Tugas Befor Uts
Tugas Befor Uts
Disusun Oleh :
NAMA
: DIAN RIZKY
NPM
: 1302013017
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................3
1.1.
Latar Belakang......................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................5
2.1.
2.2.
2.3.
2.4.
2.5.
Kesimpulan..................................................................................................................13
Daftar Pustaka................................................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Alam pada dasarnya mempunyai sifat yang beraneka ragam, namun serasi dan seimbang.
Oleh karena itu, untuk mempertahankan keserasian dan keseimbangan nya diperlukan tindakan
Pelestarian alam yang merupakan upaya dalam melindungi alam jagat raya dan segala
isinya. Dalam pelestarian alam terdapat sebuah komponen keberhasilan seperti adanya pengaruh
dan dukugan dari pemerintah dan masyarakat. Karena sebuah keberhasilan pelestarian alam itu
merupakan tanggung jawab pemerintah sebagai pengatur dan masyarakat untuk membantu dalam
mensukseskan acara acara pelestarian alam tersebut.
Pemerintah telah mempunyai program dalam upaya pelestarian alam, sebagai salah satu
program seperti Cagar alam yang merupakan suatu kawasan suaka alam karena keadaan alamnya
mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa, dan ekosistemnya atau ekosistem tertentu yang perlu
dilindungi dan perkembangannya berlangsung secara alami. Contoh kawasan yang dijadikan
cagar alam di Indonesia adalah Pananjung Pangandaran di Jawa Barat dan Nusa Kambangan di
Jawa Barat. Program Cagar Alam diperuntukan untuk membudayakan flora dan fauna yang
punah, ini merupakan salah satu upaya program pemerintah, selain itu Indonesia kaya akan
pelestarian alam yang bisa di manfaatkan untuk melestarikan dan bermanfaat sebagai tempat
objek wisata, sebagai ilmu pegetahuan dan budaya Indonesia yang harus dipertahankan.
Masyarakat akan membantu dalam keberhasilan pelestarian alam degan upaya membatasi
atau bahkan menghentikan kegiatan penebagan hutan-hutan yang semakin gundul, menghentikan
pengambilan hewan langka, di hutan-hutan. Jika sebuah lingkungan mengalami kerusakan
tentunya ini akan memberikan dampak yang besar terhadap kerbrlangsungan generasi mendatang
terkait dengan kemampuan suatu lingkungan menyediakan sumber daya yang dibutuhkan oleh
mereka. Kerusakan lingkungan yang terjadi sekarang ini disebabkan oleh ulah dan akibat tangan
manusia yang tidak bertanggung jawab, maka dari itu diperlukan segera tindakan preventif
melalui upaya pelesatarian lingkungan hidup.
Upaya pelestarian lingkungan hidup merupakan tanggung jawab bersama antara
pemerintah dan masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut, pemerintah telah mengeluarkan
peraturan yang berkaitan dengan pengaturan dan pengelolaan lingkungan hidup, yaitu UndangUndang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Undang-undang tersebut kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah Nomor
27 Tahun 1999 mengenai Analisis Dampak Lingkungan, PP No. 19 Tahun 1999 mengenai
Pengendalian Pencemaran Danau atau Perusakan Laut, dan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun
1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara, serta Undang Undang No. 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Selain itu ada beberapa undangundang terkait yang mengatur terkait pelestarian lingkuan yang mencangkup berbagai aspek
lingkungan mulai dari Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya yang diatur
pada UU No. 5 Tahun 1990, UU No. 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan
Tumbuhan, serta UU No.29 tahun 2000 Tentang Perlindungan Varietas Tanaman selain itu juga
ada berbagai keputusan menteri kehutan Nomor 104/Kpts-II/2003 dan Nomor 447/Kpts-II-2003
Tentang Tata usaha Pengembalian atau Penangkapan dan Peredaran Tumbuhan dan Satwa Liar.
Adapun inti dari peraturan-peraturan tersebut adalah bagaimana manusia dapat mengelola
dan memanfaatkan sumber daya lingkungan secara arif dan bijaksana tanpa harus merusaknya.
Apabila ada penduduk baik secara individu maupun kelompok melanggar aturan tersebut maka
sudah sepantasnya dikenai sanksi yang setimpal tanpa memandang status. Di lain pihak,
masyarakat hendaknya mendukung program-program pemerintah yang berkaitan dengan upaya
pelestarian lingkungan. Oleh karena itu manusia harus menjaga dan melestarikan alam agar tidak
terjadi berbagai masalah dan bencana alam.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Perlindungan alam dibagi menjadi dua, yaitu perlindungan umum dan perlindungan dengan
tujuan tertentu.
1. Perlindungan alam umum
Perlindungan alam umum merupakan suatu kesatuan (flora, fauna, dan tanahnya). Perlindungan
alam ini dibagi menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut :
Perlindungan alam ketat; merupakan perlindungan terhadap keadaan alam yang dibiarkan
tanpa campur tangan manusia, kecuali dipandang perlu. Tujuannya untuk penelitian dan
hewan-hewan yang terancam punch, misalnya badak, gajah, dan harimau Jawa.
Perlindungan hutan; merupakan perlindungan yang bertujuan melindungi tanah, air, dan
perubahan iklim.
Perlindungan ikan;merupakan perlindungan yang bertujuan melindungi ikan yang
terancam punah.
Bentuk-bentuk Pelindungan alam di atas harus diusahakan secara terpadu karena fauna akan
lestari apabila flora dan habitatnya lestari juga.
2.2.
Sumber daya alam (Natural Resources) adalah sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai
kepentingan dan kebutuhan hidup manusia semua kekayaan alam baik yang bersifat biotik
maupun abiotik, adalah untuk mendukung kelangsungan hidupnya di muka bumi. Kebutuhan
akan sumberdaya alam cenderung meningkat terus karena adanya dua faktor utama, yaitu
pertumbuhan penduduk yang pesat dan perkembangan teknologi dalam pemanfaatan sumberdaya
alam. Akibat dari penggunaan sumberdaya alam yang tidak memperhatikan daya dukung
lingkungan (carriying capacity) seperti terjadi sekarang ini telah merugikan manusia itu sendiri.
Karena keseimbangan alam terganggu sehingga tak jarang justru menimbulkan bencana bagi
manusia. Seperti timbulnya erosi, banjir, polusi, hama tanaman dan penyakit yang sulit diatasi,
serta punahnya keanekaragaman hayati.
Pengertian konservasi sumber daya alam hayati menurut Pasal 1 ayat (2) UU No 5 Tahun 1990
tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya dirumuskan
bahwa
pengelolalaan sumber daya alam hayati yang pemanfaatanya dilakukan secara bijaksana untuk
menjamin kesinambungan persediannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas
keanekaragaman dan nilainya. Sasaran konservasi yang ingin dicapai menurut UU No. 5 Tahun
1990, yaitu:
1. Menjamin terpeliharanya proses ekologis yang menunjang sistem penyangga kehidupan
bagi (perlindungan sistem penyangga kehidupan);
2. Menjamin terpeliharanya keanekaragaman sumber genetik dan tipe-tipe ekosistemnya
sehingga mampu menunjang pembangunan, ilmu pengetahuan, dan teknologi yang
ada di dalamnya. Di dalam cagar alam tersebut tidak dibolehkan adanya eksploitasi mengambil
atau memanfaatkan tumbuhan, hewan atau kekayaan alam lainnya. Alam dalam kawasan tersebut
di biarkan apa adanya tumbuh secara alamiah. Namun demikian dijaman pembangunan ini,
adanya keinginan kuat untuk mengikutsertakan cagar alam dalam proses pembangunan,maka
digunakan istilah Taman Nasional. Salah satu bentuk kawasan konservasi yang dapat mempunyai
tujuan ganda tersebut adalah Taman Nasional. Dengan demikian Taman Nasional adalah
kawasan konservasi yang dikelola secara terpadu artinya semua tujuan perlindungan pengawetan
dan pemanfaatan dapat ditampung dalam satu kesatuan (unit) pengelolaan. Berbeda dengan
kawasan konservasi lain yaitu, Suaka Alam yang meliputi Cagar Alam dan Suaka Margasatwa.
Pada kawasan ini tujuan utama dititik beratkan kepada perlindungan dan pengawetan semata,
sedangkan upaya pemanfaatan secara langsung terbatas sekali.
Berikut adalah Persebaran Lokasi Cagar Alam dan Suaka Margasatwa di Indonesia
Serta Jenis-jenis Satwanya :
No
1
Cagar Alam
Sibolangit
Jenis Flora
Flora asli dataran rendah Sumatera Timur, ) antara lain pohon
lebah dan bunga bangkai
(Sumatera Utara)
raksasa
2
Bengkulu
5
No
1
margasatwa terbesar di
Indonesia (Aceh)
2
Sumatera Selatan
Kutai
Rusa, babi hutan, orang utan, dan kanau atau bakantan (kera
berhidung panjang)
(Kalimantan Timur)
4
Baluran (Banyuwangi)
Badak, banteng, kerbau liar, rusa, babi hutan, lutung, dan ayam
hutan
Babi hutan, rusa, sapi liar, burung kakaktua, dan ayam hutan
Komodo, rusa, babi hutan, kerbau liar, ayam hutan dan burung
kakaktua. Menurut penelitian Nicole (sarjana wanita Jerman)
habitat komodo di situ ada 3000 ekor.
P. Panaitan (Ujungkulon)
Dalam menentapkan suatu kawasan untuk menjadi suatu cagar alam ada beberapa hal yang
diperhatikan oleh pemerintah yakni diantaranya
hampir punah.
Memiliki luas yang cukup dan bentuk tertentu untuk mendukung pengelolaan yang
efektif dan menjamin keberlangsungan proses ekologis secara alami.
Di Pasal 17 ayat 1 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 dinyatakan bahwa "Di dalam
cagar alam dapat dilakukan kegiatan untuk kepentingan penelitian dan pengembangan, ilmu
Hukum Tata Lingkungan 9
2.4.
Salah satu upaya yang juga kini sedang dikembangakna oleh pemerintah yakni melalui
Perlindungan Varietas Tanaman (PVT) yakni perlindungan khusus yang diberikan negara , yang
dalam hal ini diwakili oleh pemerintah dan pelaksanaanya dilakukan oleh Kantor Perlindungan
Varietas Tanaman, terhadap varietas tanaman yang dihasilkan oleh pemulia melalui kegiatan
pemuliaan tanaman. Dimana disini terdapat Hak Perlindungan Varietas Tanaman (PVT) yang
merupakan hak khusus yang diberikan negara kepada pemulia dan atau pemegang hak
Perlindungan Varietas Tanaman (PVT) untuk menggunakan sendiri varietas hasil pemuliaanya
atau memberi persetujuan kepada orang atau badan hukum lain untuk menggunakannya selama
waktu tertentu.
Pemerintah Republik Indonesia telah mengundangkan UU No. 29 Tahun 2000 Tentang
Perlindungan Varietas Tanaman yang tujuan utamanya sesungguhnya untuk membangun
pertanian melalui pembangunan industri perbenihan yang mampu membuat varietas unggul
bermutu.
Pasal 1 ayat 2 UU RI No. 29 Tahun 2000 Tentang Perlindungan Variatas Tanaman jelas
memberikan hak eksklusif kepada penemu varietas unggul baru. Pengembangan dan
perlindungan varietas-varietas unggul baru tanaman yang memberikan potensi hasil yang tinggi
atau memberikan resistensi terhadap hama, penyakit, toleran terhadap lingkungan cekaman fisik
dan kimiawi, serta responsif terhadap input, merupakan faktor yang amat penting dalam
meningkatkan produktivitas dan kualitas produk di bidang pertanian perkebunan, tanaman
pangan, hortikultura dan kehutanan.
Pemuliaan varietas unggul bermutu membutuhkan investasi yang besar, baik dari segi tenaga
(pikiran, intelektualitas), buruh, sumber daya material, dana, dan kesabaran, serta ketekunan, dan
upaya tersebut dapat memakan waktu yang cukup lama, bertahun-tahun (10 15 tahun pada
banyak species tanaman-tanaman). Begitu varietas unggul bermutu baru tersebut dilepas, maka
varietas tersebut dapat segera diperbanyak oleh pihak lain, sehingga merampas peluang
keuntungan yang akan diperoleh pemulianya yang telah mengerahkan investasinya yang besar.
Pemberian hak eksklusif kepada seorang pemulia yang menghasilkan satu varietas unggul
bermutu untuk mengeksploitasi temuannya tersebut, akan mendorong para pemulia atau
Hukum Tata Lingkungan 11
kelembagaan industri benih yang mempekerjakan pemulia, untuk berinvestasi dalam kegiatan
pemuliaan dan akan berkontribusi besar terhadap pengembangan pertanian, secara menyeluruh,
meningkatkan pendapatan petani, mensejahterakan masyarakat secara luas.
Tiga butir pokok pikiran tersebut merupakan inti landasan mengapa suatu varietas unggul
bermutu yang baru harus diberi perlindungan berupa Hak PVT sebagaimana diatur dalam UU RI
No. 29 Th. 2000 Tentang PVT, dengan tujuan utama adalah mengembangkan dan membangun
industri perbenihan nasional guna mengantisipasi era globalisasi (persaingan terbuka), masalah
pangan nasional, kependudukan, ketenagakerjaan dan pendapatan masyarakat secara luas, serta
pemanfaatan kekayaan sumber daya hayati nasional.
2.5.
Untuk mencegah masuknya hama dan penyakit hewan, ikan, dan organisme pengganggu
tumbuhan baru ke wilayah Indonesia dan mencegah penyebarannya dari satu area ke area lain,
serta mencegah keluarnya hama dan penyakit hewan tertentu dari wilayah Indonesia, telah
diundangkan Undang-undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan
Tumbuhan. Kaitan UU ini dengan kelestarian lingkungan alam bahwa pokok-pokok kebijakan
karantina ikan sejalan dengan prinsip-prinsip kelestarian sumberdaya alam perikanan, terutama
terhadap upaya konservasi melalui upaya preventif dan pengendalian terhadap HPIK. Dengan
ikut berperan dalam menjaga sumberdaya alam agar tetap lestari dan dapat dimanfaatkan oleh
generasi pada saat ini dan akan tetap terjaga sampai generasi yang akan datang, maka telah ikut
mewujudkan salah satu prinsip pembangunan keberlanjutan yaitu keadilan antar generasi dan
memenuhi prinsip keberlanjutan ekologi.Selain itu pelaksanaan kebijakan karantina ikan juga
mendukung keberlanjutan sosio-ekonomi dengan semakin meningkatnya produk perikanan yang
telah dijamin karantina ikan dari kesehatan ikan yang berdampak pada peningkatan sektor
ekonomi dan serta secara tidak langsung dapat menyerap tenaga kerja. Melalui sertifikasi unit
usaha pembudidaya ikan karantina ikan berperan dalam keberlanjutan komunitas antara lain
melalui pemberdayaan masyarakat perikanan dalam upaya pengendalian HPIK terutama melalui
penerapan biosecurity dan praktik karantina ikan yang baik di unit usaha budidaya.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
1.
Masyarakat sangat berperan penting dalam memelihara kelestarian lingkungan karena hal
itu berkaitan dengan kelangsungan hidup mereka dimasa yang akan datang. Banyak hal
biasa yang menjadi hal yang luar biasa saat kita sadar betapa pentingnya alam ini. Menjaga
lingkungan bukan berarti kita harus siap siaga dalam hal materil saja, tetapi kita juga harus
siaga dari sisi moril. Manusia mempunyai pengaruh penting dalam kelangsungan ekosistem
serta habitat manusia itu sendiri, tindakan-tindakan yang diambil atau kebijakan-kebijakan
tentang hubungan dengan lingkungan akan berpengaruh bagi lingkungan dan manusia itu
sendiri. Kemampuan kita untuk menyadari hal tersebut akan menentukan bagaimana
hubungan kita sebagai manusia dan lingkungan kita. Hal ini memerlukan pembiasaan diri
yang dapat membuat kita menyadari hubungan manusia dengan lingkungan. Manusia
memiliki tugas untuk menjaga lingkungan demi menjaga kelangsungan hidup manusia itu
2.
3.
Lingkungan hidup merupakan tempat berinteraksi makhluk hidup yang membentuk suatu
system jaringan kebutuhan, yaitu: jenis dan jumlah masing- masing unsur lingkungan,
interaksi antar unsur dalam lingkungan hidup, perilaku dan konndisi unsur lingkungan
4.
Daftar Pustaka
https://advokathandal.wordpress.com/perlindungan-hukum-dalam-aktivitas-pencarian-cagarbudaya/
http://indoplasma.or.id/artikel/artikel_2006_manfaat_UU_29_2000.htm
https://irawatysiregar.wordpress.com/page/5/
http://habibi-aja.blogspot.com/2008/06/pelestarian-sumber-daya-alam-hayati.html
http://ilushahab.blogspot.com/2013/04/upaya-pelestarian-lingkungan.html
http://ppvt.setjen.deptan.go.id