Anda di halaman 1dari 3

Viskositas merupakan pernyataan tahanan untuk mengalir dari suatu sistem dibawah stress yang

digunakan. Makin kental suatu cairan, makin besar kekuatan yang diperlukan untuk digunakan
supaya cairan tersebut dapat mengalir dengan laju tertentu (Martin, 1993).
Viskositas suatu fluida merupakan daya hambat yang disebabkan oleh gesekan antara molekulmolekul cairan, yang mampu menahan aliran fluida sehingga dapat dinyatakan sebagai indikator
tingkat kekentalannya. Nilaikuantitatif dari viskositas dapat dihitung dengan membandingkan
gaya tekan per satuan luas terhadap gradient kecepatan aliran dari fluida. Metode yang tidak
merusak untuk mengukur nilai viskositas cairan juga dikembangkan dengan metode gelombang
ultrasonik, yaitu mengukur cepat rambat gelombang ultrasonik pada cairan. Semakin cepat
rambat gelombang semakin tinggi viskositas cairannya (Warsito, 2012).
Viskositas kitosan diukur menggunakan Ubbelohde dilution viscometer.Viskositas terbagi tiga
jenis yaitu viskositas spesifik (sp ), kinematik, danintrinsik (). Viskositas spesifik dihitung
berdasarkan perbandingan antarakecepatan aliran suatu larutan dengan pelarutnya. Viskositas
kinematik diperoleh dengan mempertimbangkan densitas larutan. Viskositas spesifik dan
kinematik dipengaruhi oleh konsentrasi larutan. Viskositas intrinsik dihitung dari perbandingan
antara viskositas spesifik dengan konsentrasi larutan (sp/C) yang diekstrapolasi sehingga nilai
konsentrasi larutan mendekati nol. Dengan demikian nilai kelarutan tidak berpengaruh
terhadap viskositas intrinsic (Emma, 2012).
Kitosan adalah hasil proses deasetilasi dari senyawa kitin yang banyak terdapat dalam kulit luar
hewan golongan Crustaceae seperti udang dan kepiting. Bila dikonsumsi di dalam tubuh manusia
Kitosan bisa berfungsi menyerap lemak. Kemampuan Kitosan untuk menyerap lemak tergantung
pada derajat deasetilasinya. Kitosan merupakan senyawa dengan rumus kimia poli (2-amino-2dioksi--D-Glukosa) yang dapat dihasilkan dengan proses hidrolisis kitin menggunakan basa
kuat. Saat ini terdapat lebih dari 200 aplikasi dari kitin dan kitosan serta turunannya di industri
makanan, pemrosesan makanan, bioteknologi, pertanian, farmasi, kesehatan, dan lingkungan
(Hargono, 2008).
Penggunaan suhu yang terlalu tinggi diatas 150C menyebabkan pemecahan ikatan polimer
(depolimerisasi) rantai molekul kitosan sehingga menurunkan berat molekul kitosan. Sedangkan
pada suhu di bawah 100C, pemutusan gugus asetil tidak berlangsung sempurna dan

membutuhkan waktu lebih lama. Deasetilasi akan berlangsung mulai dari permukaan kitin, lalu
memasuki struktur amorf, dan secara bertahap deasetilasi terjadi sampai ke struktur kristalin
kitin. Pada proses deasetilasi ini terjadi reaksi hidrolisis dengan larutan basa melalui reaksi adisi
oleh ion OH, reaksi eliminasi dan serah terima proton. Pelepasan gugus asetil dari kitosan
menyebabkan kitosan bermuatan positif dalam larutannya, yang mampu mengikat senyawa
bermuatan negatif seperti protein, anion polisakarida membentuk ion netral (Siti, 2010).

Viskositas (kekentalan) berasal dari perkataan Viscous. Suatu bahan apabila dipanaskan sebelum
menjadi cair terlebih dulu menjadi viscous yaitu menjadi lunak dan dapat mengalir pelan-pelan.
Viskositas dapat dianggap sebagai gerakan di bagian dalam (internal) suatu fluida. Satuan
viskositas fluida dalam sistem cgs adalah dyne det cm-2, yang biasa disebut dengan
istilah poisedi mana 1 poise sama dengan 1 dyne det cm-2. Viskositas dipengaruhi oleh
perubahan suhu. Apabila suhu naik maka viskositas menjadi turun atau sebaliknya (Budianto,
2008).
Pengaruh viskositas dari dua fluida cair yang berbeda viskositasnya dalam aliran fluida gas-cair
searah ke atas di dalam sistem perpipaan. Permasalahan timbul dalam kaitannya dengan
karakteristik pengaruh viskositas dari dua fluida cair dalam aliran gas-cair searah ke atas pada
pipa vertical. Beda tekanan (AP) aliran dua fase yang dihitung dengan menggunakan model
aliran homogen, nilai beda tekanan dari air + CMC 0,25% - udara cenderung lebih besar dari
pada nilai beda tekanan air - udara hal ini karena nilai Viskositas aliran homogen (v) air + CMC
0,25% - udara lebih besar dari nilai Viskositas aliran homogen (p,,) air - udara, karena nilai
Viskositas aliran homogen (Vh) mempengaruhi dari faktor gesekan antara fluida dengan dinding
pipa yang berakibat mempengaruhi nilai beda tekanan (Muhajir, 2011).
Parameter yang dilihat dalam aliran viskositas, menyatakan bahwa hubungan antara gaya gaya
mekanika dari suatu aliran viskos sebagai :Geseran dalam ( viskositas ) fluida adalah konstan
sehubungan dengan gesekannya. Hubungan tersebut berlaku untuk fluida Newtonian, dimana
perbandingan antara tegangan geser (s) dengan kecepatan geser (g) nya konstan. Oleh karena itu,
Parameter inilah yang disebut dengan viskositas. Aliran viskositas dapat digambarkan dengan
dua buah bidang sejajar yang dilapisi fluida tipis diantara kedua bidang tersebut. Suatu bidang

permukaan bawah yang tetap dibatasi oleh lapisan fluida setebal h, sejajar dengan suatu bidang
permukaan atas yang bergerak seluas A. Jika bidang bagian atas itu ringan, yang berarti tidak
memberikan beban pada lapisan fluida dibawahnya, maka tidah ada gaya tekan yang bekerja
pada lapisan fluida. Sehingga viskositas berhubungan erat dengan hambatan untuk mengalir yang
dilihat dari kekentalan suatu cairan atau fluida(Dugdale, 1986 Hal. 27-35).
Gliserin mempunyai sifat higroskopis dan digunakan dalam penyiapan tembakau sebelum
proses, juga ditambahkan pada lem untuk mencegah lem tersebut terlalu cepat kering. Gliserin
sintetis mulai diproduksi dalam skala besar sejak pertengahan 1948 yaitu dengan
dipertemukannya metode Klorinasi Propylene yang menghasilkan Allyl Cloride dalam jumlah
besar sehingga diperoleh gliserin yang cukup banyak dan masih banyak digunakan bermacammacam produk (Retno, 2012).
Prinsip dasar rheologi telah digunakan dalam penyelidikan cat, tinta, berbgai adonan, bahanbahan untuk pembuat jalan, kosmetik, produk hasil peternakan, serta bahan-bahan lain.
Penyelidikan viskositas dari cairan sejati, larutan, dan sistem koloid baik yang encer maupun
yang kental jauh lebih praktis dari pada bernilai teoritis (Martin et al, 1963 Hal. 1076-1077).

Anda mungkin juga menyukai