ASIDI-ALKALIMETRI
2.1. PENDAHULUAN
2.1.1. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui kadar asidi alkali pada
suatu sampel air.
2.1.2. Latar Belakang
Kesetimbangan asam basa merupakan suatu topik yang sangat penting
dalam kimia dan bidang-bidang lain yang mempergunakan kimia, seperti biologi,
kedokteran dan pertanian. Titrasi yang menyangkut asam dan basa sering disebut
asidimetri alkalimetri. Sedangkan untuk titrasi atau pengukuran lain-lain sering
juga dipakai akhiran ometri menggantikan imetri. Kata metri berasal dari
bahasa Yunani yang berarti ilmu atau proses atau seni mengukur. Pengertian
asidimetri dan alkalimetri secara umum ialah titrasi yang menyangkut asam dan
basa.
Pereaksi atau larutan yang selalu dijumpai di laboratorium dimana
pembakuannya dapat ditetapkan berdasarkan pada prinsip netralisasi asam basa
(melalui asidi alkalimetri) diantaranya adalah HCl, H 2SO4, NaOH, KOH dan
sebagainya. Asam dan basa tersebut memiliki sifat-sifat yang menyebabkan
konsentrasi larutannya sukar bahkan tidak mungkin dipastikan langsung dari
proses hasil pembuatan atau pengencerannya. Larutan ini disebut larutan standar
sekunder yang konsentrasinya ditentukan melalui pembakuan dengan suatu
standar primer.
Asidi-alkalimetri berperan penting dalam berbagai bidang kehidupan. Oleh
karena itu, untuk lebih memahami konsep peniteran asidi alkalimetri dan
mengetahui konsentrasi standar dari zat yang dianalisa maka perlu dilakukan
peniteran dengan menggunakan suatu standar primer, misalnya larutan asam
oksalat.
2.2.
DASAR TEORI
air alam.
Asam humus, umumnya terdapat dalam air rawa atau danau karena adanya
rumput-rumputan atau tumbuh - tumbuhan yang hidup dalam air tersebut
melepaskan senyawa asam dan warna (Widya, 2009).
Air yang bersifat asam dapat mempercepat pengkaratan dari pipa-pipa air,
apabila pipa-pipa tersebut tidak terbuat atau dilindungi bahan tahan karat. Untuk
menanggulangi hal tersebut, maka pH air harus dinaikkan dengan menambahkan
senyawa kimia yang bersifat basa, pada umumnya digunakan kapur (CaO)
(Widya, 2009).
Pada sistem perairan alami, asiditas adalah kapasitas air untuk menetralkan
OH-. Istilah asiditas tidak dipergunakan sesering alkalinitas dan umumnya tidak
mempunyai arti yang penting seperti alkalinitas pada perairan yang tidak tercemar.
Penyebab asiditas umumnya adalah asam-asam lemah seperti,
CO2,
2004).
Penentuan asiditas lebih sukar dibandingkan alkalinitas. Hal ini
disebabkan oleh adanya dua zat utama yang berperan yaitu CO2 dan H2S yang
keduanya mudah menguap, yang mudah hilang dari sampel yang diukur. Hal
tersebut berakibat terjadinya kesukaran dalam pengawetan contohair yang baik
terhadap adanya gas-gas tersebut untuk dianalisa (Achmad,2004).
2.
merupakan ion
terbanyak, dan alkalinitas total, yang menyatakan situasidengan asam menuju titik
akhir indikator metil jingga (pH 4,3), yang ditunjukkan oleh berubahnya kedua
jenis ion karbonat dan bikarbonat menjadi CO2 (Achmad,2004).
Alkalinitas berperan dalam menentukan kemampuan air untuk mendukung
pertumbuhan alga dan kehidupan air lainnya, hal ini dikarenakan:
1. Pengaruh sistem buffer dari alkalinitas
2.
Jikakadar alkalinitas terlalu tinggi dibandingkan dengan kadar Ca2+ dan Mg2+
(kesadahan), maka air menjadi agresif dan menyebabkan karat pada pipa.
Sebaliknya, bila kadar alkalinitasnya rendah dapat menyebabkan kerak CaCO 3
pada dinding pipa yang dapat memperkecil penampang basah pipa(Prihatmoko,
2009).
Pada air buangan, khususnya dari industri, kadar alkalinitas yang tinggi
menunjukkan adanya senyawa garam dari asam lemah seperti asam asetat,
propionate, amoniak dan sulfit. Alkalinitas juga sebagai parameter pengontrol
untuk anaerobik digestes dan instalansi lumpur aktif (Sutrisno,2006).
Konsentrasi larutan merupakan suatu parameter sangat penting dalam
perancangan produk, maupun dalam pengujian hasil-hasil industri, baik
itumerupakan hasil langsung yang merupakan produk industri itu sendiri,maupun
hasil sampingannya, yaitu berupa sisa/limbah (Rachman, 2001).
Metode pengukuran konsentrasi larutan menggunakan metode titrasi(titrasi
asam-basa) yaitu suatu penambahan indikator warna pada larutan yangdiuji,
kemudian ditetesi dengan larutan yang merupakan kebalikan asam-basanya. Jadi
apabila larutan tersebut merupakan larutan asam maka harusdiberikan basa
sebagai larutan ujinya, begitu pula sebaliknya. Pemilihan metode ini dipakai
karena merupakan metode yang sederhana dan sudah banyak digunakan dalam
laboratorium maupun industri (riset dan pengembangan) (Rachman, 2001).
2.3.
METODOLOGI PERCOBAAN
2.3.1.1 Alat
Alat yang digunakan dalam percoban ini adalah sebagai berikut.
1. Pipet mohr
2. Pipet tetes
3. Erlenmeyer
4. Gelas beker
5. Gelas ukur
6. Corong
2.3.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut.
1. Larutan asam oxalat 0,1 N
2. Indikator fenolphtalein 0,035 %
3. Indikator metil orange 0,1 %
4. Larutan natrium borat 0,1 N
5. Larutan HCl 0,1 N
6. Limbah cair tahu
7. Limbah deterjen
2.3.2
Cara Kerja
b. Mentitrasi dengan HCL 0,1 N sampai larutan berubah menjadi warna orange/
kuning dan mencatat banyaknya larutan HCL yang digunakan
Alkalinitas
a. Mentitrasi dengan HCL 0,1 N sampai larutan tidak berwarna dan mencatat
banyaknya larutan HCL yang digunakan
b. Menambahkan 3-5 tetes metal orange 0,1 %
c. Mentitrasi dengan HCL 0,1 N sampai larutan berubah menjadi warna merah muda
dan mencatat banyaknya larutan HCL yang digunakan
2.3.2.4 Pengukuran Asidi Alkalinitas Berdassarkan SNI 06-2422-1991
1. Asiditas Metil Orange (pH air < 4,3)
a. Mengambil 10 mL sampel limbah industri
b. Menambahkan 3 tetes indikator metal orange 0,1 %
c. Mentitrasi dengan NaOH 0,1 N sampai larutan berubah menjadi warna orange/
kuning dan mencatat banyaknya larutan NaOH yang digunakan
2. Asiditas Total (pH air < 8,3)
a. Mengambil 10 mL sampel limbah industri
b. Menambahkan 2 tetes indikator fenolphatalein
c. Mentitrasi dengan NaOH 0,1 N sampai larutan berubah menjadi warna merah
muda dan mencatat banyaknya larutan NaOH yang digunakan
3. Alkalinitas Penolphetalein
a. Mengambil 10 mL sampel limbah deterjen
b. Menambahkan 4 tetes indikator fenolphatalein
c. Mentitrasi dengan HCl 0,1 N sampai larutan berubah menjadi warna merah muda
dan mencatat banyaknya larutan HCl yang digunakan
4. Alkalinitas Total
a. Mengambil 10 mL sampel limbah deterjen
b. Menambahkan 4 tetes indicator metal orange
c. Mentitrasi dengan HCl 0,1 N sampai larutan berubah menjadi warna merah muda
dan mencatat banyaknya larutan HCl yang digunakan
2.4.
Pengamatan
N diambil.
2.
Warna = bening
Ditambahkan 4 tetes indikator PP
0,035 %.
V awal =20 mL
V akhir = 3,8 mL
Percobaan
Pengamatan
1.
2.
3.
0,1%.
keruh
V akhir = 5,3 mL
V HCl = 4,7 mL
Warna = Merah muda
Percobaan
Pengamatan
1.
2.
0,035 %.
V akhir = 5 mL
V NaOH = 5 mL
Asiditas
a. Ditambahkan 3 tetes indikator Warna = orange
MJ 0,1 %.
b. Dititrasi dengan HCl 0,1 N dan
V awal = 10 mL
dicatat larutan HCl yang
V akhir = 9,8 mL
digunakan.
V HCl = 0,2 mL
Alkalinitas
a. Dititrasi dengan HCl 0,1 N dan
yang V awal = 5 mL
V akhir = 1 mL
digunakan.
b. Ditambahkan 4 tetes indikator V HCl = 4 mL
dicatat
larutan
HCl
MJ 0,1 %.
Warna = merah muda
c. Dititrasi dengan HCl 0,1 N dan
Warna = orange
dicatat larutan HCl yang
digunakan.
V awal = 9,4 mL
V akhir = 6 mL
V HCl = 3,4 mL
Warna = merah muda
Percobaan
Pengamatan
2.
dicatat
larutan
NaOH
digunakan
V NaOH = 1,9 mL
Warna = kuning
larutan
HCL
yang V awal = 10 mL
digunakan
V akhir = 5 mL
V HCl = 5 mL
4.
V awal = 10 mL
larutan
HCL
digunakan
Alkalinitas Total
a). 10 mL sampel deterjen diambil.
b). Ditambahkan 4
metal orange.
V awal = 10 mL
larutan
HCL
digunakan
2.4.2. Pembahasan
2.4.2.1 Standarisasi Larutan NaOH 0,01 N
Standarisasi terhadap larutan NaOH 0,1 N digunakan larutan standar asam
oksalat sebanyak 5 mL. Dengan menggunakan 4 tetes indikator phenolphthalein
0,035%, larutan tersebut kemudian dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 N dengan
menggunakan pipet tetes. Dimana trayek pH indikator yang digunakan adalah
phenolphthalein yaitu suatu indikator yang digunakan untuk menaikan pH sesuai
yang di tetapkan adalah 8,3 - 10.
dan di dapat volume titrasi sebesar 0,2 mL. Dari hasil perhitungan di atas
didapatkan kandungan CO2 sebesar 27,28 mg/L.
Sedangkan untuk perhitungan secara alkalinitas, sama dengan uji secara
asiditas, dititrasi dengan menggunakan larutan HCl 0,1 N yang di masukkkan
kedalam gelas beker. Larutan yang telah di tetesi indikator phenolphthalein
sebanyak 5 tetes kemudian di titrasi dengan NaOH, dimana PP memiliki range pH
antara 8,3-10. Pada awalnya larutan sampel berwarna orange, yang kemudian
dititrasi hingga warna berubah menjadi warna merah muda. Hal ini terjadi karena
sampel sudah mencapai titik ekivalen indikator yang di tentukan yaitu 8,3-10
Volume awal larutan NaOH sebesar 5 mL dan volume akhir yaitu sebesar 1 mL.
Dari sini kemudian didapat volume titrasi sebesar 4 mL. Selanjutnya
menambahkan 4 tetes indikator metil orange 0,1 % ke dalam sampel. Kemudian
mentitrasi dengan larutan HCl 0,1 N warna berubah menjadi orange. Volume awal
HCl 0,1 N sebesar 9,4 mL dan volume akhir sebesar 6 mL dan di dapat volume
titrasi sebesar 3,4 mL. Dari hasil perhitungan di atas didapatkan kandungan
sebesar 132 mg/L dan kandungan
dari perhitungan didapatkan bahwa asiditas total dari larutan ini sebesar 29,45
mg/L CaCO3.
2.5
PENUTUP
2.5.1 Kesimpulan
1. Pengukuran asidi-alkalinitas maka dapat dikatakan bahwa sampel air
tersebut mengandung H+ 26,6 mg/L sebesar CO2 sebesar 193,6 mg/L,
OH- sebesar 598,4 mg/L dan kandungan CO32- sebesar 4.448 mg/L.
2. Pengukuran asidi-alkalinitas menurut SNI 06-2422-1991 untuk asiditas
total sebesar 29,45 mg/l CaCO3.
2.5.2 Saran
Dalam melakukan percobaan ini praktikan harus cermat dan berkonsentrasi
terutama pada saat pembacaan miniskus dan perubahan warna larutan. Kebersihan
alat-alat juga harus diperhatikan.
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PERTANYAAN
ASIDI ALKALINITAS
1.
2.
1.
2.
dalam air.
Air yang bersifat asam dapat mempercepat pengkaratan pada pipa-pipa air,
apabila pipa-pipa tersbut tidak dilindungi bahan tahan karat. Untuk
menganggulangi hal tersebut, maka pH air harus dinaikkandengan
menambahkan senyawa kimia yang bersifat basa, pada umumnya digunakan
kapur.
LAMPIRAN
Perhitungan
a. Standarisasi Larutan NaOH 0,1 N
Diketahui
: Volume NaOH = 16,2 ml
Ditanya
: N NaOH ?
Jawab
:
Normalitas NaOH
=
=
=
=
1.
Diketahui
Ditanya
Jawab
Diketahui
Ditanya
: Asiditas Total
Jawab
Alkalinitas PP
Diketahui
Ditanya
Jawab
d.
Ditanya
: Alkalinitas total
Jawab
: Volume sampel = 5 mL
Normalitas NaOH = 0,031 N
Normalitas HCl = 0,11 N
p (larutan NaOH 0,1 N) = 5 mL
q (larutan HCl 0,1 N) = 0.2 mL
Ditanya
: nilai asiditas ?
Jawab
+
H (mg/L)
= 200 x 0,133 x 1
= 26,6 mg/L
CO2 (mg/L)
= 1000/5 x q x NHCl x 44
= (1000/5) x 0,2 x 0,11x 44
= 200 x 0,2 x 0,11 x 61
= 193,6 mg/L
Alkalinitas
Diketahui
: Volume sampel = 5 mL
Ditanya
Jawab
= 1000/5 x (p q) x NHCl x 17
= (1000/5) x (5 - 3,4) x 0,11 x 17