Anda di halaman 1dari 2

1. Monitoring kebutuhan fase post operatif.

Terapi cairan post operasi diberikan sampai dan


disesuaikan dengan intake pasien. Pada H1 dan H2 post
operasi kita cukup memenuhi kebutuhan cairan pasien
saja yaitu 50 cc/kgbb/ hari. tidak perlu menghitung
kebutuhan kalori pasien, karena pada H1 dan H2 post
operasi, terdapat pemecahan glikogen besar-besaran dari
hepar. Nah, baru H3 kita perlu menghitung jumlah
kebutuhan kalori, yaitu ekita 25-30 kkal/kg bb/hr.
Terapi cairan paska bedah ditujukan untuk :
a. Memenuhi kebutuhan air, elektrolit dan nutrisi.
b. Mengganti kehilangan cairan pada masa paska bedah
(cairan lambung, febris).
c. Melanjutkan penggantian defisit prabedah dan selama
pembedahan.
d. Koreksi gangguan keseimbangan karena terapi cairan.
Nutrisi parenteral bertujuan menyediakan nutrisi
lengkap, yaitu kalori, protein dan lemak termasuk unsur
penunjang nutrisi elektrolit, vitamin dan trace element.
Pemberian kalori sampai 40 50 Kcal/kg dengan protein
0,2 0,24 N/kg. Nutrisi parenteral ini penting, karena
pada penderita paska bedah yang tidak mendapat nutrisi
sama sekali akan kehilangan protein 75 125 gr/hari.
Hipoalbuminemia menyebabkan edema jaringan, infeksi
dan dehisensi luka operasi, terjadi penurunan enzym
pencernaan yang menyulitkan proses realimentasi.

Anda mungkin juga menyukai