Asma
Asma
Asma ??
?
PENCETUS ASMA
Genetik asma
Jenis kelamin / ras dan etnik
Alergi
Asap rokok (polusi)
Hiperaktivitas bronkus
Infeksi pernafarasan
Perubahan cuaca
Makanan
Zat additif
Patofisiologi
ALERGI
PERSISTEN
RINGAN
INTERMITEN
KLASIFIKASI ASMA
PERSISTEN
SEDANG
PERSISTEN
BERAT
GEJALA ASMA
SECARA UMUM
GEJALA AWAL
GEJALA BERAT
1. Rasa
berat
di
dada dan dahak
sulit keluar.
2. Batuk
terutama
pada malam atau
dini
hari
dan
sesak napas.
3. Napas
berbunyi
yang
terdengar
jika
pasien
menghembuskan
napasnya.
INTERMITEN
-
PERSISTEN RINGAN
- Gejala
lebih
dari
sekali
dalam
seminggu
- Serangan mengganggu aktivitas dan
tidur
- Gejala pada malam hari > 2 kali dalam
sebulan.
PERSISTEN SEDANG
- Gejala setiap hari
- Serangan mengganggu aktivitas dan
tidur
- Gejala pada malam hari > 1 kali dalam
seminggu
PERSISTEN BERAT
- Gejala setiap hari dan serangan terus
menerus
- Gejala pada malam hari setiap hari
- Terjadi pembatasan aktivitas fisik
Penatalaksaan
Non
Farmakologi
Farmakologi
NON
FARMAKOLOGI
FARMAKOLOGI
Reliever Pereda
(terapi jangka
pendek / saat
muncul gejala)
Obat Asma
Controller
Pengontrol
(terapi jangka
panjang)
Agonis 2
Merupakan bronkodilator yang paling efektif
Bekerja dengan pendudukan reseptor 2 adrenergik
Stimulasi
reseptor 2adrenergik
Aktivasi adenil
siklase
Relaksasi otot
polos
Stabilisasi membran sel
mast
Stimulasi otot
skelet
Peningkatan AMP
siklik intraselular
Kecepatan kerja :
1. Short acting 2 agonist (SABA) albuterol
(salbutamol), terbutaline.
- penanganan episode bronkospasmus irregular /
- 1st line therapy untuk penanganan asam akut
gejala)
intermitent
(mengatasi
Interaksi Obat
Obat
Interaksi dengan :
Efek
Bronkokonstriksi serius
Ipratropium bromida
Glaukoma akut,
peningkatan tekanan
darah intraokular
Salbutamo
l
(albuterol) MAOIs (Monoamine
oxidase inhibitors)
Gelisah, takikardi
Meningkatkan hipokalemia
epistaksis, peningkatan
nafsu makan, sakit perut
serta kram otot.
16
Kortikosteroid
Kortikosteroid Inhaler
mengobati
inflamasi
lokal; terapi jangka panjang
untuk asma persisten.
Efek
merugikan
yang
bersifat
lokal
oropharyngeal candidiasis
diatasi dengan penggunaan
spacer device.
Kortikosteroid Sistemik
terapi untuk asma yang
tidak merespon sepenuhnya
terhadap inhaler 2-agonist
(setiap 20 menit untuk 3 atau
4 dosis).
Penggunaan jangka pendek
short burst (3-10 hari),
dilanjutkan dengan
kortikosteroid inhaler.
Penggunaan jangka panjang
dosis efektif terendah
toksisitas dikurangi dengan
terapi berselang.
Dosis prednison 1 - 2
mg/kg/hari (max 40 - 60
INTERAKSI OBAT
Obat
Kortikosteroid
Interaksi dengan :
Efek
NSAID
Meningkatkan pendarahan
GI & ulcer
Glisirizin, makrolida
Peningkatan kadar
kortikosteroid
Antidiabetikum
Aminoglutemid,
antasida, barbiturat,
ketokonazol,
kontrasepsi oral
Penurunan kadar
kortikosteroid
Antikoagulan
Penurunan efek
antikoagulan
Kortikosteroid Inhaler
Kortikosteroid Sistemik
20
Metilxantin
Bronkodilator
Antiinflamasi
Contoh obat : Teofilin, Aminofilin
Mengurangi pelepasan mediator sel mast, menurunkan
pelepasan protein dasar eosinofil, menurunkan proliferasi
limfosit T, menurunkan pelepasan sitokin sel T, dan
mengurangi eksudasi plasma
Tidak efektif dalam bentuk sediaan aerosol,dan harus
diberikan secara sistemik (oral / IV)
(-) Indeks terapi sempit (5 mcg/mL 15 mcg/mL)
Efek samping : nausea, takikardi, sakit kepala, insomnia,
iritabilitas, hiperglisemia, hipotensi, aritmia jantung,
menginduksi refluks esofageal.
INTERAKSI OBAT
Obat
Teofilin
Interaksi dengan :
Efek
Agonis 2
1-blocker
Menghambat metabolisme
teofilin (antagonis teofilin)
Antasida
Karbamazepin,
rifampisin
Asiklovir, simetidin,
antibiotik makrolida,
siprofloksasin,
zafirlukast, zileuton,
kontrasepsi oral
Penghambatan metabolisme
teofilin kadar dalam darah
meningkat
Antikolinergik
Inhibitor kompetitif reseptor muskarinik (parasimpatolitik)
efek bronkodilatasi (hanya pd kondisi bronkokonstriksi yang dimediasi kolinergik)
Merupakan bronkodilator yang efektif (tetapi potensi tidak sekuat
2-agonist waktu untuk mencapai bronkodilatasi maksimum
lebih lama dibanding SABA.
Contoh obat adalah Ipratropium bromida
Inhalasi ipratropium bromida merupakan terapi tambahan pada
asma akut parah yg tidak merespon sepenuhnya thd agonis 2.
Efek samping : batuk, rasa lelah berlebihan, mulut kering,
dispepsia, dipsnea, epistaksis, gangguan pada saluran
pencernaan,
Interaksi obat jarang terjadi, terutama untuk sediaan
ipratropium inhaler.
Mast Cell
Stabillizer
Contoh : Kromolin natrium, Nedokromil natrium
Mekanisme Kerja: Menginhibisi respon terhadap paparan
alergen, tetapi
tidak menyebabkan bronkodilatasi
Indikasi profilaksis asma persisten ringan pada anak-anak
dan dewasa tanpa melihat etiologinya
Tidak ada interaksi obat yang menimbulkan efek yang berarti
secara farmakologi dengan obat obat golongan mast cell
stabilizer
Inhalasi bagi pasien yang terbangun dari tidur disebabkan
asma, asma musiman, asma yang disebabkan alasan yang
jelas seperti olah raga
Contoh obat :
Inhaler Kromolin natrium, Nedokromil natrium
Modifikator
Leukotrien
Interaksi dengan
Efek
Zafirlukast
Eritromisin
Teofilin, aspirin
Warfarin
(KONSELING PASIEN)
RIWAYAT ALERGI
RIWAYAT PENGOBATAN
INFORMASI TAMBAHAN