Anda di halaman 1dari 6

1.

Pengertian Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu masalah. Jawaban tersebut
masih perlu diuji kebenarannya. Seorang peneliti pasti akan mengamati sesuatu
gejala, peristiwa, atau masalah yang menjadi focus perhatiannya. Sebelum
mendapatkan fakta yang benar, mereka akan membuat dugaan tentang gejala,
peristiwa, atau masalah yang menjadi titik perhatiannya tersebut.
2. Fungsi Hipotesis
Fungsi atau kegunaan hipotesis yang disusun dalam suatu rencana penelitian,
setidaknya ada empat yaitu:
a.
Hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala serta
memudahkan perluasan pengetahuan dalam suatu bidang.
Untuk dapat sampai pada pengetahuan yang dapat dipercaya mengenai
masalah pendidikan, peneliti harus melangkah lebih jauh dari pada sekedar
mengumpukan fakta yang berserakan, untuk mencari generalisasi dan antar
hubungan yang ada diantara fakta-fakta tersebut. Antar hubungan dan
generalisasi ini akan memberikan gambaran pola, yang penting untuk
memahami persoalan. Pola semacam ini tidaklah menjadi jelas selama
pengumpulan data dilakukan tanpa arah. Hipotesis yang telah terencana dengan
baik akan memberikan arah dan mengemukakan penjelasan. Karena hipotesis
tersebut dapat diuji dan divalidasi (pengujian kesahiannya) melalui penyelidikan
ilmiah, maka hipotesis dapat mebantu kita untuk memperluas pengetahuan.
b.
Hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan yang langsung dapat
diuji dalam penelitian.
Pertanyaan tidak dapat diuji secara langsung. Penelitian memang dimulai
dengan suatu pertanyaan, akan tetapi hanya hubungan antara variabel yang
akan dapat duji. Misalnya, peneliti tidak akan menguji pertanyaan apakah
komentar guru terhadap pekerjaan murid menyebabkan peningkatan hasil
belajar murid secara nyata? akan tetapi peneliti menguji hipotesis yang tersirat
dalam pertanyaan tersebut komentar guru terhadap hasil pekerjaan murid,
menyebabkan meningkatnya hasil belajar murid secara nyata atau yang lebih
spesifik lagi skor hasil belajar siswa yang menerima komentar guru atas
pekerjaan mereka sebelumnya akan lebih tinggi dari pada skor siswa yang tidak
menerima komentar guru atas pekerjaan mereka sebelumnya. Selanjutnya
peneliti, dapat melanjutkan penelitiannya dengan meneliti hubngan antara
kedua vatiabel tersebut, yaitu komentar guru dan prestasi siswa.
c.

Hipotesis memberikan arah kepada penelitian

Hipotesis merupakan tujuan khusus. Dengan demikian hipotesis juga


menentukan sifat-sifat data yang diperlukan untuk menguji pernyataan tersebut.
Secara sangat sederhana, hipotesis menunjukkan kepada para peneliti apa yang
harus dilakukan. Fakta yang harus dipilih dan diamati adalah fakta yang
adahubungann nya dengan pertanyaan tertentu. Hipotesislah yang mentukan
relevansi fakta-fakta itu. Hipotesis ini dapat memberikan dasar dalam pemilihan
sampel serta prosedur penelitian yang harus dipakai. Hipotesis jufga dapat
menunjukkan analisis satatistik yang diperlukan dan hubungannya yang harus

menunjukkan analisis statistik yang diperlukan agar ruang lingkup studi tersebut
tetap terbatas, dengan mencegahnya menjadi terlalu sarat.
Sebagi contoh, lihatlah kembali hipotesis tentang, latihan pra sekolah bagi anakanak kelas satu yang mengalami hambatan kultural. Hipotesi ini menunjukkan
metode penelitian yang diperlukan serta sampel yang harus digunakan.
Hipotesis inipun bahkan menuntun peneliti kepada tes statistik yang mungkin
diperlukan untuk menganalisis data. Dari pernyataan hipotesis itu, jelas bahwa
peneliti harus melakukan eksperimen yang membandingkan hasil eblajr dikelas
satu dari sampel siswa yang mengalami hambatan kultural dan telah mengalami
program pra sekolah dengan sekelompok anak serupa yang tidak mengalami
progaram pra sekolah. Setiap perbedaan hasil belajar rata-rat kedua kelompok
tersebut dapat dianalaisis denga tes atai teknik analis variansi, agar dapat
diketahui signifikansinya menurut statistik.
d.

Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan penyelidikan.

Akan sangat memudahkan peneliti jika mengambil setiap hipotesis secara


terpisah dan menyatakan kesimpulan yang relevan dengan hipotesis tersebut.
Artinya, peneliti dapat menyusun bagian laporan tertulis ini diseputar jawabanjawaban terhadap hipotesis semula, sehingga membuat penyajian ini lebih
berarti dan mudah dibaca.
3. Ciri-Ciri Hipotesis yang Baik
Sebuah hipotesis atau dugaan sementara yang baik hendaknya mengandung
beberapa hal.
Hal hal tersebut diantaranya :
1) Hipotesis harus mempunyai daya penjelas
2) Hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada di antara
variabel-variabel-variabel.
3) Hipotesis harus dapat diuji
4) Hipotesis hendaknya konsistesis dengan pengetahuan yang sudah ada.
5) Hipotesis hendaknya dinyatakan sesederhana dan seringkas mungkin.
Berikut ini beberapa penjelasan mengenai Hipotesis yang baik :
- Hipotesis harus menduga Hubungan diantara beberapa variabel
Hipotesis harus dapat menduga hubungan antara dua variabel atau lebih, disini
harus dianalisis variabel-variabel yang dianggap turut mempengaruhi gejalagejala tertentu dan kemudian diselidiki sampai dimana perubahan dalam
variabel yang satu membawa perubahan pada variabel yang lain.
- Hipotesis harus Dapat Diuji
Hipotesis harus dapat di uji untuk dapat menerima atau menolaknya, hal ini
dapat dilakukan dengan mengumpulkan data-data empiris.
- Hipotesis harus konsisten dengan keberadaan ilmu pengetahuan

Hipotesis tidak bertentangan dengan pengetahuan yang telah ditetapkan


sebelumnya. Dalam beberapa masalah, dan terkhusus pada permulaan
penelitian, ini harus berhati-hati untuk mengusulkan hipotesis yang sependapat
dengan ilmu pengetahuan yang sudah siap ditetapkan sebagai dasar. Serta poin
ini harus sesuai dengan yang dibutuhkan untuk memeriksa literatur dengan
tepat oleh karena itu suatu hipotesis harus dirumuskan bedasar dari laporan
penelitian sebelumnya.
- Hipotesis Dinyatakan Secara Sederhana
Suatu hipotesis akan dipresentasikan kedalam rumusan yang berbentuk kalimat
deklaratif, hipotesis dinyatakan secara singkat dan sempurna dalam
menyelesaikan apa yang dibutuhkan peneliti untuk membuktikan hipotesis
tersebut.

4. Jenis-Jenis Hipotesis
a. Hipotesis Nol (Ho)
Hipotesis nol (H0) adalah hipotesis yang menyatakan tidak adanya hubungan
antara variabel independen (X) dan variabel dependen (Y). Artinya, dalam
rumusan hipotesis, yang diuji adalah ketidakbenaran variabel (X) mempengaruhi
(Y). Ex: tidak ada hubungan antara warna baju dengan kecerdasan mahasiswa.
b. Hipotesis Kerja (H1)
Hipotesis Kerja (H1) adalah hipotesis yang menyatakan adanya hubungan antara
variabel independen (X) dan variabel dependen (Y) yang diteliti. Hasil
perhitungan H1 tersebut, akan digunakan sebagai dasar pencarian data
penelitian.
5. Pengujian Hipotesis
Suatu hipotesis harus dapat diuji berdasarkan data empiris, yakni berdasarkan
apa yang dapat diamati dan dapat diukur. Untuk itu peneliti harus mencari
situasi empiris yang memberi data yang diperlukan. Setelah kita mengumpulkan
data, selanjutnya kita harus menyimpulkan hipotesis , apakah harus menerima
atau menolak hipotesis. Ada bahayanya seorang peneliti cenderung untuk
menerima atau membenarkan hipotesisnya, karena ia dipengaruhi bias atau
perasangka. Dengan menggunakan data kuantitatif yang diolah menurut
ketentuan statistik dapat ditiadakan bias itu sedapat mungkin, jadi seorang
peneliti harus jujur, jangan memanipulasi data, dan harus menjunjung tinggi
penelitian sebagai usaha untuk mencari kebenaran.

CONTOH SOAL STANDAR DEVIASI


Seorang Siswa mendapat nilai rapor dengan daftar nilai sebagai berikut :
72
76
88
67
60
77 89
80
73 81
Rumus :

S=

= 8,920015

TUGAS STATISTIKA HIPOTESIS DAN


CONTOH SOAL STANDAR DEVIASI

Rosyid Kurniawan
13050974012
S1 Pendidikan Teknologi Informasi

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

Anda mungkin juga menyukai