Anda di halaman 1dari 19

BAYI DENGAN BBLR ATAU PREMATUR

I. Definisi
Bayi Berat Lahir rendah adalah bayi yang beratnya kurang atau sama dengan 2500
gram saat lahir. Tujuh persen dari kelahiran termasuk golongan ini. Kebanyakan
persoalan terjadi pada bayi yang beratnya kurang dari 1500 gram dengan angka
kematian yang tinggi dan membutuhkan perawatan dan tindakan medik yang khusus.
Kelompok ini disebut bayi berat lahir sangat rendah.
Usia kehamilan digolongkan menjadi :
kurang bulan

<37 minggu

cukup bulan

<37-41 minggu

lebih bulan

> 4 minggu

Penilaian yang tepat dapat dicapai dengan pemeriksaan klinik bayi baru lahir
dengan mengamati :
-

karakteristik luar (kulit, putting susu, telinga, genitalia, kaki)

postur dan tonus otot

reflek premature

Bayi berat lahir rendah mungkin :


-

kurang bulan, terlalu cepat lahir

kecil untuk masa kehamilan : lahir terlalu kecil

BBLR dapt dibagi menjadi 2 golongan :


1.

Prematur murni.
Masa gestasi kurang dari 37 minggu dan BB sesuai dengan berat badan untuk masa
gestasi itu atau biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan
(NKB- SMK). Masa gestasi kurang dari 37 mgg atau 259 hari. Penyebab antara
lain:
1.

Faktor ibu.
a.

Penyakit.
Penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan , misalnya
toksemia grafidarum, trauma fisis dan psikologis, penyakit lain ialah nefritis
akut atau tindakan operatif dapat merupakan faktor etiologi prematuritas.

b. Usia.

Angka kejadian prematuritas tertinggi ialah pada usia ibu dibawah 20 tahun
dan pada multigravida yang jarak antar kelahirannya terlalu dekat. Kejadian
terendah ialah pada usia ibu antara 26 35 tahun.
c. Keadaan sosial ekonomi.
Keadaan ini sangat berperan untuk timbulnya prematuritas, dan kejadian
tertinggi terdapat pada sosial ekonomi yang rendah, hal ini disebabkan
karena keadaan gizi yang kurang baik dan pengawasan ANC yang kurang.
Demikian pula keadaan prematuritas pada bayi yang lahir dari perkawinan
yang tidak sah ternyata lebih tinggi jika dibandingkan dengan bayi yang
lahir dari perkawinan yang sah.
2.

Faktor janin.
Hidramnion, Kehamilan ganda umumnya akan mengakibatkan lahir bayi
BBLR.

2.

Dismaturitas
Bayi lahir dengan BB kurang dari BB seharusnya untuk masa gestasi itu,
berarti bayi mengalami retardasi pertumbuhan intra uterin dan merupakan bayi
yang kecil untuk masa kehamilannya. (KMK).
Dismaturitas ialah bayi baru lahir yang BB lahir kurang dibanding dengan BB
seharusnya untuk masa gestasi bayi itu (KMK). Pengertian BB kurang dari BB
lahir dibawah persentil ke-10 menurut kurva pertumbuhan

intrauterin Usher

Lubchenco atau dibawah 2 SD menurut kurvapertumbuhan intra uterin Usher dan


Mc. Lean. Dismaturitas dapat terjadi preterm term atau post term nama lain
yang digunakan ialah KMK (kecil untuk masa kehamilan, insufisiensi plasenta.
Untuk dismaturitas post term sering disebut post maturity. Penyebab dismaturitas
ialah setiap keadaan yang mengganggu pertukaran zat antara ibu dan janin.
Gejala klinis.
Seperti telah diterangkan diatas, dismatur dapat terjadi preterm term, post
term. Pada preterm akan terlihat gejala fisis bayi prematur murni ditambah dengan
gejala dismaturitas. Dalam hal ini BB < 2.500 gram, karateristik fisis sama dengan
bayi prematur dan mungkin ditambah dengan retardasi pertumbuhan dan wasting
demikian pula pada post term dengan dismaturitas.
Menurut Guenwald defisit yang menyebabkan retardasi pertumbuhan biasanya
berlangsung kronis akibat defisit akan terjadi fetal distress.

Fetal distress dibagi dalam 3 golonngan yaitu :


1.

Acute fetal distress

2.

Sub acute fetal distress

3.

Cronik fetal distres.


Bayi dismatur dengan tanda wasting atau insufisiensi plasenta dapat dibagi
dalam stadium yaitu :

1.

Stadium pertama: Bayi nampak kurus dan relatif lebih panjang, kulit longgar
kering seperti perkamen, belum terdapat noda mekonium.

2.

Stadium kedua: Stadium pertama ditambah dengan warna kehijauan pada kulit,
plasenta dan umbilikus.

3.

Stadium ketiga: Ditemukan stadium 2 ditambah

kulit berwarna kuning,

demikian pila pada kuku dan tali pusat.


II. Klasifikasi
1.

Bayi berat badan lahir rendah (BBLR): bayi yang lahir dengan BB kurang dari 2500
gram tanpa memperhatikan usia gestasi.

2.

Berat badan lahir sangat rendah sekali atau bayi berat badan lahir ekstrem rendah:
bayi yang lahir dengan BB kurang dari 1000 gram.

3.

Berat badan lahir sangat rendah: bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari
1500 gram.

4.

Berat badan lahir rendah sedang: bayi yang lahir dengan BB antara 1501 2500
gram

5.

Bayi kecil untuk kelahiran atau kecil untuk usia gestasi: bayi yang lahir dengan BB
berada di bawah persentil 10 pada kurva pertumbuhan intrauterin.

6.

Retardasi pertumbuhan intrauterine (Intrauterine Growth Retardation/IUGR):


ditemukan pada bayi yang pertumbuhan intrauterinenya mengalami retardasi
(terkadang digunakan sebagai istilah yang lebih deskriptif untuk bayi kecil untuk
masa gestasi).

7.

Bayi besar untuk usia gestasi: bayi yang BB-nya berada di atas presentil ke-90 pada
kurva perumbuhan intrauterine.

III. Etiologi
1. Kelainan pada janin.

2. Gangguan fungsi plasenta.


3. Faktor ibu (penyakit vaskuler, keadaan uterus yang buruk, dll).
4. Infeksi ( ibu dan anak).
5. Obat dan merokok, dll.
IV. Patofisiologi
Semakin kecil dan semakin prematur bayi, maka akan semakin tinggi risiko gizinya.
Beberapa faktor yang memberikan efek pada masalah gizi;
1.

Menurunnya simpanan zat gizi, cadangan makanan di dalam tubuh sedikit.


Hampir semua lemak, glikogen, dan mineral seperti zat besi, kalsium, fosfor, dan
seng dideposit selama 8 minggu terakhir kehamilan.

2.

Meningkatnya kebutuhan energi dan nutrien untuk pretumbuhan dibandingkan


BBLC.

3.

Belum matangnya fungsi mekanis dari saluran pencernaan. Koordinasi antara


reflek hisap dan menelan, dengan penutupan epiglotis untuk mencegah aspirasi
pneoumonia belum berkembang denan baik sampai kehamilan 32 34 minggu.
Penundaan pengosongan lambung atau buruknya motilitas usus sering terjadi
pada bayi preterm.
Kurangnya kemampuan untuk mencerna makanan, pada bayi preterm
mempunyia lebih sedikit simpanan garam empedu, yang diperlukan untuk
mencerna dan mengabsorbsi lemak dibandingkan dengan bayi aterm. Produksi
amilase pankreas dan lipase, yaitu enzim yang terlibat dalam pencernaan lemak
dan karbohidrat juga menurun. Begitu pula kadar laktose (enzim yang
diperlukan untuk mencerna susu) juga sampai sekitar kehamilan 34 minggu.
Paru yang belum matang dengan peningkatan kerja nafas dan kebutuhan kalori
yang meningkat. Masalah pernafasan juga akan mengganggu makanan secara
oral. Potensial untuk kehilangn panas akibat permukaan tubuh dibanding dengan
BB dan sedikitnya jaringan lemak di bawah kulit. Kehilangan panas ini akan
meningkatkan kebutuhan akan kalori.

V.

Masalah yang mungkin muncul


Masalah yang sering dihadapi bayi BBLR adalah imaturitas organ-organ tubuh
karena lahir kurang bulan. Beberapa gangguan akibat belum matangnya organ-organ
tersebut:
1.

Sistem pengaturan tubuh yang belum matur, menyebabkan BBLR membutuhkan


perawatan khusus dalam inkubator.

2.

Sistem imunologi yang belum berkembang dengan baik menyebabkan bayi


sangat rentan terhadap infeksi.

3.

Imaturitas sistem syataf pusat menyebabkan mudahnya terjadinya perdarahan


peribentruker.

4.

Imaturitas paru memudahkan terjadinya penyakit membran hialin.

5.

Imaturitas metabolisme bilirubin mempermudah terjadinya hiperbiliribinemia.

6.

Imaturitas saluran pencernaan mempermudah terjadinya sindrom malabsorbsi.

VI. Faktor risiko BBLR


1.

Ibu berusia kurang dari 18 tahun atau lebih dari 35 tahun.

2.

Anemia.

3.

Malnutrisi.

4.

Anak kembar.

VII. Pedoman pengkajian fisik


1. Pengkajian umum
a. Dengan menggunakan timbangan elektronik, timbang setiap hari, atau lebih sering
apabila diinstruksikan.
b. Ukur panjang dan lingkar kepala secara periodik.
c. Gambarkan bentuk dan ukuran tubuh umum, postur saat istirahat, kemudahan
bernafas, adanya edema, dan lokasinya.
d. Gambarkan adanya deformitas yang nyata.
e. Gambarkan adanya tanda disstres: warna buruk, mulut terbuka, kepala teranggukangguk, meringis, alis berkerut.
2. Pengkajian pernafasan
a. Gambarkan bentuk dada (barrel, cembung), kesimetrisan, adanya insisi, selang
dada, atau penyimpangan lain.

b. Gambarkan otot aksesori: pernafasan cuping hidung atau substansial, interkostal,


atau retraksi subklavikular.
c. Tentukan frekuensi dan keteraturan pernafasan.
d. Auskultasi dan gambarkan bunyi pernafasan: stridor, krekels, mengi, ronki basah,
area yang tidak ada bunyinya, mengorok, penurunan udara masuk, keseimbangan
bunyi nafas.
e. Tentukan apakah penghisapan diperlukan.
f. Gambarkan tangisan bila tidak diintubasi.
g. Gambarkan oksigen ambien dan metode pemberian, bila diintubasi gambarkan
ukuran selang, jenis ventilator dan penyiapannya, serta metode pengamanan selang.
h. Tentukan saturasi oksigen dengan oksimetri nadi dan tekanan parsial oksigen dan
karbon dioksida dengan oksigen transkutan dan karbondioksida transkutan.
3. Pengkajian kardiovaskular
a. Tentukan frekuensi dan irama jantung.
b. Gambarkan bunyi jantung, termasuk adanya murmur.
c. Tentukan titik intensitas maksimum, titik di mana bunyi dan palpasi denyut jantung
yang terkeras (perubahan pada titik intensitas maksimum dapat menunjukkan
pergeseran mediastinal).
d. Gambarkan warna bayi: sianosis, pucat, pletora, ikterik, mottling.
e. Kaji warna kuku, membran mukosa, bibir.
f. Tentukan tekanan darah. Tunjukkan ekstremitas yang digunakan dan ukutan
manset, periksa setiap ekstremitas setidaknya sekali.
g. Gambarkan nadi perifer, pengisian kapiler (< 2 3 detik), perfusi perifer mottling.
h. Gambarkan monitor, parameternya, dan apakah alarm berada pada posisi on.
4. Pengkajian gastrointestinal
a. Tentukan distensi abdomen: lingkar perut bertambah, kulit mengkilat, tanda-tanda
eritema dinding abdomen, peristaltik yang dapat dilihat, lengkung susu yang dapat
dilihat, status umbilikus.
b. Tentukan adanya tanda-tanda regurgitasi dan waktu yang berhubungan dengan
pemberian makan.
c. Gambarkan jumlah, warna, konsistensi, dan bau dari adanya muntah.

d. Gambarkan jumlah, warna, dan konsistensi feses, periksa adanya darah samar dan
atau penurunan substansibila diinstruksikan atau diindikasikan dengan tampilan
feses.
e. Gambarkan bisisng usus, ada atau tidak ada.
5. Pengkajian genitourinaria
a. Gambarkan adanya abnormalitas genetalia.
b. Gambarkan jumlah urin (warna, pH, dll).
c. Periksa BB (pengkajian paling akurat untuk hidrasi).
6. Pengkajian neurologis-muskuloskeletal
a. Gambarkan gerakan bayi: acak, bertujuan, gelisah, kedutan, spontan, menonjol,
tingkat aktivitas dengan stimulasi, evaliasi berdasarkan usia gestasi.
b. Gambarkan posisi atau sikap bayi: fleksi, ekstensi.
c. Gambarkan reflek yang diamati: moro, menghisap, Babinski, reflek plantar, dan
reflek yang diharapkan.
d. Tentukan perubahan pada lingkar kepala (bila diindikasikan).
7. Pengkajian suhu
a. Tentuka suhu kulit dan aksila.
b. Tentukan dengan suhu lingkungan.
8. Pengkajian kulit
a. Gambarkan adanya perubahan warna, area kemerahan, tanda iritasi, lepuh, abrasi
atau area gundul, khususnya di mana alat pemantau, infus, atau alat lain lontak
dengan kulit, periksa juga dan perhatikan adanya preparat kulit yang digunakan
(misal plester,, providin-iodin).
b. Tentukan tekstur dan turgor kulit: kering, halus, pecah-pecah, terkelupas, dll.
c. Gambarkan adanya ruam, lesi kulit, atau tanda lahir.
d. Tentukan apakah kateter infus intravena atau jarum berada pada tempatnya dan
amati adanya tanda-tanda infiltrasi.
e. Gambarkan jalur pemadangn kateter infus intravena, jenis (arteri, vena, perifer,
umbilikus, sentral, vena sentral perifer), jenis infus (obat, salin, dekstrosa,
elektrolit, lemak, nutrisi parenteral total), jenis pompa infus dan frekuensi aliran,
jenis jarum (kupu=kupu, kateter), tampilan area insersi.

VIII. Tanda stres atau keletihan pada neonatus


1. Stres otonomik
a. Akrosianosis.
b. Pernafasan dalam dan cepat.
c. Frekuensi jantung reguler dan cepat.
2. Perubahan pada status
a. Status tidur atau dangkal.
b. Menangis atau rewel.
c. Mata berkaca-kaca atau kewaspadaan tegang.
3. Perubahan perilaku
a. Mata tidak berfokus atau tidak terkoordinasi.
b. Lengan dan kaki lemas.
c. Bahu flaksid turun ke belakang.
d. Cegukan.
e. Bersin.
f. Menguap.
g. Mengejan, buang air besar.
IX.

Pengelolaan BBLR
Semua bayi berat lahir rendah akan memerlukan :
1.

Suhu yang tinggi dan stabil untuk mempertahankan suhu tubuh

2.

Atmosfer dengan kadar oksigen dan kelembaban tinggi

3.

Pemberaian minum secara hati hati karena ada kecenderungan terisapnya susu
ke paru

4.

Perlindungan terhadap infeksi

5.

Pencegahan kekurangan zat besi dan vitamin.

Bayi paling kecil yang beratnya kurang dari 2000 gram dirawat telanjang dalan
incubator dalam suhu 32-35oC dengan kelembaban tinggi. Akhirnya sebelum bayi
pulang mereka dirawat di dalam kamar bayi yang dingin (21oC) untuk menyesuaikan
diri dengan suhu kamar.

Pemberian minum
Minuman diberikan pada bayi yang terkecil dengan kateter makanan no 6 yang terpasang
terus melalui hidung bayi. Lebih baik diberikan ASI tetapi ada susu pengganti yang cukup
memuaskan yaitu susu yang disesuaikan dengan ASI dengan pemberian 150-180 ml/kg/hr.
Pedoman berikut ini merupakan pedoman yang memuaskan. Minum dimulai bila bayi
berusia 4 jam.
Hari 1 : 20 ml/500 gram BB/hari
Hari 2 : 30 ml/500 gram BB/hari
Hari 3 : 40 ml/500 gram BB/hari
Hari 4 : 50 ml/500 gram BB/hari
Hari 5 : 75 ml/500 gram BB/hari
Perlindungan terhadap infeksi
Perlindungan ini dilakukan dengan perawatan yang aman. Semua petugas harus mencuci
tangannya dengan cermat, menggunakan krem heksaklorofen. Disediakan ruang terpisah
untuk bayi yang terinfeksi dan bayi yang lahir di luar rumah sakit. Incubator memberikan
lingkunagn yang relatif steril untuk bayi yang terkecil, tetapi ibu harus dianjurkan untuk
menyentuh bayinya melalui lubang incubator.

HIPERBILIRUBUNEMIA
A.

PENGERTIAN
Hiperbilirubunemia adalah ikterus yang mempunyai kadar patologis atau kadar
bilirubinnya mencapai suatu nilai yaitu bilirubin total mencapai 12 mg/dl atau lebih
pada bayi cukup bulan, sedangkan pada bayi kurang bulan bila kadarnya lebih dari 10
mg/dl.
Bilirubin adalah komponen dari empedu yang berwarna jingga. Kata bilirubin sendiri
berasal dari bahasa Latin, bilis (yang berarti empedu) dan ruber (yang berarti merah).
Bilirubin yang beredar di dalam tubuh dapat dijumpai dalam bentuk:
1. Bilirubin tidak terkonjugasi (unconjugated bilirubin)
o

disebut juga bilirubin indirek (indirect bilirubin)

2. Bilirubin terkonjugasi (conjugated bilirubin)


o

disebut juga bilirubin direk (direct bilirubin)

dalam keadaan normal, berjumlah lebih kurang 1/3 dari bilirubin total

Peningkatan kadar bilirubin serum bisa berupa peningkatan kadar bilirubin tidak
terkonjugasi, maupun bilirubin terkonjugasi.
B.

PENYEBAB
Hiperbilirubinemia dapat merupakan komplikasi dari bayi yang mengalami BBLR.
Hiperbilirubunemia sendiri dapat disebabkan oleh berbagai macam keadaan.
Penyebab yang tersering adalah hemolisis yang timbul akibat inkompatibilitas
golongan darah ABO atau defisiensi enzim G6PD.Infeksi juga memegang peranan
penting dalam terjadinya hiperbilirubunemia seperti pada sepsis dan gastroenteritis.
Hiperbilirubinemia dapat juga disebabkan oleh hipoksia/anoksia, dehidrasi dan
asidosis, hipoglikemi dan polisitemia.

C.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pada pasien / bayi dengan hiperbilirubinemia maka pemeriksaan penunjang yang
dapat dilakukan adalah pemeriksaan laboratoriun kadar bilirubun yaitu

10

Total bilirubin
Direk bilirubin ( bilirubine terkonjugasi )
Indirek bilirubin ( bilirubine tidak terkonjugasi )
C.

PATOFISIOLOGI
Peningkatan penghancuran eritrosit, polisitemia
( Resiko infeksi )
Memendeknya umur eritrosit
( PK : Anemia)

Penurunan energi dan keletihan)


( Nutrisi kurang )
( Pola Nafas tidak efektif )

Peningkatan sirkulasi enterohepatik,


Gangg. Ambilan plasma

Peningkatan kadar bilirubun direk /indirek


Toksik menembus sawar otak
Kern ikterus / ensefalopati biliaris
D.

MANIFESTASI KLINIK
Pada bayi dengan hiperbilirunemia akan muncul ikterik pada kulit dan mata

scelra ). Selain itu bayi akan mengalami keletihan sehingga tampak lemah dan pucat.
Kadang-kadang nafsu makan bayi ( nafsu bayi untuk minum ) juga mengalami
penurunan.
11

E. PENATALAKSANAAN
Pada pengelolaan Hiperbilirubinemia dilakukan pemberian substrat yang dapat
menghambat metabolisme bilirubin (plasma atau albumin), mengurangi sirkulasi
enterohepatik (pemberian kolesteramin), terapi sinar atau tranfusi tukar, merupakan
tindakan yang dapat mengendalikan kenaikan kadar bilirubin.

DIAGNOSA YANG MUNGKIN MUNCUL


1. Pola nafas tidak efektif b.d imaturitas paru dan neorumuskular, penurunan energi, dan
keletihan.
2. Termoregulasi tidak efektif b.d kontrol suhu yang imatur dan penurunan lemak tubuh
subkutan.
3. Resiko infeksi b.d pertahanan imunologis yang kurang.
4. Risiko gangguan integritas kulit b.d struktur kulit imatur, imobilitas, penurunan status
nutrisi, prosedur invasif.
5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d ketidakmampuan mencerna
nutrisi.
6. Nyeri b.d prosedur, diagnosa, tindakan.
7. Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan b.d lingkungan NICU, perpisahan dari
orangtua.
8. Perubahan proses keluarga b.d krisis situasi, gangguan proses kedekatan orangtua.
RENCANA KEPERAWATAN
No
Tujuan
1
Klien

Intervensi
Rasional
Posisi untuk pertukaran udara telungkup:
posisi

menunjukkan

yang

oksigenasi

menghasilkan

perbaikan

telungkup dan posisi telentang

oksigenasi,

pembrian

yang adekuat.

dengan leher sedikit ekstensi dan

makan ditoleransi dengan

Kriteria hasil:

hidung menghadap ke atap dalam

lebih

jalan

posisi mengendus

mengatur

nafas

tetap paten

optimal,

seperti

posisi

ini

baik,

dan
pola

lebih
tidur.

Hindari hiperekstensi leher.

Telentang: untuk mencegah

Lakukan pengisapan.

adanya penyempitan jalan

12

Gunakan

teknik

nafas.

penghisapan

Karena akan mengurangi

yang tepat.
Gunakan teknik pengisapan dua-

diameter trakhea.
Untuk

orang.
Lakukan perkusi, vibrasi, dan

mukus yang terkumulasi


dari nasofaring,

drainage postural yang sesuia.


Hindari

penggunaan

trahkea,

dan selang endotrakheal.

posisi

Karena penghisapan yang

Trendelenburg.

tidak

Gunakan posisi semi-telungkup

tepat

dapat

menyebabkan

atau miring.
Pertahankan

menghilangkan

suhu

kerusakan

lingkungan

infeksi,

jalan

nafas,

penumothoraks,

yang netral.

dan

hemoragi intraventrikuler.
Karena

asisten

dapat

memberikan
hiperoksigenasi

dengan

cepat sebelum dan setelah


insersi kateter.

Drainage

pustural

mempermudah

drainage

sekret.
Karena

ini

akan

menyebabkan peningkatan
TIK

dan

menurunkan

kapasitas paru akibat dari


gravitasi yang mendorong
organ ke arah diafragma.
Untuk mencegah aspirasi
pada bayi dengan mukus
berlebihan

atau

yang

sedang diberi makan.


Untuk

menghemat

13

penggunaan oksigen.
Tempatkan bayi pada inkubator, Untuk
mempertahankan

Klien
mempertahank

penghangat rsian, atau pakaian

an suhu tubuh

hangat dalam keranjang terbuka.

stabil.

Atur

Kriteria hasil:

kontrol

Suhu

aksila

kebutuhan.

bayi

tetap

dalam rentang
normal untuk
usia

pasca

konsepsi.

unit

Klien

servokontrol

suhu

udara

sesuai

termal yang dapat diterima.


Untuk

Gunakan pelindung panas plastik


suhu

hubungannya

bayi

dalam

sebelum dan setelah mengurus

nosokomial.

bayi .

menunjukkan
tanda-tanda

mencuci

tangan

menentukan

euglikemia.
meminimalkan

pemajanan pada organisme


infektif.
Untuk

Padstikan

bahwa

semua

alat

kontak dengan bayi sudah bersih

meminimalkan

pemajanan pada organisme


infektif.
Untuk mencegah penularan

atau steril.
Cegah personel dengan infeksi

infeksi

saluran

pernafasan

nosokomial.

infeksi

menular

mengadakan

atas
agar

kontak

atau

penyakit dari petugas ke


bayi.

tidak Untuk mencegah penularan

langsung

dengan bayi.

penyakit kepada bayi lain.


Untuk mencegah infeksi

Isolasi bayi lain yang mengalami


infeksi

panas

radian langsung.

Pantau nilai glukosa darah.


Pastikan bahwa semua pemberi Untuk

infeksi

tidak

kehilangan

suhu Untuk

dengan

perawatan

bayi

menurunkan

kehilangan panas.
Untuk

bila tepat.
Periksa

mempertahankan

suhu kulit dalam rentang

menunjukkan

Kriteria hasil:

Untuk

atau

ambien dan suhu unit pemanas.


tidak

suu tubuh stabil.

sesuai

nosokomial.

kebijakan Untuk

institusional.

mematikan

agen

infeksius.

Instruksikan pekerja perawatan Untuk mencegah infeksi


kesehatan da orangtua dalam
nosokomial.
prosedur kontrol infeksi.
Beri

terapi

antibiotik

sesuai

instruksi.
14

Pastikan

aseptik

ketat

atau

sterilisasi seperti terapi IV perifer,


pungsi limbal, dan pemasangan
4

kateter arteri atau vena.


Bersihkan kulit dengan sabun Untuk menjaga kebersihan

Klien
mempertahank

lembutatau pembersih . Bilas

an

dengan baik dengan air hangat.

intergritas

kulit.

Bersihkan mata setiap hari, dan

kulit.
Untuk mencegah tetjadinya
rash pada kulit.

Kriteria hasil:

juga area oral dan popok atau Untuk

kulit

perianal, dan area di mana terjadi

bersih
utuh

tetap
dan
tanpa

tanda-tanda
iritasi
cedera.

atau

kerusakan kulit.

menjag

integritas

kulit.
Untuk menghindari alergi

Berikan zat pelembab setelah

kulit.

dibersihkan

untuk Untuk mencegah adanya


menpertahankan kelembaban dan
luka pada daerah lipatan
rehidrasi kulit, bersihkan kulit
dan
untuk
mencegah
dari krim yang lama sebelum
menambahkan lapisan baru.
Gunakan plester atau perekat

plebitis pada daerah insersi.


Untuk

mencegah

luka

gesekan pada bayi.

minimal pada kulit yang sangat Untuk mencegah luka


sensitif,
gunakan
pelindung,
dekubitus pada bayi.
barier kulit dengan hidrokoloid
Karena
mempengaruhi
dan yang berbahan dasar pektin di
kemampuan kulit untuk
antara kulit dan plester atau
mempertahankan
perekat.
integritasnya.
Pastikan bahwa jari-jari tangan
atau jari kaki dapat terlihat kapan
pun, ekstremitas digunakan untuk
jalur IV atau arterial.
Kurangi

pergesekan

dengan

menjaga agar kulit tetap keringa


(berikan

bubuk

penyerap

(absoben), seperti tepung pati)


dan gunakan linen serta pakaian
15

yang halus dan lembut.


Jangan memasase daerah tonjolan
tulang yang memerah karena
dapat

menyebabkan

jaringan

kerusakan

dalam,

berikan

penghilang tekanan pada area ini


sebagai gantinya.
Secara rutin kaji status nutrisi
5

anak.
Pertahankan

Klien

parenteral Untuk

cairan

mndapatkan

atau nutrisi parenteral total sesuai

nutrisi

intruksi.

yang

adekuat,

Tantau

mempertahankan

balance cairan.
Untuk menncegah terjadi

adanya

tanda-tanda

diare

karena

intileransi

dengan

intileransi

masukan

patenteral total, terutama protein Untuk mencegah tersedak.

kalori

untuk

mempertahank
an
nitrogen
positif,

dan

menunjukkan
penambahan
BB yang tepat.
Kriteria hasil:
Bayi
mendapatkan
kalori

dan

nutrien
esensial yang
adekuat.

terapi

dan glukosa.
Kaji

laktosa.

Unutk

kesiapan

menyusu

keseimbangan

terhadap

pada

bayi

umtuk

meminimalkan

risiko aspirasi.

payudara

ibu, Untuk
khususnya kemampuan untuk
intoleransi
mengkoordinasikan menelan dan
makan.
pernafasan.

pembrian

Karena makan dengan ASI

Susukan bayi pada payudara ibu


bila

menghindari

penghisapan

kuat,

serta

dapat

mengakibatkan

penurunan BB.

menelan dan refleks muntah ada Untuk menciptakan dan


(biasanya pada usia gestasi 35
mempertahankan
laktasi
sampai 37 minggu).
sampai bayi dapat menyusu
Ikuti
protokol
unit
untuk
ASI.
meningkatkan

volume

dan

konsentrasi formula.
Gunakan

pemberian

makan

orogastrik bila bayi mudah lelah


atau

mengalami

penghisapan,

16

refleks muntah atau menelan yang


lemah.
6

Bantu ibu mengeluarkan ASI


Gunakan
berbagai
stategi Karena

Klien
mencapai

pengkajian nyeri.

pertumbuhan
dan
potensial yang
normal.
Kriteria hasil:
Bayi
menunjukkan
penambahan
BB

berbeda

Gunakan skala pengkajian nyeri

mentap

saat melewati
fase

akut

penyakit. Bayi
hanya terpapar
stimulasi yang

yang

meberikan

informasi

kualitaitf

dan

kuantitatif tentang nyeri.

hanya untuk nyeri.

perkembangan

strategi

Kaji efektifitas tindakan nyeri Pneggunaan skala ganda,


misalnya sebagai ukuran

nonfarmakologis.
Evaluasi perubahan perilaku dan

anak, dapat menyebabkan

fisiologis.
adanya

perbaikan

anak kehilangan minat pada

misalnya

kepekaan

skala.

Observasi
perilaku,
berkurang,
tidur,

atau

menangis, Karena beberapa tindakan


(misalnya mengayun) dapat
bermain setelah

berhenti

meningkatkan disstres bayi

pemberian analgesik.
Anjurkan

umum terhadap perasaan

orangtua

untuk

prematur.

memberi tindakan kenyamanan Karena


perubahan
bila memungkinkan.

perubahanini

adalah

indikator umum dari nyeri

tepat.

pada anak dan nilai khusus


dalam

mengkaji

pada

pasien nonverbal.
Karena
seperti
petunjuk

perilaku-perilaku
ini

merupakan

terbaik

untuk

nyeri yang ada sebelum


pemberian analgesik.
7

Klien

Berikan nutrisi optimal.

mencapai

Berikan periode istirahat yang

pertumbuhan
dan

teratur tanpa gangguan.


Berikan intervensi perkembangan

Untuk
penambahan

menjamin
BB

yang

mantap dan pertumbuhan


otak.

17

perkembangan
potensial yang

Untuk

sesuai usia.
Kenali

adanya

tanda-tanda

menurunkan

penggunaan

kalori

normal.

stimulasi berlebihan (flaksiditas,

Kriteria hasil:

menguap,

bayi

memalingkan wajah dengan aktif,

perkembangan

peka rangsang, menangis).

dengan usia.

hanya

terpapar
stimulus yang
tepat.

oksigen yang tidak perlu.

membelalak, Untuk mendapatkan tingkat

Tingkatkan interaksi

sesuai

orangtua- Sehingga bayi

bayi.

dibiarkan

untuk istirahat.
Karena
yang

merupakan
esensial

pertumbuhan
8

Prioritaskan informasi.

(keluarga)

Bersikap jujur, berespon p[ada

memahami

mendapatkan

pertanyaan dengan jawaban yang

penting

informasi

benar.

tanda

kemajuan
bayi.

dan

atau

menghubungi unit dengan sering.

Kriteria hasil:
orangtua
mengekspresi
kan

Dorong ibu dan ayah untuk


berkunjung

perasaan

dan kekuatiran
mengenai bayi

Tekankan aspek positif dari status


bayi.

hal
untuk
dan

perkembangan nornal.
Untuk membantu orangtua

Klien

tentang

dan

aspek paling

dari

perawatan,

perbaikan,

penyimpangan

atau
pada

kondisi bayi.
Untuk

menciptakan

rasa

percaya.
Sehingga mereka mendapat
informasi tentang kemajuan
bayi.
Untuk

mendorong

rasa

pengharapan.

dan prognosis,
serta
menunjukkan
pemahaman
dan
keterlibatan
dalam
perawatan.

18

DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, 1998. Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktik Klinis Edisi 6. Jakarta:
EGC.
Doegus ME. Moorhause. MF. 2001.Rencana Keperawatan Maternitas / Bayi. EDISI 2.
Jakarta: EGC.
Gordon, M, et all. 2001. Nursing Diagnosis ; Definition & Clatification 2001- 2002.
Nanda. Philadelphia.
Greeberg 15, 1998. Nursing Care Planning Guides, For Children. USA: Bathimore.
Nelson, KA, JAFFE, Ms. 1989. Maternal Infant Healt Care Planning Secord. Edition
Sptinghouse Laporation. Pennsyvaria.
------------,1994. Ilmu Kesehatan Anak, Jilid I. Jakarta: EGC.
Sujono A, 1998. Penatalaksanaan Neonatrus Resti, Naus & Canarff. Jakarta: ECG.

19

Anda mungkin juga menyukai