Anamnesis Neuro-oftalmik
Seperti dalam setiap bidang kedokteran yang lain, anamnesis neurooftalmik
memberikan panduan dalam pemeriksaan dokter dan menentukan diagnosis
diferensial. Sejak awal anamnesis, dokter harus berusaha untuk mengkategorikan
masalah
pasien.
Tabel
1-1,
yang
mencerminkan
pembagian
buku
ini,
saat
ini
dan
gejala
terkait
Merinci masalah
Disfungsi aferen. Jika pasien mengeluh kehilangan penglihatan, pola dan
tingkat harus dieksplorasi untuk membantu melokalisasi masalah dalam jalur visual
aferen. Pasien harus ditanya apakah terjadi pada mata kanan atau kiri atau kedua mata
dan apakah kehilangan penglihatan mempengaruhi lapangan pandang
nasal,
kabur
yang
membaik
gejala
ketika
salah
saat
satu
mata
ditutup.
ini
terjadi
lesi
pada
fossa
posterior.
juga
sangat
relevan.
statis,
misalnya
karena
hipoksemia.
Riwayat keluarga
Riwayat setiap penyakit neurologis, mata maupun medis lainnya yang terkait
pada anggota keluarga harus didokumentasikan. Selain itu, banyak gangguan neurooftalmik, seperti migrain, multiple sclerosis, dan neuropati optik herediter Leber,
membantu
pertimbangan
diagnosis
pasien.
Riwayat sosial
Perilaku tertentu, seperti penggunaan obat-obatan, merokok dan konsumsi
alkohol, mungkin merupakan faktor predisposisi penting untuk gangguan neurooftalmik. Misalnya, merokok merupakan faktor risiko untuk penyakit vaskular,
sedangkan alkohol dapat berhubungan dengan neuropati optik.
Karena pekerjaan juga mungkin berpengaruh secara relevan, pemeriksa harus
menanyakan tentang pekerjaan pasien. Mengetahui pekerjaan pasien juga penting
dalam memahami bagaimana masalah neuro-oftalmik pasien mempengaruhi
kehidupan sehari-harinya. Misalnya, seorang dokter gigi tak mampu bekerja lagi bila
kehilangan penglihatan monokuler dan ketidakmampuan berikutnya untuk menilai
benda secara stereoskopik. Di sisi lain, agen reservasi maskapai, yang tugasnya
mungkin tidak memerlukan penglihatan binokular, mungkin tidak akan terpengaruh
oleh
karena
kelainan
dengan
derajat
keparahan
Bab
yang
sama.
II
Pemeriksaan
neuro
oftalmik
disebutkan secara singkat. Pemeriksaan neuro - oftalmik pada pasien koma juga akan
dibahas. Pembaca kemudian harus mengacu pada bab-bab yang sesuai untuk
diagnosis banding yang lebih rinci dan diskusi tentang gangguan patologis.
Fungsi visual aferen
Pengukuran fungsi visual aferen menetapkan seberapa baik pasien dapat
melihat. Beberapa aspek yang berbeda dari penglihatan harus dievaluasi, termasuk
ketajaman penglihatan, persepsi warna, dan lapangan pandang. Pemeriksa harus ingat
bahwa pengukuran bersifat subyektif dan sangat tergantung pada tingkat kerjasama
dan
usaha
pasien.
Berdasarkan hasil konvensi, pada semua tes fungsi visual aferen, mata kanan dinilai
terlebih
dahulu.
Ketajaman penglihatan
Ketajaman penglihatan adalah pengukuran kapasitas individu untuk
diskriminasi visual detail halus dengan kontras tinggi. Koreksi ketajaman penglihatan
terbaik harus diuji untuk setiap mata terpisah dengan mata lain ditutup dengan
jaringan, tangan ,atau perangkat occluder (Gambar 2 - 1A ). Penglihatan jauh paling
sering dievaluasi dengan kartu Snellen standar (gambar 2 - 2A), dan penglihatan
dekat dengan kartu genggam (gambar 2 - 2B ). Idealnya, koreksi penglihatan terbaik
harus dinilai menggunakan lensa korektif saat ini atau refraksi yang bermanifestasi.
Jika tidak tersedia, pinhole akan memperbaiki kelainan refraktif ringan hingga sedang
pada pasien kooperatif ( gambar 2 - 1B ). Selain itu, pasien dengan ketajaman
penglihatan subnormal meskipun telah memiliki koreksi terbaik tetap harus diuji
dengan pinhole, yang selanjutnya dapat memperbaiki beberapa kelainan refraktif
(ireguler astigmatisma) dan kekeruhan media (katarak). Ketika ketajaman tidak dapat
dikoreksi dengan pinhole, harus dipertimbangkan penyebab nonrefraktif dari
kehilangan penglihatan.
Ketajaman penglihatan sering dicatat sebagai fraksi ( misalnya 20/40), di
mana pembilang merujuk pada jarak ( dalam ukuran kaki) dari mana pasien melihat
huruf, dan penyebut mengacu pada jarak dari mana pasien dengan penglihatan yang
normal melihat huruf yang sama. Mata normal bisa menyesuaikan gambaran yang
berada kebalikan dari sudut visual 5 menit pada jarak 20 kaki. Pada jarak di mana
pasien yang normal dapat mengatur garis huruf pada kartu Snellen, lebar dari garisgaris pada setiap huruf yang berada kebalikan dari sudut visual 1 menit, atau
seperlima dari seluruh huruf. Sebuah fraksi 20/20-2 menunjukkan pasien melihat
semua huruf pada baris 20/20 kecuali dua huruf, sementara 20/20+2 berarti pasien
bisa melihat huruf pada baris 20/20 ditambah dua huruf pada baris berikutnya
(20/15). Biasanya diperbolehkan sampai dua kesalahan pada baris atau dua huruf
tambahan pada baris berikutnya dalam notasi ini. Kebanyakan orang dewasa normal
di bawah usia 40 memiliki koreksi terbaik pada tajam penglihatan 20/20 dalam setiap
mata.
Ketajaman visual pada jarak juga dapat dicatat dengan menggunakan sistem
metrik atau desimal. Ketika pengujian dilakukan pada jarak 6 meter ( hampir 20
kaki), ketajaman visual normal dicatat sebagai 6/6. Sistem desimal menggunakan
sistem numerik dari notasi pecahan: 20/20 atau 6/6 adalah ketajaman visual dari 1,0.
Sebuah ketajaman dari 20/100 akan dicatat sebagai ketajaman dari 0,2.
Jika pasien tidak dapat membaca huruf Snellen terbesar (20/ 200 atau 20/400),
ketajaman harus dicatat dengan memindahkan huruf ukuran 200 ke jarak yang lebih
dekat dari pasien sampai terlihat (Gambar 2-3). Jarak tersebut dicatat sebagai
pembilang. Sebagai contoh, ketajaman 4/200 berarti pasien bisa melihat huruf dengan
ukuran 200 pada 4 kaki. Atau, ketajaman penglihatan dapat dicatat menggunakan
frase "hitung jari" (count fingers - CF ) (dan pada jarak berapa), "mendeteksi gerakan
tangan" (hand motions-HM) , dan " memiliki persepsi cahaya" (light perception- LP).
Mata yang buta berarti "tidak ada persepsi cahaya" (no light perception - NLP).
Kriteria yang digunakan oleh lembaga yang berbeda untuk menentukan tingkat
kehilangan penglihatan yang memenuhi syarat untuk kecacatan atau kepentingan
tertentu (yaitu "buta secara hukum") berdasarkan koreksi terbaik ketajaman
penglihatan lebih buruk dari 20/ 200 pada mata yang melihat lebih baik atau
konstriksi lapangan pandang binokular kurang dari 20 derajat.
Sayangnya, grafik Snellen memiliki beberapa kekurangan, yang terpenting
adalah adanya variasi nonlinear dalam ukuran huruf dari baris ke baris. Jadi, jika
ketajaman visual satu pasien berkurang 20/100 menjadi 20/200 dengan menggunakan
grafik pada Gambar 2 - 2A , dan satu lagi dari 20/80 menjadi 20/100, keduanya samasama dianggap memiliki penurunan ketajaman penglihatan satu baris. Namun, dalam
contoh pertama perbedaan ukuran huruf adalah 100% tetapi pada contoh kedua hanya
25%. Selain itu, grafik Snellen khusus memiliki jumlah huruf yang berbeda pada
setiap baris. Huruf terbesar memiliki jumlah paling sedikit, sedangkan huruf terkecil
memiliki jumlah paling banyak dalam satu baris. Oleh karena itu, lebih banyak huruf
harus diidentifikasi untuk menyelesaikan baris dengan huruf kecil dibandingkan
dengan baris huruf yang lebih besar. Selain itu, beberapa huruf, seperti contohnya
"E", lebih sulit untuk diidentifikasi daripada "A" atau "L".
Untuk menghilangkan masalah ini dan untuk memperoleh konsistensi antara
pengujian di satu tempat dan tempat yang lain, seperti misalnya dalam uji klinis
multicenter, standar chart Early Treatment in Diabetic Retinopathy Study ( ETDRS )
telah menjadi standar baku emas (gambar 2 - 2c). Setiap baris berisi lima huruf, jarak
antara huruf dan baris sebanding dengan ukuran huruf, ukuran huruf menurun secara
geometris, dan tingkat kemudahan pengenalan dari setiap huru kurang lebih sama.
Menggunakan chart ETDRS, skala linier untuk ketajaman penglihatan dapat dibuat
dengan menghitung basis 10 logaritma ( 1/Snellen notasi desimal ) dalam apa yang
disebut logaritma dari sudut minimal resolusi ( logMAR ). Oleh karena itu, setiap
baris dari chart ETDRS dipisahkan oleh 0,1 unit logMAR . Jadi pada contoh di atas,
skor logMAR untuk pasien pertama akan memburuk 0,7 menjadi 1,0 , sedangkan
yang kedua akan memburuk 0,6 menjadi0,7, lebih akurat karena mencerminkan
penurunan ketajaman penglihatan yang lebih besar pada pasien pertama.
Ketajaman penglihatan jarak dekat sering dilakukan dengan menggunakan
fraksi Snellen atau standar notasi Jaeger (J1, J3, dll). Ketika ketajaman penglihatan
dekat diuji, pasien presbiopia di atas 40 tahun harus memakai kacamata baca mereka.
Pengukuran ketajaman penglihatan dekat tidak seakurat yang diperoleh pada jarak
jauh, terutama ketika kartu tidak dipegang dalam jarak 14 inch.
Pada individu buta huruf atau anak-anak yang tidak dapat membaca huruf,
ketajaman penglihatan dapat diuji dengan Tumbling Es (gambar 2-4), Allen atau
Gambar Lea ( gambar 2 - 5A ) atau huruf HOTV (gambar 2-5B, C). Pada pasien
muda yang belum bisa bicara, penilaian gerakan mata yang terfiksasi pada cahaya
atau mainan dan pergerakan objek tersebut diikuti oleh setiap mata secara terpisah
dalam banyak kasus sudah cukup. Perhatian harus diterapkan ketika memeriksa bayi
kecil, karena fiksasi visual yang biasanya ada mungkin tidak konsisten atau tidak ada
sampai usia 8-16 minggu. Pada anak-anak ( misalnya untuk pemeriksaan serial),
preferensial tes mencari (Teller acuities) dapat digunakan (gambar 2-6). Tes ini
didasarkan pada prinsip bahwa anak lebih suka melihat objek dengan stimulus
berpola (corak garis-garis hitam dan putih dengan lebar tertentu) daripada benda yang
homogen. Frekuensi pola terkecil yang sepertinya lebih disukai anak-anak disebut
sebagai ketajaman kisi-kisi, yang dapat dikonversi menjadi setara dengan Snellen.
Ketajaman penglihatan pada bayi baru lahir adalah sekitar 20/400 hingga 20/600,
meningkat menjadi sekitar 20/60 pada usia 12 bulan, dan kemudian mencapai tingkat
20/20 pada usia 3-5 tahun.
Penyebab ketajaman penglihatan mata yang berkurang meliputi kelainan
refraksi, amblyopia, lesi makula, atau kekeruhan media seperti katarak, perdarahan
vitreous, vitritis, atau kekeruhan atau kelainan kornea. Proses neuro-oftalmik yang
dapat mengurangi ketajaman penglihatan adalah yang mempengaruhi saraf optik atau
chiasma. Gangguan posterior dari kiasma (retrochiasmal, yaitu, traktus optikus,
radiasi optikus , dan oksipital lobus) mempengaruhi ketajaman penglihatan hanya jika
terjadi bilateral. Kehilangan penglihatan fungsional harus selalu dipertimbangkan
ketika ketajaman visual menurun tanpa kelainan yang jelas dari mata atau jalur
penglihatan.
1-1
penglihatan
dan
gangguan lain
10
11
12
Gangguan
neuro
oftalmik
eferen
Gangguan pupil
(
13
14
Gangguan gerakan mata : ketiga, keempat , dan kelumpuhan saraf keenam dan
penyebab lain dari diplopia dan misalignment okular
(
15
16
17
18
Penyakit Orbital
(
19
Ketiga kelompok utama mencerminkan daftar isi dan organisasi buku ini. Selama
anamnesis , pemeriksa harus berusaha untuk mengkategorikan masalah pasien ke
dalam salah satu kelompok-kelompok ini.
tabel
1-2
Anamnesis
neuro
oftalmik
Keluhan
Usia
utama
,
jenis
Riwayat
kelamin
dan
Penyakit
Gejala
utama
Sekarang
Merinci
Profil
keluhan
masalah
gejala
saat
yang
ini
berhubungan
Riwayat
neurologis
Riwayat
dan
oftalmologis
medis
yang
dan
lalu
operasi
Review
sistem
Riwayat
keluarga
Riwayat
sosial
Tabel 2-1
Pemeriksaan
neuro
Fungsi
oftalmik
visual
aferen
Visual
ketajaman
Sensitivitas
kontras
opsional
persepsi
warna
Lapang
pandang
Tes
Fungsi
)
Konfrontasi
Amsler
visual
kortikal
yang
lebih
Grid
tinggi
Sistem
opsional
eferen
pupil
ukuran
reaktivitas
Swinging
Dekat
tes
(
senter
opsional
kelopak
)
mata
Fungsi
saraf
wajah
motilitas
okuler
Inspeksi
Ductions
Vergences
Penilaian
Pemeriksaan
misalignment
luar
okuler
termasuk
orbita
pemeriksaan
slit
lamp
applanation
pemeriksaan
tensions
ophthalmoscopic
pemeriksaan
neurologis
terarah
status
mental
saraf
kranial
fungsi
motorik
fungsi
cerebellar
sensasi
gait
refleks
Pemeriksaan umum terarah
Gambar 2-1 A. occluder untuk uji penglihatan satu mata pada satu waktu.
Berdasarkan
konvensi
mata
kanan
adalah
dites
pertama
2-2
Alat
pengukur
ketajaman
penglihatan
a. Chart Snellen untuk menguji ketajaman penglihatan. Huruf terbesar di atas adalah
20/200 E , sedangkan huruf-huruf di bagian bawah mewakili baris 20/10 .
b. Kartu penglihatan dekat dengan pupil gauge. Perhatikan bahwa dekat ketajaman
visual sering dicatat menggunakan notasi Jaeger, seperti "Jaeger 2" atau "J2" untuk
menunjukkan
ketajaman
penglihatan
dekat
20/30.
"3/200"
Gambar 2-4. " Tumbling Es " untuk penilaian ketajaman visual pada orang dewasa
atau anak-anak buta huruf . Pasien dapat diminta untuk menunjukkan arah mana titik
E ( atas, bawah, kiri, atau kanan). Ukuran dari huruf E berkorelasi dengan ukuran
huruf pada Snellen chart.