Oleh:
Shabrina
1102009262
Pembimbing:
Identitas Pasien
Nama
Umur
Alamat
: Ny. I
: 21 Tahun
: Tarkal
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
Medrek
MRS
Jam
KRS
:
:
:
:
:
Nama
Umur
Pendidik
an
Pekerjaa
n
: Tn. L
: 27 Tahun
: SMK
Sifat
: Rujukan
: Wiraswasta
IRT
698***
12-09-14
11.00
18-09-14
ANAMNESIS
Dikirim oleh
: Sp. OG
Keteranga
n
: CPD
Temp
at
Cara
Kehamila
n
Penolo
ng
Cara
Persalin
an
BB
Lahir
Jenis
Kelami
n
Keterangan Tambahan
Menikah
: Pertama kali
21 tahun, SMA, IRT
27 tahun, SMK, Wiraswasta
: 6-12-2013
Usia
Keadaa
n
Siklus haid
: Teratur
Lama haid
: 5 hari
Banyaknya darah
: Biasa
Menarche usia
: 12 tahun
Nyeri haid
: Tidak
Kontrasepsi terakhir
: Tidak pernah
Periksa
sebelumnya
kunjungan PNC 16X
Bidan
dan
Puskesmas,
Jumlah
: Tidak ada
STATUS PRAESENSE
Keadaan Umum
Tensi
Nadi
Pernafasan
Suhu
Konjungtiva
Sklera
Tiroid & KGB
Jantung
:
:
:
:
:
:
:
:
CM
Paru
120/90 mmHg
80 x/mnt
BB
20 x/mnt
TB
36,50C
Edema
CA -/Varices
SI -/Abdomen
Tidak ada kelainan
Hati & Limpa
BJ I & II murni, reguler, M(-) G(-)
:
:
:
:
:
:
70 KG
138
-/-/Cembung lembut
Dalam batas normal
Status Obstetrik
PEMERIKSAAN LUAR
TFU/LP
LA
HIS
DJJ
TBBA
PEMERIKSAAN DALAM
:
:
:
:
34 cm / 95 cm
Kepala, Puka, 5/5
147x/menit,
Regular
: 3410 gram
V/V
Portio
Pembukaan
Ketuban
:
:
:
:
TAK
Tebal Lunak
tertutup
+
Bag.
Terendah
: Kepala St-1
Pemeriksaan Panggul
Konjugata diagonalis
: 7,8 cm
Sacrum
3
: Konkaf
Konjugata vera
Promontorium
Linea innomiata
Dinding panggul
:
:
:
:
Arcus pubis
: >90
Kesan
: Panggul sempit
absolut
6,3 cm
Teraba
Teraba seluruhnya
Convergent
Muller
Osborn
: (+)
(+)
Laboratorium
14/09/14
Nama Test
Hematologi
Darah Rutin
Hemoglobin
Hematokrit
Leukosit
Trombosit
Eritrosit
Hasil
Unit
Nilai Normal
13.2
38
8.150
185.000
4.15
g/dL
%
/mm3
/mm3
Juta//mm
12.0-16.0
35-47
3.500-10.600
150.000-440.000
3.6-5.6
Masa Pendarahan/BT
Masa Pembekuan/CT
2
8
DIAGNOSIS
G1P0A0 gravida 39-40 minggu dengan CPD
RENCANA PENGELOLAAN
Observasi KU, TTV, DJJ, HIS
Infus RL 500 cc 20 gtt
Periksa hematologi rutin
Rencana terminasi kehamilan dengan SC
Konsultasi bagian anestesi
Informed consent
4
Menit
menit
1-3
5-11
Laporan Operasi
Jam Operasi Mulai :
09.50
No. CM : 698xxx
Nama : Ny. I
Jam Operasi Selesai :
Ruang : Kalimaya
Umur : 21 Tahun
10.35
Bawah
Lama Operasi : 45
menit
Akut / Terencana : Terencana
Tanggal : 15 September 2014
Operator :
Asisten I : dr. Ratna
Perawat Instrumen:
Zr.Eka
dr. H. Rizki, Sp. OG
Asisten II : Zr. Suci
Sirkulasi:
Ahli Anestesi :
Asisten Anestesi :
Jenis Anestesi :
Dr. Jaya
combined
dr. Hj. Hayati, Sp. An
Obat Anestesi : O2 +
Zr. Dita
N2O+ ISO
dr. Dady Sp.An
Diagnosa Pra-Bedah :
Indikasi Operasi :
G1P0A0 gravida Aterm + CPD
CPD
Diagnosa Pasca bedah :
Jenis Operasi :
P1A0 Partus Maturus d/ SC ai/ CPD
SCTP + IUD
Kategori Operasi : Besar
Disinfeksi dengan : Povidone
Jaringan yang di eksisi : Tidak
Iodine
dikirim PA
Laporan Operasi Lengkap :
- Dilakukan tindakan a dan antiseptic di daerah abdomen dan sekitarnya.
- Dilakukan insisi mediana inferior sepanjang 10 cm.
- Setelah peritoneum dibuka, tampak dinding uterus.
- Plika vesikouterina disisihkan ke bawah, disayat melintang.
- Kandung kemih disisihkan ke bawah dan ditahan dengan retraktor
abdomen.
- SBR disayat konkaf, bagian tengahnya ditembus oleh jari penolong dan
diperlebar ke kanan & kiri.
- Jam 09.55 lahir bayi perempuan dengan meluksir kepala.
BB 3060 gram
APGAR 1= 5 5= 8
PB 49 cm
Disuntikkan Oksitosin 10 IU Intramural. Kontraksi baik.
- Jam 10.40 lahir palsenta dengan tarikan ringan pada tali pusat.
B 500 gram
Ukuran 25x15x10 cm
- SBR dijahit lapis demi lapis. Lapisan pertama dijahit secara jelujur
5
interloking
Sebelum lapisan pertama dijahit seluruhnya, dipasang IUD CUT 380K
Lapisan ke-2 dijahit secara jelujur.
Setelah yakin tidak ada perdarahan, dilakukan reperitonealisasi dengan
peritoneum kandung kencing hingga menutupi uterus.
Perdarahan dirawat.
Rongga abdomen dibersihkan dari darah dan bekuan darah.
Fascia dijahit dengan PGA No 1, kulit dijahit secara subkutikular.
Perdarahan selama operasi 400 cc
Diuresis selama operasi 200 cc
FOLLOW UP
TANGAL
JAM
CATATAN
Instruksi Post Operasi
- Pasien Puasa Hinggan BU (+)
- Cek Hb Post operasi
- IVFD RL: D5% 2:1
- Cefotaxim 2x1 gr IV
- Metronidazol 3x500 mg IV
- Kaltropen 2x100 mg Supp
15-09-14
Hasil
Unit
Nilai Normal
13.6
37
11.990
124.000
4.41
g/dL
%
/mm3
/mm3
Juta//mm
12.0-16.0
35-47
3.500-10.600
150.000-440.000
3.6-5.6
TANGAL
JAM
16-1-14
CATATAN
S/
O/
INSTRUKSI
- Cefotaxim 2x1 gr IV
- Metronidazol 3x500
mg IV
R
S
Mata
ASI
POD I
20 x/menit
37.9o C
Ca -/- Si -/+/+
- Kaltropen 2x10 gr
Supp
- Paracetamol 3X500
Abdomen
TFU
Lokhia
LO
A/
Datar Lembut
1 jari pusat
+
Tertutup perban, Rembesan
(+) minimal
BAB/BAK
-/Diuresis 100 cc
Hb post Op
13,6 g/dL
P1A0 Partus Maturus d/ SC ai/ CPD
TANGAL
JAM
CATATAN
S/
O/
17-9-14
POD II
A/
TANGAL
JAM
18-9-14
POD III
INSTRUKSI
CATATAN
S/
O/
KU
T
N
R
S
Mata
Cefadroxyl
2x500 mg p.o
Metronidazol
3x500 mg p.o
As. Mefenamat
3x500mg
GV
Aff infus
INSTRUKSI
-
CM
110/80 mmHg
76x/menit
20x/menit
36.3o C
Ca -/- Si -/7
Cefadroxyl
2x500 mg p.o
Metronidazol
3x500 mg p.o
As. Mefenamat
3x500mg
A/
ASI
Abdomen
TFU
LO
Lokhia
BAB/BAK
P1A0 Partus
+/+
Datar Lembut
Sepusat
Kering terawat
+
-/+
Maturus d/ SC ai/ CPD
Boleh pulang
PERMASALAHAN
1
PEMBAHASAN
1
Gambar 1
Gambar
2
Pelvis
wanita
dewasa
menunjukkan
diameter
interspinosus
panggul tengah. Terdapat juga diameter
anteroposterior dan diameter transversalis.
4 Panggul Sempit
Distosia adalah persalinan yang sulit dan ditandai oleh terlalu lambatnya kemajuan
persalinan. Distosia dapat disebabkan oleh kelainan pada servik, uterus, janin, tulang
panggul ibu atau obstruksi lain di jalan lahir. Kelainan ini oleh ACOG dibagi menjadi tiga
yaitu
1
2
3
Kelainan kekuatan (power) yaitu kontraktilitas uterus dan upaya ekspulsif ibu.
a Kelainan his : inersia uteri / kelemahan his
b Kekuatan mengejan yang kurang misalnya pada hernia atau sesak nafas.
Kelainan yang melibatkan janin (passenger), misalnya letak lintang, letak dahi,
hidrosefalus.
Kelainan jalan lahir (passage), misalnya panggul sempit, tumor yang mempersempit
jalan lahir.
Panggul dengan ukuran normal tidak akan mengalami kesukaran kelahiran pervaginam
pada janin dengan berat badan yang normal. Ukuran panggul dapat menjadi lebih kecil
karena pengaruh gizi, lingkungan atau hal lain sehingga menimbulkan kesulitan pada
persalinan pervaginam. Panggul sempit yang penting pada obstetric bukan sempit secara
anatomis namun panggul sempit secara fungsional artinya perbandingan antara kepala dan
panggul. Selain panggul sempit dengan ukuran yang kurang dari normal, juga terdapat
panggul sempit lainnya. Panggul ini digolongkan menjadi empat, yaitu:
1
2
3
Kelainan panggul karena kelainan pada kaki: koksitis, luksasio koksa, atrofi atau
kelumpuhan satu kaki.
Kriteria diagnosis :
a
Persangkaan panggul sempit Seseorang harus ingat akan kemungkinan panggul sempit jika:
a Pada primipara, kepala anak belum turun setelah minggu ke 36.
b Pada primipara ada perut menggantung.
c Pada multipara, persalinan yang dulu-dulu sulit.
d Ada kelainan letak pada hamil tua.
11
e
f
faktor panggul. Untuk CV kurang dari 8,5 cm dan anak cukup bulan
tidak mungkin melewati panggul tersebut.
1 CV 8,5 10 cm dilakukan partus percobaan yang
kemungkinan berakhir dengan partus spontan atau dengan
ekstraksi vakum, atau ditolong dengan secio caesaria
sekunder atas indikasi obstetric lainnya
2 CV = 6 -8,5 cm dilakukan SC primer
3 CV = 6 cm dilakukan SC primer mutlak.
Disamping hal-hal tersebut diatas juga tergantung pada :
a
b
c
d
e
1 Persalinan Percobaan
Setelah dilakukan penilaian ukuran panggul serta hubungan
antara kepala janin dan panggul dapat diperkirakan bahwa
persalinan dapat berlangsung per vaginan dengan selamat dapat
dilakukan persalinan percobaan. Cara ini merupakan tes terhadap
kekuatan his, daya akomodasi, termasuk moulage karena faktor
tersebut tidak dapar diketahui sebelum persalinan. Persalinan
percobaan hanya dilakukan pada letak belakang kepala, tidak bisa
pada letak sungsang, letak dahi, letak muka, atau kelainan letak
lainnya.
Ketentuan lainnya adalah umur keamilan tidak boleh lebih dari
42 mingu karena kepala janin bertambah besar sehingga sukar
terjadi moulage dan ada kemungkinan disfungsi plasenta janin yang
akan menjadi penyulit persalinan percobaan.
Pada janin yang besar kesulitan dalam melahirkan bahu tidak
akan selalu dapat diduga sebelumnya. Apabila dalam proses
kelahiran kepala bayi sudah keluar sedangkan dalam melahirkan
bahu sulit, sebaiknya dilakukan episiotomy medioateral yang cukup
luas, kemudian hidung dan mulut janin dibersihkan, kepala ditarik
curam kebawah dengan hati-hati dan tentunya dengan kekuatan
terukur. Bila hal tersebut tidak berhasil, dapat dilakukan pemutaran
badan bayi di dalam rongga panggul, sehingga menjadi bahu
depandimanasebelumnya merupakan bahu belakang dan lahir
dibawah simfisis.
Bila cara tersebut masih juga belum berhasil, penolong
memasukkan tangannya kedalam vagina, dan berusaha melahirkan
13
2 Seksio Sesarea
Seksio sesarea elektif dilakukan pada kesempitan panggul
berat dengan kehamilan aterm, atau disproporsi sephalopelvik yang
nyata. Seksio juga dapat dilakukan pada kesempitan panggul ringan
apabila ada komplikasi seperti primigravida tua dan kelainan letak
janin yang tak dapat diperbaiki. Seksio sesarea sekunder (sesudah
persalinan selama beberapa waktu) dilakukan karena peralinan
perobaan dianggap gagal atau ada indikasi untuk menyelesaikan
persalinan selekas mungkin sedangkan syarat persalinan per
vaginam belum dipenuhi.
3 Simfisiotomi
Tindakan ini dilakukan dengan memisahkan panggul kiri dan
kanan pada simfisis. Tindakan ini sudah tidak dilakukan lagi.
4 Kraniotomi dan Kleidotomi
Kraniotomi adalah suatu tindakan yang memperkecil ukuran
kepala janin dengan cara melubangi tengkorak janin dan
mengeluarkan isi tengkorak, sehingga janin dapat dengan mudah
lahir pervaginam. Kraniotomi, terdiri atas perforasi kepala janin,
yang biasanya diikuti oleh kranioklasi.
5 Kleidotomi
14
Partus lama yang sering kali disertai dengan pecahnya ketuban pada
pembukaan kecil, dapat menimbulkan dehidrasi serta asidosis, dan infeksi
intrapartum.
Dengan his yang kuat, sedang kemajuan janin dalam jalan lahir tertahan, dapat
timbul regangan segmen bawah rahim dan pembentukan lingkaran retraksi
patologik (Bandl). Keadaan ini terkenal dengan ruptur uteri mengancam;
apalagi tidak segera diambil tindakan untuk mengurangi regangan, akan
timbul ruptura uteri.
Dengan persalinan tidak maju karena panggul sempit, jalan lahir pada suatu
tempat mengalami tekanan yang lama antara kepala janin dengan tulang
15
Pembahasan:
Pada kasus ini, prognosis terhadap ibu dan janin adalah baik. Prognosis fungsi
reproduksi pada kasus ini kurang baik (Dubia ad malam) karena untuk persalinan selanjutnya
pasien harus menjalankan operasi seksio sesaria kembali. Dibutuhkan edukasi tentang
kontrasepsi reversible untuk memberi jarak untuk kehamilan selanjutnya. Prognosis fungsi
seksual pada kasus ini baik (ad Bonam), dan prognosis fungsi menstruasi pada kasus ini juga
masih baik (Ad Bonam), karena belum memasuki tahapan menopause. Edukasi yang tepat
mengenai resiko yang mungkin terjadi apabila pasien hamil kembali harus disampaikan
dengan baik.
16
Daftar Pustaka
Bagian Obsetri dan Ginekologi FK UNPAD. Panggul sempit. Dalam: Pedoman Diagnosis
dan Terapi Obsetri dan GinekologiRS.Dr. Hasan Sadikin., Bandung: 2005: 102-3
Cuningham F G, Norman F, Kenneth J, Larry C, John C, Katharine D, et al. Anatomy of the
Reproductive Tract. In. Williams Obstetrics 21st Edition. Thw Mc Graw-Hill
Companies, New Cork. 2001: 28-40.
Muchtar R. Bentuk dan Kelainan Panggul. Dalam. Sinopsis obstetri. Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta: 2002: 315-30.
Rachimhadhi,
T.
Anatomi
jalan
lahir.
Dalam
Ilmu
kebidanan.
Yayasan
Bina
17
18