Jurnal penelitian
PENDAHULUAN
Salmonella umumnya bersifat patogen
untuk manusia atau hewan apabila masuk
melalui mulut. Organisme ini ditularkan dari
hewan dan produk hewan ke manusia, dan
menyebabkan enteritis, infeksi sistemik,
dan demam enterik. (Brooks et al, 2008).
Grup Salmonella terdiri atas Salmonella
cholerasuis,
Salmonella
enteritidis,
Salmonella Typhi (S. Typhi). Dari ketiga
grup tersebut, spesies S. Typhi merupakan
salah satu yang terpenting dalam
kepentingan medis, terbukti bahwa S.
Typhi dapat menyebabkan demam tifoid
dengan angka morbiditas dan mortalitas
yang tinggi (Dzen et al, 2003).
Demam tifoid (demam enterik) dan
paratifoid merupakan salah satu penyakit
infeksi endemik di Asia, Afrika, Amerika
Latin Karibia dan Oceania, termasuk
Indonesia. Penyakit ini tergolong penyakit
menular yang dapat menyerang banyak
orang melalui makanan dan minuman yang
terkontaminasi. Insiden demam tifoid di
seluruh dunia menurut data pada tahun
2003 sekitar 16 juta per tahun, 600.000 di
antaranya menyebabkan kematian. Di
Indonesia prevalensi 91% kasus demam
tifoid terjadi pada umur 3-19 tahun,
kejadian meningkat setelah umur 5 tahun
(Wulandari,
2008).
Di
Indonesia,
diperkirakan insiden demam enterik adalah
300 810 kasus per 100.000 penduduk
per tahun. Menurut hasil SKRT (Survei
Kesehatan Rumah Tangga) tahun 1986
bahwa 3 % dari seluruh kematian (50.000
kematian) disebabkan oleh demam enterik
(Rasmilah, 2001).
Saat ini, telah diketahui bahwa
resistensi S. Typhi terhadap kloramfenikol
dilaporkan secara sporadik di beberapa
daerah di Indonesia, tetapi persentasenya
antara tahun 1975 sampai dengan tahun
1983 tidak meningkat, dengan derajat
sensitivitas terhadap Kloramfenikol sebesar
97,8%, Sulfametaxazol-Trimetoprim 99,0%,
meskipun terhadap Ampisilin sudah
menunjukkan resistensi yang cukup tinggi
(Triatmodjo, 1994).
Oleh karena tingginya angka morbiditas
dan mortalitas demam tifoid maka berbagai
pihak berupaya untuk menyelesaikan
masalah ini. Saat ini di Indonesia sedang
berkembang paradigma baru dalam bidang
kesehatan, yaitu penggunaan tanaman
obat sebagai alternatif
pengobatan.
Jurnal penelitian
3%
2,5%
2%
1,5%
1%
KK
KB
Gambar 1. Hubungan antara Konsentrasi Ekstrak Daun kayu manis dengan Tingkat Kekeruhan
Tampak seluruh tabung dilusi keruh bila dibandingkan dengan KK sehingga KHM tidak dapat diamati
Jurnal penelitian
3%
2.5%
2%
1.5%
1%
KB
KK
OI
Gambar 2. Hasil Streaking Suspensi Bakteri S. Typhi dengan Berbagai Konsentrasi Ekstrak Daun
Kayu Manis pada NAP
Dari
hasil
pertumbuhan
dan
penghitungan koloni pada masing-masing
konsentrasi perlakuan terhadap bakteri S.
Typhi tersebut dapat ditentukan kadar
bunuh minimal dari ekstrak daun kayu
manis yakni pada NAP yang tidak
ditumbuhi koloni atau jumlah koloni < 0,1%
Mean data
transformasi
797
350
107
32
0
~
0
1241
199,25
87,5
26,75
8
0.00
~
0.00
310,25
Konsen
trasi
II
III
IV
K1%
K 1,5%
K2%
K 2,5 %
K3%
KK
KB
OI
200
89
26
9
0
~
0
298
203
86
28
8
0
~
0
283
198
87
25
7
0
~
0
270
196
88
28
8
0
~
0
390
Standar
deviasi
2,99
1,29
1,5
0,82
0,00
~
0,00
54,38
Jurnal penelitian
250
200
150
p1
100
p2
50
p3
p4
0
k 1% k 1,5% k 2% k 2,5% k 3%
konsentrasi ekstrak daun kayu manis
Keterangan gambar :
k = Konsentrasi
p = Pengulangan
Analisis Data
Hasil penelitian dianalisis menggunakan
analisis statistik SPSS versi 16.0 untuk
windows. Analisis data jumlah koloni dari
hasil penelitian pada tabel 1 menggunakan
uji statistik parametrik One-Way ANOVA
dan regresi linier karena data penelitian
bersifat data rasio dengan satu variabel
bebas dan satu variabel tergantung. Dalam
perhitungan hasil penelitian ini digunakan
taraf kepercayaan 95% ( = 0,05).
Sebagai prasyarat analisis statistik
parametrik data harus memenuhi asumsi
distribusi normal dan homogen. Dari uji
normalitas didapatkan nilai signifikansi
0,264 (p > 0,05) yang menunjukkan data
terdistribusi
normal
dan
hasil
uji
homogenitas diketahui nilai signifikansi
yaitu 0,079 (p > 0,05) yang berarti varian
data adalah homogen. Setelah diketahui
bahwa data terdistribusi normal dan varian
data homogen maka data dianalisa dengan
uji statistik One-Way ANOVA, Korelasi dan
Regresi Linier.
One-Way ANOVA merupakan pengujian
untuk mengetahui perbedaan nyata antar
konsentrasi ekstrak daun kayu manis
terhadap rata-rata pertumbuhan koloni
bakteri pada seluruh pengulangan. Dari
hasil uji One-Way ANOVA didapatkan
angka signifikansi 0,000 (p < 0,05). Hal ini
berarti efek perubahan konsentrasi ekstrak
daun kayu manis terhadap jumlah koloni S.
Typhi pada seluruh pengulangan memiliki
perbedaan yang signifikan pada taraf
kepercayaan 95%.
Uji Post Hoc Tukey merupakan uji
pembandingan
berganda
(multiple
comparisons).
Uji
ini
menunjukkan
pasangan kelompok sampel (kelompok
perlakuan atau konsentrasi dan jumlah
Jurnal penelitian
Jurnal penelitian
Jurnal penelitian
menghambat
bakteri
lain
selain
Salmonella Typhi.
4. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
mengenai metode penarikan bahan
alam yang dapat menarik bahan aktif
minyak atsiri dalam daun kayu manis
untuk diuji potensi antimikrobanya
terhadap Salmonella Typhi.
5. Diperlukan
penelitian
lanjutan
mengenai efek antimikroba ekstrak
daun kayu manis secara in vivo pada
berbagai hewan coba maupun clinical
trial untuk melihat farmakodinamik,
farmakokinetik dan toksisitas ekstrak
daun kayu manis agar pemanfaatan
ekstrak daun kayu manis
dapat
diaplikasikan ke manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Brooks, G. F., Butel, Janet S., Morse,
Stephen A. 2001. Jawetz, Melnick, &
Adelbergs Mikrobiologi Kedokteran,
Terjemahan oleh Eddy Mudihardi et
al 2008. EGC, Jakarta, hal. 260-265.
Cowan, MM. 1999. Plant Product as
Antimicrobial
Agents.
Clinical
Microbiology Reviews, Hal 564-582.
http://www.
pubmedcentral.nih.gov/about/copyrig
ht.html. Diakses tanggal 9 Oktober
2008.
Dahlan S. 2004. Seri Statistik: Statisik
untuk Kedokteran dan Kesehatan Uji
Hipotesis dengan Menggunakan
SPSS Program 12 Jam. Jakarta: PT
Arkans.
Davidson, M. W. 2004. Saponin. (Online).
http://micro.magnet.fsu.edu/phytoche
micals/pages/saponin.html. Diakses
tanggal 15 Oktober 2009.
Dzen, S. M.; Roekistiningsih; Sanarto
Santoso.;
Sri Winarsih.
2003.
Bakteriologi
Medik.
Malang:
Bayumedia. Hal: 122-187.
Ehrman T. 1994. Chemical Analysis and
Testing Task Laboratory Analytical
Procedure LAP-010 : Standard
Method for the Determination of
Extractives.
(Online).
(http//:www.behr-labor.com, diakses
tanggal 20 Mei 2010).
Hopkins, W. G. 1995. Introduction to Plant
Physiology, 2th Ed, The University of
Western Ontario, John Wiley and
Sons Inc USA. Hal 27.
Lukito, H. 1998. Rancangan Percobaan,
Suatu
Pengantar.
Malang:
8
Jurnal penelitian
http://fkunhas.com/l/definisi+thypoid.h
tml. Diakses tanggal 9 Oktober 2009.
Menyetujui
Pembimbing I
Dr.drh.Sri Murwani, MP
NIP. 19630101 198903 2 001