Anda di halaman 1dari 12

PERCOBAAN I

Judul

: Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit

Tujuan

:
1. Menjelaskan gejala yang menyertai peristiwa hantaran listrik
dalam larutan.
2. Menggolongkan larutan ke dalam elektrolit kuat, lemah, dan
non-elektrolit.
3. Mengidentifikasi jenis senyawa elektrolit dan non elektrolit
berdasarkan hasil percobaan.
4. Menjelaskan bagaimana elektrolit dapat menghantarkan
listrik

Hari/ Tanggal : Senin / 8 Desember 2014


Tempat: Laboratorium Kimia FKIP UNLAM Banjarmasin

I. DASAR TEORI
A. Pengertian Elektrolit dan Nonelektrolit
Larutan didefinisikan sebagai suatu campuran homogen dua macam zat
tunggal atau lebih dengan bermacam-macam perbandingan komposisi, tidak
memiliki bidang batas antara komponen-komponennya, dan mempunyai sifatsifat yang sama diseluruh bagiannya (serba sama). Larutan sangat dibutuhkan
dalam kehidupan sehari-hari. Larutan (solution) terdiri atas zat terlarut (solute)
dan zat pelarut (solvent). Pada umumnya zat pelarut dalam larutan jumlahnya
lebih banyak dari zat terlarut.
Larutan ada yang dapat menghantarkan arus listrik dengan baik, kurang
baik, dan ada larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik. Larutan yang
dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan elektrolit, sedangkan larutan yang
tidak dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan nonelektrolit.

Zat-zat terlarut dalam air yang membentuk larutan elektrolit dinamakan zatzat elektrolit. Zat-zat elektrolit dapat berupa seyawa ion atau senyawa kovalen
(polar). Menurut Svante Arrhenius (1884), zat-zat elektrolit dalam air akan
terionisasi (teruarai) menjadi ion positif dan ion negatif. Ion-ion bermuatan listrik
mepunyai kemampuan untuk menghantrakan arus listrik yang menyebabkan
lampu alat uji elektrolit dapat menyala. Semakin banyak jumlah ion maka
semakin kuat daya hantarnya.
Berdasarkan data pengamatan tersebut zat-zat elektrolit dapat digolongkan
menjadi asam, basa, dan garam sehingga larutan elektrolitnya berupa larutan
asam, larutan basa, dan larutan garam. Contoh: Tanah berkapur akan
menimbulkan gelembung udara jika dimasukkan cuka pelarut (asam cuka).
Arus listrik timbul karena adanya aliran elektron, yaitu suatu partikel
bermuatan negatif. Elektron-elektron ini mengalir melalui suatu bahan disebut
konduktor seperti besi dan kawat tembaga. Bahan konduktor seperti logam,
bersifat menghantarkan arus listrik. Sedangkan pada larutan arus listrik dapat
mengalir melalui ion-ion yang terurai membentuk ion positif (kation) dan ion
negatif (anion). Berdasarkan percobaan yang dilakukan kimiawan dan fisikawan
inggris, Michael Faraday (1791-1876), di ketahui bahwa jika arus listrik dialirkan
ke dalam larutan elektrolit akan terjadi proses elektrolisis yang menghasilkan
gelembung gas, gelembung gas ini terbentuk karna ion positif mengalami reduksi
dan ion negatif mengalami oksidasi.
B. Teori Ion Svante August Arrhenius
Mengapa larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik, sedangkan
larutan nonelektrolit tidak dapat menghantarkan arus listrik? Penjelasan tentang
permasalahan di atas pertama kali dikemukakan oleh Svante August Arrhenius
(1859 1927) dari Swedia saat presentasi disertasi PhD-nya di Universitas
Uppsala tahun 1884. Menurut Arrhenius, zat elektrolit dalam larutannya akan
terurai menjadi partikel-partikel yang berupa atom atau gugus atom yang
bermuatan listrik yang dinamakan ion. Ion yang bermuatan positif disebut kation,
dan ion yang bermuatan negatif dinamakan anion. Peristiwa terurainya suatu
elektrolit menjadi ion-ionnya disebut proses ionisasi.

Ion-ion zat elektrolit


2

tersebut selalu bergerak bebas dan ion-ion inilah yang sebenarnya menghantarkan
arus listrik melalui larutannya. Sedangkan zat nonelektrolit ketika dilarutkan
dalam air tidak terurai menjadi ion-ion, tetapi tetap dalam bentuk molekul yang
tidak bermuatan listrik. Hal inilah yang menyebabkan larutan nonelektrolit tidak
dapat menghantarkan listrik. Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan:
1. Larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik karena zat elektrolit
dalam larutannya terurai menjadi ion-ion bermuatan listrik dan ion-ion
tersebut selalu bergerak bebas.
2. Larutan nonelektrolit tidak dapat menghantarkan arus listrik karena zat
nonelektrolit dalam larutannya tidak terurai menjadi ion-ion, tetapi tetap
dalam bentuk molekul yang tidak bermuatan listrik.
Zat elektrolit adalah zat yang dalam bentuk larutannya dapat
menghantarkan arus listrik karena telah terionisasi menjadi ion-ion bermuatan
listrik. Zat nonelektrolit adalah zat yang dalam bentuk larutannya tidak dapat
menghantarkan arus listrik karena tidak terionisasi menjadi ion-ion, tetapi tetap
dalam bentuk molekul.
Tabel 1.1 Perbedaan larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan nonelektrolit

C. Daya hantar listrik senyawa ion dan senyawa kovalen polar


Daya hantar listrik senyawa ion dan senyawa kovalen polar bergantung pada
wujudnya.
1.

Senyawa ion
3

a. Padatan: Tidak dapat menghantarkan arus listrik. Sebab, dalam padatan, ionionnya tidak bergerak bebas.
b. Lelehan: Dapat menghantarkan listrik. Sebab, dalam lelehan, ion-ionnya
dapat bergerak relatif lebih bebas dibandingkan ion-ion dalam zat padat.
c. Larutan (dalam pelarut air): Dapat menghantarkan listrik. Sebab, dalam
larutan ion-ionnya dapat bergerak bebas.
2. Senyawa Kovalen Polar:
a. Padatan: Tidak dapat menghantarkan listrik, karena padatannya terdiri atas
molekul-molekul netral meski bersifat polar.
b. Lelehan: Tidak dapat menghantarkan listrik, karena lelehannya terdiri atas
molekul-molekul netral meski dapat bergerak bebas.
c. Larutan (dalam air) : Dapat menghantarkan listrik, karena dalam larutan
molekul-molekulnya dapat terhidrolisis menjadi ion-ion yang dapat bergerak
bebas.
d. Daya hantar

listrik

larutan

elektrolit

bergantung

pada

jenis

dan

konsentrasinya.
II. Alat dan Bahan
Alat:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Alat uji elektrolit


Gelas kimia 100 mL
Amplas halus
Batang pengaduk
Pipet tetes
Spatula
Kaca arloji
Gelas ukur

1 set
9 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah

Bahan:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Air suling
Air sumur
Larutan asam cuka
Larutan alkohol atau Metanol
Larutan garam dapur
Larutan gula
Ekstrak air jeruk
Santan
Larutan kunyit

III. Prosedur Kerja


4

1.
2.
3.
4.
5.

Menyiapkan alat uji elektrolit dan seluruh larutan yang akan diuji.
Mencelupkan kedua elektroda pada larutan yang diuji.
Mengamati lampu pada alat (menyala terang, redup, atau tidak menyala).
Membersihkan kedua elektroda tersebut setelah percobaan.
Mengamplas kedua elektroda tersebut untuk setiap pengulangan pada

6.

setiap larutan.
Mengulangi petunjuk nomor dua sampai lima untuk seluruh larutan.

IV. Hasil Pengamatan


NO
.
1.

Perlakuan
Menyiapkan alat uji elektrolit dan

Hasil Pengamatan
semua Alat uji terangkai dengan

bahan serta mengamplas kedua elektroda.


2.

3.

4.

baik dan lampu menyala

terang.
Menguji
semua
bahan
dengan
cara a. Lampu tidak menyala
b. Tidak ada gelembung
mencelupkan elektroda ke dalam larutan
c. Non elektrolit
tersebut. Yang pertama menguji air suling 25
mL.
Menguji air sumur 25 mL

Menguji larutan asam cuka

5.

Menguji larutan alkohol atau metanol 25 mL

6.

Menguji larutan garam 25 mL

a. Lampu tidak menyala


b. Ada sedikit
gelembung
c. Elektrolit lemah
a. Lampu tidak menyala
b. Ada banyak
c.
a.
b.
c.
a.

gelembung
Elektrolit lemah
Lampu tidak menyala
Tidak ada gelembung
Non elektrolit
Lampu menyala

terang
b. Ada banyak

7.

Menguji larutan gula 25 mL

8.

Menguji ekstrak air jeruk 25 mL

c.
a.
b.
c.
a.
b.

gelembung
Elektrolit kuat
Lampu tidak menyala
Tidak ada gelembung
Non elektrolit
Lampu tidak menyala
Ada banyak

9.

Menguji santan 25 mL

10.

Menguji larutan kunyit 25 mL

c.
a.
b.
c.
a.
b.
c.

gelembung
Elektrolit lemah
Lampu tidak menyala
Tidak ada gelembung
Non elektrolit
Lampu tidak menyala
Tidak ada gelembung
Non elektrolit

V. Analisis Data
Di awali dengan menggabungkan baterai yang positif ke negatif begitu
seterusnya lalu mengisolasi setiap sambungan dua baterai, di bungkus dengan
kertas, baterai yang sudah diisolasi tadi lalu di lakban diluarnya agar
penggabungan baterai tidak mudah lepas. Kemudian menyiapkan kabel lalu
mengupas sedikit bagian ujung kabel dengan gunting. Lalu kedua ujung kabel
yang telah dikupas ditempelkan bola lampu senter dengan menggunakan timah
yang disolder. Di ujung kutub baterai ditempelkan sisa kabel sehingga bola lampu
menyala.
Dibersihkan terlebih dahulu semua peralatan yang akan digunakan dan
dikeringkan juga mengamplas kedua elektroda untuk setiap pengulangan pada
setiap larutan agar peralatan tidak terkontaminasi dengan zat lain yang tidak
diinginkan.
Berdasarkan data percobaan diatas ternyata setelah larutan diuji dengan
alat uji elektrolit lampu ada yang tidak menyala dan menyala terang, ada
gelembung dan juga tidak ada gelembung. Jadi ada larutan yang bersifat elektrolit
kuat, elektrolit lemah, dan non-elektrolit. Menyala atau tidaknya lampu memberi
gambaran kepada kita ada tidaknya senyawa yang mengion dalam larutan.
Pada percobaan menggunakan air suling, larutan metanol, larutan gula,
santan dan larutan kunyit tidak terdapat gelembung dan juga lampu tidak menyala.
Ini membuktikan bahwa keempat larutan tersebut bukan termasuk larutan
elektrolit (non elektrolit). Hal ini karena larutan-larutan tersebut tidak dapat

menghantarkan listrik sama sekali (ditunjukkan dengan lampu yang sama sekali
tidak menyala) dan larutan ini juga tidak mengalami ionisasi (ditunjukkan dengan
tidak adanya gelembung-gelembung pada elektroda).
Senyawa yang merupakan elektrolit di antaranya adalah asam, basa dan
garam. Pada saat percobaan menggunakan larutan cuka (CH3COOH), air sumur
dan ekstrak air jeruk, terdapat gelembung pada elektroda namun lampu tidak
menyala. Hal ini membuktikan bahwa larutan cuka, air sumur dan ekstrak air
jeruk merupakan elektrolit lemah. Larutan cuka dan ekstrak air jeruk merupakan
asam lemah sehingga termasuk elektrolit. Namun derajat ionisasi larutan cuka, air
sumur dan ekstak air jeruk yang rendah, yaitu di antara 1 dan 0, sehingga ionisasi
yang terjadi tidak secara keseluruhan. Hal inilah yang menyebabkan pada uji
elektrolit yang terlihat hanyalah gelembung-gelembung namun lampu tidak
menyala. Dari semua hal tersebut itulah sehingga larutan cuka, air sumur dan
ekstrak air jeruk termasuk elektrolit lemah.
Persamaan reaksi dari larutan cuka adalah sebagai berikut :

Berdasarkan data hasil percobaan menggunakan larutan garam (NaCl),


terdapat gelembung yang banyak dan lampu menyala terang. NaCl merupakan
garam, sehingga termasuk larutan elektrolit. Sedangkan derajat ionisasi NaCl
adalah 1, berdasarkan hal ini maka dapat diketahui bahwa larutan garam
terionisasi sempurna. Dari semua hal tersebut maka dapat diketahui bahwa larutan
NaCl termasuk elektrolit kuat, hal inilah yang membuat larutan NaCl dapat
menyalakan lampu dan menyebabkan timbulnya gelembung pada elektroda.
Persamaan reaksinya adalah :

Ion Na+akan tertarik ke elektrode negatif dan ion Cl tertarik ke elektrode


positif sehingga menghasilkan arus listrik yang setara dengan aliran elektron
sepanjang kawat penghantar (kabel) dan lampu menjadi menyala.

Dalam larutan non elektrolit zat terlarut tidak mengalami ionisasi sehingga
di dalam larutan tidak terdapat ion-ion yang dapat menghantarkan listrik.
Sedangkan dalam larutan elektrolit zat terlarut mengalami ionisasi sehingga di
dalam larutan terdapat ion-ion yang dapat menghantarkan listrik. Tentu saja
kekuatan daya hantar listrik larutan berbanding lurus dengan jumlah ion-ion yang
terdapat di dalamnya.
Larutan yang daya hantar listriknya lemah (elektrolit lemah) menunjukkan
bahwa jumlah ion-ion di dalam larutan sedikit, sedangkan larutan yang daya
hantar listriknya kuat (elektrolit kuat) menunjukkan bahwa di dalam larutan
terdapat banyak ion-ionnya.
Bila larutan elektrolit dialiri arus listrik, ion-ion dalam larutan akan
bergerak menuju elektrode dengan muatan yang berlawanan. Melalui cara ini arus
listrik akan mengalir dan ion bertindak sebagai penghantar, sehingga dapat
menghantarkan arus listrik.
Larutan gula, larutan kunyit, santan, larutan metanol dan air suling tidak
termasuk dalam klasifikasi asam, basa maupun garam, sehingga tidak termasuk
larutan elektrolit. selain itu jika gula dilarutkan dalam air maka larutan gula tidak
terurai menjadi ion-ion begitu juga dengan larutan kunyit, santan, larutan metanol
dan air suling. Dalam larutan itu, zat-zat tersebut tetap berwujud molekul-molekul
netral yang tidak bermuatan listrik, maka larutan-larutan tersebut tidak
menghantarkan arus listrik . Berdasarkan data yang ada maka dapat kita ketahui
bahwa larutan gula, larutan kunyit, santan, larutan

metanol dan air suling

merupakan larutan non elektrolit.


Berdasarkan penjelasan ini, maka penyebab larutan dapat menghantarkan
listrik adalah karena senyawa pada larutan itu dapat mengalami ionisasi sehingga
terbentuk ion positif dan ion negatif.
VI. Kesimpulan
1. Larutan berdasarkan daya hantar listrik terbagi atas, larutan elektroolit
dan non elektrolit. Ciri-ciri larutan elektrolit adalah adanya gelembung
gas dan lampu menyala. Ciri-ciri larutan non elektrolit lampu tidak

menyala dan tidak ada gelembung gas. Berdasarkan kekuatan daya hantar
listrik, larutan dapat dibagi atas, elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan non
elektrolit.
2. Dalam larutan non elektrolit zat terlarut tidak mengalami ionisasi
sehingga di dalam larutan tidak terdapat ion dan larutan tidak
menghantarkan listrik. Sedangkan dalam larutan elektrolit zat terlarut
mengalami ionisasi sehingga di dalam larutan terdapat ion-ion yang dapat
menghantarkan listrik. Tentu saja kekuatan daya hantar listrik larutan
berbanding lurus dengan jumlah ion-ion yang terdapat di dalamnya.
3. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, larutan yang termasuk
elektrolit kuat adalah larutan garam. Larutan yang termasuk elektrolit
lemah adalah larutan cuka, air sumur dan ekstrak air jeruk. Sedangkan
larutan yang termasuk non elektrolit adalah larutan gula, larutan kunyit,
santan, larutan metanol dan air suling.

DAFTAR PUSTAKA
Hernanto, Ari dan Ruminten. 2009. Kimia untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta:
Depertemen Pendidikan Nasional.
Permana, Irvan. 2009. Kimia untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Depertemen
Pendidikan Nasional.
Purba, Michael. 2006. Kimia Untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
Utami, Budi dkk. 2009. Kimia untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Depertemen
Pendidikan Nasional.

10

LAMPIRAN
Pertanyaan:
1. Bagaimana gejala larutan yang dapat menghantarkan arus listrik?
2. Kelompokkan seluruh larutan yang diuji pada kelompok larutan yang
termasuk elektrolit kuat, lemah dan nonelektrolit !
3. Mengapa elektroda harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum
dicelupkan?
4. Mengapa larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik, sedangkan
nonelektrolit tidak?
5. Tarik kesimpulan dari percobaan ini !
Jawaban :
1. Gejala larutan yang dapat menghantarkan arus listrik adalah adanya
gelembung gas dan lampu menyala.
2. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, larutan yang termasuk
elektrolit kuat adalah larutan garam. Larutan yang termasuk elektrolit
lemah adalah larutan cuka, air sumur dan ekstrak air jeruk . Dan larutan
yang termasuk non elektrolit adalah larutan gula, larutan kunyit, santan,
larutan metanol dan air suling.
3. Elektroda harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum dicelupkan agar
peralatan tidak terkontaminasi dengan zat lain yang tidak diinginkan.
4. Larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik, sedangkan
nonelektrolit tidak karena dalam larutan non elektrolit zat terlarut tidak
mengalami ionisasi sehingga di dalam larutan tidak terdapat ion dan
larutan tidak menghantarkan listrik. Sedangkan dalam larutan elektrolit

11

zat terlarut mengalami ionisasi sehingga di dalam larutan terdapat ion-ion


yang dapat menghantarkan listrik. Tentu saja kekuatan daya hantar listrik
larutan berbanding lurus dengan jumlah ion-ion yang terdapat di
dalamnya.
5. Kesimpulan dari percobaan ini adalah sebagai berikut
a. Berdasarkan kekuatan daya hantar listrik, larutan dapat dibagi atas,
elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan non elektrolit.
b. Dalam larutan non elektrolit zat terlarut tidak mengalami ionisasi sehingga
di dalam larutan tidak terdapat ion dan larutan tidak menghantarkan listrik.
Sedangkan dalam larutan elektrolit zat terlarut mengalami ionisasi
sehingga di dalam larutan terdapat ion-ion yang dapat menghantarkan
listrik.
c. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, larutan yang termasuk
elektrolit kuat adalah larutan garam. Larutan yang termasuk elektrolit
lemah adalah larutan cuka, air sumur dan ekstrak air jeruk . Dan larutan
yang termasuk non elektrolit adalah larutan gula, larutan kunyit, santan,
larutan metanol dan air suling.

12

Anda mungkin juga menyukai