Cor Pulmonale
Cor Pulmonale
PENDAHULUAN
Cor Pumonale (CP) adalah suatu keadaan di mana terdapat hipertrofi
dan atau dilatasi dari ventrikel kanan sebagai akibat dari hipertensi (arteri)
pulmonal yang disebabkan oleh penyakit instrinsik dari prenkhim paru, dinding
thoraks maupun vaskuler paru. Karena itu untuk mendiagnosa CP maka harus
disingkirkan adanya Stenosis Mitral, kelainan jantung bawaan atau gagal
jantung kiri yang juga dapat menyebabkan dilatasi dan hipertrofi ventrikel
kanan. CP dapat bersifat akut akibat adanya emboli paru yang masif, dapat juga
bersifat kronis. Beberapa penyebab dari CP disebutkan seperti dibawah ini :
ETIOLOGI COR PULMONALE
Etiologi dari CP secara garis besar dapat dibagi menjadi dua sebagai
berikut :
1. Penyakit Parenkin Paru
Penyakit Paru Obstruktif
tersering CP kronis
Bronkiektasis
Kistik fibrosis
Penyakit Paru Restriktif
Pneumokoniosis
Sarcoidosis
2. Kelainan dinding thoraks dan otot pernafasan
Kiposkoliosis
Amiotrofik lateral sclerosis (ALS)
Miastenia gravis
3. Sindroma Picwikian dan sleep apnea
syok, JVP yang meningkat , liver yang membengkak dan nyeri, dan bising
insufisiensi trikuspid.
CP Kronis
Seperti yang telah disebutkan, PPOM adalah penyebab tersering CP
kronis (lebih dari 50% kasus). Pada penyakit paru kronis maka akan terjadi
penurunan vascular bed paru, hipoksia, dan hiperkapnea / asidodis
respiratorik, hipoksia dapat mengakibatkan penyempitan pembuluh darah
arteri paru, demikian juga asidosis repiratorik. Disamping itu hipoksia akan
menimbulkan polisitemia sehingga viskositas darah akan meningkat. Viskositas
darah yang meningkat ini pada akhirnya juga meningkatkan tekanan pembuluh
darah arteri paru akan meningkat. Jadi adanya penurunan vaskular bed,
hipoksia dan hiperkapnea akan mengakibatkan peningkatan tekanan darah
(arteri) pulmonal, hal ini disebut Hipertensi Pulmonal. Adanya hipertensi
pulmonal menyebabkan beban tekanan pada ventrikel kanan, sehingga
ventrikel kanan melakukan mekanisme kompensasi berupa hipertrofi dan
dilatasi. Keadaan ini disebut Cor Pulmonale (lihat skema). Jika mekanisme
kompensasi ini gagal maka terjadilah Gagal Jantung Kanan.
Hipoksia
asidosis
dan hiperkapnea
Polisetemia
Hipertensi pulmonal
Hipertrofi dan dilatasi ventrikel kanan
Cor Pulmonale
decompensata
GAMBARAN KLINIS
ANAMNESIS
Informasi yang didapat pada anamnesis dapat berbeda antara lain
penderita lain tergantung pada penyakit dasar yang menyebabkan penderita lain
tergantung pada penyakit dasar yang menyebabkan CP, CP akut akibat emboli
paru keluhannya adalah sesak tiba tiba pada saat istirahat, kadang kadang
didapatkan batuk batuk dan hemoptisis.
Pada penderita CP dengan PPOM sebagai penyakit dasarnya maka
keluhannya adalah sesak nafas disertai batuk yang produktif (banyak sputum).
Pada penderita CP dengan Hipertensi Pulmonalis Primer, keluhannya berupa
sesak nafas dan sering pingsan jika beraktivitas (exertional syncope). Dalam
hal mengevaluasi keluhan sesak nafas haruslah disingkirkan adanya kelainan
pada jantung kiri sebagai penyebab sesak nafas tersebut. Pada umumnya sesak
nafas akibat kelainan jantung kiri (misalnya : Stenosis Mitral, Gagal Jantung
Kiri)
menimbulkan
keluhan
orthopnea
dan
paroxysmal
nocturnal
dyspnea/PND. Jika terjadi gagal jantung kanan maka keluhan bengkak pada
perut dan kaki serta cepat lelah sering terjadi.
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik juga bervariasi, tergantung dari penyakit dasarnya,
tanda yang biasanya didapatkan adalah :
1. Takipnea
2. Sianosis
3. Jari tabuh
4. JVP meningkat
5. Abnormalitas dinding thoraks
6. Pada CP akut didapatkan tanda tanda low output state misalnya : hipotensi
syok, keringat dingin, denyut nadi yang cepat dan lemah
7. Suara jantung yang lemah
8. Pulpasi jantung kanan
9. Bising Insufisiensi Trikuspid
10.
Hepatomegali
11.
PEMERIKSAAN EKG
Pemeriksaan EKG biasanya menunjukkan hipertrofi ventrikel kanan dan
abnormalitas atrium kanan. Sering pula didapatkan aritmia ventrikuler dan atau
aritmia supra ventrikuler . Poor progression of R. Pada endapan prekordial
merupakan tanda yang sering didapatkan jika penyebab CPnya adalah PPOM
sehingga seringkali disalah artikan sebagai infark miokard lama.
PEMERIKSAAN FOTO THORAKS
Perikarditis Konstriktif
Keluhan dan tanda tanda yang menyerupai gagal jantung kanan dapat
dijumpai pada penderita perikarditis konstriktif. Terapi pada penderita
pemeriksaan faal parunya normal atau sedikit terganggu. Demikian pula
pemeriksaan analisa gas darahnya. Hipertrofi ventrikel kanan hampir selalu
tidak didapatkan baik pada pemeriksaan fisik, fotot thoraks. EKG maupun
ekokardiografi.
Pemeriksaan
ekokardiografi
menunjukkan
penebalan
perikardium disertai gerakan ventrikel pada saat diastol yang terbatas pada
penderita perikarditis konstriktif.
PENGOBATAN
Pengobatan cor pulmonale pada dasarnya dibagi menjadi dua yaitu
pengobatan medik dan pengobatan tindakan bedah.
Pengobatan Medik
Terapi CP difokuskan kepada penyakit paru sebagai penyakit dasarnya.
Yang terbaik adalah menurunkan beban tekanan pada ventrikel kanan disertai
pengobatan yang spesifik untuk penyakit parunya. Jika tidak terdapat tanda
gagal jantung kanan, tujuan utama pengobatan CP adalah mencegah terjadinya
gagal jantung kanan. Jika hal tersebut sudah terjadi, maka pengobatan
ditujukan untuk gagal jantungnya, tetapi respons terhadap pengobatan biasanya
jelek, kecuali jika pengobatan yang diberikan dapat mengendalikan hipertensi
pulmonalnya.
Pengobatan untuk mengendalikan hipertensi pulmonal
Pengobatan terhadap hipoksia merupakan pengobatan yang utama dalam
hal menurunkan tekanan darah pulmonal. Pengobatan terhadap hipoksia ini
dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu : (1) pengobatan terhadap penyakit
dasarnya dan (2) pemberian oksigen. Kedua cara ini hasilnya kurang
memuaskan karena hipertensi pulmonal biasanya mudah menetap sebagai
akibat terjadinya perubahan struktural pada pembuluh darah paru.
Pada CP akut, karena hipertensi pulmonalnya sebagai akibat obstruksi
pembuluh darah paru karena adanya emboli, maka penanganan ditujukan pada
emboli parunya. Terapi standar adalah heparin 5.000 10.000 unit bolus iv
dilanjutkan 1000 iu / jam sampai a PTT 1 - 2xnormal selama 7 10 hari
dan
asidosis
respiratorik.
Karena
itu
pemberian
digitalis
dipertimbangkan jika terdapat juga gagal jantung kiri atau adanya aritmia
terutama Aritmia Fibrilasi walaupun harus tetap hati hati. Diuretik efektif
untuk pengobatan CPCD, terutama pada penderita dengan PPOM sebagai
penyakit dasarnya. Efek diuretik harus dimonitor secara ketat dengan
pemeriksaan analisa gas darah. Pemberian diuretik yang berlebihan dapat
menimbulkan metabolik alkalosis yang pada dasarnya dapat menekan pusat
pernafasan
dan
berakibat
fatal
pada
penderita.
Flebotomi
dapat