adalah bagian penting dari semua proses kognitif, karena informasi dapat disimpan hingga
sewaktu-waktu digunakan. Dalam proses mengingat informasi ada 3 tahapan yaitu memasukkan
informasi (encoding), penyimpanan (storage), dan mengingat (retrieval stage). Lebih lanjut
dijelaskan dengan menggunakan contoh, misalnya : dalam sebuah pesta kita berkenalan dengan
seseorang yang bernama Mira. Pagi harinya kita bertemu lagi dan masih mengenalinya. Kita
memasukkan nama Mira ke dalam ingatan. Tahapan ini disebut dengan encoding dimana kita
mengubah fenomena fisik (gelombang-gelombang suara) yang sesuai dengan nama yang
diucapkan (Mira) menjadi kode-kode yang diterima ingatan, dan kita menyimpanya kedalam
ingatan kita. Kita mempertahankan ingatan dari saat pesta hingga pagi hari merupakan (storage).
Dan kita masih bisa mendapatkan dan mengenali bahwa orang tersebut adalah Mira, merupakan
tahapan mengingat kembali (retrieval stage) sedangkan menurut Walgito (2004) mengingat
kembali termasuk dari salah cara untuk menimbulkan kembali ingatan yang disebut dengan to
recall.
Pendapat Drever (dalam Walgito 2004) menjelaskan; memori menurut pengertian secara umum
dan teoritis adalah salah satu karakter yang dimiliki oleh makhluk hidup, pengalaman berguna
apa yang kita lupakan yang mana mempengaruhi perilaku dan pengalaman yang akan datang,
yang mana ingatan itu bukan hanya meliputi recall (mengingat) dan recognition (mengenali) atau
apa yang disebut dengan menimbulkan kembali ingatan. Lebih jelasnya Walgito (2004)
menjelaskan bahwa ada dua cara menimbulkan kembali informasi dalam ingatan, yaitu dapat
ditempuh dengan (1) mengingat kembali (to recall) dan (2) mengenal kembali (to recognize).
Jadi recall memory adalah kemampuan menimbulkan ingatan kembali dengan cara mengingat
kembali.
Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa
recall memory adalah kegiatan individu untuk mengingat kembali informasi yang telah disimpan
di dalam ingatannya.
Tahap-tahap Memory (Ingatan)
Sebelum seseorang mengingat suatu informasi atau sebuah kejadian dimasa lalu, ternyata ada
beberapa tahapan yang harus dilalui ingatan tersebut untuk bisa muncul kembali.
Atkinson (1983) berpendapat bahwa, para ahli psikologi membagi tiga tahapan ingatan, yaitu:
1. Memasukan pesan dalam ingatan (encoding).
2. Penyimpanan ingatan (storage).
3. Mengingat kembali(retrieval).
Walgito (2004), yang menjelaskan bahwa ada tiga tahapan mengingat, yaitu mulai dari
memasukkan informasi (learning), menyimpan (retention), menimbulkan kembali
(remembering). Lebih jelasnya lagi adalah sebagai berikut:
a)
Memasukkan (learning)
information after a stimulus is removed. Diterjemahkan secara bebas, kalimat di atas bermakna
bahwa Memori Sensoris adalah informasi sensoris yang masih tersisa sesaat setelah stimulus
diambil. Tidak semua informasi yang tercatat dalam Memori Sensoris akan disimpan lebih lanjut
ke Memori Jangka Pendek atau Jangka Panjang, karena manusia akan melakukan proses
selective attention, yaitu memilih informasi mana yang akan diproses lebih lanjut.
Memori Jangka Pendek: Memori Jangka Pendek disimpan lebih lama dibanding Memori
Sensoris. Memori ini berisi hal-hal yang kita sadari dalam benak kita pada saat ini. Otak kita
dapat melakukan beberapa proses untuk menyimpan apa yang ada di Memori Jangka Pendek ke
dalam Memori Jangka Panjang, misalnya rehearsal (mengulang-ulang informasi di dalam benak
kita hingga akhirnya kita mengingatnya) atau encoding (proses di mana informasi diubah
bentuknya menjadi sesuatu yang mudah diingat). Salah satu contoh konkret proses encoding
adalah ketika kita melakukan chunking, seperti ketika kita mengingat nomor telepon, di mana
kita akan berusaha membagi-bagi sederetan angka itu menjadi beberapa potongan yang lebih
mudah diingat.
Memori Jangka Panjang: Memori Jangka Panjang adalah informasi-informasi yang disimpan
dalam ingatan kita untuk keperluan di masa yang akan datang. Ketika kita membutuhkan
informasi yang sudah berada di Memori Jangka Panjang, maka kita akan melakukan proses
retrieval, yaitu proses mencari dan menemukan informasi yang dibutuhkan tersebut. Proses
retrieval ini bisa berupa:
Recognition: Mengenali suatu stimulus yang sudah pernah dialami sebelumnya. Misalnya
dalam soal pilihan berganda, siswa hanya dituntut untuk melakukan recognition karena semua
pilihan jawaban sudah diberikan. Siswa hanya perlu mengenali jawaban yang benar di antara
pilihan yang ada.
Recall: Mengingat kembali informasi yang pernah disimpan di masa yang lalu. Misalnya
ketika saksi mata diminta menceritakan kembali apa yang terjadi di lokasi kecelakaan, maka
saksi tersebut harus melakukan proses recal.
Retrieval bisa dibantu dengan adanya cue, yaitu informasi yang berhubungan dengan apa yang
tersimpan di Memori Jangka Panjang. Terkadang kita merasa sudah hampir bisa menyebutkan
sesuatu dari ingatan kita namun tetap tidak bisa; fenomena ini disebut tip of the tounge. Misalnya
ketika kita bertemu dengan kenalan lama dan kita yakin sekali bahwa kita mengingat namanya
namun tetap tidak dapat menyebutkannya.
Tulvings Theory of Multiple Memory Systems
Menurut Tulving, Memori dapat dilihat sebagai suatu hirarki yang terdiri dari tiga sistem
Memori:
Memori Prosedural: Memori mengenai bagaimana caranya melakukan sesuatu, misalnya
Memori mengenai bagaimana caranya mengupas pisang lalu memakannya. Memori ini tidak
hanya dimiliki manusia, melainkan dimiliki oleh semua makhluk yang mempunyai kemampuan
belajar, misalnya binatang yang mengingat bagaimana caranya melakukan akrobat di sirkus.
Memori Semantik: Memori mengenai fakta-fakta, misalnya Memori mengenai ibukotaibukota Negara. Kebanyakan dari Memori Semantik berbentuk verbal.
Memori Episodik: Memori mengenai peristiwa-peristiwa yang pernah dialami secara pribadi
oleh individu di masa yang lalu. Misalnya Memori mengenai pengalaman masa kecil seseorang.
Tulving mengajukan bukti adanya sistem memori yang terpisah-pisah seperti di atas antara lain
melalui:
Amnesia: Adanya amnesia yang berbeda-beda, misalnya penderita amnesia yang melupakan
semua Memori Episodik (pengalaman masa lalu), tapi masih mengingat Memori Prosedural.
Penyakit Alzheimers yang juga hanya menyerang sistem memori tertentu saja.
Ingatan implisit
Ingatan implisit meliputi penginderaan, emosi, ingatan prosedural, pengkondisian, rangsang
respon
Kegunaan dari ingatan implisit adalah tempat skema kelekatan, ''transference'', dan super ego.
Beberapa ciri dari ingatan implisit adalah :
Berkembang lebih awal / bias (subkortikal)
Bias hemisfer kanan
Berpusat pada Amigdala
Bebas dari konteks atau tidak memiliki sumber atribusi atau pelabelan
Ingatan eksplisit
Ingatan eksplisit meliputi penginderaan, semantik, episodik, naratif, dan ingatan otobiografi.
Kegunaan dari ingatan eksplisit adalah untuk informasi sosial dan identitas, penggambaran
otobiografi, aturan sosial, norma, harapan.
Beberapa ciri dari ingatan eksplisit adalah :
Berkembang belakangan / bias kortikal
Bias hemisfer kiri
Hippocampal / dorsal lateral
Memiliki konteks atau sumber ingatan yang jelas
Cara Meningkatkan Kemampuan Memori
Tidak semua orang lahir dengan otak yang jenius, yang menurut banyak orang sebagai syarat
untuk berprestasi. Itu tidak berarti bahwa kemampuan otak anda yang biasa saja tidak dapat
berprestasi melebihi mereka yang cerdas dan jenius. Semua tergantung dari bagaimana anda
memaksimalkan kemampuan kerja otak anda. Seperti halnya otot kita, semakin sering kita
menggunakannya dan melatihnya, maka semakin besar dan kuat kemampuannya. Begitu juga
dengan otak kita.
Para ahli masih memperdebatkan apakah Memori merupakan suatu trait (sifat) atau skill
(kemampuan). Trait merupakan sesuatu yang stabil dan tidak dapat ditingkatkan, sedangkan skill
wajah berseri tanpa beban. Kisah lain adalah ketika Aisyah RA berkata :Wahai Rasullullah
SAW! Adakah seseorang dikumpulkan bersama orang-orang yang mati Syahid? Rasulullah
menjawab naam man yadlkurullmawta filyawmi wallailati isyriina marrota artinya ya, orang
yang mengingat kematian sehari semalam dua puluh kali. Maksudnya bahwa sebab keutamaan
mengingat kematian ini menyebabkan kita renggang dari tipu daya dan menuntut persiapan bagi
akherat.
Kisah lain diriwayatkan oleh AthaAl Kusarani bahwa ketika Rosulullah SAW melewati suatu
majlis yang dikeraskan tertawa padanya, maka beliau bersabda Syuubuu majlisakun bidlikri
mukaddirilladdati yang artinya Campurlah majlismu dengan mengingat pengaruh kelezatan
mereka yang di majlis kertanya apa itu pengaruh kelezatan? Rasul bersabda Almawta yang
artinya kematian(HR Ibnu Abid Dunya) Ingatan kita terhadap kematian melembutkan hati kita,
melunturkan ambisi-ambisi keduniawian, sehingga Insya Allah membuat hati kita tenang jika
bertemu dengan kematian.
Imam Al-Ghazali dalam IhyaUlumiddin jilid 9 dikatakan bahwa kematian itu menakutkan dan
bahayanya itu besar. Dan kelalaian manusia tentang kematian itu karena sedikitnya fikiran
mereka padanya dan ingatan mereka padanya. Barang siapa mengingat kematian dimana ia tidak
mengingatnya dengan hati yang kosong, tetapi disibukkan dengan nafsu Syahwat dunia, maka
mengingat kematian tidak berguna dalam hatinya Maka jalan untuk mengingat kematian adalah
bahwa seorang hamba mengosongkan hatinya dari setiap sesuatu selain dari mengingat kematian
yang dihadapannya, Agar membekas dihatinya.
Untuk bertemu dengan kematian diri maka hendaknya kita mengingat tentang kematian orang
orang yang sudah mati serta biarkan imajinasi kita merangkaikan proses membusuknya bangkai
dalam tanah, bayangkan pula orang-orang yang telah ditinggalkannya, ingat akan cita-citanya,
semangatnya, angan-angannya, dan lain-lain hingga diperoleh pelajaran darinya.
Dari penjelasan tersebut di atas Islam menganjurkan kita untuk selalu memperbaharui ingatan
atau memori ini agar tidak tinggal diam. Karena memori bukan merupakan sesuatu yang statis.
Memori bersifat aktif dan selalu terkait dengan hati dan pikiran dan realitas kehidupan.
BAB IV
PENUTUP
Dari uraian terdahulu betapa memori memiliki berbagai dimensi yang mungkin saat ini belum
banyak digali. Memori bukan sekedar tempat penyimpanan informasi . Memori bekerja dengan
beberapa komponen yang yang lain seperti pikir dan qolbu serta sensor inderawi dalam upaya
pemerolehan informasi pengolahan infromasi serta penyimpanan informasi baik yang dilakukan
secara sistematis (umumnya secara sadar) maupun secara spontan. memori merupakan potensi
yang selayaknya kita kaji terutama untuk ilmu komunikasi dimana dalam berkomunikasi kita
harus dapat membaca kapasitas memori yang terpakai dalam diri seseorang beserta isi memori
yang ada dalam diri seseorang yang dapat kita perkirakan, walaupun secara pasti kita jarang
mengetahui kemampuan memori seseorang terutama yang belum kita kenal. Jadi jika boleh saya
kemukakan bahwa memori adalah basis komunikasi.
Apabila kita dapat membaca fenomena memori yang terjadi dalam proses komunikasi kita
dengan seseorang diharapkan komunikasi yang kita lakukan mencapai maksud yang telah
ditetapkan.
Daftar Pustaka
Al-Ghazali, Imam. 1994. Ihya Ulumiddin jilid IX. Semarang: Asy-syifa
Afiatin, T. Belajar Pengalaman Untuk Meningkatkan Memori. Anima, Indonesian Psychological
Journal. 2001. Vol. 17. No. 1. 26-35.
Atkinson, R , Richard, A, Hilgard, E .2000. Pengantar Psikologi. Jilid 1, Edisi 8. Penerjemah :
Agus, D, Michael, A. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Chaplin, J. P. 2005. Kamus Lengkap Psikologi, Edisi 1, Cetakan 10. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.
Matlin, M. W. 1998. Cognition. Fourth Edition. Florida : Harcourt Brase & Company.
MEMAHAMI MEMORI MANUSIA
MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Terstruktur
Mata Kuliah Psikologi Berpikir
Dosen Dr. Septi Gumiandari, M.Ag
Disusun oleh :
Muhammad Muslih
Muhamad Riyanto
Fiqih Amrullah
Konsentrasi PPI
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI
CIREBON 2010
Label: Umum
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook
Related Posts :
Kedudukan Plotinus
0 komentar
Poskan Komentar
Popular Posts
A. Sejarah Hidup Albert Bandura Albert Bandura lahir tanggal 4 Desember 1925 di
Mundare Alberta berkebangsaan Kanada. Ia seorang psiko...
Aliran Teori Pengetahuan Empirisme
Aliran Empirisme Kata empiris berasal dari kata Yunani empirikos yang berasal dari kata
empeiria, a...
Labels
AGAMA (6)
anak (4)
Jiwa (7)
Keluarga (5)
NEWS (1)
Pendidikan (2)
Umum (18)
Arsip Blog
2012 (64)
o Maret (2)
o Februari (13)
o Januari (49)
Memotivasi Diri
Mengatasi Stres
Meningkatkan Kecerdasan
Masalah Moralitas
Kedudukan Plotinus
Teori Hakekat
Teori Pengetahuan
Pengertian Agama
makna filsafat
Ibnu Rusyd
2011 (3)
Pengikut
Free Blog Content
Follow by Email
HOME
NEWS
ANAK
UMUM
PENDIDIKAN
KELUARGA
JIWA
AGAMA