13/
2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN
PERJANJIAN KERJA
UNTUK WAKTU TERTENTU ( KONTRAK )
No. ........ / SPK-..... / Bulan / Tahun
Pada hari ini ........... Tanggal .............. (...) bulan .............. (...) tahun
............... (...) telah dibuat dan disepakati perjanjian kerja antara :
I.
Nama
Alamat
Jabatan
: ..........................
: .................................
: ..................................
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Nama Perusahaan yang
selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA
II.
Nama
:..
Tempat/Tgl lahir
:
Alamat
:
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, yang
selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.
Kedua belah pihak sepakat untuk mengikatkan diri dalam Perjanjian
Kerja Untuk Waktu Tertentu ( Kontrak ) dengan ketentuan-ketentuan
1
sebagai berikut :
PASAL 1
BENTUK KONTRAK KERJA
PIHAK PERTAMA menerima dan mempekerjakan PIHAK KEDUA sebagai :
Status
: Karyawan Kontrak Nama Perusahaan
Masa Kontrak
:
Jabatan/unit Kerja :
PASAL 2
MASA KERJA
tanggung jawab yang diemban PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA pada
saat berakhirnya masa kerja waktu tertentu
(kontrak ) dan atau
berakhirnya hubungan kerja.
PASAL 3
HAK DAN TANGGUNG JAWAB
1. PIHAK KEDUA bersedia menerima dan melaksanakan tugas dan
tenggung jawab tersebut serta tugas-tugas lain yang diberikan PIHAK
PERTAMA dengan sebaik-baiknya dan rasa tanggung-jawab
2. PIHAK KEDUA bersedia tunduk dan melaksanakan seluruh ketentuan
yang telah diatur baik dalam Pedoman Peraturan dan Tata Tertib
Karyawan maupun ketentuan lain yang menjadi Keputusan Direksi dan
Managemen Perusahaan.
3. PIHAK KEDUA bersedia menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik
dokumen maupun informasi milik PIHAK PERTAMAdan tidak dibenarkan
memberikan dokumen atau informasi yang diketahui baik secara lisan
maupun tertulis kepada pihak lain.
4. Waktu kerja PIHAK KEDUA adalah 7 ( tujuh ) jam sehari atau 40 (
empat puluh ) jam seminggu dan memperoleh hak istirahat mingguan
selama 1 ( satu ) hari dalam seminggu.
5. PIHAK KEDUA bersedia bekerja melebihi waktu yang telah ditetapkan
apabila diperlukan oleh PIHAK PERTAMA.
6. PIHAK KEDUA wajib mengikuti / masuk kerja pada saat pelaksanaan
proses pengecoran baik di dalam maupun diluar jam kerja kecuali
dengan alasan yang patut dan mendapat ijin tertulis dari Pihak terkait.
7. PIHAK KEDUA wajib menggunakan perlengkapan K3L selama
menjalankan tugas pekerjaannya.
8. PIHAK KEDUA bersedia ditempatkan dimana saja apabila sewaktuwaktu ditugaskan oleh Perusahaan.
9. PIHAK KEDUA bertanggung jawab penuh terhadap peralatan kerja
PIHAK PERTAMA dan wajib menjaganya dengan sebaik mungkin.
PASAL 4
PERPANJANGAN MASA KONTRAK KERJA
1. Setelah berakhirnya jangka waktu tersebut, perjanjian kerja ini dapat
diperpanjang jika PIHAK PERTAMA masih membutuhkan PIHAK KEDUA dan
PIHAK KEDUA juga menyatakan kesediaannya.
2. Jika setelah berakhirnya perjanjian kerja ke-2 ternyata PIHAK PERTAMA
masih membutuhkan PIHAK KEDUA, maka PIHAK PERTAMA akan
3
3. PIHAK KEDUA berhak atas uang makan sebesar Rp,- perhari sesuai
jumlah kehadiran / presensi .
4. PIHAK KEDUA berhak atas insentif sebagai pengganti hari libur sebesar
Rp,- perhari apabila Perusahaan memerlukannya untuk masuk dan
bekerja oleh sebab tuntutan schedule kerja di lapangan.
5. PIHAK PERTAMA wajib membayarkan upah / gaji kepada PIHAK KEDUA
sebagaimana tersebut pada pasal 6 ayat 1,2,3 dan 4 yang dilaksanakan
per-bulan sesuai dengan ketentuan Nama Perusahaan dengan tidak
mengesampingkan kondisi-kondisi tertentu yang mungkin terjadi dimana
PIHAK PERTAMA membutuhkan kerjasama dan kesadaran PIHAK KEDUA
demi kesinambungan perusahaan .
PASAL 7
ATURAN LAIN-LAIN
1. Segala sesuatu yang belum diatur dalam surat perjanjian kerjasama ini,
atau perubahan-perubahan yang dianggap perlu oleh kedua belah pihak
akan diatur dalam Surat Perjanjian Kerjasama Tambahan (Addendum) dan
merupakan dokumen yang tidak terpisahkan dari dokumen kerjasama ini.
PASAL 8
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
1. Apabila terjadi perselisihan antara kedua belah pihak, akan diselesaikan
secara musyawarah untuk mencapai mufakat.
2. Apabila dengan cara ayat 1 pasal ini tidak tercapai kata sepakat, maka
kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikan permasalahan tersebut
dilakukan melalui prosedur hukum, dengan memilih kedudukan hukum di
Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri
PASAL 9
KETENTUAN PENUTUP
1. Surat Perjanjian Kerja untuk Waktu Tertentu ini dibuat dan ditandatangani
oleh kedua belah pihak dengan tanpa ada pengaruh dan atau paksaan dari
siapapun serta mengikat kedua belah pihak untuk mentaati dan
melaksanakannya dengan penuh tanggung jawab.
2. Apabila dikemudian hari Surat Perjanjian Kerja ini ternyata masih terdapat
hal-hal yang sekiranya bertentangan dengan Peraturan Perundang5
PIHAK KEDUA
[ ------------------------
Berdasarkan kontrak kerja yang terlah dibuat diatas dapat terlihat bahwa
perusahaan telah mampu membuat kontrak kerja yang sesuai dengan
berbagai unsur yang harus ada dalam sebuah kontak kerja. Dimana secara
garis bersar Sebuah kontrak kerja, menurut Pasal 54 ayat 1 UU No.13/2003, Tentang
Ketenaga kerjaan harus memuat:
Namun Jika kita lihat dari contoh kontrak tersebut terlihat bahwa masih
terdapat beberapa kekurangan terkait dengan beberpa point yang dapat
dijadikan sebagai acuan penyempurnaan pembuatan kontrak kerja yakni
sebgai berikut :
A. Hak Cuti Karyawan
Pada kontrak tersebut perusahaan tidak mencantumkan mengenai Hak cuti
yang yang akan timbul apabila pegawai telah berkerja selama beberapa waktu
tertentu. Berdasarkan ketentuan Undang-Undang No.13/ 2003 Tentang
Ketenagakerjaan, pengusaha wajib memberikan waktu cuti tahunan kepada
pekerja setelah pekerja yang bersangkutan bekerja selama 12 bulan (satu
tahun) secara terus menerus. Hak cuti tahunan pekerja itu timbul setelah
pekerja bekerja selama 12 bulan secara terus menerus. Maka pada bulan
ke-13 seorang pekerja sudah dapat menikmati hak cuti tahunannya.
Lebih jauh dalam Pasal 79 ayat (3) UUK disebutkan bahwa pelaksanaan
waktu istirahat tahunan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf c diatur
dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja
bersama.
kali upah sejam, jam keenam 3 (tiga) kali upah sejam dan jam
lembur ketujuh dan kedelapan 4 (empat) kali upah sejam.
2. apabila kerja lembur dilakukan pada hari istirahat mingguan dan/atau
hari libur resmi untuk waktu kerja 5 (lima) hari kerja dan 40 (empat
puluh) jam seminggu, maka perhitungan upah kerja lembur untuk 8
(delapan) jam pertama dibayar 2 (dua) kali upah sejam, jam
kesembilan dibayar 3 (tiga) kali upah sejam dan jam kesepuluh dan
kesebelas 4 (empat) kali upah sejam.
C. Peraturan Perusahaan
Peraturan perusahaan merupakan salah satu unsur penting bagi stabilitas
usaha dan pembianaa karyawan. Peraturan perusahaan merupakan sebuah
kebutuhan dasar ketika usaha mulai berkembang dan menggaji orang sebagai
karyawan. Pada pasal 108-155 Undang-undang Tenaga Kerja No 13 Tahun 2003
mengatur mengenai hal ini. Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh
sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) orang wajib membuat peraturan perusahaan
yang mulai berlaku setelah disahkan oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk.
Pada kontrak kerja tersebut perusahaan harus mencantumkan pasal Tata Tertib
Perusahaan Ini merupakan termasuk hal penting dalam pembuatan Surat
Kontrak Kerja, agar calon karyawan mengetahui segala peraturan yang berada
di kantor. Mulai dari toleransi keterllambatan masuk kerja, peraturan
mengajukan cuti, izi, sakit, berapa lama waktu untuk mengajukan diri dan lainlain.
D. Perlakuan Terhadap Pekerja Perempuan
Dalam membuat sebuah Kontrak kerja perusahaan juga harus mempehatikan
hal yang terkait dengan hak khusus yang akan diterima bagi pekerja mereka
terutama bagi pekerja wanita. Seperti pekerja pria, pekerja wanita juga
memiliki kesempatan yang sama dalam dunia kerja. Namun perlu dicatat
bahwa wanita memiliki kebutuhan yang berbeda dengan pria sehingga
memperoleh
hak-hak
khusus.
Meskipun
sebenarnya
banyak
perundangundangan yang mengatur hak-hak pekerja perempuan, tampaknya
banyak perusahaan yangsengaja tidak mensosialisasikannya. Berikut hakhak pekerja yang diatur dalam perundang-undangan di Indonesia :
10
11