Pengertian Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu masalah. Jawaban tersebut
masih perlu diuji kebenarannya. Seorang peneliti pasti akan mengamati sesuatu
gejala, peristiwa, atau masalah yang menjadi focus perhatiannya. Sebelum
mendapatkan fakta yang benar, mereka akan membuat dugaan tentang gejala,
peristiwa, atau masalah yang menjadi titik perhatiannya tersebut.
2. Fungsi Hipotesis
Fungsi atau kegunaan hipotesis yang disusun dalam suatu rencana penelitian,
setidaknya ada empat yaitu:
a.
Hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala serta
memudahkan perluasan pengetahuan dalam suatu bidang.
Untuk dapat sampai pada pengetahuan yang dapat dipercaya mengenai
masalah pendidikan, peneliti harus melangkah lebih jauh dari pada sekedar
mengumpukan fakta yang berserakan, untuk mencari generalisasi dan antar
hubungan yang ada diantara fakta-fakta tersebut. Antar hubungan dan
generalisasi ini akan memberikan gambaran pola, yang penting untuk
memahami persoalan. Pola semacam ini tidaklah menjadi jelas selama
pengumpulan data dilakukan tanpa arah. Hipotesis yang telah terencana dengan
baik akan memberikan arah dan mengemukakan penjelasan. Karena hipotesis
tersebut dapat diuji dan divalidasi (pengujian kesahiannya) melalui penyelidikan
ilmiah, maka hipotesis dapat mebantu kita untuk memperluas pengetahuan.
b.
Hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan yang langsung dapat
diuji dalam penelitian.
Pertanyaan tidak dapat diuji secara langsung. Penelitian memang dimulai
dengan suatu pertanyaan, akan tetapi hanya hubungan antara variabel yang
akan dapat duji. Misalnya, peneliti tidak akan menguji pertanyaan apakah
komentar guru terhadap pekerjaan murid menyebabkan peningkatan hasil
belajar murid secara nyata? akan tetapi peneliti menguji hipotesis yang tersirat
dalam pertanyaan tersebut komentar guru terhadap hasil pekerjaan murid,
menyebabkan meningkatnya hasil belajar murid secara nyata atau yang lebih
spesifik lagi skor hasil belajar siswa yang menerima komentar guru atas
pekerjaan mereka sebelumnya akan lebih tinggi dari pada skor siswa yang tidak
menerima komentar guru atas pekerjaan mereka sebelumnya. Selanjutnya
peneliti, dapat melanjutkan penelitiannya dengan meneliti hubngan antara
kedua vatiabel tersebut, yaitu komentar guru dan prestasi siswa.
c.
menunjukkan analisis statistik yang diperlukan agar ruang lingkup studi tersebut
tetap terbatas, dengan mencegahnya menjadi terlalu sarat.
Sebagi contoh, lihatlah kembali hipotesis tentang, latihan pra sekolah bagi anakanak kelas satu yang mengalami hambatan kultural. Hipotesi ini menunjukkan
metode penelitian yang diperlukan serta sampel yang harus digunakan.
Hipotesis inipun bahkan menuntun peneliti kepada tes statistik yang mungkin
diperlukan untuk menganalisis data. Dari pernyataan hipotesis itu, jelas bahwa
peneliti harus melakukan eksperimen yang membandingkan hasil eblajr dikelas
satu dari sampel siswa yang mengalami hambatan kultural dan telah mengalami
program pra sekolah dengan sekelompok anak serupa yang tidak mengalami
progaram pra sekolah. Setiap perbedaan hasil belajar rata-rat kedua kelompok
tersebut dapat dianalaisis denga tes atai teknik analis variansi, agar dapat
diketahui signifikansinya menurut statistik.
d.
4. Jenis-Jenis Hipotesis
a. Hipotesis Nol (Ho)
Hipotesis nol (H0) adalah hipotesis yang menyatakan tidak adanya hubungan
antara variabel independen (X) dan variabel dependen (Y). Artinya, dalam
rumusan hipotesis, yang diuji adalah ketidakbenaran variabel (X) mempengaruhi
(Y). Ex: tidak ada hubungan antara warna baju dengan kecerdasan mahasiswa.
b. Hipotesis Kerja (H1)
Hipotesis Kerja (H1) adalah hipotesis yang menyatakan adanya hubungan antara
variabel independen (X) dan variabel dependen (Y) yang diteliti. Hasil
perhitungan H1 tersebut, akan digunakan sebagai dasar pencarian data
penelitian.
5. Pengujian Hipotesis
Suatu hipotesis harus dapat diuji berdasarkan data empiris, yakni berdasarkan
apa yang dapat diamati dan dapat diukur. Untuk itu peneliti harus mencari
situasi empiris yang memberi data yang diperlukan. Setelah kita mengumpulkan
data, selanjutnya kita harus menyimpulkan hipotesis , apakah harus menerima
atau menolak hipotesis. Ada bahayanya seorang peneliti cenderung untuk
menerima atau membenarkan hipotesisnya, karena ia dipengaruhi bias atau
perasangka. Dengan menggunakan data kuantitatif yang diolah menurut
ketentuan statistik dapat ditiadakan bias itu sedapat mungkin, jadi seorang
peneliti harus jujur, jangan memanipulasi data, dan harus menjunjung tinggi
penelitian sebagai usaha untuk mencari kebenaran.
S=
= 8,920015
Rosyid Kurniawan
13050974012
S1 Pendidikan Teknologi Informasi