Jennifer
10.2012.023 / A5
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510
Email: jennifer@civitas.ukrida.ac.id
Tutor : dr. Harro
Pendahuluan
Saluran pencernaan makanan menerima makanan dari luar dan mempersiapkan bahan
makanan untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan (mengunyah, menelan, dan
penyerapan) dengan bantuan zat cair yang terdapat mulai dari mulut sampai ke anus. Setiap set
dalam tubuh memerlukan suplai makanan yang terus-menerus untuk bertahan hidup. Makanan
tersebut memberikan energi, menambah jaringan baru, mengganti jaringan yang rusak, dan
untuk pertumbuhan. Fungsi utama sistem pencernaan adalah menyediakan zat nutrisi yang
sudah dicerna secara berkesinambungan untuk didistribusikan ke dalam sel melalui sirkulasi
dengan unsur-unsur air, elektrolit, dan zat gizi. Sebelum zat ini diserap oleh tubuh, makanan
harus bergerak sepanjang saluran pencernaan.
Makanan yang kita makan harus diubah terlebih dahulu menjadi benda cair agar dapat
diserap (diabsorpsi). Zat makanan tersebut mengalami perubahan kimiawi dan fisik
sepanjang saluran pencernaan. Zat makanan merupakan sumber energi dari sel yang
membentuk adenosin trifosfat (ATP) untuk melaksanakan berbagai kegiatan dalam tubuh, untuk
mempertahankan suhu tubuh, dan energi untuk bekerja dan bergerak. Pembuangan sisa makanan
dari metabolisme akan diekskresikan melalui saluran akhir sistem dalam bentuk feses. Selain itu
juga melalui paru-paru dan ginjal dalam bentuk karbondiaoksida dan urine.1
Pembahasan
Struktur Makroskopis Saluran Pencernaan
Gaster
cardiacum dan ostium pyloricum; dua curvatura, curvatura major dan curvatura minor; dan dua
dinding, paries anterior dan paries posterior.2
Gaster relatif terfiksasi pada kedua ujungnya, tetapi di antara ujung-ujung tersebut gaster
sangat mudah bergerak. Gaster cenderung terletak tinggi dan transversal pada orang pendek dan
gemuk dan memanjang vertikal pada orang yang tinggi dan kurus (gaster berbentuk huruf J).
Bentuk gaster sangat berbeda-beda pada orang yang sama dan tergantung pada isi, posisi tubuh,
dan fase pernapasan.2
Gaster dibagi menjadi bagian-bagian berikut: Fundus gastricum berbentuk kubah, menonjol ke atas dan terletak di sebelah kiri ostium cardiacum. Biasanya fundus berisi penuh udara.
Corpus gastricum terbentang dari ostium cardiacum sampai incisura angularis, suatu lekukan
yang selalu ada pada bagian bawah curvatura minor. Anthrum pyloricum terbentang dari incisura
angularis sampai pylorus. Pylorus merupakan bagian gaster yang berbentuk tubular. Dinding otot
pylorus yang tebal membentuk musculus sphincter pyloricus. Rongga pylorus dinamakan canalis
pyloricus.2
Curvatura minor membentuk pinggir kanan gaster dan terbentang dari ostium cardiacum
sampai pylorus. Curvatura minor digantung pada hepar oleh omentum minus. Curvatura major
jauh lebih panjang dibandingkan curvatura minor dan terbentang dari sisi kiri ostium cardiacum,
melalui kubah fundus, dan sepanjang pinggir kiri gaster sampai ke pylorus. Ligamentum
gastrolienale terbentang dari bagian atas curvatura major sampai ke lien, dan omentum majus
terbentang dari bagian bawah curvatura major sampai ke colon transversum.2
Ostium pyloricum dibentuk oleh canalis pyloricus yang panjangnya sekitar 2,5 cm. Tunica
muscularis stratum circulare yang meliputi gaster jauh lebih tebal di daerah ini dan membentuk
musculus sphincter pyloricus secara anatomis dan fisiologis. Pylorus terletak pada planum
transpyloricum, dan posisinya dapat dikenali dengan adanya sedikit kontriksi pada permukaan
lambung. Musculus sphincter pyloricus mengatur kecepatan pengeluaran isi gaster ke duodenum.2
Intestinum Tenue
Duodenum
Duodenum merupakan saluran berbentuk huruf C dengan panjang sekitar 25 cm yang
merupakan organ penghubung gaster dengan jejunum. Duodenum adalah organ penting karena
merupakan tempat muara dari ductus choledochus dan ductus pancreaticus. Dudoneum
melengkung di sekitar caput pancreatis. Satu inci (2,5 cm) pertama duodenum menyerupai gaster,
yang permukaan anterior dan posteriornya diliputi oleh peritoneum dan mempunyai omentum
minus yang melekat pada pinggir atasnya dan omentum majus yang melekat pada pinggir
bawahnya. Bursa omentalis terletak di belakang segmen yang pendek ini. Sisa duodenum yang
lain terletak retroperitoneal, hanya sebagian saja yang diliputi oleh peritoneum.2
caput
pancreatis.2
Pars Ascendens Duodenum panjangnya 5 cm dan berjalan ke atas dan ke kiri ke flexura
duodenojejunalis. Flexura ini difiksasi oleh lipatan peritoneum, ligamentum Treitz, yang melekat
pada crus dextrum diaphragma.2
Jejunum dan ileum panjangnya 6 meter, dua per lima bagian atas merupakan jejunum.
Masing- masing bagian mempunyai gambaran yang berbeda, tetapi dapat perubahan yang
bertahap dari bagian yang satu ke bagian yang lain. Jejunum dimulai pada duodenojejunalis dan
ileum berakhir pada junctura ileocaecalis.2
Lengkung-lengkung jejunum dan ileum dapat bergerak dengan bebas dan melekat pada
dinding posterior abdomen dengan perantaraan lipatan peritoneum yang berbentuk kipas dan
dikenal sebagai mesenterium. Pinggir bebas lipatan yang panjang meliputi usus halus yang bebas
bergerak. Pangkal lipatan yang pendek melanjutkan diri sebagai peritoneum parietale pada
dinding posterior abdomen sepanjang garis yang berjalan ke bawah dan ke kanan dari sisi kiri
vertebra lumbalis II ke daerah articulatio sarcoiliaca dextra. Radix mesenterii ini memungkinkan
keluar dan masuknya cabang-cabang arteria dan vena mesenterica superior, pembuluh limf, serta
saraf-saraf ke dalam ruangan di antara kedua lapisan peritoneum yang membentuk mesenterium.2
3. Mesenterium jejunum melekat pada dinding posterior abdomen di atas dan kiri aorta,
sedangkan mesenterium ileum melekat di bawah dan kanan aorta.
4. Pembuluh darah mesenterium jejunum hanya membentuk satu atau dua arcade dengan
cabang- cabang panjang dan jarang yang berjalan ke dinding intestinum tenue. Ileum
menerima banyak pembuluh darah pendek yang berasal dari tiga atau empat atau lebih
arcade.
5. Pada ujung mesenterium jejunum, lemak disimpan dekat radix dan jarang ditemukan di
dekat dinding jejunum. Pada ujung mesenterium ileum, lemak disimpan di seluruh bagian
sehingga lemak ditemukan mulai dari radix sampai dinding ileum.
6. Kelompok jaringan limfoid (lempeng Peyer) terdapat pada tunica mucosa ileum bagian
bawah sepanjang pinggir antimesenterica. Pada orang hidup, lempeng Peyer dapat dilihat
dari luar pada dinding ileum.
Intestinum Crassum
Intestinum crassum terbentang dari ileum sampai anus, Intestinum crassum terbagi
menjadi caecum, appendix vermiformis, colon ascendens, colon transversum, colon descendens,
dan colon sigmoideum.2
Seperti pada colon, stratum longitudinale tunica muscularis terbatas pada tiga pita tipis
yaitu taenia coli yang bersatu pada dasar appendix vermiformis dan membentuk stratum
longitudinale tunica muscularis yang sempurna pada appendix vermiformis. Caecum sering
teregang oleh gas dan dapat diraba melalui dinding anterior abdomen pada orang hidup.2
Pars terminalis ileum masuk ke intestinum crassum pada tempat pertemuan caecum
dengan colon ascendens. Lubangnya mempunyai dua katup yang membentuk sesuatu yang
dinamakan papilla ilealis. Appendix vermiformis berhubungan dengan rongga caecum melalui
lubang yang terletak di bawah dan belakang ostium ileale.2
Papilla ilealis merupakan struktur rudimenter, terdiri atas dua lipatan horizontal tunica
mucosa yang menonjol di sekitar lubang ileum. Papilla ilealis mempunyai peranan kecil atau tidak
berperan pada pencegahan refluks isi caecum ke dalam ileum. Stratum circulare pada ujung
bawah ileum berperan sebagai sphincter dan mengatur aliran isi dari ileum ke dalam colon. Tonus
otot polos secara refleks akan meningkat bila caecum teregang.2
Appendix vermiformis adalah organ sempit, berbentuk tabung yang mempunyai otot dan
mengandung banyak jaringan limfoid. Dasarnya melekat pada permukaan posteromedial caecum,
sekitar 2,5 cm di bawah junctura ileocaecalis. Bagian appendix vermiformis lainnya bebas.2
Hepar merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh dan mempunyai banyak fungsi. Hepar
bertekstur lunak, lentur, dan terletak di bagian atas cavitas abdominalis tepat di bawah
diaphragma. Sebagian besar hepar terletak di profunda arcus costalis dextra, dan hemidiaphragma
dextra memisahkan hepar dari pleura, pulmo, pericardium, dan cor. Hepar terbentang ke sebelah
kiri untuk mencapai hemidiaphragma sinistra. Permukaan atas hepar yang cembung melengkung
di bawah kubah diaphragma. Facies visceralis, atau posteroinferior, membentuk cetakan visera
yang letaknya berdekatan sehingga bentuknya menjadi tidak beraturan. Permukaan ini
berhubungan dengan pars abdominalis oesophagus, gaster, duodenum, flexura coli dextra, ren
dextra dan glandula suprarenalis dextra, serta vesica biliaris.2
Hepar dapat dibagi menjadi lobus hepatis dexter yang besar dan lobus hepatis sinister
yang kecil oleh periekatan ligamentum peritoneale, ligamentum falciforme. Lobus hepatis dexter
terbagi lagi nenjadi lobus quadratus dan lobus caudatus oleh adanya vesica biliaris, fissura
ligamenti teretis, vena cava inferior, dan fissura ligamenti venosi.2
Ligamentum faiciforme, yang merupakan lipatan ganda peritoneum, berjalan ke atas dari
umbilicus ke hepar. Ligamentum ini mempunyai piggir bebas berbentuk bulan sabit dan
mengandung ligamentum teres hepatis yang merupakan sisa vena umbilicalis. Ligamentum
faiciforme berjalan ke permulaan anterior dan kemudian ke permukaan superior hepar dan
akhirnya membelah menjadi dua lapis. Lapisan kanan membentuk lapisan atas ligamentum coronarium; lapisan kiri membentuk lapisan atas ligamentum triangulare sinistrum. Bagian kanan
ligamentum coronarium dikenal sebagai ligamentum triangulare dextrum. Perlu diketahui bahwa
lapisan peritoneum yang membentuk ligamentum coronarium terpisah satu dengan yang lain,
meninggalkan sebuah daerah yang tidak diliputi peritoneum. Daerah ini disebut area nuda.2
Pembuluh-pembuluh darah yang mengalirkan darah ke hepar adalah arteria hepatica propria (30%) dan vena portae hepatis (70%). Arteria hepatica propria membawa darah yang kaya
oksigen ke hepar, dan vena porta membawa darah yang kaya akan hasil metabolisme pencernaan
yang diabsorbsi dari tractus gastrointestinalis. Darah arteria dan vena dialirkan ke vena centralis
masing-masing lobuli hepatis melalui sinusoid hepar. Venae centrales mengalirkan darah ke vena
hepatica dextra dan sinistra, dan vena- vena ini meninggalkan pars posterior hepar dan bermuara
langsung ke dalam vena cava inferior.2
Vesica Biliaris
Pancreas
Usus Halus
Duodenum
Pada potongan melintang sediaan duodenum biasa, muskularis eksterna terdiri atas lapisan
sirkular dalam dan lapisan longitudinal luar otot polos. Juga tampak sarang sel-sel ganglion
parasimpatis pleksus saraf mienterikus (Auerbach) di dalam jaringan ikat di antara kedua lapisan
otot muskularis eksterna. Pleksus saraf di antara kedua lapisan otot ini ditemukan di seluruh usus
halus dan besar. Sarang sel ganglion serupa, namun dalam jumlah lebih kecil, ditemukan di
submukosa di usus halus dan besar.3
Serosa (peritoneum viseral) mengandung sel-sel jaringan ikat, pembuluh darah, dan sel-sel
lemak) serosa adalah lapisan terluar duodenum.3
Jejunum-Ileum
antarvili. Tampak sebuah limfonodulus meluas dari lamina propria mukosa ke dalam submukosa,
menerobos mukosa muskularis di sekitarnya.3
Gambar 14. Histologis Usus Halus.4
Usus Besar
Keempat lapisan dindingnya adalah mukosa, submukosa, muskularis eksterna, dan serosa.
Lapisan-lapisan ini berlanjut dengan lapisan yang terdapat di usus halus. Sediaan ini
menampakkan sebuah lipatan temporer mukosa dan submukosa.3
Tak ada vili pada kolon. Mukosanya berlekuk-lekuk oleh kelenjar intestinal tubular
panjang (kripti Lieberkuhn) yang menerobos lamina propria sampai muskularis mukosa.3
Lamina propria, seperti pada usus halus, mengandung banyak jaringan limfoid difus.
Sebuah limfonodus terlihat di lamina propria bagian dalam. Limfonodus yang lebih besar dapat
menembus mukosa muskularis, masuk ke dalam submukosa.3
Tampilan dan distribusi mukosa muskularis, submukosa, dan serosa sesuai untuk saluran
cerna. Lapisan memanjang muskularis eksterna disusun berupa untaian serat otot polos yang
disebut taenia koli.3
Serosa menutupi kolon transversum dan kolon sigmoid; tetapi kolon asendens dan
desendens letaknya retroperitoneal dan lapisan luar permukaan posteriornya adalah adventisia.3
Kandung Empedu
Sel mukus melapisi foveola gastrica dan pintu masuk kelenjar. Sel-sel ini mengeluarkan
mukus encer.
Bagian lebih dalam di kelenjar lambung dilapisi oleh chief cell dan sel parietal. Chief cell
yang jumlahnya lebih banyak menghasilkan prekursor enzim pepsinogen.
Meskipun HCl sebenarnya tidak mencerna apapun, namun zat ini melakukan fungsi-fungsi
spesifik yang membantu pencernaan:1
1
Mengaktifkan prekursor enzim pepsinogen menjadi enzim aktif, pepsin, dan membentuk
medium asam yang optimal bagi aktivitas pepsin.
Membantu memecahkan jaringan ikat dan serat otot, mengurangi ukuran partikel makanan
besar menjadi lebih kecil.
Menyebabkan denaturasi protein; yaitu, menguraikan bentuk final protein yang berupa
gulungan (pelipatan) sehingga ikatan peptida lebih terpajang ke enzim.
Bersama lisozim liur, mematikan sebagian besar mikroorganisme yang tertelan bersama
makanan, meskipun sebagian tetap lolos dan terus tumbuh dan berkembang di usus besar
Permukaan mukosa lambung ditutupi oleh suatu lapisan mukus yang berasal dari sel epitel
permukaan dan sel mukus. Mukus ini berfungsi sebagai sawar protektif terhadap beberapa bentuk
cedera yang dapat mengenai mukosa lambung.1
Pankreas dan Empedu
Pankreas adalah sebuah kelenjar memanjang yang terletak di belakang dan di bawah lambung, di
atas lengkung pertama duodenum. Kelenjar campuran ini mengandung jaringan eksokrin dan
endokrin. Bagian eksokrin yang predominan terdiri dari kelompok-kelompok sel sekretorik mirip
anggur yang membentuk kantung yang dikenal sebagai asinus, yang berhubungan dengan duktus
yang akhirnya bermuara di duodenum.1
Pankreas eksokrin mengeluarkan getah pankreas yang terdiri dari dua komponen: enzim pankreas
yang secara aktif disekresikan oleh sel asinus yang membentuk asinus dan larutan cair basa yang
secara aktif disekresikan oleh sel duktus yang melapisi duktus pankreatikus. Komponen encer
alkalis banyak mengandung natrium bikarbonat.1
enzim
proteolitik
utama
pankreas
adalah
tripsinogen,
motripsinogen,
dan
lipase disekresikan dalam bentuk aktif karena tidak ada risiko pencernaan diri oleh lipase.
Trigliserida bukan komponen struktural sel pankreas.1
Hati
Hati adalah organ metabolik terbesar dan terpenting di tubuh; organ ini dapat dipandang sebagai
pabrik biokimia utama tubuh. Perannya dalam sistem pencernaan adalah sekresi garam empedu,
yang membantu pencernaan dan penyerapan lemak. Hati juga melakukan berbagai fungsi yang
tidak berkaitan dengan pencernaan, termasuk yang berikut:1
1
Memproses secara metabolis ketiga kategori utama nutrien (karbohidrat, protein, dan
lemak) setelah zat-zat ini diserap dari saluran cerna.
Mendetoksifikasi zat sisa tubuh dan hormon serta obat dan senyawa asing lain.
Mengeluarkan bakteri dan sel darah merah tua, berkat adanya makrofag residennya.
Meskipun memiliki beragam fungsi kompleks ini namun tidak banyak spesialisasi ditemukan di
antara sel-sel hati. Setiap hepatosit melakukan beragam tugas metabolik dan sekretorik yang
sama. Spesialisasi ditimbulkan oleh organel-organel yang berkembang maju di dalam setiap
hepatosit. Satu-satunya fungsi hari yang tidak dilakukan oleh hepatosit adalah aktivitas fagosit
yang dilaksanakan oleh makrofag residen yang dikenal sebagai sel Kupffer.1
Lubang duktus biliaris ke dalam duodenum dijaga oleh sfingter Oddi, yang mencegah empedu
masuk ke duodenum kecuali sewaktu pencernaan makanan. Ketika sfingter ini tertutup, sebagian
besar empedu yang disekresikan oleh hati dialihkan balik ke dalam kandung empedu, suatu
struktur kecil berbentuk kantung yang terselip di bawah tetapi tidak langsung berhubungan
dengan hati. Karena itu, empedu tidak diangkut langsung dari hati ke kandung empedu. Empedu
disimpan dan dipekatkan di kandung empedu di antara waktu makan. Setelah makan, empedu
masuk ke duodenum akibat efek kombinasi pengosongan kandung empedu dan peningkatan
sekresi empedu oleh hati.1
Empedu mengandung beberapa konstituen organik, yaitu garam empedu, kolesterol, lesitin, dan
bilirubin dalam suatu cairan encer alkalis serupa dengan sekresi NaHCO 3 pankreas. Meskipun
empedu tidak mengandung enzim pencernaan apapun namun bahan ini penting dalam pencernaan
dan penyerapan lemak, terutama melalui aktivitas garam empedu.1
Garam empedu secara aktif disekresikan ke dalam empedu dan akhirnya masuk ke duodenum
bersama dengan konstituen empedu lainnya. Setelah ikut serta dalam pencernaan dan penyerapan
lemak, sebagian besar garam empedu diserap kembali ke dalam darah oleh mekanisme transpor
aktif khusus yang terletak di ileum terminal. Dari sini garam empedu dikembalikan ke sistem
porta hati, yang meresekresikannya ke dalam empedu. Daur ulang garam empedu ini antara usus
halus dan hati disebut sirkulasi enterohepatik.1
Istilah efek deterjen merujuk kepada kemampuan garam empedu untuk mengubah globulus
(gumpalan) lemak besar menjadi emulsi lemak yang terdiri dari banyak butiran lemak dengan
garis tengah masing-masing 1 mm yang membentuk suspensi di dalam kimus cair sehingga luas
permukaan yang tersedia untuk tempat lipase pankreas bekerja bertambah. Gumpalan lemak
terdiri dari molekul trigliserida yang belum tercerna. Untuk mencerna lemak, lipase harus
berkontak langsung dengan molekul trigliserida. Karena tidak larut dalam air maka trigliserida
cenderung menggumpal menjadi butir-butir besar dalam lingkungan usus halus yang banyak
mengandung air. Jika garam empedu tidak mengemulsifikasi gumpalan besar lemak ini, maka
lipase dapat bekerja hanya pada permukaan gumpalan besar tersebut dan pencernaan lemak akan
sangat lama.1
Garam empedu memiliki efek deterjen serupa dengan deterjen yang anda gunakan untuk
membersihkan lemak ketika mencuci piring. Molekul garam empedu mengandung bagian yang
larut lemak plus bagian larut air yang bermuatan negatif. Garam empedu terserap di permukaan
butiran lemak yaitu, bagian larut lemak garam empedu larut dalam butiran lemak, meninggalkan
bagian larut air yang bermuatan menonjol dari permukaan butiran lemak tersebut. Gerakan
mencampur oleh usus memecah-mecah butiran lemak besar menjadi butiran-butiran yang lebih
kecil. Butiran-butiran kecil ini akan cepat bergabung kembali jika tidak ada garam empedu yang
terserap di permukaannya dan menciptakan selubung muatan negatif larut air di permukaan setiap
butiran kecil. Karena muatan yang sama saling tolak-menolak, maka gugus-gugus bermuatan
negatif di permukaan butiran lemak menyebabkan butiran tersebut saling menjauh. Daya tolak
listrik ini mencegah butir-butir kecil kembali bergabung membentuk gumpalan lemak besar
sehingga menghasilkan emulsi lemak yang meningkatkan permukaan yang tersedia untuk kerja
lipase.1
Garam empedu bersama dengan kolesterol dan lesitin berperan penting dalam mempermudah
penyerapan lemak melalui pembentukan misel. Seperti garam empedu, lesitin memiliki bagian
yang larut lemak dan bagian yang larut air, sementara kolesterol hampir sama sekali tak larut
dalam air. Dalam suatu misel, garam empedu dan lesitin bergumpal dalam kelompok-kelompok
kecil dengan bagian larut lemak menyatu di bagian tengah membentuk inti hidrofobik, sementara
bagian larut air membentuk selubung hidrofllik di sebelah luar. Misel, karena larut dalam air
berkat selubung hidrofiliknya, dapat melarutkan bahan tak larut air di bagian tengahnya. Karena
itu misel merupakan wadah yang dapat digunakan untuk mengangkut bahan-bahan tak larut air
melalui isi lumen yang cair. Bahan larut lemak terpenting yang diangkut di dalam misel adalah
produk-produk pencernaan lemak serta vitamin larut lemak, yang semuanya diangkut ke tempat
penyerapannya dengan cara ini. Jika tidak menumpang di dalam misel yang larut air ini, berbagai
nutrien ini akan mengapung di permukaan kimus, dan tidak pernah mencapai permukaan absorptif
usus halus.1
Bilirubin sama sekali tidak berperan dalam pencernaan tetapi merupakan produk sisa yang
diekskresikan di dalam empedu. Bilirubin adalah pigmen empedu utama yang berasal dari
penguraian sel darah merah usang. Rentang usia tipikal sel darah merah di dalam sistem sirkulasi
adalah 120 hari. Sel darah merah yang telah usang dikeluarkan dari tubuh oleh makrofag yang
melapisi bagian dalam sinusoid hati dan di tempat-tempat lain di tubuh. Bilirubin adalah produk
akhir penguraian, bagian hem hemoglobin yang terkandung di dalam sel darah merah usang ini.
Bilirubin ini diekstraksi dari darah oleh hepatosit dan secara aktif disekresikan ke dalam empedu.1
Bilirubin adalah pigmen kuning yang menyebabkan empedu berwarna kuning. Di dalam saluran
cerna, pigmen ini dimodifikasi oleh enzim-enzim bakteri, menghasilkan warna tinja yang coklat
khas. Jika tidak terjadi sekresi bilirubin, seperti ketika duktus biliaris tersumbat total oleh batu
empedu, tinja berwarna putih keabuan. Dalam keadaan normal sejumlah kecil bilirubin
direabsorpsi oleh usus kembali ke darah, dan ketika akhirnya diekskresikan di urin, bilirubin ini
berperan besar menyebabkan warna urin kuning. Ginjal tidak dapat mengekskresikan bilirubin
sampai bahan ini telah dimodifikasi ketika mengalir melewati hati dan usus.1
Usus Halus
Segmentasi, metode motilitas utama usus halus sewaktu pencernaan makanan, mencampur dan
mendorong kimus secara perlahan.1
Mukus di dalam sekresi berfungsi untuk melindungi dan melumasi. Selain itu, sekresi cair
menyediakan banyak H2O untuk berperan dalam pencernaan makanan oleh enzim. Pencernaan
melibatkan hidrolisis yang berlangsung paling efisien jika semua reaktan berada dalam larutan.1
Pencernaan di lumen usus halus dilakukan oleh enzim-enzim pankreas, dengan pencernaan lemak
ditingkatkan oleh sekresi empedu. Akibat aktivitas enzim-enzim pankreas, lemak direduksi secara
sempurna menjadi unit-unit monogliserida dan asam lemak bebas yang dapat diserap, protein
diuraikan menjadi fragmen-fragmen peptida kecil dan beberapa asam amino, dan karbohidrat
diubah menjadi disakarida dan beberapa monosakarida. Karena itu, pencernaan lemak telah
selesai di dalam lumen usus halus, tetapi pencernaan karbohidrat dan protein belum tuntas.1
Di permukaan luminal sel-sel epitel usus halus terdapat tonjolan-tonjolan khusus seperti rambut,
mikrovilus, yang membentuk brush border. Membran plasma brush border mengandung tiga
kategori enzim yang melekat ke membran:1
1
Aminopeptidase, yang menghidrolisis fragmen-fragmen peptida kecil menjadi komponenkomponen asam aminonya sehingga pencernaan protein selesai.
Karena itu, pencernaan karbohidrat dan protein dituntaskan di brush border. Semua produk
pencernaan karbohidrat, lemak, dan protein, serta sebagian besar elektrolit, vitamin, dan air,
normalnya diserap oleh usus halus. Hanya penyerapan kalsium dan besi yang biasanya
disesuaikan dengan kebutuhan tubuh. Karena itu, semakin banyak makanan yang dikonsumsi,
semakin banyak yang akan dicerna dan diserap, seperti yang telah dirasakan oleh orang-orang
yang berupaya keras mengontrol berat badan mereka.1
Sebagian besar penyerapan terjadi di duodenum dan jejunum, hanya sedikit yang terjadi di ileum,
bukan karena ileum tidak memiliki kemampuan menyerap tetapi karena sebagian besar
penyerapan telah diselesaikan sebelum isi usus mencapai ileum. Usus halus memiliki kapasitas
absorptif cadangan yang besar. Jika ileum terminal diangkat maka penyerapan vitamin B 12 dan
garam empedu akan terganggu, karena mekanisme transpor khusus untuk kedua bahan ini hanya
terdapat di bagian ini.1
Usus Besar
Fungsi utama usus besar adalah untuk menyimpan tinja sebelum defekasi. Selulosa dan bahan lain
yang tak tercerna di dalam diet membentuk sebagian besar massa dan karenanya membantu
mempertahankan keteraturan buang air.1
Umumnya gerakan usus besar berlangsung lambat dan tidak mendorong sesuai fungsinya sebagai
tempat penyerapan dan penyimpanan. Motilitas utama kolon adalah kontraksi haustra yang dipicu
oleh ritmisitas otonom sel-sel otot polos kolon. Kontraksi ini, yang menyebabkan kolon
membentuk haustra, serupa dengan segmentasi usus halus tetapi terjadi jauh lebih jarang.1
Usus besar tidak mengeluarkan enzim pencernaan apapun. Tidak ada yang diperlukan karena
pencernaan telah selesai sebelum kimus mencapai kolon. Sekresi kolon terdiri dari larutan mukus
basa (NaHCO3) yang fungsinya adalah melindungi mukosa usus besar dari cedera mekanis dan
kimiawi. Mukus menghasilkan pelumasan untuk mempermudah feses bergerak, sementara
NaHCO3 menetralkan asam-asam iritan yang diproduksi oleh fermentasi bakteri lokal. Sekresi
meningkat sebagai respons terhadap stimulasi mekanis dan kimiawi mukosa kolon yang
diperantarai oleh refleks pendek dan persarafan parasimpatis.1
Kolon dalam keadaan normal menyerap garam dan H2O. Natrium diserap secara aktif, Clmengikuti secara pasif menuruni gradien listrik, dan H 2O mengikuti secara osmosis. Kolon
menyerap sejumlah elektrolit lain serta vitamin K yang disintesis oleh bakteri kolon. Melalui
absorpsi garam dan H2O terbentuk massa 1 tinja yang padat. Dari 500 g bahan yang masuk ke
kolon setiap hari dari usus halus, kolon normalnya menyerap sekitar 350 ml, meninggalkan 150 g
feses untuk dikeluarkan dari tubuh setiap hari. Bahan feses ini biasanya terdiri dari 100 g H 2O dan
50 g bahan padat, termasuk selulosa yang tidak tercerna, bilirubin, bakteri, dan sejumlah kecil
garam.1
Metabolisme Sistem Pencernaan
Karbohidrat
Protein
Pada kenyataannya, lemak adalah perangsang terkuat untuk menghambat motilitas lambung.
Fungsi lemak yaitu sebagai sumber dan pelarut beberapa vitamin tertentu dan asam-asam
lemak,baik esensial maupun non-esensial, sebagai cadangan energy dalam jaringan adiposa, dan
sebagai isolator tubuh baik terhadap perubahan suhu maupun terhadap benturan-benturan.6
Penyerapan lemak cukup berbeda dari penyerapan karbohidrat dan protein karena adanya masalah
lemak yang tidak larut dalam air. Lemak harus dipindahkan dari kimus yang cair melalui cairan
tubuh yang mengandung banyak air walaupun lemak tidak larut dalam air. Dengan demikian,
lemak harus menjalani serangkaian transformasi untuk mengatasi masalah iniselama pencernaan
dan penyerapannya.
mengangkut produk-produk akhir pencernaan lemak di dalam interiornya yang larut dalam air.6
Setelah misel-misel ini mencapai membran luminal sel-sel epitel, monogliserida dan asam lemak
bebas secara pasif berdifusi dari misel menembus komponen lemak membran sel epitel untuk
memasuki interior sel-sel tersebut. Sewaktu produk-produk lemak tersebut meninggalkan misel
dan diserap melalui membran sel, misel mampu menyerap monogliserida dan asam lemak lain
yang dihasilkan dari perncernaan trigliserida di dalam emulsi lemak. Setelah berada di dalam sel
epitel, monogliserida dan asam lemak bebas disintesis ulang menjadi trigliserida. Trigliseridatrigliserida ini bergabung membentuk butir-butir dan dibungkus oleh satu lapisan lipoprotein,
sehingga butir lemak tersebut dapat larut dalam air. Lemak sebagai sumber energilemak adalah
sumber energi yang tinggi. Satu gram lemak menghasilkan 9 kilokalori. Makanan yang banyak
mengandung lemak misalnya kacang, kelapa, lemak hewan, lemak tumbuhan, minyak jagung,
minyak kedelai, dan mentega. Fungsi lemak adalah :6
a. Sebagai sumber energy
b. Pelarut vitamin A,D,E, dan, K
c. Pelindung organ tubuh yang penting, misalnya mata, ginjal, dan, jantung
d. Pelindung tubuh terhadap suhu yang rendah, yaitu sebagai isolator di bawah kulit
untuk menghindari hilangnya panas tubuh.Lemak hewan banyak mengandung kolestrol.
Kolestrol diperlukan oleh tubuh antara lain untuk menyusun membran sel dan hormon.
Namun kelebihan kolestrol dapat mengendap didinding pembuluh darah.Endapan
kolestrol. Menyebabkan pembuluh darah menyempit.Akibatnya terjadi tekanan darah
tinggi . Kolestrol banyak terdapat pada organ dalam hewan danlemak hewan. Minyak
tumbuhan merupakan lemak yang bebas kolestrol.
e. Protein untuk pengganti dan pertumbuhan sel. Berdasarkan asalnya, protein dibedakan
menjadi protein hewani dan protein nabati.Protein hewani adalah protein yang diperoleh
dari hewan. Protein nabati adalah protein yangberasal dari tumbuhan. Protein hewani
mengandung asam amino lebih lengkap daripada protein nabati . Asam amino adalah
senyawa penyusun protein .
berfungsi
untuk pertumbuhan, mengganti sel yang rusak atau mati, dan mengatur proses di dalam
tubuh.Kekurangan protein menyebabkan pertumbuhan terhambat dan mudah terkena infeksi. Di
dalam sel tubuh, protein juga dapat diubah menjadi energi. Setiap satu gram protein menghasilkan
4 kilokalori.6
Pencernaan molekul organik besar seperi karbohidra, protein dan lemak dibantu oleh enzim
tertentu yang berfungsi mempercepat reaksi sehingga reaksi tidak memakan waktu terlalu lama.
Bahan-bahan yang dapat diserap sebagai hasil pencernaan ini ialah asam amino, monosakarida,
monoasilgliserol, gliserol dan asam lemak serta vitamin dan mineral.1
Proses pencernaan secara umum terbagi atas proses pencernaan secara mekanis dan proses
pencernaan kimiawi. Secara mekanis bolus dipecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil untuk
mempermudah proses pencernaan kimia melalui enzim. Dilihat dari fungsinya enzim menjadi
sangat penting dalam proses pencernaan kimia agar proses kimia tersebut berlangsung lebih
cepat.1
Pencernaan telah dimulai dari mulut. Di mulut terdapat saliva yang disekresikan oleh kelenjar
parotis, submandibularis dan sublingualis. Keluarnya saliva dapat terjadi karena adanya massa
makanan di mulut maupun adanya rangsangan psikis, misalnya berupa bau makanan tertentu.
Pada saliva terdapat suatu jenis enzim yaitu amilase saliva atau ptialin. Pada polisakarida, enzim
ini bekerja dengan cara memutuskan ikatan glikosidik 1,4. Enzim ini akan menguraikan
polisakarida menjadi disakarida maltosa. Ion tertentu dapat menjadi aktivator dari enzim ini,
antara lain ion Cl-, Br-, NO3- dan SO42-. Enzim amilase saliva akan bekerja dengan optimal pada
pH 6,8. Pada pH dibawah 4, enzim ini akan menjadi inaktif (misalnya dalam lambung). Selain
faktor tingkat keasaman, faktor suhu, konsentrasi enzim dan konsentari substrat juga turut
menentukan seberapa optimal enzim ini dapat berkerja. Selain mencernakan makanan, saliva juga
berfungsi melindungi mukosa mulut serta melarutkan makanan kering dan padat serta melicinkan
gumpalan makanan agar mudah ditelan.1
Setelah polisakarida mengalami pemecahan menjadi disakarida di mulut, bolus akan melanjutkan
perjalanan ke lambung melalui oesophagus. Bagitu tiba di lambung, kimus akan berhadapan
dengan suasana yang asam. Hal ini disebabkan oleh karena adanya sekresi asam klorida dari sel
parietal sebagai respon terhadap eksistensi kimus. Tingkat keasaman yang tinggi ini sebenarnya
juga berfungsi pada denaturasi dari polipeptida yaitu dengan jalan menguraikan struktur tersier
dengan memotong ikatan hidrogen didalamnya. Selain itu tingkat keasaman yang tinggi bersama
lisozim dari saliva dapat menghancurkan sebagian besar mikroorganisme yang masuk ke gastrointestinal track.1
Selain sel parietal, terdapat pula sel chief dan sel leher mukus pada dinding mukosa lambung. Sel
chief berfungsi untuk menghasilkan pepsinogen, suatu zymogen yang bila aktif akan memecah
protein menjadi proteosa dan pepton. Pepsinogen ini menjadi aktif dengan bantuan asam klorida
yang dihasilkan sel parietal tadi. Pepsin ini spesifik bekerja dengan memutuskan ikatan peptida
pada asam amino aromatik ataupun asam amino dikarboksilat.1
Renin merupakan suatu enzim yang hanya terdapat pada lambung bayi. Renin berfungsi
menggumpalkan kasein yang ada pada susu sehingga tidak mengalir dengan cepat keluar dari
lambung. Kasein susu yang berkontak dengan kalsium pada renin akan bereaksi membentuk
kalsium parakaseinat yang bila berkontak dengan pepsin dapat pecah kembali.1
Pada lambung juga ditemukan lipase. Lipase berfungsi untuk menghidrolisis tri-gliaserol rantai
pendek dan rantai sedang. Namun fungsi lipolitiknya pada lambung tidak terjadi karena pH
optimalnya 7,5 tidak sesuai dengan pH lambung.1
Pencernaan pada pankreas dan usus dapat terjadi karena adanya sekresi hormon sekretin pada
duodenum dan jejunum. Hormon sekretin ini disekresikan sebagai bentuk respon terhadap adanya
HCl, lemak, protein, karbohidrat dan sebagian makanan yang telah dicerna dalam lambung.
Hormon ini akan mengalir melalui darah portal menuju pankreas, empedu dan hepar dan
merangsang sekresi pankreas. Jenis-jenis sekretin antara lain pankreozimin, hepatokrinin,
kolesistokinin dan enterokrinin.1
Getah pankreas dihasilkan sebagai respon terhadapa kerja sekretin. Getah pankreas umumnya
kental seperti saliva, mangandung air, protein, ssedikit senyawa organik, berbagai macam ion
anorganik dan memiliki pH yang sedikit alkalis (7,5 8). Enzim-enzim yang terdapat pada getah
pankreas antara lain:1
Tripsin : disekresikan dalam bentuk yang tidak aktif yaitu tripsinogen. Tripsinogen
diaktifkan dalam duodenum oleh enzim enterokinase menjadi tripsin.Protease yang
bergabung dengan tripsin akan menjadi polipeptida. Pepton akan dihidrolisis pada bagian
yang mengandung asam amino lisin/arganin. Tripsin juga dapat mengkoagulasi susu pada
pH optimal 8.
Kimotripsin : juga disekresikan dalam zymogen yaitu kimotripsinogen. Bentuk inaktif ini
akan bereaksi dengan tripsin menjadi kemotripsin. Kimotripsin bisa mengkoagulasi susu
polipeptida.
Amilase pankreas : bentuknya sama dengan amilase saliva. Bekerja dengan cara
menghidrolisis pati menjadi maltosa dan optimal pada pH netral.
Lipas pankreas : bekerja dengan cara menghidrolisis lemak menjadi asam lemak, gliserol,
monogliserida dan digliserida. Aktivitasnya akan diperkuat dengan kerja garam empedu.
Kolesterol esterase : akan mengkatalisis reaksi antara kolesterol bebas dan asam lemak
sehingga membentuk kolesterol esterase dan asam lemak. Enzim ini diaktifkan oleh garam
empedu.
RNAase dan DNAase: mengkatalisa asam nukleat menjadi nukleotida.
Pada proses pencernaan lemak, ada suatu zat yang penting yang turut berperan selain lipase
pankreas. Zat tersebut ialah empedu. Empedu disekresikan oleh hati dan bila tidak diperlukan
akan disimpan sementara di kantung empedu. Empedu mengandung asam yaitu asam kolat, asam
deoksikolat, asam kenodeoksikolat dan asam litokolat. Asam empedu dapat berkonjugasi dengan
asam amino glisin atau taurin padu gugus karboksil sehingga dapat larut dalam air.1
Fungsi empedu antara lain adalah sebagai berikut:1
Emulsifikasi : dengan cara menurunkan tegangan permukaan air, garam empedu dapat
mengemulsi lemak dalam usus sehingga lipase dapat bekerja dengan lebih baik. Garam
empedu juga membantu agar vitamin yang larut dalam lemak (A,D,E, dan K) dapat
Pencernaan pada usus adalah dengan cara mensekresikan beberapa enzim yang akan terdapat pada
mikrovili intestinal. Selain sekresi enzim, ada pula sekresi getah usus halus oleh kelenjar Brunner
dan Lieberkuhn untuk membentu menetralkan keasaman kimus dari lambung. Adapun enzim
yang diekskresi adalah di usus halus adalah:1
Aminopeptidase : mengubah polipeptida menjadi asam amino dan peptida dengan ikatan
yang lebih pendek dengan cara katalisa hidrolisis ikatan peptida di ujung molekul di sisi
Fosfatase : melepaskan fosfat dari senyawa fosfat organik yang berasal dari makanan
Setelah diubah menjadi bentuk yang paling sederhana, maka molekul hasil pencernaan makanan
akan diabsorbsi dengan jalan menggunakan difusi, transpor aktif, sitotaksis,
dan persorpsi.
Makanan yang diabsorsi kemudian akan melalui dua jalan yaitu melalui vena porta menuju ke hati
dan melalui pembuluh limfe di sekitar usus lalu menuju duktus thoracicus dan berakhir di darah.1
Kesimpulan
Pencernaan merupakan suatu proses penguraian makanan dari struktur yang komplek diubah
menjadi satuan-satuan lebih kecil yang dapat diserap oleh enzim-enzim yang diproduksi di dalam
sistem pencernaan. Organ-organ utama yang berperan dalam sistem pencernaan antara lain mulut,
kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum, dan anus. Pencernaan dan penyerapan
merupakan sumber nutrisi penting dalam transport aktif, sekresi, maupun sintesis lainnya.
Sehingga bila terjadi gangguan pada 1 tahap saja, dapat mengganggu hingga keseluruhan tahap
pencernaan. Hal ini dapat kita lihat dalam scenario dimana sumbatan pada saluran empedu
menyebabkan perempuan tersebut menderita mual, kembung, sembelit, dan buang air besar yang
berwarna putih.
Daftar Pustaka
1. Sherwood L. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Ed 6. Jakarta: EGC, 2012.
2. Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Jakarta: EGC; 2006.
3. Eroschenko VP. Atlas histologi di fiore dengan korelasi fungsional. Edisi ke-9. Jakarta:
EGC; 2003.
4. Ross MH, Reith JR. Histology a text and atlas. Cambridge: Harper & Row Publisher
2000.h.100.
5. Watson R. Anatomi dan fisiologi. Edisi ke-10. Jakarta: EGC; 2002.h.373-4.
6. Guyton, Arthur C, Hall John E. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi-11. Jakarta: EGC;
2007.h. 823-58.
7. Sherwood L. Human physiology from cell to system. Seventh Editon. Belmont:
Brooks/Cole; 2010.