Anda di halaman 1dari 24

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SEJARAH KEBUDAYAAN

ISLAM (SKI) SISWA KELAS IV DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN


CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) DI MADRASAH
IBTIDAIYAH ASSYAFIIYAH TANGGUL WONOAYU, SIDOARJO
Munawir
Ketua Jurusan PGMI Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya
Abstrak: Permasalahan yang dikaji pada penelitian ini adalah: (1)
Bagaimana hasil belajar SKI kelas IV MI. As Syafiiyah dengan
strategi pembelajaran CTL; (2) Bagaimana penerapan strategi
Pembelajaran CTL pada pelajaran SKI kelas IV MI. As Syafiiyah
Tanggul Wonoayu Sidoarjo; (3) Bagaimana upaya meningkatkan hasil
belajar SKI dengan menggunakan strategi pembelajaran CTL kelas IV
MI. As Syafiiyah. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Untuk
mengetahui hasil belajar SKI kelas IV MI. As Syafiiyah dengan
strategi pembelajaran CTL; (2) Untuk mengetahui penerapan Strategi
Pembelajaran CTL pada pelajaran SKI kelas IV MI. As Syafiiyah
Tanggul Wonoayu Sidoarjo; (3) Untuk mengetahui upaya
meningkatkan hasil belajar SKI dengan menggunakan Strategi
Pembelajaran CTL kelas IV MI. As Syafiiyah.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus, setiap
siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan,
dan refleksi. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
observasi, angket (kuesioner), tes dan dokumentasi. Analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data secara deskriptif
kualitatif dan kuantitatif.
Dari uraian diatas peneliti menyimpulkan bahwa dengan strategi
pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV MI. As Syafiiyah Tanggul.
Hal ini ditunjukkan dengan diketahui bahwa pada siklus I nilai ratarata kelas cukup baik dengan angka 78,88 dan prosentase
kelulusannya mencapai 72,22%, prosentase ini masih dikatakan cukup
dan perlu diadakan review ulang, agar memperoleh data yang
maksimal, kita ketahui ketuntasan klasikalnya adalah mencapai 80%.
Pada siklus II nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 88,05 atau dapat
dikategorikan baik, begitu juga dengan prosentase hasil belajar
mencapai 94,44% dan angka tersebut berkategori sangat baik.
Kata Kunci: Hasil Belajar SKI, Strategi Pembelajaran CTL
(Contextual Teaching And Learning).

Munawir

Pendahuluan
Seperti

mata

pelajaran

yang

lain,

Sejarah

Kebudayaan

Islam

mengembangan misi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan


kualitas manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Es.
Tujuan ini merupakan salah satu amanat Undang-Undang Pendidikan Nasional
Nomor 20 Tahun 2003, Bab II Pasal 3 yaitu: Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.1

Secara spesifik pendidikan Sejarah Kebudayaan Islam tingkat Madrasah


Ibtidaiyah di Indonesia memiliki tujuan agar peserta didik memiliki kemampuankemampuan sebagai berikut: (a) membangun kesadaran peserta didik tentang
pentingnya mempelajari landasan ajaran, nilai-nilai dan norma-norma Islam yang
telah dibangun oleh Rasulullah SAW dalam rangka mengembangkan kebudayaan
dan peradaban Islam. (b) membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya
waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini,
dan masa depan. (c) melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta
sejarah secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah. (d)
menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan
sejarah Islam sebagai bukti peradaban umat Islam di masa lampau. (e)
mengembangkan kemampuan peserta didik dalam mengambil ibrah dari
peristiwa-peristiwa bersejarah (Islam), meneladani tokoh-tokoh berprestasi, dan
mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek dan seni,
dan lain-lain untuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam. 2
Dengan

beragamnya

tujuan

yang

ditetapkan,

sudah

seharusnya

pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di sekolah merupakan suatu kegiatan


yang disenangi, menatang, dan bermakna bagi peserta didik. Karena dalam proses
1

UU RI No. 20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional. (Bandung: Citra Umbara)


http://abubed.blogspot.com/2012/04/makalah-pembelajaran-ski-mi.html
(05/04/2012)16.45
2

Jurnal PGMI Madrasatuna


Volume 04, Nomor 01, September 2012
Hal. 1 - 24

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)

belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang di dalamnya terjadi proses siswa
belajar dan guru mengajar dalam konteks interaktif, dan terjadi interaksi edukatif
antara guru dan siswa, sehingga terdapat perubahan dalam diri siswa baik
perubahan pada tingkat pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan atau sikap.3
Konteks ideal ini berbeda manakala melihat persepsi yang berkembang di
masyarakat yang beranggapan bahwa pelajaran sejarah kebudayaan Islam hanya
mempelajari sejarah masa lampau yang tidak ada pengaruhnya di zaman sekarang
ini sampai masa yang akan datang. Sejarah dikatakan mirip dengan novel, cerpen,
roman atau mungkin dongeng pengantar tidur. Akibatnya Sejarah Kebudayaan
Islam tidak menarik dan membosankan.
Oleh sebab itu perlu adanya pemikiran bagaimana supaya mata pelajaran
sejarah menjadi menarik, berbobot, disukai dan mendapat tempat dihati setiap
para siswa. Salah satu upaya yang harus dilakukan peneliti yaitu mengusahakan
penggunaan sistem pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam
kegiatan belajar mengajar mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam.
CTL (Contextual Teaching and Learning) adalah suatu strategi
pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh
untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan
situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya
dalam kehidupan mereka. Karena itu strategi pembelajaran CTL (Contextual
Teaching and Learning) dalam proses belajar mengajar merupakan model
pembelajaran yang melibatkan siswa dalam mencari informasi, dan melakukan
penyelidikan. Sebagaimana keberhasilan pembelajaran CTL (Contextual Teaching
and Learning) tergantung pada pengambilan tindakan, pola belajar ini juga
bergantung pada pengetahuan dan keahlian siswa yang menghasilkan prilaku dan
proses berpikir mandiri. Oleh karena itu untuk menjadi mandiri, semua siswa
harus bisa mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menarik.4
Untuk

dapat

melaksanakan

pembelajaran

SKI

melalui

strategi

pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) maka diperlukan adanya


3

Oemar Hamalik. Proses Belajar Mengajar. (Bandung : Bumi Aksara, 2001), 48.

Elaine B. Johnson, Contextual Teaching Learning, (Bandung : MLC. 2007),158.


Jurnal PGMI Madrasatuna
Volume 04, Nomor 01, September 2012
Hal. 1 - 24

Munawir

kerja sama antara guru Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) dan peneliti yaitu melalui
penelitian tindakan kelas (PTK). Proses PTK ini memberikan kesempatan kepada
peneliti dan guru Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) untuk mengidentifikasi
masalah-masalah pembelajaran di sekolah sehingga dapat dikaji, ditingkatkan dan
dituntaskan. Dengan demikian proses pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
(SKI) di sekolah yang menerapkan pembelajaran melalui strategi pembelajaran
CTL (Contextual Teaching and Learning), diharapkan dapat meningkatkan hasil
belajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) siswa.
Dengan menggunakan pembelajaran CTL (Contextual Teaching and
Learning) yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa yaitu serta
dapat menumbuhkan cara berfikir siswa dari pengetahuan yang diperoleh siswa
dari hasil belajar, dan dapat memberikan pembelajaran yang berpengaruh dalam
memahami pembelajaran sejarah kebudayaan Islam. Dari 18 siswa di MI As
Syafiiyah, hanya 10 siswa (55,56%) perolehan nilai kurang maksimal yaitu
kurang dari 65 sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah lebih besar
sama dengan 65 ada 8 siswa (44,44%). Oleh karena perlu adanya peningkatan
yang dilakukan pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam tersebut.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) kelas IV MI. As
Syafiiyah Tanggul Wonoayu Sidoarjo dengan strategi pembelajaran CTL
(Contextual Teaching and Learning)?
2. Bagaimana penerapan strategi Pembelajaran CTL (Contextual Teaching and
Learning) pada pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) kelas IV MI. As
Syafiiyah Tanggul Wonoayu Sidoarjo?
3. Bagaimana upaya meningkatkan hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)
dengan menggunakan strategi pembelajaran CTL (Contextual Teaching and
Learning) kelas IV MI. As Syafiiyah Tanggul Wonoayu Sidoarjo?

Jurnal PGMI Madrasatuna


Volume 04, Nomor 01, September 2012
Hal. 1 - 24

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)

Pengertian Hasil Belajar


Hasil belajar dapat diartikan sebagai hasil maksimum yang telah dicapai
oleh siswa setelah mengalami proses belajar mengajar dalam mempelajari materi
pelajaran tertentu. Hasil belajar tidak mutlak berupa nilai saja, akan tetapi dapat
berupa perubahan atau peningkatan sikap, kebiasaan, pengetahuan, keuletan,
ketabahan, penalaran,kedisiplinan, ketrampilan dan sebagaimana yang menuju
pada perubahan positif. Hasil belajar menunjukkan kemampuan siswa yang
sebenarnya yang telah mengalami proses pengalihan ilmu pengetahuan dari
seseorang yang dapat dikatakan dewasa atau memiliki pengetahuan kurang. Jadi,
dengan adanya hasil belajar, orang dapat mengetahui seberapa jauh siswa dapat
menangkap, memahami, memiliki materi pelajaran tertentu. Atas dasar itu
pendidik dapat menentukan strategi belajar-mengajar yang lebih baik.5
Pengertian Sejarah Kebudayaan Islam
Sejarah secara etimologi dapat ditelusuri dari asal kata Arab syajarah
artinya pohon. Dalam bahasa asing lainya peristiwa sejarah disebut histore
(perancis), geschicte (jerman) dan masih banyak lagi. Sejarah menurut islilah
adalah suatu yang tersusun dari serangkain peristiwa masa lampau, keseluruhan
pengalaman manusia dan sejarah sebagai suatu cara yang diubah-ubah, dijabarkan
dan dianalisa. Sejarah memberikan pemahaman akan arti memiliki sifat objektif
tentang masa lampau, dan hendaknya difahami sebagai suatu peristiwa itu sendiri.
Adapun pemahaman lain bahwa sejarah menunjukkan makna yang subjektif,
sebab maja lampau itu telah menjadi sebuah kisah atau cerita, yang mana didalam
prose situ pengkisahan itu terdapat kesan yang dirasakan oleh sejarahwan
berdasarkan pengalaman dan linkungan pergaulan yang menyatu dengan gagasan
tentang peristiwa sejarah.6
Sedangkan kebudayaan adalah penjelmaan (manifestasi) akal dan rasa
manusia. Ini berarti bahwa manusialah yang menciptakan kebudayaan.
Kebudayaan Islam, berarti menyaring kebudayaan yang tidak melenceng dari
5
6

http://www.sekolahdasar.net/2011/06/pengertian-hasil-belajar.html (1/05/2012) 12.00


Siti Maryam dkk, Sejarah Peradaban Islam , (Yogyakarta: LESFI, 2004), 4.
Jurnal PGMI Madrasatuna
Volume 04, Nomor 01, September 2012
Hal. 1 - 24

Munawir

ajaran Islam. Agar tetap berjalan antara kebudayaan dengan ajaran agama maka
harus pula dipelajari tentang pengertian kebudayaan dan Islam itu sendiri.
Menurut bahasa, kata kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu
budh yang berarti akal. Kemudian dari kata budh itu berubah menjadi kata budhi
dan jamaknya budaya. Dalam bahasa Arab kata kebudayaan itu disebut AtsTsaqafah. Dalam bahasa Inggris kebudayaan ini disebut culture. dalam bahasa
Belanda disebut cultuur, dalam bahasa Latin cultura.
Hamka dalam buku berjudul Pandangan hidup muslim menguraikan kata
kebudayaan itu terdiri dari dua kata, yang tadinya terpisah, yaitu budi dan daya.
Kata budi berarti cahaya atau sinar yang terletak di dalam bentuk manusia dan
daya pikiryang berkaitan dengan upaya, yakni usaha keaktifan manusia
melaksanakan dengan anggota badan yang digerakkan oleh budinya.
Al-Kroeber dan C. Kluckhohn dalam buku yang berjudul Culture, A
Critical Review of Concepts and Definitions (tahun 1952) telah berhasil
menghimpun 160 definisi kebudayaan. Dari pendapat yang banyak itu, dapat
disimpulkan bahwa kebudayaan adalah manifestasi atau penjelmaan dari kerja
jiwa manusia dalam arti yang seluas luasnya. 7
Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada
manusia melalui Muhammad sebagai Rasul.8 Dan datangnya dari Allah, baik
dengan perantaraan malaikat Jibril, maupun langsung kepada Nabi Muhammad
SAW. Dalam Al quran, Allah sendiri mendefisinikan Islam dengan al-amilush
shalihat atau iman dan amal. Menurut Abdul qodir audah, Islam sebagai berikut :
a.

al-Islam aqidah wa nizham ( Islam adalah kepercayaan dan system (syariah)

b.

al-Islam dinum wa daulah ( Islam adalah agama dan Negara )


Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Islam berarti

seorang mukmin yang saleh atau seorang mukmin yang sungguh-sungguh


menjalankan syariat Islam. Kebudayaan Islam, berarti penjelmaam dari alamilush shalihat seorang muslim atau golongan kaum muslimin. Kebudayaan
7
8

Yatimin Abdullah, Studi Islam Kontemporer, (Jakarta:Amzah 2006),16.


Tim Penyusun Iain Sunan Ampel, Pengantar Studi Islam, (Surabaya:IAIN AMPEL

PRESS 2004), 1.
Jurnal PGMI Madrasatuna
Volume 04, Nomor 01, September 2012
Hal. 1 - 24

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)

Islam penjelmaan kerja jiwa dan akal pikiran manusia yang di dasari pencerminan
ajaran Islam dalam arti seluas-luasnya yaitu manifestasi keimanan sejati.
Kebudayaan Islam mengandung tiga unsur yaitu :
1) Kebudayaan Islam adalah ciptaan orang Islam
2) Kebudayaan Islam adalah di dasarkan kepada ajaran Islam
3) Kebudayaan Islam merupakan cerminan dari ajaran Islam.
Ketiga unsur kebudayaan Islam tersebut merupakan satu kesatuan yang
utuh, antara yang satu dengan yang lainnya tidak bisa dipisah-pisahkan. Menurut
A.Hasjmy bahwa kebudayaan Islam adalah manifestasi (penjelmaan) iman dan
amal dari seseorang muslim / segolongan orang muslim.9
Dari uraian diatas yang terdiri dari tiga kata diantaranya sejarah,
kebudayaan, dan Islam. Terbantu untuk memahami arti sejarah kebudayaan Islam
Yaitu asal- usul atau silsilah dari sesuatu yang dihasilkan dari pemikiran atau akal
budi kaum Muslimin yang berhubungan dengan kepercayaan (keyakinan), ilmu
pengetahuan, seni, adat istiadat, bentuk pemerintahan, arsitektur bangunan, dan
lain-lain
Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) merupakan suatu pelajaran yang
menelaah tentang asal-usul, perkembangan, peranan kebudayaan/peradaban Islam
dan para tokoh yang berprestasi dalam sejarah Islam dimasa lampau, mulai dari
sejarah masyarakat Arab pra-Islam, sejarah kelahiran dan kerasulan nabi
Muhammad saw. sampai masa khulafaurrasyidin. Secara substansial mata
pelajaran Sejarah Kebudayan Islam memiliki kontribusi dalam memberikan
motivasi kepada peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati Sejarah
Kebudayaan Islam, yang mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan
untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak dan kepribadian peserta
didik.10

Yatimin Abdullah, Studi Islam Kontemporer, (Jakarta: Amzah 2006),17.

Peraturan menteri agama RI NOMOR 2 TAHUN 2008 tentang Standar


Kompetensi Lulusan Dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa Arab di
Madrasah Ibtidaiyah
10

Jurnal PGMI Madrasatuna


Volume 04, Nomor 01, September 2012
Hal. 1 - 24

Munawir

Strategi Pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning)


Strategi ialah rencana tentang cara-cara pendayagunaan dan penggunaan
potensi dan sasaran yang ada untuk meningkatkan evektifitas dan efisien
pengajaran. Strategi dapat pula diartikan sebagai suatu pola umum tindakan gurupeserta didik dalam manifestasi aktifitas pengajaran.11
Dalam menyusun sebuah strategi perlu mempertimbangkan berbagai
faktor, baik ke dalam maupun keluar. Dalam strategi belajar mengajar terkandung
teknik mengajar yaitu pemakaian alat-alat bantu mengajar dan cara-cara
menggunakan metode mengajar yang relevan tujuannya agar siswa termotivasi
atau terdorong untuk belajar optimal.
Sedangkan pembelajaran ialah proses bagi seorang siswa dalam
mempelajari bahan pelajaran yang disampaikan guru, proses penyampaian itu
sering dianggap sebagai proses mentransfer ilmu. Mentransfer disini bukan
diartikan memindahkan. Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi
pelajaran. Yang telah disampaikan guru. Proses pembelajaran ini berorientasi
kepada siswa yang tidak hanya terjadi dikelas tepat dimana saja. 12 Istilah
pengajaran dan pembelajaran hampir sama dengan berkaitan yang diistilahkan
oleh Dawey sebagai Menjual dan Membeli artinya, seseorang tidak mungkin
akan menjual manakala tidak ada orang yang membeli, yang berarti tidak akan
ada perbuatan mengajar manakala tidak membuat seseorang belajar. Jadi proses
pembelajaran dapat diartikan langkah-langkah yang ditempuh oleh murid dan
guru untuk mencapai tujuan .
CTL (Contextual Teaching And Learning) adalah suatu strategi
pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh
untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan
situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya
dalam kehidupan mereka.13 CTL (Contextual Teaching And Learning) sebuah
system yang menyeluruh dan terdiri dari bagian-bagian yang saling terhubung.
11

Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2004), 33.
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, (Jakarta : Kencana, 2006), 54.
13
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Beroriantasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana 2011), 255.
12

Jurnal PGMI Madrasatuna


Volume 04, Nomor 01, September 2012
Hal. 1 - 24

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)

Jika bagian-bagian ini terjalin satu sama lain, maka akan dihasilkan pengaruh
yang melebihi hasil yang diberikan bagian-bagiannya secara terpisah. Setiap
bagian CTL (Contextual Teaching And Learning) yang berbeda-beda memberikan
sumbangan dalam menolong siswa memahami tugas sekolah. Secara bersamasama mereka membentuk suatu sistem yang memungkinkan para siswa melihat
makna didalamnya, dan mengingat materi.14 Untuk itu ada beberapa catatan dalam
penerapan CTL (Contextual Teaching And Learning) sebagai suatu strategi
pembelajaran, diantaranya:
a)

Strategi pembelajaran kontekstual adalah model pembelajaran yang


menekankan pada aktivitas siswa secara penuh, baik fisik maupun mental.

b) Strategi pembelajaran kontekstual memandang bahwa belajar bukan


menghafal akan tetapi proses berpengalaman dalam kehidupan nyata.
c)

Kelas dalam pembelajaran CTL (Contextual Teaching And Learning) bukan


sebagai tempat untuk memperoleh informasi, akan tetapi sebagai tempat
untuk menguji data hasil temuan mereka di lapangan.

d) Materi pelajaran ditemukan oleh siswa sendiri bukan hasil pemberian dari
orang lain. 15
Prinsipprinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran CTL (Contextual
Teaching and Learning)
Prinsip Kesaling-Bergantungan (Intedependensi)
Prinsip ini membuat hubungan yang bermakna (making meaningfull
connections) antara proses pembelajaran dan konteks kehidupan nyata sehingga
peserta didik berkeyakinan bahwa belajar merupakan aspek yang esensial bagi
kehidupan di masa datang.
Prinsip ini mengajak para pendidik mengenali keterkaitan mereka dengan
pendidik lainnya, peserta didik, stakeholder, dan lingkungannya. Bekerjasama
(collaborating) untuk membantu peserta didik belajar secara efektif dalam
kelompok, membantu peserta didik untuk berinteraksi dengan orang lain, saling
14

Elaine B. Johnson, Contextual Teaching Learning, 65.


Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, 272.

15

Jurnal PGMI Madrasatuna


Volume 04, Nomor 01, September 2012
Hal. 1 - 24

Munawir

mengemukakan gagasan, saling mendengarkan untuk menemukan persoalan,


mengumpulkan data, mengolah data, dan menentukan alternatif pemecahan
masalah.
Prinsipnya menyatukan berbagai pengalaman dari masing-masing peserta
didik untuk mencapai standar akademik yang tinggi (reaching high standards)
melalui pengidentifikasian tujuan dan memotivasi peserta didik untuk
mencapainya.
Prinsip Perbedaan (Diferensiasi)
Prinsip diferensiasi adalah mendorong peserta didik menghasilkan
keberagaman, perbedaan, dan keunikan. Terciptanya kemandirian dalam belajar
(self-regulated learning) yang dapat mengkontruksi minat peserta didik untuk
belajar mandiri dalam konteks tim dengan mengkorelasikan bahan ajar dengan
kehidupan nyata, dalam rangka mencapai tujuan secara penuh makna
(meaningfullness).
Terciptanya berpikir kritis dan kreatif (critical and creative thinking) di
kalangan peserta didik dalam rangka pengumpulan, analisis, dan sintesa data,
guna pemecahan masalah.
Terciptanya kemampuan peserta didik untuk mengidentifikasi potensi
pribadi, dalam rangka menciptakan dan mengembangkan gaya belajar (style of
learning) yang paling sesuai sehingga dapat mengembangkan potensinya
seoptimal mungkin secara aktif, kreatif, efektif, inovatif, dan menyenangkan
sehingga menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.
Prinsip Pengaturan Diri
Prinsip pengaturan diri menyatakan bahwa proses pembelajaran diatur,
dipertahankan, dan disadari oleh peserta didik sendiri, dalam rangka
merealisasikan seluruh potensinya. Peserta didik secara sadar harus menerima
tanggung jawab atas keputusan dan perilaku sendiri, menilai alternatif, membuat
pilihan, mengembangkan rencana, menganalisis informasi, menciptakan solusi
dan dengan kritis menilai bukti. Melalui interaksi antar siswa akan diperoleh
Jurnal PGMI Madrasatuna
Volume 04, Nomor 01, September 2012
Hal. 1 - 24

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)

pengertian baru, pandangan baru sekaligus menemukan minat pribadi, kekuatan


imajinasi, kemampuan mereka dalam bertahan dan menemukan sisi keterbatasan
diri.
Rencana Tindakan
Dalam penelitian ini akan dilaksanakan dalam dua siklus. Adapun
penjelasan dari masing-masing siklus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Siklus I
Perencanaan
Di tahap perencanaan ini merupakan kegiatan yang dilaksanakan peneliti
bekerjasama dengan guru mata pelajaran SKI dalam permasalahan yang sedang
dialami dalam proses kegiatan belajar mengajar, untuk itu perlu menetapkan
rencana tindakan dan jadwal pelaksanaan serta merumuskan langkah-langkah
tindakan yang diperlukan, seperti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) dengan pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning), lembar
kerja siswa, media pembelajaran yang digunakan, instrumen penelitian atau
evaluasi,

dan

kelengkapan

lain

yang

diperlukan.

Dan

peneliti

harus

memperhatikan merencanakan kriteria keberhasilan perbaikan pembelajaran


(dalam penelitian ini ditetapkan 80% siswa mencapai ketuntasan belajar dengan
nilai minimal 65). Dengan adanya kriteria ketuntasan itu, diharapkan hasil belajar
yang diperoleh siswa dapat melebihi dari kriteria yang ditetapkan.
Implementasi Tindakan
Pada tahap ini diimplementasikan rencana yang disusun pada tahap
perencanaan.

Langkah-langkah

pembelajaran

dengan

pembelajaran

CTL

(Contextual Teaching and Learning) untuk pertemuan ke satu adalah sebagai


berikut:

Jurnal PGMI Madrasatuna


Volume 04, Nomor 01, September 2012
Hal. 1 - 24

Munawir

Tabel 1
Langkah-langkah pembelajaran dengan pembelajaran CTL
No.

Kegiatan guru

Awal

Apersepsi,

Kegiatan siswa

Penggalian pengetahuan awal siswa

Menyanyi lagu tentang Nabi

tentang materi yang akan di

Muhammad

ajarkan, dengan mengajak siswanya


bernyanyi tentang nabi Muhammad
2

Menyampaikan tujuan

Melakukan apa yang sudah di

pembelajaran, dan membagi siswa

intruksikan oleh guru

menjadi beberapa kelompok


B

Inti

Menugaskan siswa bersama

Melakukan pencarian informasi

kelompoknya masing-masing untuk

tentang hijrah nabi Muhammad SAW

mencari informasi kepada orang

kepada orang-orang yang ada di

yang ada di sekitar lingkungan

sekitar lingkungan sekolah

sekolah tentang hijrah nabi


Muhammad SAW
2

Menjawab pertanyaan siswa tentang Bertanya kepada guru tentang


penggalian informasi yang sudah

penggalian informasi yang sudah

dilakukan

dilakukan

Menugaskan setiap kelompok untuk


perwakilan melaporkan hasil
informasi yang sudah didapat.
Menugaskan kelompok yang tidak
sedang melaporkan untuk
menanggapi dengan mengajukan
pertanyaan.

Jurnal PGMI Madrasatuna


Volume 04, Nomor 01, September 2012
Hal. 1 - 24

Perwakilan kelompok melaporkan


hasil informasi tentang hijrah nabi
Muhammad saw. ke Thaif
Kelompok yang tidak sedang
melaporkan, menanggapi dengan
bertanya atau memberi komentar.

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)

Memberikan masukan atau

Mendengarkan masukan atau

memperjelas informasi yang sudah

memperjelas informasi yang sudah

didapat tentang hijrah nabi

didapat tentang hijrah nabi

Muhammad saw. ke Thaif

Muhammad saw. ke Thaif dari guru

Merefleksi dengan menugaskan

Siswa mengaitkannya dalam

siswa untuk mengaitkan informasi

kehidupan sehari-hari dengan cara

yang sudah didapat dengan

menyebutkan kegiatannya dalam

kehidupan sehari-hari.

sehari-hari .

Guru memberi lembar kerja untuk

Siswa mengerjakan sesuai dengan

menggali pemahaman setiap

kemampuannya yang sudah didapat.

individu informasi yang sudah

Dan menerima penghargaan dari

didapat. Dan memberi penghargaan. guru.


C

PENUTUP
Membimbing siswa membuat

Mendengarkan dan menyampaikan

kesimpulan yang sudah dibelajari.

kesimpulan yang sudah dipelajari.

Observasi
Pelaksanaan observasi pada proses belajar mengajar dengan pembelajaran
CTL (Contextual Teaching and Learning). Dilakukan oleh 2 orang dalam tim
peneliti untuk mengamati proses belajar mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam
tentang hijrahnya nabi Muhammad saw. ke Thaif. Hasil pengamatan dicatat pada
lembar pengamatan dibawah ini:
Tabel 2
Objek pengamatan dan instrumen pengamatan PTK
No
1

Objek pengamatan

Instrumen pengamatan

Hasil pengamatan kerja siswa

lembar kerja siswa, lembar

dalam pembelajaran CTL

pengamatan kelompok

(Contextual Teaching and


Learning) terhadap materi
hijrahnya nabi Muhammad saw.
ke Thaif

Jurnal PGMI Madrasatuna


Volume 04, Nomor 01, September 2012
Hal. 1 - 24

Munawir

Respon siswa dalam pembelajaran lembar pengamatan siswa dan angket


CTL (Contextual Teaching and

respon siswa dalam pembelajaran

Learning)

CTL (Contextual Teaching and


Learning)

Kemampuan guru dalam

lembar pengamatan aktifitas

mengelola pembelajaran

pembelajaran

Refleksi
Dilaksanakan untuk mengetahui hasil pembelajaran. Adapun tabel
observasinya adalah sebagai berikut:
Tabel 3
Objek, metode dan hasil evaluasi
No
1

Objek Evaluasi

Metode evaluasi

Hasil evaluasi

Hasil pengamatan kerja siswa

Tes Tulis dan

Skor hasil tes

dalam pembelajaran CTL

observasi

Presentase

Respon siswa dalam

Observasi dan

Persentase respon

pembelajaran CTL (Contextual

angket

siswa terhadap

(Contextual Teaching and


Learning) terhadap materi
hijrahnya nabi Muhammad saw.
ke Thaif
2

Teaching and Learning)

pembelajaran.

Kemampuan guru dalam

Persentase tingkat

mengelola pembelajaran

Observasi

keberhasilan
pembelajaran

Siklus II
Perencanaan
Pada tahap ini peneliti dan guru sejarah kebudayaan Islam (SKI)
melakukan diskusi secara mendalam tentang pencapaian indikator yang telah
dicapai, untuk dianalisis indikator mana yang belum tercapai untuk kemudian
Jurnal PGMI Madrasatuna
Volume 04, Nomor 01, September 2012
Hal. 1 - 24

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)

dilakukan tindakan dalam siklus ke II, untuk mencapai indikator kinerja, sampai
mencapai keberhasilan.
Implementasi Tindakan
Pada tahap ini diimplementasikan rencana yang disusun pada tahap
perencanaan. Langkah-langkah pembelajaran dengan pembelajaran CTL untuk
pertemuan ke dua adalah sebagai berikut:
Tabel 4
Langkah-langkah pembelajaran dengan pembelajaran CTL
No.

Kegiatan guru

Awal

Apersepsi,

Kegiatan siswa

Penggalian pengetahuan awal siswa Menyanyi

lagu

tentang

Nabi

tentang materi yang akan diajarkan, Muhammad


dengan mengajak siswanya bernyanyi
tentang nabi Muhammad.
2

Menyinggung tentang pelajaran yang Mendengarkan dan melakukan apa


sudah

diajarkan

kemarin

dan yang sudah diinstruksikan oleh

menyampaikan tujuan pembelajaran, guru


dan membagi siswa menjadi beberapa
kelompok
B

Inti

Dalam siklus I menugaskan siswa Melihat atau menyaksikan film


mencari informasi kepada orang yang tentang hijrah nabi Muhammad
ada di sekitar lingkungan sekolah SAW. ke Thaif. Dan setiap
tentang hijrah nabi Muhammad SAW. kelompok mencatat hal yang
ke

Thaif.

Di

memutarkan

ini

film

mempermudah
informasi

siklus
dalam

tentang

hijrah

guru ditangkap.
untuk

mencari
nabi

Jurnal PGMI Madrasatuna


Volume 04, Nomor 01, September 2012
Hal. 1 - 24

Munawir

Muhammad SAW. ke Thaif


2

Menjawab pertanyaan siswa tentang

Bertanya kepada guru tentang isi

hijrah nabi Muhammad saw. ke Thaif

tentang hijrah nabi Muhammad


SAW. ke Thaif

Menugaskan setiap kelompok untuk Perwakilan kelompok melaporkan


perwakilan

untuk

menceritakan hasil informasi tentang nabi

tentang hijrah nabi Muhammad saw. Muhammad SAW. ke Thaif.


ke Thaif yang sudah dilihat.

Kelompok yang tidak sedang

Menugaskan kelompok yang tidak melaporkan, menanggapi dengan


sedang melaporkan untuk menanggapi bertanya atau memberi komentar.
dengan mengajukan pertanyaan.
4

Memberikan penguatan dengan cara

Mendengarkan guru menceritakan

menceritakan kembali tentang hijrah

tentang hijrah nabi Muhammad

nabi Muhammad saw. ke Thaif

saw. ke Thaif dari guru

Merefleksi dengan menugaskan siswa

Siswa mengaitkannya dalam

untuk mengaitkan informasi yang

kehidupan sehari-hari dengan cara

sudah didapat dengan kehidupan

menyebutkan kegiatannya dalam

sehari-hari.

sehari-hari .

Guru memberi lembar kerja untuk

Siswa mengerjakan sesuai dengan

menggali pemahaman setiap individu

kemampuannya yang sudah

informasi yang sudah didapat. Dan

didapat. Dan menerima

memberi penghargaan.

penghargaan dari guru.

Penutup
Membimbing siswa membuat

Mendengarkan dan menyampaikan

kesimpulan yang sudah dibelajari.

kesimpulan yang sudah dipelajari.

Observasi
Pada tahap ini peneliti dan guru melakukan pengamatan terhadap aktifitas
pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran CTL (Contextual
Teaching and Learning) seperti pada siklus pertama.

Jurnal PGMI Madrasatuna


Volume 04, Nomor 01, September 2012
Hal. 1 - 24

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)

Refleksi
Tim peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua seperti
pada siklus pertama, serta menganalisis untuk membuat kesimpulan atas
pelaksanaan strategi pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning)
terhadap hasil belajar siswa dalam pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)
pada materi hijrah nabi Muhammad SAW. ke Thaif kelas IV MI. Assyafiah
Tanggul Wonoayu Sidoarjo.
Hasil Penelitian
Adapun hasil penelitian tindakan kelas (PTK) yang berjudul Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Siswa Kelas IV
Dengan Strategi Pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) Di
Madrasah Ibtidaiyah As Syafiiyah Tanggul Wonoayu Sidoarjo dalam bentuk
tahapan yang terdiri dari dau siklus pembelajaran yang dilakukan dalam proses
belajar mengajar di kelas. Data penelitian tindakan kelas yang diperoleh peneliti
dapat diuraikan sebagai berikut:
Hasil Belajar
Mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam mempunyai nilai yang sangat
penting dalam mempersiapkan masa yang akan datang untuk mencapai prestasi
fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek dan seni, dan lain-lain. Untuk
mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam dengan mengetahui sejarah.
Hal yang menjadi hambatan selama ini dalam pembelajaran sejarah kebudayaan
Islam adalah disebabkan kurang dikemasnya pembelajaran kebudayaan Islam
dengan metode yang menarik, menantang siswa, dan menyenangkan. Hal itu
karena para guru sering kali menyampaikan materi dan penugasan. Sehingga
cenderung para siswa bosan dan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa yang
kurang memuaskan.
Setelah melakukan penelitian tindakan kelas, data hasil belajar siswa pada
siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut:

Jurnal PGMI Madrasatuna


Volume 04, Nomor 01, September 2012
Hal. 1 - 24

Munawir

Table 5
Hasil belajar siswa dalam pembelajaran siklus I

Keterangan
No.

Nama Siswa

L/P Nilai

Tuntas

Tidak
Tuntas

Ahmad Hasan

90

Gusti Bagus Indandi

90

Ivan Prasetiya Nur Hidayah

80

M. Abu Bakar

40

M. Ali Shodiqin

100

M. Alif Saifullah

90

M. Aliy Masudy

80

M. Arifin

40

M. Jakta Ramadan

60

10

M. Rozikin

80

11

Nabila Putri Camelia

80

12

Putri Amelia

80

13

Putri Maharani

100

14

Rizka Rahma Islamiati

60

15

Sri Handayani

60

16

Sri Wahyuni

90

17

Tita Aulia

100

18

Zulfiana Rahma

100

Jumlah Nilai

1420

Rata-rata Kelas

78,88

Nilai maksimum

100

Nilai minimum

40

Jumlah anak yang tuntas

13

Jumlah anak yang tidak tuntas

Persentase ketuntasan

Jurnal PGMI Madrasatuna


Volume 04, Nomor 01, September 2012
Hal. 1 - 24

72,22%

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)

Untuk mengetahui cara menghitungnya dapat dilihat rumus dibawah ini:


a)

Untuk menghitung rata-rata

X=

Keterangan :
X = Nilai Rata-rata (mean)
X = Jumlah semua nilai siswa
N = Banyaknya peserta didik
Jadi nilai rata-rata untuk hasil belajar pada siklus I adalah :

X=

X =
= 78.88
b) Untuk menghitung persentase hasil belajar digunakan rumus :

p=

x 100

Keterangan :
p = Persentase yang akan dicari
f = Jumlah siswa yang tuntas
N = Jumlah seluruh siswa
Jadi persentase ketuntasan hasil belajar pada siklus I adalah :

p=
p =

x 100
x 100

= 72,22%
Dari data yang diatas hasil belajar yang dilakukan siswa dapat diketahui
bahwa siswa yang tidak tuntas yaitu 5 siswa dengan persentase 27,77% dan siswa
yang tuntas 13 siwa dengan persentase 72,22%, sehingga rata-rata kelas masih
Jurnal PGMI Madrasatuna
Volume 04, Nomor 01, September 2012
Hal. 1 - 24

Munawir

mencapai 78,88. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus I secara klasikal
siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai 65 hanya
sebesar 72,22% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu
sebesar 80% sehingga perlu dilaksanakan perbaikan pada siklus II untuk
meningkatkan hasil belajar sejarah kebudayaan Islam siswa kelas IV MI As
Syafiiyah Tanggul Wonoayu Sidoarjo.
Setelah melakukan siklus I dan hasil persentasenya lebih kecil dari
persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu 80%, maka perlu memperbaiki hasil
belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 6
Hasil belajar siswa dalam pembelajaran siklus II

Keterangan
No.

Nama Siawa

L/P Nilai

Tuntas

Ahmad Hasan

100

Gusti Bagus Indandi

100

Ivan Prasetiya Nur Hidayah

95

M. Abu Bakar

60

M. Ali Shodiqin

100

M. Alif Saifullah

95

M. Aliy Masudy

85

M. Arifin

80

M. Jakta Ramadan

90

10

M. Rozikin

80

11

Nabila Putri Camelia

90

12

Putri Amelia

80

13

Putri Maharani

100

14

Rizka Rahma Islamiati

65

15

Sri Handayani

70

16

Sri Wahyuni

95

Jurnal PGMI Madrasatuna


Volume 04, Nomor 01, September 2012
Hal. 1 - 24

Tidak
Tuntas

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)

17

Tita Aulia

100

18

Zulfiana Rahma

100

Jumlah Nilai

1585

Rata-rata Kelas

88,05

Nilai maksimum

100

Nilai minimum

60

Jumlah anak yang tuntas

18

Jumlah anak yang tidak tuntas

Persentase ketuntasan

94,44%

Jadi nilai rata-rata untuk hasil belajar pada siklus II adalah :

X=

X =
= 88,05
Dan persentase ketuntasan hasil belajar pada siklus II adalah :

p=
p =

x 100
x 100

= 94,44%
Dari data hasil belajar pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.2 diatas,
dapat dijelaskan bahwa dengan pembelajaran CTL pada siklus II diperoleh nilai
rata-rata 88,05 dan ketuntasan belajar mencapai 94,44% atau 17 siswa sudah
tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus II secara klasikal
siswa sudah tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai 65 sebesar
94,44% lebih besar dari persentase ketuntasan yang ditentukan yaitu sebesar 80%
sehingga penelitian sudah tuntas pada siklus II. Dari hasil pengamatan pada siklus
II siswa sudah dapat dikatakan bahwa dengan menggunakan strategi pembelajaran
CTL dalam pembelajaran sejarah kebudayaan Islam kelas IV dapat meningkatkan
hasil belajar siswa.
Jurnal PGMI Madrasatuna
Volume 04, Nomor 01, September 2012
Hal. 1 - 24

Munawir

Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian ini tentang penggunaan
strategi pembelajaran CTL (Contextual Teaching And Learning) pada mata
pelajaran sejarah kebudayaan Islam kelas IV MI. As Syafiiyah Tanggul Wonoayu
Sidoarjo, bahwa :
1.

Hasil belajar siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran CTL


(Contextual Teaching And Learning) pada mata pelajaran sejarah kebudayaan
Islam kelas IV MI. As Syafiiyah Tanggul Wonoayu Sidoarjo sudah masuk
dalam kategori sangat baik. Hal ini terbukti bahwa ada peningkatan dari
hasil nilai rata-rata kelasnya yaitu 88,05 dengan prosentase ketuntasan
94,44%.

2.

Berdasarkan observasi awal hasil belajar siswa kelas IV MI. As Syafiiyah


Tanggul Wonoayu Sidoarjo pada mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam
masih belum bisa maksimal, hal ini dikarenakan proses pembelajaran yang
digunakan oleh guru terlalu monoton selalu menggunakan metode ceramah
dan penugasan. Oleh karena itu peneliti mencoba menggunakan strategi
pembelajaran CTL (Contextual Teaching And Learning) pada mata pelajaran
sejarah kebudayaan Islam kelas IV MI. As Syafiiyah Tanggul Wonoayu
Sidoarjo. Hal ini juga dibantu dengan respon para siswa yang sangat antusias
dan bersemangat mengikuti proses pembelajaran.

3.

Penggunaan strategi pembelajaran CTL (Contextual Teaching And Learning)


berjalan dengan baik dan lancar, sehingga hasil belajar siswa meningkat tidak
hanya hasil belajar saja yang meningkat, akan tetapi juga dari hasil observasi,
dan kuesioner terhadap siswa dan guru ketika proses belajar berlangsung.

Saran
Berdasarkan

hasil

penelitian

yang

telah

dilaksanakan

dengan

menggunakan strategi pembelajaran CTL (Contextual Teaching And Learning),


bahwa

strategi

pembelajaran

tersebut

dapat

meningkatkan

kemampuan

berinteraksi sosial siswa dan dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam


pembelajaran di kelas. Oleh sebab itu peneliti menyarankan:
Jurnal PGMI Madrasatuna
Volume 04, Nomor 01, September 2012
Hal. 1 - 24

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)

1. Hendaknya guru sering menggunakan strategi pembelajaran CTL (Contextual


Teaching And Learning) dalam proses pembelajaran, agar siswa tidak merasa
asing

dan

lebih

memahami

model

pembelajaran

tersebut.

Dengan

menggunakan strategi pembelajaran CTL (Contextual Teaching And Learning)


siswa juga bisa lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran tidak hanya
itu siswa jaga bias belajar menemukan permasalahan sendiri dengan
mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari.
2. Hendaknya strategi pembelajaran CTL (Contextual Teaching And Learning)
dapat digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran di sekolah. Karena
strategi pembelajaran CTL (Contextual Teaching And Learning) dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa sehingga dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
Daftar Pustaka
Asnawir dan M. Basyiruddin Usman. Media Pembelajaran. 2002. Jakarta: Ciputat
Pers.
Basrowi, Suwandi. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. 2008. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Daniel Muijs & David Reynolds. Effective Teaching. 2008. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Departemen Pendidikan Nasional , 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi
Dasar Tingkat SD/MI. ( Jakarta : DEPDIKNAS)
E. Mulyasa. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. 2010. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Learning Assistance Program for Islamic Schools, LAPIS-PGMI. Matematika 1.
2009. Surabaya: Aprinta.
Learning Assistance Program for Islamic Schools, LAPIS-PGMI. Pembelajaran
Matematika MI. 2009. Surabaya : Aprinta.
Learning Assistance Program for Islamic Schools, LAPIS-PGMI. Penelitian
Tindakan Kelas. 2009. Surabaya: Aprinta.
Maryam, Siti. Upaya Meningkatkan Pemahaman Aturan Pengerjaan Operasi
Hitung Campuran dengan Metode Latihan pada Siswa Kelas II SD Negeri
Sewawung Kembaran Tahun Pelajaran 2010/2011. 2010. UNMUH
Purworejo.
Mustakim. Psikologi Pendidikan. 2008. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Trianto, M.Pd. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. 2010. Jakarta:
Kencana Predana Media Group.
Simanjuntak, Lisnawaty. Metode Mengajar Matematika 1. 1993. Jakarta: Rineka
Cipta.
Jurnal PGMI Madrasatuna
Volume 04, Nomor 01, September 2012
Hal. 1 - 24

Munawir

Widyoko, Eko Putro. Evaluasi Program Pembelajaran. 2011. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar.
Sudjana, Nana. Evaluasi Hasil Belajar. 1988. Bandung: Pustaka Martiana.
Sudjana, Nana. Media Pengajaran. 1997. Bandung: CV. Sinar Baru.
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. 2010. Bandung:
Remaja Rosda karya.
Suharsimi Arikunto. Penelitian Tindakan Kelas.2009. Jakarta: Bumi Aksara.
Syukur, Fatah. Teknologi Pendidikan. 2005. Semarang: RaSAIL.
Uzer, Usman. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. 1993. Bandung:
Remaja Rosda Karya.
Zuhrotul Komariyah dan Soeparno. Pengaruh Pemanfaatan Media Permainan
Kartu Hitung Terhadap Hasil Belajar Siswa Materi Ajar Operasi Hitung
Campuran Mata Pelajaran Matematika Kelas III SDN Babat Jerawat I
Surabaya. Jurnal Teknologi Pendidikan, Vol.10 No. 1, April 2010 UNESA
http://www.sarjanaku.com/2011/03/pengertian-definisi-hasil-belajar.html diakases
pada tanggal 28-03-2012
http://www.sarjanaku.com/2011/06/pengertian-matematika.html diakses pada
tanggal 28-03-2012
http://www.artikelbagus.com/2011/06/kelebihan-dan-kelemahan-model.html
diakses pada tanggal 29-03-2012
http://belajarpsikologi.com/pengertian-media-pembelajaran diakses pada tanggal
04-04-2012

Jurnal PGMI Madrasatuna


Volume 04, Nomor 01, September 2012
Hal. 1 - 24

Anda mungkin juga menyukai