Antara ekonomi dan keadilan terjalin hubungan erat, karena dua-duanya berasal dari
sumber yang sama. Sumber itu adalah masalah kelangkaan. Barang yang tersedia selalu langka
dan karena itu kita mencarikan cara untuk membagikannya atau mendistribusikannya dengan
paling baik. Memang benar, seandainya tidak ada kelangkaan,tidak ada ekonomi pula. Tetapi hal
yang sama dapat dikatakan juga tentang keadilan (atau sekurang-kurangnya tentang tipe keadilan
yang paling penting,yaitu keadilan distributivf) : seandainya tidak ada kelangkaan,tidak perlu
keadilan pula. Masalah Ekonomi dan Keadilan baru muncul, jika tidak tersedia barang cukup
bagi semua orang yang menginginkannya.
Boleh ditambah lagi, karena kelangkaan merupakan suatu fenomena umum yang
senantiasa melatarbelakangi situasi kita,kekayaan atau kepemilikan barang tidak pernah bisa
dilepaskan dari keadilan. Di tanah air kita keyakinan itu dirumuskan dengan bagus,jika
menggunakan ungkapan yang sudah menjadi baku masyarakat yang adil dan makmur.
Hakikat Keadilan
Keadilan sebagai : tribuere cuique suum , dalam bahasas inggris diterjemahkan bisa
berbunyi : to give everybody his own , atau dalam bahasa Indonesia : memberikan kepada
setiap orang yang dia empunya.Penjelasan hukum roma tentang keadilan itu bisa diterjemahkan
juga sebagai : memberikan kepada setiap orang yang menjadi haknya.
Ada tiga ciri khas yang selalu menandai keadilan : keadilan tertuju pada orang lain,
keadilan harus ditegakkan , dan keadilan menuntut persamaan.
Pertama,keadilan tertuju pada orang lain. Masalah keadilan atau ketidakadilan hanya bisa timbul
dalam konteks antar-manusia. Untuk itu diperlukan sekurang-kurangnya dua orang manusia. Bila
suatu saat hanya tinggal satu manusia di bumi ini, masalah keadilan atau ketidakadilan sudah
tidak berperanan lagi.
Kedua,keadilan harus ditegakkan atau dilaksanakan. Keadilan mengikat kita,sehingga kita
mempunyai kewajiban dan keadilan selalu berkaitan dengan hak yang harus dipenuhi. Keadilan
kita selalu berurusan dengan hak orang lain.
Ketiga,keadilan menuntut persamaan (equality). Keadilan harus dilaksanakan terhadap semua
orang,tanpa melihat orangnya siapa.
Pembagian Keadilan
1. Pembagian Klasik
i.
Keadilan Umum
Berdasarkan keadilan ini para anggota masyarakat diwajibkan untuk memberi kepada
masyarakat ( secara kongkret berarti : Negara) apa yang menjadi haknya. Keadilan umum ini
menyajikan landasan untuk paham common good. Karena adanya common good, kita harus
menempatkan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi.
ii.
Keadilan Distributif
Berdasarkan keadilan ini Negara harus membagi segalanya dengan cara yang sama kepada
anggota masyarakatnya. Diantara hal-hal yang dibagi oleh Negara kepada para warga ada hal-hal
yang enak untuk didapat dan ada hal-hal yang justru tidak enak kalau kena.
iii.
Keadilan komutatif
Berdasarkan keadilan ini semua orang harus memberikan kepada orang lain apa yang menjadi
haknya.Hal itu berlaku pada taraf individual maupun sosial.
a. Keadilan Distributif
Benefits and Burdens,hal hal yang enak untuk didapat maupun hal hal yang menuntut
pengorbanan, harus dibagi dengan adil.
b. Keadilan Retributif
Berkaitan dengan terjadinya kesalahan. Hukuman atau denda yang diberikan kepada orang yang
bersalah haruslah bersifat adil. Syarat yang harus dipenuhi agar hukuman dinilai adil : (1)
Kesengajaan dan Kebebasan (2) Harus dipastikan bahwa orang yang dihukum benar-benar
melakukan perbuatan yang salah dan kesalhannya harus dibukitikan dengan menyakinkan. (3)
Hukuman harus konsisten dan proporsional dengan pelanggran yang dilakukan.
c. Keadilan Kompensantoris
Berdasarkan keadilan ini orang mempunyai keadilan moral untuk memberikan kompensasi atau
ganti rugi kepada orang atau instansi yang dirugikan. Supaya kewajiban kompensasi berlaku,pelu
terpenuhi tiga syarat. (1) Tindakan yang mengakibatkan kerugian harus salah atau disebabkan
kelalaian. (2) Perbuatan seseorang harus sungguh-sungguh menyebabkan kerugian.(3) Kerugian
harus disebabkan oleh orang yang bebas.
3. Keadilan individual dan Keadilan sosial
Dalam rangka teori keadilan,pengertian keadian sosial sering dipersoalkan dan diliputi
ketidakjelasan cukup besar. Ada yang menganggap keadilan sosial sebagai nama lain untuk
keadilan distributif. Ada pemikiran lain yang justru berpendapat bahwa keadilan sosial harus
dibedakan dari keadilan distributif. Menurut hemat kami,cara yang paling baik untuk
menguraikan keadilan sosial adalah membedakannya dengan keadilan individual. Pelaksanaan
keadilan individual tergantung pada kemauan dan keputusan satu orang (atau beberapa orang)
saja.
Dalam pelaksaan keadilan keadilan sosial,satu oang atau beberapa orang saja tidak berdaya.
Pelaksaan keadilan sosial tergantung pada struktur-struktur masyarakat dibidang sosialekonomi,politik,budaya,dan sebagainya. Karena itu disini orang berbicara juga tentang
ketidakadilan structural dan kemiskinan structural. Perlu diakui, keadilan individual jauh lebih
mudah untuk dilaksankan ketimbang keadilan sosial. Keadilan sosial merupakn cita-cita yang
bisa dihampiri semakin dekat,tapi tidak pernah bisa direalisasikan dengan sempurna.
Berdasarkan prinsip-prinsip material ini telah dibentuk beberapa teori keadilan distributif.
1) Teori egalitarianisme
Mereka berpendapat bahwa kita harus membagi dengan adil, bila semua orang mendapat
bagian yang sama.Jika karena alasan apa saja tidak semua orang mendapat bagian yang
sama, menurut egalitarinisme pembagian itu tidak adil betul.
2) Teori sosialistis
Teori sosialistis tentang keadilan distributif memilih prinsip kebutuhan sebagai dasarnya.
Menurut mereka masyarakat diatur dengan adil jika kebutuhan semua warganya terpenuhi.
3) Teori Liberalistis
Liberalisme menolak pembagian atas dasar kebutuhan. Karena manusia makhluk yang bebas,
kita harus membagi menurut usaha-usaha bebas dari individu-individu yang bersangkutan.
Yang tidak berusaha tidak mempunyai hak pula untuk memperoleh sesuatu. Dalam teori
Liberalistis tentang keadilan distributive digarisbawahi pentingnya dari prinsip 3 (hak),
prinsip 4 (usaha) tetapi secara khusus prinsip 6 (jasa atau prestasi). Terutama prestasi mereka
lihat perwujudan pilihan bebas seseorang.
Jadi,teori keadilan distributif yang membatasi diri pada satu prinsip saja,ternyata sulit
dipertahankan. Untuk membagi dengan adil,kita harus memperhatikan semua prinsip
material. Hal itu berarti,dalam keadaan kongkret kita harus memperhatikan prinsip mana
yang paling penting. Jadi,disini faktor subjektif tidak mungkin disingkirkan.
Keadilan Ekonomis
DAFTAR PUSTAKA
Disusun Oleh :
Muhamad Risqi W
Fakhri Nugraha
Octo Rahardian