lainnya.

Misalnya: Dalam pengajaran Mata Kuliah Instrumentasi BK 2 (tes),


penelitian, statistik, seorang pengajar menggunakan buku pegangan karya
William Stalling, guna menunjang fungsi buku tersebut sebagai sumber
pengajaran maka dia harus mengunjungi informasi situs yang diberikan,
http://williamstalling.com/, biasanya informasi tentang alamat situs ini
diberikan pada bagian pengantar penggunaan buku.

Gambar. Resourcing pada situs williamstalling.com

Pentingnya kita mengunjung suatu alamat situs yang diberikan pada suatu
buku referensi berkaitan dengan :

Source code yang ada digunakan pada buku tersebut.

Catatan errata, sering kali suatu buku setelah ditulis dan diterbitkan oleh
penerbit, terdapat beberapa perbaikan susulan yang dilakukan oleh penulis,
maka catatan perbaikan ini diberikan pada bagian ini.

FAQ (frequently Ask Question) atau penyelesaian soal latihan, yang

tidak tersedia pada buku.

Contoh lainya dengan mengunjungi suatu situs yang berkaitan dengan materi
ilmu komputer, contoh : http://konseling.com/. Namun jika sekiranya semua
informasi yang dibutuhkan tidak tersedia, maka dapat digunakan fasilitas
pencaraian (searching) yang tersedia pada jaringan internet dengan
menggunakan search engine yang tersedia secara free. Dalam memanfaatkan
internet sebagai sumber pembelajaran, jika alamat suatu situs sering
digunakan, maka sebaiknya alamat tersbut dimasukkan ke dalam daftar situs
favorit, karena dengan fasilitas ini, maka browser secara otomatis akan
menyimpan informasi ini.

Searching

Searching merupakan proses pencarian sumber pembelajaran guna


melengkapi materi yang akan disampaikan kepada mahasiswa. Dalam hal ini
segala sesuatu informasi yang berkaitan sumber informasi tersebut belum
diketahui, sehingga dengan memanfaatkan Search engine adalah salah satu
fasilitas yang tersedia pada aplikasi untuk mencari informasi yang kita
inginkan. Search engine menampung database situs-situs dari seluruh dunia
yang jumlahnya milyaran halaman web. Cukup dengan memasukkan kata
kunci-nya, maka proses pencarian akan dilakukan dan search engine akan
menampilkan beberapa link situs yang disertai dengan keterangan singkat.

Banyak aplikasi search engine yang ditawarkan oleh situs-situs tertentu yang
ada di internet, yang populer antara lain google, yahoo, altavista dan
sebaginya di samping fasilitas search yang disediakan oleh setiap situs.

Tata cara yang perlu diperhatikan,untuk menunjang keberhasilan proses


pencarian ini, antara lain :

1. Tentukan kata kunci yang akan digunakan dalam mencari informasi


Hindari penggunaan kata kunci yang mempunyai arti ganda, karena hal ini
hanya akan menjaring informasi yang tidak diperlukan, karena informasi
yang dikumpulkan oleh search engine nantinya diperoleh dari metadata dari
suatu situs.

E-mail (Konsultasi dan Komunikasi via E-Mail)

E-mail merupakan aplikasi yang paling populer sejak internet pertama kali
diperkenalkan, karena dengan fasilitas ini dapat menjembatani komunikasi
data antar personal maupun antar perusahaan, e-mail terkenal karena
memberikan cara yang mudah dan cepat dalam mengirim informasi.. Selain
itu juga dapat menangani catatan yang kecil, hingga file yang besar berupa
file yang ditumpangkan padanya (attachment file).

E-mail pada topik pembicaraan ini dapat diimplementasikan sebagai media


konsultasi dan komunikasi antara pendidik dengan mahasiswa, karena
dengan bantuan e-mail ini, proses pembimbingan dan konsultasi dapat
dilakukan di manapun dan kapanpun. Untuk keperluan tersebut, banyak
layanan e-mail gratis yang tesedia di internet, salah satu yang populer adalah
mail yahoo, mailcity, hotmail, dan sebagainya, sedangkan untuk tingkat lokal
misalnya mail telkom.net, plasa.com, eudoramail, Indonet, Indosatnet dan
lain-lain.

Mailing list berarti daftar alamat E-mail untuk setiap orang yang ingin
menerima mail tentang topik tertentu. Mailing List atau Milis (kadang
disebut posting), pada dasarnya masih merupakan komunikasi dengan
memanfaatkan layanan e-mail, yakni mengirim dan menerima E-mail ke
dan/atau dari sekelompok orang dengan tujuan penggunaan sebagai sarana
diskusi, yang biasanya dikelompokkan berdasarkan topik diskusi, kelompok
tertentu atau pengelompokan lainnya.

Sebuah mailing list mempunyai moderator yang akan meninjau dan


menentukan apakah mail dapat dikirim ke setiap orang yang ada didaftar.
Sehingga diskusi tetap terfokus. Sebagai moderator daftar mailnya ada yang
manusia dan ada juga yang berupa software komputer yang

13

memngijinkan seseorang berlangganan (subscribe) atau mencabut langganan


secara otomatis (unsubscribe). Namun banyak juga daftar mailing list yang tanpa
moderator, dan hal itu adalah lumrah. Terdapat dua jenis mailing list dasar yang
besar: mailing list Internet dan mailing list jaringan Bitnet (Because Its Time
Network). Semua mailing list Bitnet kegiatan administrasinya diotomasi oleh
software komputer yang disebut LISTSERV singkatan dari list server (server
daftar), yang akan mengatur secara otomatis untuk berlangganan ataupun berhenti
berlangganan pada mailing list-nya.

Misalnya: Alamat milis : doktoral-unp@yahoogroups.com

Dalam contoh di atas menunjukkan suatu komunitas diskusi dan komunikasi


mahasiswa doktoral UNP yang terdaftar pada server milisnya yahoo.com. Alamat
milis pada dasarnya hanyalah sebuah fasilitator dalam forum diskusi, karena di
dalam alamat milis terdapat data-data yang menampung alamat e-mail masingmasing anggota milis, sehingga jika ada satu topik diskusi yang akan dibicarakan,
maka topik tersebut oleh administrator milis secara otomatis akan dikirimkan ke
alamat e-mail setiap anggotanya.

Kelompik diskusi milis ini banyak sekali jumlahnya, dan secara garis besar dapat
dikelompokkan ke dalam dua kategori :

Berdasarkan topik, topik mailing list beraneka ragam tergantung pada profesi atau
keseragaman yang dimilki oleh anggotanya, dan biasanya jenis ini terbuka untuk
umum sehingga seorang peminat diskusi dapat mendaftarkan dirinya sendiri
secara langsung.

Berdasarkan kelompok tertentu, dan biasanya milis jenis ini bersifat tertutup dan
hanya terbuka bagi anggotanya saja. Misalnya milis yang dimiliki oleh suatu
organisasi (ACA, ABKIN) yang keanggotaannya berlangganannya melalui suatu
cara tertentu, seperti membayar uang langganan (profit) atau cara-cara lainnya.
Pembelajaran Sistem Modul dan Paket Multimedia

Sebagaimana telah diuraikan di atas, metoda lain inovasi pembelajaran/ pelayanan


yang dilakukan adalah dalam bentuk pembelajaran berbasis modul dan paket
multimedia.

Model ini, pada awalnya dikembangkan untuk kebutuhan pembelajaran pada


Universitas Terbuka, karena mahasiswa yang tersebar di seluruh pelosok
Indonesia, maka alternative model pembelajaran terbaik yang dapat digunakan
adalah dengan memanfaatkan system modul dan paket multimedia.

Jaringan Perguruan Tinggi Indonesia (INHERENET)

Untuk menigkatkan kapasistas perguruan tinggi di Indonesia dalam penggunaan


teknologi informasi, maka pada tahun 2006, dikembangkan suatu model jaringan
perguruan tinggi di Indonesia, dengan tujuan untuk membentuk suatu backbone
jaringan komunikasi berbasis perguruan tinggi, yang disebut dengan INHERENT
(Indonesian Higher Education Network), yang akan menghubungkan seluruh
perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia, untuk saling berbagi (sharing
content).

Anda mungkin juga menyukai