Anda di halaman 1dari 14

PELESTARIAN HUKUM LINGKUNGAN CAGAR ALAM

Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Penulisan Makalah


Mata Kuliah Hukum Tata Lingkungan

Disusun Oleh :
NAMA

: DIAN RIZKY

NPM

: 1302013017

Jurusan Hukum, Universitas YARSI


Jakarta, Januari 2015

DAFTAR ISI

Hukum Tata Lingkungan 1

DAFTAR ISI...................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................3
1.1.

Latar Belakang......................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................5
2.1.

Perlindungan Sumber Daya Alam....................................................................................5

2.2.

Konservasi Sumber Daya Alam........................................................................................7

2.3.

Pentingnya Suaka Marga Satwa dan Cagar Alam.............................................................8

2.4.

Perlindungan Varietas Tanaman......................................................................................12

2.5.

Karantina Hewan, Ikan Dan Tumbuhan..........................................................................13

BAB III KESIMPULAN.............................................................................................................13


3.1

Kesimpulan..................................................................................................................13

Daftar Pustaka................................................................................................................................14

BAB I
PENDAHULUAN

Hukum Tata Lingkungan 2

1.1.

Latar Belakang

Alam pada dasarnya mempunyai sifat yang beraneka ragam, namun serasi dan seimbang.
Oleh karena itu, untuk mempertahankan keserasian dan keseimbangan nya diperlukan tindakan
Pelestarian alam yang merupakan upaya dalam melindungi alam jagat raya dan segala
isinya. Dalam pelestarian alam terdapat sebuah komponen keberhasilan seperti adanya pengaruh
dan dukugan dari pemerintah dan masyarakat. Karena sebuah keberhasilan pelestarian alam itu
merupakan tanggung jawab pemerintah sebagai pengatur dan masyarakat untuk membantu dalam
mensukseskan acara acara pelestarian alam tersebut.
Pemerintah telah mempunyai program dalam upaya pelestarian alam, sebagai salah satu
program seperti Cagar alam yang merupakan suatu kawasan suaka alam karena keadaan alamnya
mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa, dan ekosistemnya atau ekosistem tertentu yang perlu
dilindungi dan perkembangannya berlangsung secara alami. Contoh kawasan yang dijadikan
cagar alam di Indonesia adalah Pananjung Pangandaran di Jawa Barat dan Nusa Kambangan di
Jawa Barat. Program Cagar Alam diperuntukan untuk membudayakan flora dan fauna yang
punah, ini merupakan salah satu upaya program pemerintah, selain itu Indonesia kaya akan
pelestarian alam yang bisa di manfaatkan untuk melestarikan dan bermanfaat sebagai tempat
objek wisata, sebagai ilmu pegetahuan dan budaya Indonesia yang harus dipertahankan.
Masyarakat akan membantu dalam keberhasilan pelestarian alam degan upaya membatasi
atau bahkan menghentikan kegiatan penebagan hutan-hutan yang semakin gundul, menghentikan
pengambilan hewan langka, di hutan-hutan. Jika sebuah lingkungan mengalami kerusakan
tentunya ini akan memberikan dampak yang besar terhadap kerbrlangsungan generasi mendatang
terkait dengan kemampuan suatu lingkungan menyediakan sumber daya yang dibutuhkan oleh
mereka. Kerusakan lingkungan yang terjadi sekarang ini disebabkan oleh ulah dan akibat tangan
manusia yang tidak bertanggung jawab, maka dari itu diperlukan segera tindakan preventif
melalui upaya pelesatarian lingkungan hidup.
Upaya pelestarian lingkungan hidup merupakan tanggung jawab bersama antara
pemerintah dan masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut, pemerintah telah mengeluarkan
peraturan yang berkaitan dengan pengaturan dan pengelolaan lingkungan hidup, yaitu UndangUndang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Hukum Tata Lingkungan 3

Undang-undang tersebut kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah Nomor
27 Tahun 1999 mengenai Analisis Dampak Lingkungan, PP No. 19 Tahun 1999 mengenai
Pengendalian Pencemaran Danau atau Perusakan Laut, dan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun
1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara, serta Undang Undang No. 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Selain itu ada beberapa undangundang terkait yang mengatur terkait pelestarian lingkuan yang mencangkup berbagai aspek
lingkungan mulai dari Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya yang diatur
pada UU No. 5 Tahun 1990, UU No. 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan
Tumbuhan, serta UU No.29 tahun 2000 Tentang Perlindungan Varietas Tanaman selain itu juga
ada berbagai keputusan menteri kehutan Nomor 104/Kpts-II/2003 dan Nomor 447/Kpts-II-2003
Tentang Tata usaha Pengembalian atau Penangkapan dan Peredaran Tumbuhan dan Satwa Liar.
Adapun inti dari peraturan-peraturan tersebut adalah bagaimana manusia dapat mengelola
dan memanfaatkan sumber daya lingkungan secara arif dan bijaksana tanpa harus merusaknya.
Apabila ada penduduk baik secara individu maupun kelompok melanggar aturan tersebut maka
sudah sepantasnya dikenai sanksi yang setimpal tanpa memandang status. Di lain pihak,
masyarakat hendaknya mendukung program-program pemerintah yang berkaitan dengan upaya
pelestarian lingkungan. Oleh karena itu manusia harus menjaga dan melestarikan alam agar tidak
terjadi berbagai masalah dan bencana alam.

BAB II
PEMBAHASAN

Hukum Tata Lingkungan 4

2.1.

Perlindungan Sumber Daya Alam

Perlindungan alam dibagi menjadi dua, yaitu perlindungan umum dan perlindungan dengan
tujuan tertentu.
1. Perlindungan alam umum
Perlindungan alam umum merupakan suatu kesatuan (flora, fauna, dan tanahnya). Perlindungan
alam ini dibagi menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut :

Perlindungan alam ketat; merupakan perlindungan terhadap keadaan alam yang dibiarkan
tanpa campur tangan manusia, kecuali dipandang perlu. Tujuannya untuk penelitian dan

kepentingan ilmiah, misalnya Ujung Kulon.


Perlindungan alam terbimbing; merupakan perlindungan keadaan alam yang dibina oleh

Para ahli, misalnya Kebun Raya Bogor.


National Park atau Taman Nasional; merupakan keadaan alam yang menempati suatu
daerah yang lugs dan ticlak boleh ada rumah tinggal maupun bangunan industri. Tempat
ini dimanfaatkan untuk rekreasi atau taman wisata, tanpa mengubah ciri-ciri ekosistem.

Misalnya: Taman Safari di Cisarua Bogor dan Way Kambas.


2. Perlindungan alam dengan Tujuan tertentu
Macam perlindungan alam dengan tujutertentu adalah sebagai berikut :

Perlindungan geologi; merupakan perlindungan alam yang bertujuan melindungi formasi

geologi tertentu, misalnya batuan tertentu.


Perlindungan alam botani; merupakan perlindungan alam yang bertujuan melindungi

komunitas tumbuhan tertentu, misalnya Kebun Raya Bogor.


Perlindungan alam zoologi; merupakan perlindungan alam yang bertujuan melindungi
hewan-hewan langka serta mengembangkannya dengan cara memasukkan hewan sejenis

ke daerah lain, misalnya gajah.


Perlindungan alam antropologi; merupakan perlindungan alam yang bertujuan melindungi
suku bangsa yang terisolir,misalnya Suku Indian di Amerika, Suku Asmat di Irian Jaya,

dan Suku Badui di Banten Selatan.


Perlindungan pemandangan alam; merupakan perlindungan yang bertujuan melindungi

keindahan alam, misalnya Lembah Sianok di Sumatera Barat.


Perlindungan monumen alam; merupakan perlindungan yang bertujuan melindungi bendabenda alam tertentu, misalnya stalagtit, stalagmit, gua, dan air terjun.
Hukum Tata Lingkungan 5

Perlindungan suaka margasatwa;merupakan perlindungan dengan tujuan melindungi

hewan-hewan yang terancam punch, misalnya badak, gajah, dan harimau Jawa.
Perlindungan hutan; merupakan perlindungan yang bertujuan melindungi tanah, air, dan

perubahan iklim.
Perlindungan ikan;merupakan perlindungan yang bertujuan melindungi ikan yang
terancam punah.

Bentuk-bentuk Pelindungan alam di atas harus diusahakan secara terpadu karena fauna akan
lestari apabila flora dan habitatnya lestari juga.
2.2.

Konservasi Sumber Daya Alam

Sumber daya alam (Natural Resources) adalah sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai
kepentingan dan kebutuhan hidup manusia semua kekayaan alam baik yang bersifat biotik
maupun abiotik, adalah untuk mendukung kelangsungan hidupnya di muka bumi. Kebutuhan
akan sumberdaya alam cenderung meningkat terus karena adanya dua faktor utama, yaitu
pertumbuhan penduduk yang pesat dan perkembangan teknologi dalam pemanfaatan sumberdaya
alam. Akibat dari penggunaan sumberdaya alam yang tidak memperhatikan daya dukung
lingkungan (carriying capacity) seperti terjadi sekarang ini telah merugikan manusia itu sendiri.
Karena keseimbangan alam terganggu sehingga tak jarang justru menimbulkan bencana bagi
manusia. Seperti timbulnya erosi, banjir, polusi, hama tanaman dan penyakit yang sulit diatasi,
serta punahnya keanekaragaman hayati.
Pengertian konservasi sumber daya alam hayati menurut Pasal 1 ayat (2) UU No 5 Tahun 1990
tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya dirumuskan

bahwa

pengelolalaan sumber daya alam hayati yang pemanfaatanya dilakukan secara bijaksana untuk
menjamin kesinambungan persediannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas
keanekaragaman dan nilainya. Sasaran konservasi yang ingin dicapai menurut UU No. 5 Tahun
1990, yaitu:
1. Menjamin terpeliharanya proses ekologis yang menunjang sistem penyangga kehidupan
bagi (perlindungan sistem penyangga kehidupan);
2. Menjamin terpeliharanya keanekaragaman sumber genetik dan tipe-tipe ekosistemnya
sehingga mampu menunjang pembangunan, ilmu pengetahuan, dan teknologi yang

Hukum Tata Lingkungan 6

memungkinkan pemenuhan kebutuhan manusia yang menggunakan sumber daya alam


hayati bagi kesejahteraan (pengawetan sumber plasma nutfah).
3. Mengendalikan cara-cara pemanfaatan sumber daya alam hayati sehingga terjamin
kelestariannya.
Dalam upaya perlindungan terhadap hutan, harus dipandang sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dengan lingkungan atau ekosistem secara global. Lingkungan gobal menurut
Soemartono adalah lingkungan hidup sebagai suatu keseluruhan, yaitu wadah kehidupan yang di
dalamnya berlangsung hubungan saling mempengaruhi (interaksi) antara makhluk hidup
(komponen hayati) dengan lingkungan setempat (komponen hayati).
Konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya bertujuan mengusahakan terwujudnya
kelestarian sumber daya alam hayati serta keseimbangan ekosistemnya sehingga dapat lebih
mendukung upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan manusia.
Konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya merupakan tanggung jawab dan
kewajiban pemerintah dan masyarakat.
Konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya dilakukan melalui kegiatan:
1. Perlindungan system penyangga kehidupan
2. Pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya
3. Pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.
2.3.

Pentingnya Suaka Marga Satwa dan Cagar Alam


Cagar alam adalah sebidang lahan yang dijaga untuk melindungi fauna dan flora yang

ada di dalamnya. Di dalam cagar alam tersebut tidak dibolehkan adanya eksploitasi mengambil
atau memanfaatkan tumbuhan, hewan atau kekayaan alam lainnya. Alam dalam kawasan tersebut
di biarkan apa adanya tumbuh secara alamiah. Namun demikian dijaman pembangunan ini,
adanya keinginan kuat untuk mengikutsertakan cagar alam dalam proses pembangunan,maka
digunakan istilah Taman Nasional. Salah satu bentuk kawasan konservasi yang dapat mempunyai
tujuan ganda tersebut adalah Taman Nasional. Dengan demikian Taman Nasional adalah
kawasan konservasi yang dikelola secara terpadu artinya semua tujuan perlindungan pengawetan
dan pemanfaatan dapat ditampung dalam satu kesatuan (unit) pengelolaan. Berbeda dengan
kawasan konservasi lain yaitu, Suaka Alam yang meliputi Cagar Alam dan Suaka Margasatwa.

Hukum Tata Lingkungan 7

Pada kawasan ini tujuan utama dititik beratkan kepada perlindungan dan pengawetan semata,
sedangkan upaya pemanfaatan secara langsung terbatas sekali.
Berikut adalah Persebaran Lokasi Cagar Alam dan Suaka Margasatwa di Indonesia
Serta Jenis-jenis Satwanya :
No
1

Cagar Alam
Sibolangit

Jenis Flora
Flora asli dataran rendah Sumatera Timur, ) antara lain pohon
lebah dan bunga bangkai

(Sumatera Utara)
raksasa
2

Rimbo Panti (Sumatera Barat)

Bengkulu

Flora asli Sumatera Barat (antara lain pohon kamfer dan


kemenyan)
Bunga Rafflesia (Rafflesia Arnoldi) jenis
bunga terbesar di dunia

Pulau Dua (Jawa Barat)

Berupa hutan, terkenal sebagai kerajaan


burung

5
No
1

Cibodas di kaki Gunung Gede


(Jawa Barat)
Suaka Margasatwa
Gunung Leuser,

Hutan cadangan, wisata alam


Jenis Satwa
Gajah, badak Sumatera, suaka harimau doreng, rusa, kambing
hutan, orang utan, tapir dan berbagai jenis burung

margasatwa terbesar di
Indonesia (Aceh)
2

Sumatera Selatan

Gajah, badak, kerbau liar, tapir, harimau doreng (harimau


Sumatera), dan rusa

Kutai

Rusa, babi hutan, orang utan, dan kanau atau bakantan (kera
berhidung panjang)

(Kalimantan Timur)
4

Baluran (Banyuwangi)

Badak, banteng, kerbau liar, rusa, babi hutan, lutung, dan ayam
hutan

Hukum Tata Lingkungan 8

Pulau Mojo (Sumbawa-NTT)

Babi hutan, rusa, sapi liar, burung kakaktua, dan ayam hutan

Pulau Komodo (Flores Barat


NTT)

Komodo, rusa, babi hutan, kerbau liar, ayam hutan dan burung
kakaktua. Menurut penelitian Nicole (sarjana wanita Jerman)
habitat komodo di situ ada 3000 ekor.

P. Panaitan (Ujungkulon)

Ular Sanca (bantuan dari Kebun Binatang London) 30 ekor


ditambahkan di pulau itu

P. Kaget di tengah-tengah Sungai Bakantan dan kera berhidung mancung


Barito

Dalam menentapkan suatu kawasan untuk menjadi suatu cagar alam ada beberapa hal yang
diperhatikan oleh pemerintah yakni diantaranya

Memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan serta ekosistem.


Mewakili formasi biota tertentu dan atau unit unit penyusunnya.
Memiliki kondisi alam yang masih alami dan belum terganggu oleh manusia.
Memiliki ciri khas potensi sehingga dapat menjadi contoh ekosistem yang keberadaannya

memerlukan upaya konservasi.


Memiliki komunitas tumbuhan beserta ekosistem yang langka atau yang keberadaannya

hampir punah.
Memiliki luas yang cukup dan bentuk tertentu untuk mendukung pengelolaan yang
efektif dan menjamin keberlangsungan proses ekologis secara alami.

Sesuai dengan fungsinya, cagar alam dapat dimanfaatkan untuk:

Penelitian dan pengembangan


Ilmu pengetahuan
Pendidikan
Kegiatan penunjang budidaya.

Di Pasal 17 ayat 1 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 dinyatakan bahwa "Di dalam
cagar alam dapat dilakukan kegiatan untuk kepentingan penelitian dan pengembangan, ilmu
Hukum Tata Lingkungan 9

pengetahuan, pendidikan dan kegiatan lainnya yang menunjang budidaya", sementara di


penjelasan Pasal 33 (b) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2011 dijelaskan bahwa
"Pendidikan dan peningkatan kesadartahuan konservasi alam termasuk kegiatan wisata alam
terbatas bagi kepentingan peningkatan kesadartahuan". Disini Pemerintah bertugas mengelola
kawasan cagar alam. Suatu kawasan cagar alam dikelola berdasarkan satu rencana pengelolaan
yang disusun berdasarkan kajian aspek-aspek ekologi, teknis, ekonomis dan sosial budaya.
Rencana pengelolaan cagar alam sekurang-kurangnya memuat tujuan pengelolaan, dan garis
besar kegiatan yang menunjang upaya perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan kawasan.
Upaya pengawetan kawasan cagar alam dilaksanakan dalam bentuk kegiatan:
1. Perlindungan dan pengamanan kawasan
2. Inventarisasi potensi kawasan
3. Penelitian dan pengembangan yang menunjang pengawetan.
Beberapa kegiatan yang dilarang karena dapat mengakibatkan perubahan fungsi kawasan cagar
alam adalah:
1. Melakukan perburuan terhadap satwa yang berada di dalam kawasan
2. Memasukan jenis-jenis tumbuhan dan satwa bukan asli ke dalam kawasan
3. Memotong, merusak, mengambil, menebang, dan memusnahkan tumbuhan dan satwa
dalam dan dari kawasan
4. Menggali atau membuat lubang pada tanah yang mengganggu kehidupan tumbuhan dan
satwa dalam kawasan, atau
5. Mengubah bentang alam kawasan yang mengusik atau mengganggu kehidupan tumbuhan
dan satwa
Larangan juga berlaku terhadap kegiatan yang dianggap sebagai tindakan permulaan yang
berkibat pada perubahan keutuhan kawasan, seperti:
1. Memotong, memindahkan, merusak atau menghilangkan tanda batas kawasan, atau
2. Membawa alat yang lazim digunakan untuk mengambil, mengangkut, menebang,
membelah, merusak, berburu, memusnahkan satwa dan tumbuhan ke dan dari dalam
kawasan.

Hukum Tata Lingkungan 10

2.4.

Perlindungan Varietas Tanaman

Salah satu upaya yang juga kini sedang dikembangakna oleh pemerintah yakni melalui
Perlindungan Varietas Tanaman (PVT) yakni perlindungan khusus yang diberikan negara , yang
dalam hal ini diwakili oleh pemerintah dan pelaksanaanya dilakukan oleh Kantor Perlindungan
Varietas Tanaman, terhadap varietas tanaman yang dihasilkan oleh pemulia melalui kegiatan
pemuliaan tanaman. Dimana disini terdapat Hak Perlindungan Varietas Tanaman (PVT) yang
merupakan hak khusus yang diberikan negara kepada pemulia dan atau pemegang hak
Perlindungan Varietas Tanaman (PVT) untuk menggunakan sendiri varietas hasil pemuliaanya
atau memberi persetujuan kepada orang atau badan hukum lain untuk menggunakannya selama
waktu tertentu.
Pemerintah Republik Indonesia telah mengundangkan UU No. 29 Tahun 2000 Tentang
Perlindungan Varietas Tanaman yang tujuan utamanya sesungguhnya untuk membangun
pertanian melalui pembangunan industri perbenihan yang mampu membuat varietas unggul
bermutu.
Pasal 1 ayat 2 UU RI No. 29 Tahun 2000 Tentang Perlindungan Variatas Tanaman jelas
memberikan hak eksklusif kepada penemu varietas unggul baru. Pengembangan dan
perlindungan varietas-varietas unggul baru tanaman yang memberikan potensi hasil yang tinggi
atau memberikan resistensi terhadap hama, penyakit, toleran terhadap lingkungan cekaman fisik
dan kimiawi, serta responsif terhadap input, merupakan faktor yang amat penting dalam
meningkatkan produktivitas dan kualitas produk di bidang pertanian perkebunan, tanaman
pangan, hortikultura dan kehutanan.
Pemuliaan varietas unggul bermutu membutuhkan investasi yang besar, baik dari segi tenaga
(pikiran, intelektualitas), buruh, sumber daya material, dana, dan kesabaran, serta ketekunan, dan
upaya tersebut dapat memakan waktu yang cukup lama, bertahun-tahun (10 15 tahun pada
banyak species tanaman-tanaman). Begitu varietas unggul bermutu baru tersebut dilepas, maka
varietas tersebut dapat segera diperbanyak oleh pihak lain, sehingga merampas peluang
keuntungan yang akan diperoleh pemulianya yang telah mengerahkan investasinya yang besar.
Pemberian hak eksklusif kepada seorang pemulia yang menghasilkan satu varietas unggul
bermutu untuk mengeksploitasi temuannya tersebut, akan mendorong para pemulia atau
Hukum Tata Lingkungan 11

kelembagaan industri benih yang mempekerjakan pemulia, untuk berinvestasi dalam kegiatan
pemuliaan dan akan berkontribusi besar terhadap pengembangan pertanian, secara menyeluruh,
meningkatkan pendapatan petani, mensejahterakan masyarakat secara luas.
Tiga butir pokok pikiran tersebut merupakan inti landasan mengapa suatu varietas unggul
bermutu yang baru harus diberi perlindungan berupa Hak PVT sebagaimana diatur dalam UU RI
No. 29 Th. 2000 Tentang PVT, dengan tujuan utama adalah mengembangkan dan membangun
industri perbenihan nasional guna mengantisipasi era globalisasi (persaingan terbuka), masalah
pangan nasional, kependudukan, ketenagakerjaan dan pendapatan masyarakat secara luas, serta
pemanfaatan kekayaan sumber daya hayati nasional.
2.5.

Karantina Hewan, Ikan Dan Tumbuhan

Untuk mencegah masuknya hama dan penyakit hewan, ikan, dan organisme pengganggu
tumbuhan baru ke wilayah Indonesia dan mencegah penyebarannya dari satu area ke area lain,
serta mencegah keluarnya hama dan penyakit hewan tertentu dari wilayah Indonesia, telah
diundangkan Undang-undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan
Tumbuhan. Kaitan UU ini dengan kelestarian lingkungan alam bahwa pokok-pokok kebijakan
karantina ikan sejalan dengan prinsip-prinsip kelestarian sumberdaya alam perikanan, terutama
terhadap upaya konservasi melalui upaya preventif dan pengendalian terhadap HPIK. Dengan
ikut berperan dalam menjaga sumberdaya alam agar tetap lestari dan dapat dimanfaatkan oleh
generasi pada saat ini dan akan tetap terjaga sampai generasi yang akan datang, maka telah ikut
mewujudkan salah satu prinsip pembangunan keberlanjutan yaitu keadilan antar generasi dan
memenuhi prinsip keberlanjutan ekologi.Selain itu pelaksanaan kebijakan karantina ikan juga
mendukung keberlanjutan sosio-ekonomi dengan semakin meningkatnya produk perikanan yang
telah dijamin karantina ikan dari kesehatan ikan yang berdampak pada peningkatan sektor
ekonomi dan serta secara tidak langsung dapat menyerap tenaga kerja. Melalui sertifikasi unit
usaha pembudidaya ikan karantina ikan berperan dalam keberlanjutan komunitas antara lain
melalui pemberdayaan masyarakat perikanan dalam upaya pengendalian HPIK terutama melalui
penerapan biosecurity dan praktik karantina ikan yang baik di unit usaha budidaya.

Hukum Tata Lingkungan 12

BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
1.

Masyarakat sangat berperan penting dalam memelihara kelestarian lingkungan karena hal
itu berkaitan dengan kelangsungan hidup mereka dimasa yang akan datang. Banyak hal
biasa yang menjadi hal yang luar biasa saat kita sadar betapa pentingnya alam ini. Menjaga
lingkungan bukan berarti kita harus siap siaga dalam hal materil saja, tetapi kita juga harus
siaga dari sisi moril. Manusia mempunyai pengaruh penting dalam kelangsungan ekosistem
serta habitat manusia itu sendiri, tindakan-tindakan yang diambil atau kebijakan-kebijakan
tentang hubungan dengan lingkungan akan berpengaruh bagi lingkungan dan manusia itu
sendiri. Kemampuan kita untuk menyadari hal tersebut akan menentukan bagaimana
hubungan kita sebagai manusia dan lingkungan kita. Hal ini memerlukan pembiasaan diri
yang dapat membuat kita menyadari hubungan manusia dengan lingkungan. Manusia
memiliki tugas untuk menjaga lingkungan demi menjaga kelangsungan hidup manusia itu

2.

sendiri dimasa akan datang.


Dengan melestarikan lingkungan berarti kita telah menyelamatkan beribu bahkan berjuta
juta nyawa. Karena banyak nyawa yang melayang itu banyak disebabkan adanya kerusakan
lingkungan.

Hukum Tata Lingkungan 13

3.

Lingkungan hidup merupakan tempat berinteraksi makhluk hidup yang membentuk suatu
system jaringan kebutuhan, yaitu: jenis dan jumlah masing- masing unsur lingkungan,
interaksi antar unsur dalam lingkungan hidup, perilaku dan konndisi unsur lingkungan

4.

hidup dan factor material, seperti suhu dan cahaya.


Lingkungan hidup, sering disebut sebagai lingkungan, adalah istilah yang dapat
mencakup segala makhluk hidup dan tak hidup di alam yang ada di Bumi atau bagian dari
Bumi, yang berfungsi secara alami tanpa campur tangan manusia yang berlebihan. Lawan
dari lingkungan hidup adalah lingkungan buatan, yang mencakup wilayah dan komponenkomponennya yang banyak dipengaruhi oleh manusia.

Daftar Pustaka
https://advokathandal.wordpress.com/perlindungan-hukum-dalam-aktivitas-pencarian-cagarbudaya/
http://indoplasma.or.id/artikel/artikel_2006_manfaat_UU_29_2000.htm
https://irawatysiregar.wordpress.com/page/5/
http://habibi-aja.blogspot.com/2008/06/pelestarian-sumber-daya-alam-hayati.html
http://ilushahab.blogspot.com/2013/04/upaya-pelestarian-lingkungan.html
http://ppvt.setjen.deptan.go.id

Hukum Tata Lingkungan 14

Anda mungkin juga menyukai