Anda di halaman 1dari 18

CASE REPORT

G1P0A0 Gravida 39-40 Minggu dengan CPD

Oleh:
Shabrina
1102009262

Pembimbing:

Dr.Hj. Helida Abbas, Sp.OG

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITRAAN


KLINIK SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI

RSU. dr. Slamet Garut

Identitas Pasien
Nama
Umur
Alamat

: Ny. I
: 21 Tahun
: Tarkal

Pendidikan

: SMA

Pekerjaan
Medrek
MRS
Jam
KRS

:
:
:
:
:

Nama
Umur
Pendidik
an
Pekerjaa
n

: Tn. L
: 27 Tahun
: SMK

Sifat

: Rujukan

: Wiraswasta

IRT
698***
12-09-14
11.00
18-09-14

ANAMNESIS

Dikirim oleh

: Sp. OG
Keteranga
n

: CPD

Keluhan Utama : Belum merasakan mules


Anamnesa
Khusus:
G1 P0 A0. Ibu merasa hamil 9 bulan , datang dengan membawa surat
pengantar dari puskesmas denga keterangan CPD. Pasien tidak merasakan
mules-mules, kelar cairan dari jalan lahir disangkal, keluar darah dan darah
dari jalan lahir disangkal, gerakan janin dirasakan sejak 5 bulan yang lalu.
RIWAYAT OBSTETRI
Kehamil
an ke

Temp
at

Cara
Kehamila
n

Penolo
ng

Cara
Persalin
an

BB
Lahir

Jenis
Kelami
n

Hamil saat ini

Keterangan Tambahan
Menikah

: Pertama kali
21 tahun, SMA, IRT
27 tahun, SMK, Wiraswasta

Haid Terakhir tgl

: 6-12-2013

Usia

Keadaa
n

Siklus haid

: Teratur

Lama haid

: 5 hari

Banyaknya darah

: Biasa

Menarche usia

: 12 tahun

Nyeri haid

: Tidak

Kontrasepsi terakhir

: Tidak pernah

Periksa
sebelumnya
kunjungan PNC 16X

Bidan

dan

Puskesmas,

Jumlah

Terakhir PNC 1 hari yang lalu


Keluhan selama kehamilan

: Tidak ada

Riwayat penyakit terdahulu

: Tidak ada riwayat penyakit sebelumnya

STATUS PRAESENSE
Keadaan Umum
Tensi
Nadi
Pernafasan
Suhu
Konjungtiva
Sklera
Tiroid & KGB
Jantung

:
:
:
:
:
:
:
:

CM
Paru
120/90 mmHg
80 x/mnt
BB
20 x/mnt
TB
36,50C
Edema
CA -/Varices
SI -/Abdomen
Tidak ada kelainan
Hati & Limpa
BJ I & II murni, reguler, M(-) G(-)

VBS kanan=kiri ,Wh(-), Rh(-)

:
:
:
:
:
:

70 KG
138
-/-/Cembung lembut
Dalam batas normal

Status Obstetrik

PEMERIKSAAN LUAR
TFU/LP
LA
HIS
DJJ
TBBA

PEMERIKSAAN DALAM

:
:
:
:

34 cm / 95 cm
Kepala, Puka, 5/5
147x/menit,
Regular
: 3410 gram

V/V
Portio
Pembukaan
Ketuban

:
:
:
:

TAK
Tebal Lunak
tertutup
+

Bag.
Terendah

: Kepala St-1

Pemeriksaan Panggul

Konjugata diagonalis

: 7,8 cm

Sacrum
3

: Konkaf

Konjugata vera
Promontorium
Linea innomiata
Dinding panggul

:
:
:
:

Arcus pubis

: >90

Kesan

: Panggul sempit
absolut

Spina Ischiadica : Menonjol

6,3 cm
Teraba
Teraba seluruhnya
Convergent

Muller

Osborn

: (+)

(+)

Laboratorium
14/09/14

Nama Test
Hematologi
Darah Rutin
Hemoglobin
Hematokrit
Leukosit
Trombosit
Eritrosit

Hasil

Unit

Nilai Normal

13.2
38
8.150
185.000
4.15

g/dL
%
/mm3
/mm3
Juta//mm

12.0-16.0
35-47
3.500-10.600
150.000-440.000
3.6-5.6

Masa Pendarahan/BT
Masa Pembekuan/CT

2
8

DIAGNOSIS
G1P0A0 gravida 39-40 minggu dengan CPD

RENCANA PENGELOLAAN
Observasi KU, TTV, DJJ, HIS
Infus RL 500 cc 20 gtt
Periksa hematologi rutin
Rencana terminasi kehamilan dengan SC
Konsultasi bagian anestesi
Informed consent
4

Menit
menit

1-3
5-11

Laporan Operasi
Jam Operasi Mulai :
09.50
No. CM : 698xxx
Nama : Ny. I
Jam Operasi Selesai :
Ruang : Kalimaya
Umur : 21 Tahun
10.35
Bawah
Lama Operasi : 45
menit
Akut / Terencana : Terencana
Tanggal : 15 September 2014
Operator :
Asisten I : dr. Ratna
Perawat Instrumen:
Zr.Eka
dr. H. Rizki, Sp. OG
Asisten II : Zr. Suci
Sirkulasi:
Ahli Anestesi :
Asisten Anestesi :
Jenis Anestesi :
Dr. Jaya
combined
dr. Hj. Hayati, Sp. An
Obat Anestesi : O2 +
Zr. Dita
N2O+ ISO
dr. Dady Sp.An
Diagnosa Pra-Bedah :
Indikasi Operasi :
G1P0A0 gravida Aterm + CPD
CPD
Diagnosa Pasca bedah :
Jenis Operasi :
P1A0 Partus Maturus d/ SC ai/ CPD
SCTP + IUD
Kategori Operasi : Besar
Disinfeksi dengan : Povidone
Jaringan yang di eksisi : Tidak
Iodine
dikirim PA
Laporan Operasi Lengkap :
- Dilakukan tindakan a dan antiseptic di daerah abdomen dan sekitarnya.
- Dilakukan insisi mediana inferior sepanjang 10 cm.
- Setelah peritoneum dibuka, tampak dinding uterus.
- Plika vesikouterina disisihkan ke bawah, disayat melintang.
- Kandung kemih disisihkan ke bawah dan ditahan dengan retraktor
abdomen.
- SBR disayat konkaf, bagian tengahnya ditembus oleh jari penolong dan
diperlebar ke kanan & kiri.
- Jam 09.55 lahir bayi perempuan dengan meluksir kepala.
BB 3060 gram
APGAR 1= 5 5= 8
PB 49 cm
Disuntikkan Oksitosin 10 IU Intramural. Kontraksi baik.
- Jam 10.40 lahir palsenta dengan tarikan ringan pada tali pusat.
B 500 gram
Ukuran 25x15x10 cm
- SBR dijahit lapis demi lapis. Lapisan pertama dijahit secara jelujur
5

interloking
Sebelum lapisan pertama dijahit seluruhnya, dipasang IUD CUT 380K
Lapisan ke-2 dijahit secara jelujur.
Setelah yakin tidak ada perdarahan, dilakukan reperitonealisasi dengan
peritoneum kandung kencing hingga menutupi uterus.
Perdarahan dirawat.
Rongga abdomen dibersihkan dari darah dan bekuan darah.
Fascia dijahit dengan PGA No 1, kulit dijahit secara subkutikular.
Perdarahan selama operasi 400 cc
Diuresis selama operasi 200 cc

FOLLOW UP
TANGAL
JAM

CATATAN
Instruksi Post Operasi
- Pasien Puasa Hinggan BU (+)
- Cek Hb Post operasi
- IVFD RL: D5% 2:1
- Cefotaxim 2x1 gr IV
- Metronidazol 3x500 mg IV
- Kaltropen 2x100 mg Supp

15-09-14

Laboratorium tanggal 15-9-14


Nama Test
Hematologi
Darah Rutin
Hemoglobin
Hematokrit
Leukosit
Trombosit
Eritrosit

Hasil

Unit

Nilai Normal

13.6
37
11.990
124.000
4.41

g/dL
%
/mm3
/mm3
Juta//mm

12.0-16.0
35-47
3.500-10.600
150.000-440.000
3.6-5.6

TANGAL
JAM
16-1-14

CATATAN
S/
O/

nyeri luka operasi, panas badan


KU
CM
T
100/60 mmHg
N
100 x/menit
6

INSTRUKSI
- Cefotaxim 2x1 gr IV
- Metronidazol 3x500
mg IV

R
S
Mata
ASI

POD I

20 x/menit
37.9o C
Ca -/- Si -/+/+

- Kaltropen 2x10 gr
Supp
- Paracetamol 3X500

Abdomen
TFU
Lokhia
LO

A/

Datar Lembut
1 jari pusat
+
Tertutup perban, Rembesan
(+) minimal
BAB/BAK
-/Diuresis 100 cc
Hb post Op
13,6 g/dL
P1A0 Partus Maturus d/ SC ai/ CPD

TANGAL
JAM

CATATAN
S/
O/

17-9-14

POD II

A/

TANGAL
JAM
18-9-14

POD III

INSTRUKSI

Ngilu bekas luka operasi


KU
CM
T
90/60 mmHg
N
80x/menit
R
22x/menit
S
36o C
Mata
Ca -/- Si -/ASI
+/+
Abdomen
Datar Lembut
TFU
1 jari pusat
LO
Kering terawat
Lokhia
+
ASI
+/+
BAB/BAK
-/+
P1A0 Partus Maturus d/ SC ai/ CPD

CATATAN
S/
O/

KU
T
N
R
S
Mata

Cefadroxyl
2x500 mg p.o
Metronidazol
3x500 mg p.o
As. Mefenamat
3x500mg
GV
Aff infus

INSTRUKSI
-

CM
110/80 mmHg
76x/menit
20x/menit
36.3o C
Ca -/- Si -/7

Cefadroxyl
2x500 mg p.o
Metronidazol
3x500 mg p.o
As. Mefenamat
3x500mg

A/

ASI
Abdomen
TFU
LO
Lokhia
BAB/BAK
P1A0 Partus

+/+
Datar Lembut
Sepusat
Kering terawat
+
-/+
Maturus d/ SC ai/ CPD

Boleh pulang

PERMASALAHAN
1

Bagaimana penegakkan diagnosis pada kasus ini?

Apakah pengelolaan kasus ini sudah tepat?

Bagaimanakah prognosis pada pasien ini?

PEMBAHASAN
1

Penegakkan diagnosis pada kasus ini.

Disproporsi sefalopelvik adalah keadaan yang menggambarkan ketidaksesuaian antara kepala


janin dan panggul ibu sehingga janin tidak dapat keluar melalui vagina. Disproporsi
sefalopelvik disebabkan oleh panggul sempit, janin yang besar ataupun kombinasi keduanya.
Ukuran Panggul
1 Pintu Atas Panggul
Pintu atas panggul dibentuk oleh promontorium corpus vertebra sacrum, linea innominata,
serta pinggir atas simfisis. Konjugata diagonalis adalah jarak dari pinggir bawah simfisis
ke promontorium, Secara klinis, konjugata diagonalis dapat diukur dengan memasukkan
jari telunjuk dan jari tengah yang dirapatkan menyusur naik ke seluruh permukaan anterior
sacrum, promontorium teraba sebagai penonjolan tulang. Dengan jari tetap menempel
pada promontorium, tangan di vagina diangkat sampai menyentuh arcus pubis dan ditandai
dengan jari telunjuk tangan kiri. Jarak antara ujung jari pada promontorium sampai titik
yang ditandai oleh jari telunjuk merupakan panjang konjugata diagonalis. Konjugata vera
yaitu jarak dari pinggir atas simfisis ke promontorium yang dihitung dengan mengurangi
konjugata diagonalis 1,5 cm, panjangnya lebih kurang 11 cm. Konjugata obstetrika
merupakan konjugata yang paling penting yaitu jarak antara bagian tengah dalam simfisis
dengan promontorium, Selisih antara konjugata vera dengan konjugata obstetrika sedikit
sekali.

Gambar 1

Diameter pada Pintu Atas Panggul

2 Panggul Tengah (Pelvic Cavity)


Ruang panggul ini memiliki ukuran yang paling luas. Pengukuran klinis panggul tengah
tidak dapat diperoleh secara langsung. Terdapat penyempitan setinggi spina isciadika,
sehingga bermakna penting pada distosia setelah kepala engagement. Jarak antara kedua
spina ini yang biasa disebut distansia interspinarum merupakan jarak panggul terkecil
yaitu sebesar 10,5 cm. Diameter anteroposterior setinggi spina isciadica berukuran 11,5
cm. Diameter sagital posterior, jarak antara sacrum dengan garis diameter interspinarum
berukuran 4,5 cm.
3 Pintu Bawah Panggul
Pintu bawah panggul bukanlah suatu bidang datar namun terdiri dari dua segitiga dengan
dasar yang sama yaitu garis yang menghubungkan tuber isciadikum kiri dan kanan. Pintu
bawah panggul yang dapat diperoleh melalui pengukuran klinis adalah jarak antara kedua
tuberositas iscii atau distansia tuberum (10,5 cm), jarak dari ujung sacrum ke tengahtengah distensia tuberum atau diameter sagitalis posterior (7,5 cm), dan jarak antara
pinggir bawah simpisis ke ujung sacrum (11,5 cm).

Gambar
2
Pelvis
wanita
dewasa
menunjukkan
diameter
interspinosus
panggul tengah. Terdapat juga diameter
anteroposterior dan diameter transversalis.

Gambar 3 Pelvic outlet

4 Panggul Sempit
Distosia adalah persalinan yang sulit dan ditandai oleh terlalu lambatnya kemajuan
persalinan. Distosia dapat disebabkan oleh kelainan pada servik, uterus, janin, tulang
panggul ibu atau obstruksi lain di jalan lahir. Kelainan ini oleh ACOG dibagi menjadi tiga
yaitu
1

2
3

Kelainan kekuatan (power) yaitu kontraktilitas uterus dan upaya ekspulsif ibu.
a Kelainan his : inersia uteri / kelemahan his
b Kekuatan mengejan yang kurang misalnya pada hernia atau sesak nafas.
Kelainan yang melibatkan janin (passenger), misalnya letak lintang, letak dahi,
hidrosefalus.
Kelainan jalan lahir (passage), misalnya panggul sempit, tumor yang mempersempit
jalan lahir.

Pola Persalinan Kriteria Diagnostik Penanganan yang dianjurkan Penanganan


Khusus

Panggul dengan ukuran normal tidak akan mengalami kesukaran kelahiran pervaginam
pada janin dengan berat badan yang normal. Ukuran panggul dapat menjadi lebih kecil
karena pengaruh gizi, lingkungan atau hal lain sehingga menimbulkan kesulitan pada
persalinan pervaginam. Panggul sempit yang penting pada obstetric bukan sempit secara
anatomis namun panggul sempit secara fungsional artinya perbandingan antara kepala dan
panggul. Selain panggul sempit dengan ukuran yang kurang dari normal, juga terdapat
panggul sempit lainnya. Panggul ini digolongkan menjadi empat, yaitu:
1
2
3

Kelainan karena gangguan pertumbuhan intrauterine: panggul Naegele, panggul Robert,


split pelvis, panggul asimilasi.
Kelainan karena kelainan tulang dan/ sendi: rakitis, osteomalasia, neoplasma, fraktur,
atrofi, nekrosis, penyakit pada sendi sakroiliaka dan sendi sakrokoksigea.
Kelainan panggul karena kelainan tulang belakang: kifosis, skoliosis, spondilolistesis.
10

Kelainan panggul karena kelainan pada kaki: koksitis, luksasio koksa, atrofi atau
kelumpuhan satu kaki.

Klasifikasi panggul sempit :


a
b
c

Kesempitan pintu atas panggul


Kesempitan bidang tengah
Kesempitan pintu bawah panggul

Kriteria diagnosis :
a

Kesempitan pintu atas pangul


Panggul sempit relatif
: Jika konjugata vera > 8,5-10 cm
Panggul sempit absolut
: Jika konjugata vera < 8,5 cm
Kesempitan panggul tengah
Bidang tengah panggul terbentang antara pinggir bawah simfisis dan spina os ischii
dan memotong sacrum kira-kira pada pertemuan ruas sacral ke-4 dan ke-5.
Ukuran yang terpenting dari bidang ini ialah:
1 Diameter transversa (diameter antara kedua spina) 10,5 cm.
2 Diameter anteroposterior dari pinggir bawah simfisis ke pertemuan ruas sakral ke4 dan ke-5 11,5 cm.
3 Diameter sagitalis posterior dari pertengahan garis antara kedua spina ke
pertemuan sacral ke-4 dan ke-5 5 cm.
Ukuran-ukuran bidang tengah panggul tidak dapat diperoleh secara klinis harus
diukur secara rontgenologis. Dikatakan bahwa bidang tengah panggul itu sempit
jika :
1 Jumlah diameter transversa dan diameter sagitalis posterior 13,5 cm atau
kurang (10,5 cm + 5 cm = 15,5 cm).
2 Diameter antara spina kurang dari 9 cm .
o Spina ischiadica sangat menonjol.
o Dinding samping panggul konvergen.
o Sacrum lurus atau konveks.
o Diameter antara tuber ischii 8,5 cm atau kurang.
Kesempitan pintu bawah panggul
Bila arcus pubis <900 / sudut lancip. Bila jarak antara tuber os ischii 8 cm atau kurang.

Persangkaan panggul sempit Seseorang harus ingat akan kemungkinan panggul sempit jika:
a Pada primipara, kepala anak belum turun setelah minggu ke 36.
b Pada primipara ada perut menggantung.
c Pada multipara, persalinan yang dulu-dulu sulit.
d Ada kelainan letak pada hamil tua.
11

e
f

Terdapat kelainan bentuk badan ibu (cebol, skoliosis, pincang, dll.)


Tanda Osborn positif

Teknik perasat Osborn:


1 Pasien terlentang, tungkai sedikit fleksi.
2 Kepala janin dipegang oleh tangan kiri pemeriksa.
3 Dua jari lainnya di atas simfisus, permukaan jari berada pada permukaan anterior dari
simfisis.
4 Tentukan derajat tumpang tindih ketika kepala janin ditekan kebawah dan kebelakang.
Interpretasi perasat Osborn:
- Kepala dapat ditekan kedalam panggul, tidak terdapat tumpang tindih dari tulang
parietal, berarti CPD (-).
- Kepala dapat ditekan sedikit, terdapat sedikit tumpang tindih dari tulang parietal,
sekitar 0,5 cm, berarti CPD sedang. Pemeriksaan dilanjutkan dengan perasat Muller.
- Kepala tidak dapat dimasukkan kedalam tulang panggul, tulang parietal menggantung
di atas simfisis dengan dibatasi jari, berarti CPD positif.
Teknik perasat Muller:
1 Pasien terlentang, tungkai sedikit fleksi.
2 Satu tangan memegang kepala dari luar di atas simfisis.
3 Dua jari dari tangan yang lain masuk kedalam vagina, sampai pintu atas panggul.
4 Tangan luar mendorong kepala anak kearah simfisis.
Interpretasi perasat Muller:
- Kepala anak teraba oleh kedua jari, berarti CPD (-).
- Kepala anak tidak teraba oleh kedua jari, berarti CPD (+).
Pembahasan
Pada pasien ini, ditemukan persangkaan panggul sempit, berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik. diperoleh dari pemeriksaan vaginal toucher, yaitu panjang konjugata
diagonalis 7,8 cm, konjugata vera 7,8cm - 1,5 cm = 6,3 cm., tinggi ibu 138 cm. Pemeriksaan
panggul ibu, yaitu Promontorium teraba, Linea innomiata teraba seluruhnya, Sacrum konkaf
dan Spina Ischiadica menonjol, kepala anak belum turun. Pemeriksaan osborn (+),
pemeriksaan muller (+), Menunjukkan Kesan bahwa : panggul sempit absolut.
2 Pengelolaan kasus ini sudah tepat?
Sebenarnya panggul hanya merupakan salah satu faktor yang
menentukan apakah anak dapat lahir spontan atau tidak, disamping
banyak faktor lain yang memegang peranan dalam prognosa
persalinan. Bila konjugata vera 11 cm, dapat dipastikan partus
biasa, dan bila ada kesulitan persalinan, pasti tidak disebabkan oleh
12

faktor panggul. Untuk CV kurang dari 8,5 cm dan anak cukup bulan
tidak mungkin melewati panggul tersebut.
1 CV 8,5 10 cm dilakukan partus percobaan yang
kemungkinan berakhir dengan partus spontan atau dengan
ekstraksi vakum, atau ditolong dengan secio caesaria
sekunder atas indikasi obstetric lainnya
2 CV = 6 -8,5 cm dilakukan SC primer
3 CV = 6 cm dilakukan SC primer mutlak.
Disamping hal-hal tersebut diatas juga tergantung pada :
a
b
c
d
e

His atau tenaga yang mendorong anak.


Besarnya janin, presentasi dan posisi janin
Bentuk panggul
Umur ibu dan anak berharga
Penyakit ibu

1 Persalinan Percobaan
Setelah dilakukan penilaian ukuran panggul serta hubungan
antara kepala janin dan panggul dapat diperkirakan bahwa
persalinan dapat berlangsung per vaginan dengan selamat dapat
dilakukan persalinan percobaan. Cara ini merupakan tes terhadap
kekuatan his, daya akomodasi, termasuk moulage karena faktor
tersebut tidak dapar diketahui sebelum persalinan. Persalinan
percobaan hanya dilakukan pada letak belakang kepala, tidak bisa
pada letak sungsang, letak dahi, letak muka, atau kelainan letak
lainnya.
Ketentuan lainnya adalah umur keamilan tidak boleh lebih dari
42 mingu karena kepala janin bertambah besar sehingga sukar
terjadi moulage dan ada kemungkinan disfungsi plasenta janin yang
akan menjadi penyulit persalinan percobaan.
Pada janin yang besar kesulitan dalam melahirkan bahu tidak
akan selalu dapat diduga sebelumnya. Apabila dalam proses
kelahiran kepala bayi sudah keluar sedangkan dalam melahirkan
bahu sulit, sebaiknya dilakukan episiotomy medioateral yang cukup
luas, kemudian hidung dan mulut janin dibersihkan, kepala ditarik
curam kebawah dengan hati-hati dan tentunya dengan kekuatan
terukur. Bila hal tersebut tidak berhasil, dapat dilakukan pemutaran
badan bayi di dalam rongga panggul, sehingga menjadi bahu
depandimanasebelumnya merupakan bahu belakang dan lahir
dibawah simfisis.
Bila cara tersebut masih juga belum berhasil, penolong
memasukkan tangannya kedalam vagina, dan berusaha melahirkan
13

janin dengan menggerakkan dimuka dadanya. Untuk melahirkan


lengan kiri, penolong menggunakan tangan kanannya, dan
sebaliknya. Kemudian bahu depan diputar ke diameter miring dari
panggul untuk melahirkan bahu depan. Persalinan percobaan ada
dua macam yaitu trial of labour dan test of labour. Trial of labour
serupa dengan persalinan percobaan di atas, sedangkan test of
labour sebenarnya adalah fase akhir dari trial of labour karena baru
dimulai pada pembukaan lengkap dan berakhir 2 jam kemudian.
Saat ini test of labour jarang digunakan karena biasanya
pembukaan tidak lengkap pada persalinan dengan pangul sempit
dan terdapat kematian anak yang tinggi pada cara ini. Keberhasilan
persalinan percobaan adalah anak dapat lahir sontan per vaginam
atau dibantu ekstraksi dengan keadaan ibu dan anak baik.
Persalinan percobaan dihentikan apabila pembukaan tidak atau
kurang sekali kemajuannnya, keadaan ibu atau anak kurang baik,
ada lingkaran bandl, setelah pembukaan lengkap dan ketuban
pecah kepala tidak masuk PAP dalam 2 jam meskipun his baik, serta
pada forceps yang gagal. Pada keadaan ini dilakukan seksio sesarea.

2 Seksio Sesarea
Seksio sesarea elektif dilakukan pada kesempitan panggul
berat dengan kehamilan aterm, atau disproporsi sephalopelvik yang
nyata. Seksio juga dapat dilakukan pada kesempitan panggul ringan
apabila ada komplikasi seperti primigravida tua dan kelainan letak
janin yang tak dapat diperbaiki. Seksio sesarea sekunder (sesudah
persalinan selama beberapa waktu) dilakukan karena peralinan
perobaan dianggap gagal atau ada indikasi untuk menyelesaikan
persalinan selekas mungkin sedangkan syarat persalinan per
vaginam belum dipenuhi.
3 Simfisiotomi
Tindakan ini dilakukan dengan memisahkan panggul kiri dan
kanan pada simfisis. Tindakan ini sudah tidak dilakukan lagi.
4 Kraniotomi dan Kleidotomi
Kraniotomi adalah suatu tindakan yang memperkecil ukuran
kepala janin dengan cara melubangi tengkorak janin dan
mengeluarkan isi tengkorak, sehingga janin dapat dengan mudah
lahir pervaginam. Kraniotomi, terdiri atas perforasi kepala janin,
yang biasanya diikuti oleh kranioklasi.
5 Kleidotomi
14

Tindakan ini dilakukan setelah janin pada presentasi kepala


dilahirkan, akan tetapi dialami kesulitan untuk melahirkan bahu
karena terlalu lebar. Setelah janin meninggal, tidak ada keberatan
untuk melakukan kleidotomi (memotong klavikula) pada satu atau
kedua klavikula. Dibawah perlindungan spekulum dan tangan kiri
penolong dalam vagina, klavikula dan jika perlu klavikula belakang
digunting, dan selanjutnya kelahiran anak dengan berkurangnya
lebar bahu tidak mengalami kesulitan. Apabila tindakan dilakukan
dengan hati-hati, tidak akan timbul luka pada jalan lahir. Pada janin
yang telah mati dapat dilakukan kraniotomi atau kleidotomi. Apabila
panggul sangat sempit sehingga janin tetap tidak dapat dilahirkan,
maka dilakukan seksio sesarea.
Pembahasan :
Penggelolaaan pada pasien ini sudah tepat, pemeriksaan vaginal toucher, yaitu panjang
konjugata diagonalis 7,8 cm, konjugata vera 7,8cm - 1,5 cm = 6,3 cm, dilakukan sectio cesara
untuk persalinannya. Dan persiapan untuk dilakukan operasi sudah tepat sesuai dengan
diagnosis. Persiapan operasi seperti: pemeriksaan darah, konsultasi kebagian anestesi,
informed consent ke keluarga pasien, puasa dimulai sejak ibu datang dan observasi tanda
vital, his, serta djj. Infus dan kateterisasi dilakukan untuk persiapan opaerasi dan pemantauan
input serta output cairan.Pada pasien ini tidak dilakukan partus percobaan karena memiliki
taksiran berat badan bayi yang cukup besar, panggul yang sempit dan kepala janin belum
turun. Observasi dan pemberian terapi medikamentosa seperti antibiotik dan analgetik
diberikan dari setelah operasi sampai pasien dipulangkan, dengan pembekalan dan edukasi
terhadap kepatuhan pasien dan waktu kontrol bekas operasi.
3 Prognosis pada pasien ini?
Komplikasi pada kehamilan
Apabila persalinan dengan panggul sempit dibiarkan berlangsung sendiri tanpa
pengambilan tindakan yang tepat, timbul bahaya bagi ibu dan janin.
Bahaya pada ibu :
a

Partus lama yang sering kali disertai dengan pecahnya ketuban pada
pembukaan kecil, dapat menimbulkan dehidrasi serta asidosis, dan infeksi
intrapartum.
Dengan his yang kuat, sedang kemajuan janin dalam jalan lahir tertahan, dapat
timbul regangan segmen bawah rahim dan pembentukan lingkaran retraksi
patologik (Bandl). Keadaan ini terkenal dengan ruptur uteri mengancam;
apalagi tidak segera diambil tindakan untuk mengurangi regangan, akan
timbul ruptura uteri.
Dengan persalinan tidak maju karena panggul sempit, jalan lahir pada suatu
tempat mengalami tekanan yang lama antara kepala janin dengan tulang
15

panggul. Hal itu menimbulkan gangguan sirkulasi dengan akibat terjadinya


iskemia dan kemudian nekrosis pada tempat tersebut. Beberapa hari post
partum akan terjadi fistula vesiko servikalis, atau fistula vesiko vaginalis, atau
fistula rekto vaginalis.
Bahaya pada janin :
a
b
c

Partus lama dapat meningkatkan kematian perinatal, apalagi jika ditambah


dengan infeksi intrapartum.
Prolapsus funikuli, apabila terjadi, mengandung bahaya yang sangat besar bagi
janin dan memerlukan kelahirannya dengan segera apabila masih hidup.
Tekanan oleh promontorium atau kadang-kadang oleh simfisis pada panggul
picak menyebabkan perlukaan pada jaringan di atas tulang kepala janin,
malahan dapat pula menimbulkan fraktur pada os parietalis.

Pembahasan:
Pada kasus ini, prognosis terhadap ibu dan janin adalah baik. Prognosis fungsi
reproduksi pada kasus ini kurang baik (Dubia ad malam) karena untuk persalinan selanjutnya
pasien harus menjalankan operasi seksio sesaria kembali. Dibutuhkan edukasi tentang
kontrasepsi reversible untuk memberi jarak untuk kehamilan selanjutnya. Prognosis fungsi
seksual pada kasus ini baik (ad Bonam), dan prognosis fungsi menstruasi pada kasus ini juga
masih baik (Ad Bonam), karena belum memasuki tahapan menopause. Edukasi yang tepat
mengenai resiko yang mungkin terjadi apabila pasien hamil kembali harus disampaikan
dengan baik.

16

Daftar Pustaka
Bagian Obsetri dan Ginekologi FK UNPAD. Panggul sempit. Dalam: Pedoman Diagnosis
dan Terapi Obsetri dan GinekologiRS.Dr. Hasan Sadikin., Bandung: 2005: 102-3
Cuningham F G, Norman F, Kenneth J, Larry C, John C, Katharine D, et al. Anatomy of the
Reproductive Tract. In. Williams Obstetrics 21st Edition. Thw Mc Graw-Hill
Companies, New Cork. 2001: 28-40.
Muchtar R. Bentuk dan Kelainan Panggul. Dalam. Sinopsis obstetri. Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta: 2002: 315-30.
Rachimhadhi,

T.

Anatomi

jalan

lahir.

Dalam

Ilmu

kebidanan.

Yayasan

Bina

PustakaSarwonaPrawirohardjo, Jakarta 2010: 188-204


Winkjosastro H, Saifudin B A, Rachimhadhi T. Distosia karena KelainanPanggul. Dalam.
Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina PustakaSarwonaPrawirohardjo,Yakarta 2002: 637-47

17

18

Anda mungkin juga menyukai