PENDAHULUAN
prasarana
transportasi
juga
dapat
menjadi
salah
satu
penyebab
keterbelakangan masyarakat.
Di daerah-daerah rural masih sering ditemui keterbatasan transportasi seperti jalan
yang rusak, jembatan yang rusak dan bahkan jembatan yang sangat sederhana
yang hanya bisa dilalui oleh pejalan kaki. Hal-hal seperti ini yang sebenarnya
menjadi salah satu faktor kurang meratanya persebaran tingkat pendidikan,
ekonomi, sosial, maupun budaya.
Standar jembatan gelagar beton bertulang balok T dengan bentang jembatan 5 m
25 m yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga tahun 1997 telah
memuat dimensi dan detail jembatan yang dapat langsung diterapkan di lapangan.
Meskipun demikian, standar yang tersedia hanya memuat dimensi jembatan
dengan lebar total 9 meter. Sedangkan di kawasan pedesaan dan daerah-daerah
tertinggal mungkin tidak memerlukan jembatan dengan lebar 9 meter karena
masih sedikitnya kendaraan besar yang akan melintas serta keterbatasan dana
untuk pembangunan. Meskipun demikian, jembatan non-standar tersebut tetap
harus dapat menahan beban kendaraan berat yang terkadang melintas seperti truk
yang mengangkut hasil pertanian maupun bahan-bahan bangunan. Selain itu,
jembatan tersebut juga harus memungkinkan untuk diperlebar di masa yang akan
datang sehingga mampu dilalui oleh dua kendaraan yang berpapasan.
yang terlalu lebar, sehingga perlu dirancang jembatan non-standar dengan lebar
setengah dari lebar jembatan standar.
1.3. Tujuan
Tujuan dari perancangan jembatan gelagar beton bertulang balok-T non-standar
ini adalah :
1.
2.
3.
4.
3.