Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pada era modern ini, transportasi menjadi salah satu kebutuhan pokok dalam
kehidupan masyarakat. Adanya sarana dan prasarana transportasi yang baik dan
memadai dapat menjadi salah satu ciri masyarakat yang maju. Kekurangan sarana
dan

prasarana

transportasi

juga

dapat

menjadi

salah

satu

penyebab

keterbelakangan masyarakat.
Di daerah-daerah rural masih sering ditemui keterbatasan transportasi seperti jalan
yang rusak, jembatan yang rusak dan bahkan jembatan yang sangat sederhana
yang hanya bisa dilalui oleh pejalan kaki. Hal-hal seperti ini yang sebenarnya
menjadi salah satu faktor kurang meratanya persebaran tingkat pendidikan,
ekonomi, sosial, maupun budaya.
Standar jembatan gelagar beton bertulang balok T dengan bentang jembatan 5 m
25 m yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga tahun 1997 telah
memuat dimensi dan detail jembatan yang dapat langsung diterapkan di lapangan.
Meskipun demikian, standar yang tersedia hanya memuat dimensi jembatan
dengan lebar total 9 meter. Sedangkan di kawasan pedesaan dan daerah-daerah
tertinggal mungkin tidak memerlukan jembatan dengan lebar 9 meter karena
masih sedikitnya kendaraan besar yang akan melintas serta keterbatasan dana
untuk pembangunan. Meskipun demikian, jembatan non-standar tersebut tetap
harus dapat menahan beban kendaraan berat yang terkadang melintas seperti truk
yang mengangkut hasil pertanian maupun bahan-bahan bangunan. Selain itu,
jembatan tersebut juga harus memungkinkan untuk diperlebar di masa yang akan
datang sehingga mampu dilalui oleh dua kendaraan yang berpapasan.

1.2. Rumusan Masalah


Standar jembatan bertulang balok T yang sudah ada merupakan jembatan dengan
lebar total 9 meter, sedangkan di daerah-daerah rural tidak diperlukan jembatan

yang terlalu lebar, sehingga perlu dirancang jembatan non-standar dengan lebar
setengah dari lebar jembatan standar.

1.3. Tujuan
Tujuan dari perancangan jembatan gelagar beton bertulang balok-T non-standar
ini adalah :
1.

Merancang struktur atas jembatan gelagar beton bertulang balok-T


menggunakan peraturan Perencanaan Pembebanan untuk Jembatan RSNI T02-2005 dan Perencanaan Struktur Beton untuk Jembatan (RSNI T-12-2004).

2.

Membandingkan besarnya momen ultimit (M u ) dan gaya geser ultimit (V u )


yang terjadi pada jembatan bentang 5 m, 10 m, 15 m, 20 m, dan 25 m
terhadap momen rencana (M n ) dan gaya geser rencana (V n ) balok T.

3.

Melakukan perbandingan besarnya lendutan yang terjadi pada jembatan


bentang 5 m, 10 m, 15 m, 20 m, dan 25 m terhadap lendutan ijin.

4.

Membandingkan jumlah tulangan yang diperlukan pada gelagar beton


bertulang balok T menurut standar dan non-standar untuk bentang yang sama.

1.4. Batasan Masalah


Batasan masalah yang ditentukan dalam perancangan struktur atas jembatan
gelagar beton bertulang balok-T ini adalah :
1.

Perencanaan jembatan pada struktur atas terdiri atas :

a. Perencanaan gelagar beton


b. Perencanaan pelat lantai
c. Perencanaan trotoar dan tiang sandaran
2.

Perencanaan jembatan dilakukan terhadap bentang 5 m, 10 m, 15 m, 20 m,


dan 25 m dengan lebar total jembatan 6 m.

3.

Beban yang digunakan dalam perencanaan gelagar jembatan adalah beban


mati/tetap, beban mati tambahan, beban hidup, beban rem, beban temperatur,
beban angin, beban susut dan rangkak, dan beban gempa sesuai RSNI T-022005.

1.5. Manfaat Perancangan


Manfaat dari tugas akhir ini adalah tersedianya suatu pedoman yang dapat
digunakan sebagai acuan untuk pembangunan jembatan gelagar beton bertulang
balok T non-standar dengan lebar lajur 4 meter, lebar total 6 meter, dan
menggunakan pembebanan sesuai RSNI T-02-2005.

1.6. Keaslian Perancangan


Perancangan jembatan menggunakan peraturan pembebanan berdasarkan RSNI T02-2005 sudah banyak dilakukan. Dalam tugas akhir dari Kurniawan (2012),
dilakukan evaluasi keamanan jembatan gelagar beton bertulang balok T dalam
standar tahun 1997 terhadap pembebanan menurut RSNI T-02-2005.
Meskipun demikian penelitian mengenai perancangan jembatan non-standar lebar
6 m yang dapat dilihat pada Gambar 1.1 dan menggunakan pembebanan RSNI T02-2005 belum pernah dilakukan sebelumnya. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa perancangan jembatan non-standar lebar 6 m bentang 5 m 25 m ini
bersifat asli dan belum pernah ada sebelumnya.

Gambar 1.1. Sketsa jembatan non-standar dengan lebar 6 meter


3

Anda mungkin juga menyukai